Yay, aku kembali dengan ceritaa yang (lagi-lagi) diedit. -_-I (sweatdrop).
Aku tahu, seharusnya sebelum publish pertama kali, lebih edit dulu. HIks… hiks… TnT
Maaf, telah membuat readers kecewa….
Aku hanya memperbaiki plot yang tidak nyambung dan typhos yang terlampau banyak dan menyebar di seluruh penjuru kata. Tetapi, walaupun begitu, aku harap readers tetap suka.
Mohon Reviewnya, minna. Arigatou gozaimasu (bungkuk member hormat).
Happy Reading, minna… ^_^
Sudah 3 bulan Ichigo dan kawan-kawan pergi meninggalkan dunia manusia untuk menolong Inoue yang berada di Hueco Mundo. Sampai saat ini, Ichigo belum pulang. Keluarga Kurosaki sangat sedih. Malam semakin larut namun lampu di rumah keluarga Kurosaki masih menyala, pertanda mereka belum tidur.
"Ayah, kenapa kakak belum pulang?" Tanya Yuzu menangis.
"Kakak sedang mengerjakan tugas di rumah temannya. Nanti juga pulang." jawab Isshin menghibur Yuzu.
"Tetapi kenapa lama sekali?" tanyanya lagi.
"Itu karena tugasnya banyak. Sudahlah, sekarang kau tidur. Dari tadi kau tidak tidur!" kata Isshin. Yuzu mengangguk lemah dengan masih sesenggukan.
Isshin mengantar Yuzu ke kamarnya. Karin hanya diam lalu menghela nafas panjang. Ia berdiri bersandar tembok kamar utama yang dekat dengan ruang tamu.
'Kakak, kau ada dimana? Bagaimana keadaanmu sekarang? Pulanglah, kami sangat mencemaskan dan merindukanmu…' gumam Karin sedih. Dia berjalan keluar. Pintu terbuka dan tertutup lagi.
The Truth of Story
Disclaimer : This is Tite Kubo mind. I only lend his Character Story, ok ?
Warning : Gaje, AU, Typho(s),dll.
Karin berjalan menuju rumah Urahara. Di dekat taman, ia bertemu dengan Tatsuki. Terlihat Tatsuki yang duduk di ayunan menatap daun yang berguguran, melamun.
"Kakak?" Tatsuki terkejut mendengar suara Karin. Diapun menoleh dan mendapati Karin tersenyum ke arahnya.
"Kau….?" Tatsuki terkejut melihat Karin yang tersenyum tipis.
"Sedang apa kakak disini?" Tanya Karin duduk di ayunan di sebelah Tatsuki.
"Aku hanya sedang menatap kesunyian." jawab Tatsuki mengalihkan pandangannya ke depan, menatap kosong. Karin yang mendengarnya bingung.
"Kesunyian?"
"Orang yang sangat kita sayangi pergi entah kemana…." jawabnya lagi. Angin malam berhembus bertiup di sekitarnya, menambah dingin yang menyelimutinya sedari tadi.
"Maksud kakak, Kak Ichigo?"
"Ya. Sado, Ishida, dan… Inoue…" katanya lagi. Karin diam agak menunduk. Ia kembali menengadah menatap bulan yang bersinar terang di langit.
"Ya, kakak menghilang entah kemana. Sudah 3 bulan kakak tidak kunjung pulang. Yuzu menangis terus. Sakit hatiku melihatnya. Sebenarnya apa yang terjadi?" tanyanya-lebih tepatnya pada diri sendiri.
"Aku juga tidak tahu. Aku pernah menanyakan keberadaan Inoue pada kakakmu tetapi kakakmu hanya diam. Dia bilang kalau aku tidak perlu ikut campur dalam masalah yang terjadi sekarang. Saat itu reaksiku langsung memukul kakakmu. Maaf ya?" Sesal Tatsuki. Ia menundukkan kepalanya, terlihat bayangan dirinya yang gelap memantul di tanah.
"Tidak apa-apa. Aku juga pernah menanyakan apakah kakakku benar Dewa Kematian atau bukan. Tetapi dia tidak menjawab." kata Karin tersenyum. Sejenak ia menatap Tatsuki dan ia kembali menatap bulan. Ia gerakkan ayunannya pelan dengan mendorong kakinya.
"Dewa Kematian?" Tatsuki yang mendengarnya terkejut. Teringat saat dia melihat Ichigo di luar berlari mengejar hollow lewat kaca. Teringat saat dia melihat Ichigo bertengkar dengan Hirako, dan teringat pula saat Ichigo datang menolongnya, Inoue, dan Sado dari serangan Espada ketika di taman saat sedang jogging.
"Kenapa? Apa kakak tidak tahu? Aku juga baru tahu. Aku dijelaskan oleh Toshiro saat aku bertanding sepak bola melawan kakak-kakak SMP dulu." Jelas Karin. Tatsuki hanya diam.
"Aku pernah melihat kakakmu berpakaian kimono hitam dengan membawa pedang berlari di luar sekitar lapangan sekolah. Aku juga melihat kakakmu yang menolongku, Inoue, dan Sado dari orang – orang itu." kata Tatsuki. Ia juga melakukan hal yang sama dengan Karin. Menggerakkan ayunannya pelan dengan mendorong kakinya pelan.
"Pakaian kimono hitam dan membawa pedang, itulah Dewa Kematian. Orang-orang itu? siapa?"
"Aku juga tidak tahu, itu terjadi saat aku sedang jogging. Tiba-tiba ada getaran dahsyat. Tanah di taman berlubang tetapi orang – orang tidak melihat apapun . Tetapi aku melihat ada 2 pria berpakaian aneh. Yang satu tinggi, ramping, dan wajahnya menyeramkan sementra yang satunya besar dan gemuk. Dia menghisap semua roh manusia yang ada disitu, begitupula aku tetapi beruntung aku ditolong oleh Sado dan Inoue, walaupun mereka terluka." Jelas Tatsuki.
"Bererti getaran itu….." kata Karin terkejut. Tatsuki mengangguk membenarkan.
"Lebih baik kita tanyakan ini pada paman Urahara. Aku rasa dia sepertinya tahu semua ini!" Usul Karin. Tatsuki setuju dan mereka pergi ke rumah Urahara. Di jalan, mereka bertemu dengan Asano dan Kojima.
"Tatsuki, adiknya Ichigo?" sapa Keigo terkejut, begitupula Kojima.
"Asano, Kojima?" Tatsuki dan Karin juga terkejut.
"Kenapa kalian lari-lari seperti itu?" tanya Keigo.
"Kami mau ke tempat paman Urahara. Ada yang ingin kami tanyakan. Kami pergi dulu!" Karin dan Tatsuki bergegas pergi meninggalkan Keigo dan Kojima yang terkejut.
"Aneh sekali, ada apa ya?" tanay Keigo bingung.
"Kita ikut saja, Asano!" usul Kojima.
"Baiklah. Hey, kalian, tunggu!" teriak Keigo. Ia dan Kojima berlari menyusul Tatsuki dan Karin.
Mereka berempat sampai di tempat Urahara. Terlihat Urahara berdiri di depan pintu sambil mengipas – ngipas tubuhnya yang berkeringat.
"Ah, cuacanya panas sekali." dia tersenyum senang. Terdengar langkah kaki yang semakin mendekat dengan suara yang berdebum. Ia terkejut melihat siapa yang datang. Diapun kembali tersenyum.
" Paman ! "
"Oh, rupanya kalian ? tumben malam-malam datang kemari, ada apa?" sapanya ceria.
"Kami….." Tatsuki menunduk. Dia tidak berani memandang Urahara. Tangannya mengepal dan giginya menggertak, tubuhnya juga gemetar. Asano dan Kojima yang melihatnya diam saja. Urahara kembali tersenyum.
"Masuklah! aku tahu apa tujuan kalian datang kemari, kita bicarakan di dalam!" kata Urahara masih menyunggingkan senyumnya. Merekapun melangkah masuk.
"Jadi begitu? Kau ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi selama ini?" Urahara menyeruput teh yang dibuat oleh Ururu.
"Benar, apa paman bersedia menceritakannya pada kami?" tanya Karin serius. Urahara terdiam agak lama.
"Hmmm, aku rasa sudah waktunya kalian tahu apa yang sebenarnya yang terjadi selama ini. Lagipula, kalian tahu ataupun tidak tahu, nyawa kalian tetap saja terancam." Urahara kembali menyeruput tehnya dan mulai bercerita. Ururu duduk di belakang Urahara bersama Tessai, Jinta, Yoruichi, Kurodo, Noba, dan Ririn. Karin, Tatsuki, Asano, dan Kojima menyimak cerita Urahara dengan seksama. Kadangkala mereka terkejut mengetahui apa yang terjadi. Awal mula Ichigo menjadi Dewa Kematian, eksekusi Rukia, pengkhianatan Aizen, Tosen, dan Ichimaru, serangan espada dan Arrancar, serta serangan espada yang kedua dan Inoue yang dibawa ke Hueco Mundo oleh Ulquiorra. Urahara juga menjelaskan tentang siapa Shinigami, Soul Society, Hueco Mundo, hollow, Arrancar, espada, menos dll. Karin dan Tatsuki terkejut mendengar semua penjelasan urahara.
"Jadi dua orang itu, Espada?" Tatsuki dan Karin terkejut menndengarnya. Asano dan Kojima ketakutan mendengarnya. Merekapun berpelukan.
"Kyaaaaaaaa….. mereka benar-benar menyeramkan."
"Benar, mereka juga kuat dan hebat, apalagi espada yang bernama Grimmjow itu, saat melawan kak Ichigo, dia begitu mudahnya mengalahkan kak Ichigo." komentar Karin. Tatsuki hanya diam tanpa kata.
"Itu karena Ichigo tidak bisa mengontrol kekuatan hollownya sehingga kekuatan mereka berbeda jauh. Mungkin kalau Ichigo bisa mengendalikan kekautan hollownya, dia bisa menang." kata Asano.
"Aku juga tidak menyangka kalau Rangiku-san, Madarame-kun, Ayasegawa-kun, Hitsugaya-kun, Abarai-kun, dan Kuchiki-san adalah dewa kematian." kata Kojima menambahkan.
"Jadi ini alasan kakak menghilang dan tidak kunjung pulang. Menolong kak Rukia, melawan espada, dan sekarang, menolong Inoue. Aku sudah buruk sangka pada kakak. Aku pikir kakak sudah tidak peduli dengan kami. Sekarang aku jadi lega." Karin tersenyum senang. Dia menarik napas panjang.
"Tetapi….." kata-kata Tatsuki menggantung. Yang lain menoleh ka arah Tatsuki. Tatsuki yang menunduk memandang mereka satu per satu.
"Apa?" tanya Keigo bingung.
"Mengenai Hougyoku dan Aizen…"
" Ya, aku benar-benar tidak menyangka kalau Aizen adalah penguasa Las Noches, Hueco Mundo. Dia menyamar sebagai Dewa Kematian, menjabat sebagai komandan batalyon 5 di Komunitas Roh demi mendapatkan Hogyoku yang ada pada tubuh kak Rukia. Dan untuk mendapatkan itu semua, dia tega melukai mantan atasannya sendiri serta teman-temannya." kata Keigo menghela napas lelah.
"Hirako…" terbayang saat Ichigo bertengkar dengan Hirako di lantai satu aat siang hari waktu itu.
" Tetapi, kasihan juga Inoue. Dia dianggap pengkhianat oleh Komandan Yamamoto gara-gara menuruti kemauan Ulquiorra untuk pergi ke Las Noches padahal Inoue diancam jika tidak ikut, Ichigo dan yang lain akan dibunuh. Hm… Paman, kalau ada berita lagi, tolong beritahu kami ya ? "
"Baiklah, tetapi kalian janji tidak akan memberitahu pada siapapun!"
"Baiklah. Kami pulang dulu. Terima kasih paman sudah mau memberitahu semuanya. Maaf jika kami telah mengganggu dan merepotkan paman. " kata Tatsuki undur diri. Ia, Keigo, Kojima, dan Karin berdiri disususl Urahara, Yoruihi, Jinta, Ururu, Tessai, Kurodo, Noba, dan Lirin.
"Ya, tidak apa-apa. Ingat, jangan beritahu siapa-siapa!"
"Baik!" Karin dan yang lain keluar. Mereka melambaikan tangan dan pergi.
"Apa kau percaya pada mereka?" tanya Yoruichi ragu. Urahara tersenyum simpul dan menatap Yoruichi.
"Ya, begitulah. Lagipula mereka sudah terlibat sejak awal walau mereka tidak menyadarinya." dan Urahara masuk. Yoruichi dan yang lainpun juga masuk ke dalam. Pintu ruko Uraharapu ditutup.
Tatsuki dan Karin berjalan berdampingan. Mereka berpisah dengan Keigo dan Kojima di perempatan tadi. Kini, mereka berjalan menuju sungai dekat jembatan.
"Tidak terasa besok berangkat. Hn…" keluh Karin menghela napas. Ia berjalan pelan bersama Tatsuki.
" Ya. Padahal aku ingin bersantai sedikit lagi…" jawab Tatsuki menghela napas. Namun datang Hollow Kingfisher. Dia terbang membawa Asano.
"Tolong, tolong aku…~!" teriak Keigo ketakutan. Tatsuki dan Karin yang melihatnya terkejut.
"Asano!" teriak Tatsuki mengejar. Keigo yang melihat Tatsuki dan Karin tersenyum senang karena pertolongan datang.
"Kakak!" Teriak Karin mengejar. Di sana juga ada Shinji yang kebetulan lewat. Dia terkejut melihat Keigo dan Kingfisher.
"Bukankah itu temannya Ichigo?" ia juga memandang Tatsuki dan Karin yang mengejar serta Keigo yang ditangkap Hollow Kingfisher.
Tatsuki mengepalkan tangannya. Muncul kekuatan api dan dia terbang memukul wajah Kingfisher. Kingfisher dan Keigo jatuh dan Ttasuki mendarat dengan mulus di tanah.
"Kyaaaaaaaaa…. tolong aku! Tolong….! Tatsuki…!" Tatsuki terkejut melihat Keigo yang jatuh.
"Asano!" Teriak Tatsuki khawatir. Karin terpana melihatnya. Beruntung Asano diselamatkan oleh Shinji. Shinji melompat dan meraih Asano. Mereka mendarat dengan mulus ke tanah.
"Syukurlah, aku pikir aku akan meninggalkan dunia ini. Terima kasih sudah menolongku." kata Keigo menghela napas lega.
"Sama-sama." jawab Shinji tersenyum simpul. Keigo terkejut melihat siapa yang telah menolongnya.
"Kau…. murid baru itu?" Tetapi keterkejutan Keigo tidak berlangsung lama. Kingfisher mengamuk. Dia menyerang Tatsuki dan Tatsuki menghindar. Tatsuki menghajarnya. Kingfisher terjatuh dan Tatsuki kembali memukulnya dengan gerak cepat.
" Karakura Rizer Magnum!" Kekuatan api di tangan Tatsuki menembus dada Kingfisher. Keluarlah cahaya dan Kingfisher meledak dan musnah. Keigo, Karin, dan Shinji terkejut melihatnya. Tatsuki mendarat dan mendekati mereka.
"Wah, hebat, kau bisa mengalahkannya!" Puji Keigo tersenyum senang.
"Bukan apa-apa." Jawab tatsuki tersenyum senang. "Terima kasih, kau sudah menolong temanku."
"Sama-sama. Kebetulan aku lewat sini dan melihat dia terjatuh, lalu menolongnya. Ngomong-ngomong, kau hebat juga." puji Shinji takjub dengan kekuatan Tatsuki. Tatsuki hanay tersenyum simpul.
"Ah, biasa saja. Terima aksih atas pujiannya." kata Tasuki.
"Sama-sama." kata Shinji.
"Ya sudah, kami pulang dulu, sampai jumpa…" Tatsuki tersenyum dan pergi.
"Sampai jumpa…" kata Shinji tersenyum.
"Jadi begitu, sepertinya akan ada jagoan baru yang akan melawan kejahatan di dunia ini, termasuk melawan Aizen, mungkin…" Shinji terkejut mendengar suara seseorang yang terasa familiar baginya. Ia menoleh dan terkejut, kemudian menghela nafas dan tersenyum.
"Rupanya kau, Hiyori. Sejak kapan kau ada disini?" tanya Shinji.
"Dari tadi. Ngomong-ngomong, aku perhatikan sepertinya ada yang ganjil?" tanya Hiyori bingung. Shinji menaikkan satu alisnya, bingung.
"Ganjil? Apa maksudmu?" tanya Shinji sweatdrop.
"Tatapan matamu padanya, sepertinya kau…."
"Jangan bicara yang macam-macam!" teriak Shinji menjambak rambut Hiyori dan membawanya kabur. Mereka berlari dengan cepat.
"Hey, itu benarkan?" Hiyori membalas dengan menjambak rambut Shinji dan mecubit pipinya, berontak untuk turun.
"Diam!"
"Berarti itu benar. Wah, wah…" dan mereka kejar-kejaran di bawah sinar bulan yang kian bersinar terang di temani bintang-bintang malam yang berkelap kelip.
TBC
