Hanya fanfiksi ringan yang terinspirasi dari web Drakor. Memang terinspirasi dari situ yang judulnya "Seven First Kisses", jadi saya pikir kalau dibuat Tenten-verse mungkin bakal menarik, jadi bukan niat plagiat.

Selamat Membaca^^

6 FIRST KISSES Chapter 1

Prolog: Enam Kartu Misterius

Tiga orang wanita muda dengan seragam serupa, staff Bandara Internasional Konoha terlihat berbincang-bincang di balik meja Informasi. Sebenarnya hanya dua wanita saja yang terlihat sibuk, sedangkan wanita lainnya terlihat merenung dan menopang dagunya keatas meja. Gadis bercepol dua tersebut terlihat amat suram.

Ini hari ulangtahunku yang ke-20 tahun. Tapi tahun ini aku tidak punya pacar untuk merayakannya. Begitupula dengan tahun-tahun sebelumnya. Aku selalu sendiri sejak lahir, dan belum pernah memiliki pacar selama umurku hidup didunia. Menyedihkan T_T

Aura disekitar Tenten semakin suram. Gadis itu semakin pundung. Membuat Karin dan Tayuya yang merupakan rekan kerjanya menjadi bingung dan terheran-heran.

"Apakah ia baik-baik saja?" bisik Karin pada Tayuya sambil memandang Tenten dengan aneh.

"Mungkin ia sedang lupa meminum obatnya hari ini." balas Tayuya membisiki Karin. Kemudian kedua wanita itu kembali terkikik-kikik geli.

Tenten mengangkat wajahnya, memperhatikan pengunjung bandara yang sibuk berlalu lalang didepannya. Mata gadis itu menangkap seorang wanita berambut indigo yang berjalan melewati meja informasi sambil menyeret koper besarnya. Sedetik kemudian Tenten menyadari bahwa wanita itu menjatuhkan sesuatu—seperti buku saku kecil, mungkin paspor. Gadis itu buru-buru menghampiri wanita tersebut, namun orang-orang ramai yang berlalu lalang menghalangi aksesnya dan memperlambat langkahnya. Tenten hanya menemukan buku tersebut tergeletak diatas lantai, beberapa pengunjung hampir menginjak dan menendangnya. Gadis itu mengutip buku tersebut dan berusaha mengejar si wanita berambut indigo pemilik buku ini. Tapi ketika Tenten berjalan kearah wanita itu pergi dan mencarinya, ia tidak ada. Tenten tak bisa menemukannya.

"Hei Tenten, kau kemana saja? Kenapa pergi tiba-tiba seperti itu?" gumam Tayuya ketika Tenten sudah kembali ke meja informasi.

"Oh Tayuya nee-chan, apakah ada seorang wanita berambut panjang yang datang kesini dan mencari bu—"

"Tidak ada-tidak ada. Kau berjaga dulu, kami mau pergi ke toilet sebentar." Karin memotong ucapan Tenten. Membuat gadis itu merengut sebal. Kenapa mereka berdua selalu saja pergi ke toilet berbarengan?

Tenten memperhatikan bukunya lagi, disampul depannya terdapat ukiran sebuah simbol yang belum pernah dilihatnya sebelumnya. Gadis itu baru menyadari bahwa buku ini ternyata bukan paspor. Baru saja ia hendak membuka bukunya, seorang wanita anggun tampak berdiri di depan meja informasinya.

"Anoo, saya kehilangan sebuah benda. Bisakah anda mengumumkannya agar—"

"Ah! Anda menjatuhkan ini! Saya berlari mengejar anda tapi terlalu banyak orang jadi saya kembali menunggu disini." Tenten menyengir sambil menyodorkan bukunya. Wanita ini begitu cantik dengan rambut panjang dan mata indahnya, seperti malaikat saja.

"Aah syukurlah. Saya sangat beruntung anda yang menemukannya. Benda ini sangat berharga" wanita itu meraih bukunya dengan jemari-jemarinya yang lentik.

Tenten tersenyum. "Memangnya, ini buku apa?"

Wanita itu balas tersenyum dengan ramah. "Saya... ingin membalas kebaikan anda." ujarnya masih dengan senyum mempesona yang menghiasi wajah cantiknya, mengabaikan pertanyaan Tenten

"Eh? Tidak-tidak. Anda tidak perlu melakukan itu, saya hanya tidak sengaja melihat anda menjatuhkannya, dan ini memang sebagian dari tugas saya." ujar Tenten berusaha menolak halus tawaran yang diberikan wanita itu.

"Tidak. Apapun ceritanya saya harus membalas kebaikan anda. Apa ada sesuatu yang anda inginkan? Katakan apa saja." Wanita itu tampak sedikit memaksa meski senyuman masih terulas di wajahnya.

Tenten menjadi kebingungan sendiri. Ia mengalihkan pandangannya ke kiri dan kanan, celingak-celinguk memikirkan sesuatu. Tidak ada hal yang begitu diinginkannya dari seorang pengunjung yang begitu baik hati ini.

"Aah—kau bilang seumur hidupmu kau belum pernah berpacaran kan?"

"Eh?!"

Ekspresi Tenten terlihat seperti orang bodoh ketika mendengar penuturan dari wanita dihadapannya. Apa tanpa sadar gadis itu telah mengutarakan isi hatinya? Apa wajahnya terlihat sebegitu menderitanya sehingga orang lain dapat menebak dengan mudah isi hatinya? Tenten jadi merasa malu sekali, seperti orang bodoh saja. Wanita itu menunjuk sesuatu di balik meja Tenten, membuat gadis itu menunduk untuk melihat apa yg ditunjuk oleh wanita ini. Terdapat enam buah kartu dengan masing-masing gambar bayangan berwarna hitam disertai dengan sebuah tanda tanya besar. Membuat Tenten bertanya-tanya dalam kepalanya.

"10 detik dari sekarang, kau akan menemui para pria hebat." Wanita itu mengerling kearah Tenten.

Jam menunjukkan pukul 14.20 siang. Entah kenapa waktu seolah berhenti, detikan jarum jam terasa begitu lambat. Tepat didepan meja informasi Tenten, terlihat sepasang kekasih yang tengah bertengkar. Wanita nya menyiramkan air mineral tepat ke wajah pacarnya. Tanpa disadari oleh Tenten, gadis itu menghitung detikan jarum jam yang bergerak, tepat setelah hitungan ke sepuluh, semua kembali menjadi normal dan tidak terjadi apa-apa. Ketika Tenten menoleh kearah wanita itu berdiri, ia sudah menghilang dari pandangan, wanita itu lenyap tak menyisakan bekas hanya dalam waktu sepuluh detik.

Karin dan Tayuya kembali bersamaan dari toilet sambil masih tetap cekikikan. Mereka sepertinya baru saja menambah tebal bedak dan lipstik diwajahnya. Tiba-tiba mereka berdua memasang wajah terpelongo, seperti melihat sesuatu yang menyihir didepan mereka. Tenten pun mengalihkan wajahnya kedepan, melihat pemandangan yang kini menjadi pusat perhatian banyak orang. Tanpa sadar gadis itu ikut melongo dengan mata yang terus mengikuti kemana pemandangan itu bergerak. Dan orang itu, super duper tampan dan berwibawa, dengan seragam yang dikenakannya menambah berkali-kali lipat intensitas ketampanannya, berhenti tepat didepan wajahnya. Pria itu berhenti tepat didepan Tenten, dengan mata kelam yang menatap langsung kedalam mata Tenten!

"Seusai bekerja, kutunggu di depan."

To Be Continued :"D

Fanfiksi ini hanya sekedar cerita-cerita ringan sehingga tidak terlalu mengandung kata-kata yang padat. Jadi untuk chapter-chapter selanjutnya pun akan tetap sesingkat ini :D Silakan ketikkan kritik dan saran teman-teman sekalian dikolom komentar =D

Sekian dan Terimakasih :D