Luckier


disclaimer :

PJO, HOO, and any characters in it © Rick Riordan

I gained no financial advantages from this fanfiction.

warning :

OOC

.

.

.

.

.

"Katakan padaku, Nico."

Nico di Angelo mengerucutkan dahi dan menautkan alis, membentuk wajah memelas. Atau sok manis. Bukan, itu bukan pendapat pribadi Will.

Terdengar helaan napas panjang, sebelum sang Putra Hades menjawab. "Tapi, kau memang lebih beruntung dariku, Will."

Will memutar bola mata. Entah apa yang membuat Nico sentimental seperti ini. Padahal sebelumnya, mereka baik-baik saja. Will menikmati sore yang cerah di beranda kabin 13 bersama Nico. Tidak ada gangguan. Tidak ada masalah apapun. Dan sekarang Nico bertingkah dramatis seperti ini.

"Nico.." Will menarik napas. "Apa yang membuatmu berpikir aku lebih beruntung, sih?"

Nico menatap suatu titik di kejauhan. Tidak menjawab. Lawan bicaranya meneruskan.

"Kau punya Hazel. Kau punya Reyna. Kau punya teman-teman sehebat Jason, Percy, dan yang lainnya. Kau bahkan punya aku."

Nico masih belum menjawab. Kali ini wajahnya sulit dibaca.

"Aku masih nggak mengerti kenapa kau selalu berprasangka negatif begitu." Ngomong-ngomong soal prasangka, mendadak Will teringat pada sesuatu. Hanya itu alasannya. Pasti itu.

"Jangan-jangan kau khawatir soal hadiah Valentine's Day-mu, ya?"

Nico tersentak kaget langsung memutar kepala. Ada semburat merah di pipinya yang pucat. Will tertawa.

"Ya ampun. Aku suka hadiah plester corak pandamu jika kau ingin tahu." Will tersenyum-senyum bila mengingat kado itu. Kado sederhana untuk hari kasih sayang. Bukan coklat atau sesuatu yang manis-manis seperti biasanya. Sebuah kotak obat-obatan dengan pita hitam. Dari Nico.

"Kado paling istimewa yang pernah kuterima, Nico." Senyum Will melebar. "Terima kasih."

Nico membuang muka, bibirnya menggerutu pelan. "Jangan membuatku malu."

"Oke, tidak, tidak." Will menarik napas. Ia masih memandang figur di sebelah itu. "Jadi, bagian mana yang membuatku jadi lebih beruntung ketimbang dirimu?"

Nico berdehem, mencoba mengeluarkan suara. Perlahan, ia menoleh dan menatap mata Will. "Kau punya pacar yang luarbiasa, Will."

"Oh."

Hanya itu yang keluar dari bibir Will. Sebelum ia dapat mencernanya, Nico langsung beranjak dari kursi santainya dan masuk ke dalam kabin dengan kecepatan penuh. Meninggalkan Will melongo sendiri di teras. Berusaha memahami kalimat sederhana itu.

Kau punya pacar yang luarbiasa, Will.

Tunggu sebentar…

Dan saar neuron-neuron otaknya akhirnya tersambung, gedoran itu terdengar di seluruh perkemahan.

"KELUAR KAU DASAR ZOMBIE PENGGODA!"

Di balik pintu, Nico tersenyum sembari menggenggam sebuah kartu Mythomagic buatan sendiri dengan tulisan :

"Nico di Angelo"

Skills : Membuatku jatuh cinta

Advantages: Membuatku jadi orang paling beruntung di dunia, karena memilikinya.

Weakness : Kurang sinar matahari

Summoner : Will Solace

.

.

.

.

.

fin

.

.

.

a/n :

mau lebaran, masih aja nyampah.

fic ini mengambil prompt dari sebuah postingan di tumblr dgn tagar solangelo.

betewe, happy eid Mubarak to y'all~