Fairy Tail milik Hiro Mashima

Mira POV

"Au ngantuk, hmm," cuma desahan dan gerutuan-gerutuan halus yang terdengar dari meja bar guild. Mira yang setadi tadi memperhatikan tingkah si rambut pirang cuma bisa geleng-geleng kepala sambil terus melanjutkan pekerjaannya membersihkan peralatan bar, dia sudah biasa dengan PMS Lucy.

Guild masih lengang itu hal yang wajar, ini masih sangat pagi. Fairy tail mage masih sibuk mendengkur di buaian masing-masing. Namun, yang tidak wajar Lucy si resident Fairy tail tukang tidur yang dating pagi-pagi, apalagi dia baru saja kembali dari misi kemaren.

"Mungkinkah…mungkinkah," sedikit demi sedikit aura yang seharusnya sudah sangat dikenal si pirang yang berarti 'trouble' mulai meyelimuti si rambut putih, namun karena pikiranya yang memang entah dimana aura itupun mencapai maksimal dan kesimpulannya sudah tidak bisa disanggah 'Lucy sedang jatuh cinta', akhirnya terpecahkan juga telur ehen maksudnya '0' gede rekor pacaran Lucy.

Poster girl Fairy Tail itupun memperhatikan si pirang dengan lebih seksama, berharap melihat tanda-tanda 'pengen tapi malu'

Namun, apa yang ia lihat tidak seperti yang diharapkan, Lucy memang berbeda dari biasanya tapi bukannya 'dreamy expression' yang terlihat tapi justru mata lelah dan muka kusam yang terlihat.

'Mungkinkah ada yang tidak beres dengan misi yang kemaren,' pikirnya tapi Team Natsu yang lainbaik-baik saja bahkan Natsu dan Gray seperti biasa bertengkar, saling mengklaim dialah yang paling berjasa dari misi yang baru saja dilakukan. Tapi memnag dia tak melihat Lucy kemaren, menurut Natsu dia langsung pulang pengen mandi dan mereka dilarang ikut (mereka dalam artian Natsu dan Happy), walupun mereka sudah merengek seperti biasa.

"Hei Lucy nih," bar maid berambut putih itupun menyodorkan jus bananacinno berwarna kecoklatan yang kelihatan sangat segar," ini bisa menambah semangat"

"huh," hanya itu yang diucapkan si pirang, "oh Mira-san, oh… jus…oh…oh….ok,"sepertinya sedari tadi si celestial mage bahkan tidak menyadari bahwa dia bersama dengan orang lain disana, padahal saat datang tadi sudah menyapa pemilik tak official bar tersebut. "Trim's",samar-samar terdengar juga ucapan yang menandakan prilaku si pirang yang kental dengan tata krama, meskipun dia telah 8 tahun di guild (7 tahun di tenroujima).

"Kau terlihat kelelahan kenapa tidak istirahat aja dulu di UKG (unit kesehatan gulid).

"Trim's tapi tidak ah, terima kasih," murmur si pirang pun lirih.

"Kau tau kan Lucy jika ada masalah kau bi-" tiba-tiba terdengar suatu bantingan keras pintu guild,"Lucy…Lucy, Mira kau lihat Lucy?" tanpa waktu Natsu sudah langsung berada di dekat Mira.

"Oh Luce kau disini ternyata, Happy ingin mancing kau mau ikut" cengiran khasnya pun menghiasi wajah Natsu menandakan bagaimana bahagianya si dragon slayer melihat partnernya.

Tapi, si partner yang dicari cuma diam, matanya yang sedari tadi terlihat lelahsekarang berganti menjadi ketakutan yang menjadi, wajahnya menjadi pucat pasi. Peluh-peluh dingin mulai membanjiri pelipisnya, secepat kilat diapun bangkit dari tempat duduknya dan berlari menjauhi Natsu.

Lucy POV

Pertanyaan-pertanyaan Mira mulai membuat Lucy resah, dia tidak tau harus menjawab apa, meyebabkan suara bantingan pintu guild yang biasanya membuatnya jengkel sekarang justru dan aroma khas Natsupun mulai ia rasakan. Bulu-bulu kuduknya pun berdiri rasa takut, cemas, dan kesedihanpun bercampur menjadi satu , ia merasa penuh, sesak dan tak tau harus melakukan apa, tanpa pikir panjang diapun kabur,namun tetap saja tanpa mengingat dan berpikirpun kata-kata "bunuh" telah meracuni pikirannya.