Title : Love for You (Special Chapter)

Genre : GS, Romance

Rated : M

Length : Multichap

Cast :

- Kim Jong Woon (Yesung)

- Kim Ryeo Wook

- Cho Kyu Hyun

- Kim Jong Jin

- Lee Dong Hae

- The other.. ^^

Disclaimer : Just Don't Bash and Don't copas without my permission.. J

Warning : My first NC's story.. Jadi,, mian kalo gak sesuai keinginan kalian.. :D

Summary : Aku memandangmu, masih dengan tidak percaya. Tidak percaya jika hari ini akan datang, tidak percaya jika aku bisa menyentuhmu, dan juga tidak percaya bahwa pada akhirnya aku bisa memilikimu. Dan ini ajaib menurutku. Ajaib ketika kau meyakinkanku bahwa apa yang kualami saat ini adalah nyata.

.

.

.

.

.

Special Chap

.

.

.

.

.

Author PoV

"Haah.." Ryeowook menghempaskan tubuh mungilnya ke atas sofa setelah sampai di rumahnya. Yeoja itu membuka mantel yang sejak tadi melekat di tubuhnya.

BLAM!

Terdengar suara pintu ditutup.

"Kau lelah?" sebuah suara mengalihkan pandangan Ryeowook.

"Sedikit," jawab Ryeowook.

Yesung pun duduk di samping yeoja itu. "Istirahatlah.." Yesung mengusap kepala Ryeowook yang telah bersandar di bahunya dengan lembut.

"Oppa sendiri? Apa oppa tidak lelah?" tanya Ryeowook.

"Ani," jawab Yesung singkat.

Hening.

Tak ada satu kata pun yang terucap dari bibir keduanya.

"Ah, matta! Yeoja itu sepertinya sangat perhatian. Hyukie? Nama panggilan yang bagus. Dia juga cantik," cerocos Ryeowook tiba-tiba.

"Bukankah setiap orang memiliki sisi cantik masing-masing? Bagiku, kau juga cantik.." sahut Yesung.

"Tapi Hyukie eonnie memang cantik, kan? Sepertinya dia sangat menyukai Donghae oppa.."

Yesung menghentikan kegiatan tangannya. Namja itu beralih menatap Ryeowook yang sekarang menatapnya bingung.

"Wae?" tanya Ryeowook.

"Jangan panggil aku oppa lagi," ucap Yesung.

"Kenapa? Aku sudah terbiasa memanggilmu begitu," kata Ryeowook setengah merajuk.

"Karena aku suamimu.. Panggil aku dengan sebutan yang lain. Aku tidak mau kau memanggilku sama seperti kau memanggil kedua namja yang suka mengikutimu itu," tegas Yesung.

"Mwo? Lalu aku harus memanggilmu apa?"

Yesung tersenyum. "Yeobo? Chagi? Animyeon.. Yesungie?"

"Yesungie oppa!" sambar Ryeowook.

"Kenapa kau masih memakai 'oppa' di belakangnya?!" ujar Yesung sewot.

"Aku sudah terbiasa memanggilmu begitu. O-"

Yesung membungkam bibir mungil Ryeowook dengan bibirnya. Ryeowook terkejut menerima ciuman tiba-tiba itu. Namja itu memperdalam ciumannya dan mendorong Ryeowook hingga kepala yeoja itu terhenti di sandaran tangan sofa.

Yesung melepas pagutannya.

Namja itu menatap Ryeowook intens. Sedangkan Ryeowook berusaha menghindar agar tatapan mereka tidak beradu.

SRET!

Yesung mengusap pipi Ryeowook dengan lembut.

Wajah mereka yang terlalu dekat membuat jantung keduanya berdegup lebih kencang.

"Wookie-ah…"

Ryeowook perlahan memberanikan diri menatap Yesung.

Yesung tersenyum lembut. "Saranghae," ucapnya.

Tatapan itu seakan membius Ryeowook. Yeoja itu pun tersenyum lembut, "Nado, oppa.."

Yesung kembali mencium Ryeowook. Ciuman yang berbeda dari biasanya.

Yesung mencoba bergerak lebih. Namja itu melumat bibir Ryeowook lebih dalam. Ryeowook hanya bisa mengikuti arus permainan suaminya. Kedua tangan yeoja itu telah melingkar di leher Yesung.

Yesung menghisap bibir atas dan bawah Ryeowook secara bergantian. Ciuman yang lembut itu kini berubah menjadi sedikit cepat. Yesung menekankan lidahnya kebibir Ryeowook agar bisa mengeksplorasi mulut yeoja itu lebih dalam lagi.

Ryeowook menurut, bibirnya terbuka dan lidah Yesung pun masuk.

Yeoja tersebut menekan kepala Yesung. Yesung mengusap punggung Ryeowook yang masih berbalut kemeja putih dengan lembut.

"Eungh~" lenguh Ryeowook. Yeoja itu merasakan sensasi berbeda saat merasakan sentuhan dari Yesung.

Yesung menurunkan ciumannya ke leher Ryeowook. Tangan namja itu meraih kaki Ryeowook dan menaikkannya ke atas sofa hingga saat ini Ryeowook terbaring sempurna dan dia berada di atasnya.

Yesung meraih tengkuk Ryeowook dan mengelusnya. Namja itu masih terus menciumi leher mulus Ryeowook. Tak hanya itu, Yesung menjilat bahkan menghisapnya hingga tercetak warna merah keunguan di sana.

"Ah~" satu desahan kembali lolos dari bibir mungil Ryeowook.

Yesung menurunkan tangannya menuju dada Ryeowook dan menyentuhnya. Namja itu mengusapnya pelan dari luar kemeja putih yang telah sedikit basah oleh keringat itu.

"Enghh.. Oppahh…"

Yesung menghentikan kegiatannya dan mendongak.

Ooo

Yesung PoV

Ya, Tuhan!

Aku berani bersumpah saat ini aku melihat Ryeowook yang berbeda. Wajahnya yang memerah dan mulutnya yang terbuka serta matanya yang terpejam. Ini membuatku gila!

Ku raup lagi bibirnya yang ranum itu. Aku menghisapnya terus dan terus. Rasanya tetap saja manis.

Dengan memberanikan diri aku menggerakkan tanganku untuk melepaskan kemejanya seraya terus menciumnya.

Berhasil!

Kulempar kemeja putih itu entah ke mana.

"Ya, Hyung! Kenapa tiba-tiba melem-"

OMO! Suara itu-

Aku refleks mengalihkan pandanganku.

Aku terbelalak saat melihat Jongjin berdiri terpaku. Sedetik kemudian aku tersadar ke mana arah tatapannya.

OMO! Dia melihat Ryeowook!

"KIM JONGJIIIIN! KELUAR KAU!"

Aku buru-buru menutupi tubuh Ryeowook dengan tubuhku.

"Mian, hyung! Aku tidak sengaja!"

BLAM!

.

.

Ooo

.

.

Author PoV

Jongjin masih tertunduk, tak berani menatap wajah Yesung yang tengah menatapnya dengan murka.

"Mianhae.. Aku tidak sengaja.." lirih Jongjin.

Ryeowook pun tertunduk malu. Yeoja itu sekarang terpaksa memakai mantelnya yang sewaktu pulang sempat dilepasnya.

"Kau memang perlu diberi pelajaran! Siapa yang mengajarimu masuk ke rumah orang sembarangan, huh?! Apa kau tidak tahu kalau di rumah ini ada bel?!" omel Yesung.

"Mianhae.. Lagipula ini kan rumah hyungku sendiri. Dan lagi.. Kenapa hyung melakukannya di ruang tengah? Bukankah akan lebih baik kalau kalian melakukannya di kamar?" sahut Jongjin tanpa dosa.

"MWO?! YA!"

PLETAK!

"Auh, appo~" Jongjin meringis menerima pukulan dari Yesung.

"Neo! Aku akan mengganti password pintu rumah ini nanti! Awas kalau kau seperti itu lagi!" kata Yesung geram.

Ryeowook masih menunduk. Wajahnya sejak tadi masih memerah menahan malu.

"Noona~" rengek Jongjin sambil mengusap kepalanya.

"Jangan memanggilnya seperti itu, Kim Jongjin! Apa kau sudah bosan hidup, eoh?!" gertak Yesung.

Jongjin mencibir. "Dia kan noonaku," sergah Jongjin pelan.

"Neo-"

Selanjutnya Jongjin melarikan diri ke kamar Ryeowook untuk menghindari pukulan manis dari hyungnya.

.

.

Ooo

.

.

Ryeowook melangkah menelusuri koridor kampus seorang diri. Hatinya sedikit kesal, karena Yesung membatalkan janji makan siang bersamanya.

"Annyeong!" sapa seseorang yang tiba-tiba saja menghadang langkahnya.

"Ne, annyeong…" balas Ryeowook ramah pada yeoja manis di hadapannya.

Yeoja tersebut mengulurkan tangannya pada Ryeowook –mengajak bersalaman.

Ryeowook pun menjabat tangan halus itu.

"Lee Sungmin imnida," yeoja itu memperkenalkan diri. "Kau Kim Ryeowook, kan?"

Ryeowook memiringkan kepalanya. Yeoja itu tampak bingung. "Lee Sungmin? Apa kita pernah bertemu?"

Sungmin mengangkat tangan kirinya. "Aku tunangan Kyuhyun."

Ryeowook terbelalak. "Ah~ Mianhae, eonnie.. Aku tidak tahu," Ryeowook membungkuk.

"Gwaenchanayo.." sahut Sungmin ramah. "Apa kau sudah makan? Mau makan bersamaku? Aku yang traktir," ajak Sungmin.

"Ne?" sahut Ryeowook kikuk.

"Kajja!" Sungmin menarik tangan Ryeowook dengan cepat.

.

.

Ooo

.

.

"Ternyata kau memang manis," puji Sungmin sambil menatap Ryeowook.

Ryeowook tersipu malu. "Gomawo~"

"Bagaimana kuliahmu?" tanya Sungmin berbasa-basi seraya memasukkan nasi ke dalam mulutnya.

"Baik. Seperti anak kuliah biasanya," jawab Ryeowook.

"Lalu suamimu?"

"Dia baik."

"Apa kalian sudah berbulan madu?"

"Itu.. Kami belum sempat," Ryeowook agak kaku menjawab pertanyaan Sungmin.

"Begitukah? Berarti.. Kalian.. belum melewati malam pertama ya?"

"UHUK!" Ryeowook tersedak mendengar pertanyaan Sungmin yang terdengar polos namun frontal tersebut.

Sungmin memberikan air minumnya pada Ryeowook. "Gwaenchana?" tanya Sungmin dengan wajah tanpa dosa.

"G-gwaenchana.." jawab Ryeowook setelah meminum air putih yang diberikan Sungmin.

"Hehe.. Kau lucu sekali.. Pantas saja Kyuhyun menjagamu layaknya menjaga seorang adik bayi," celetuk Sungmin.

"Nde?" Ryeowook bingung dengan ucapan yeoja di hadapannya.

.

.

Ooo

.

.

Ryeowook PoV

Sungmin eonnie terlihat sibuk memilih baju yang akan dibelinya.

Ya.. Saat ini kami sedang berada di mall. Sungmin eonnie yang mengajakku untuk berjalan-jalan setelah makan siang tadi.

Dia yeoja yang ceria. Benar kata Kyuhyun oppa. Yeoja itu tidak bisa diam dan cerewet. Tapi aku senang bisa mengenalnya. Dia sangat baik.

"Wookie-ah! Lihat! Baju ini bagus sekali!" seru Sungmin eonnie sambil mengangkat sebuah dress berwarna pink. Dress yang simple, namun terlihat anggun dengan hiasan pita di sebelah kanan bagian pinggang.

Aku tersenyum melihatnya.

"Aku akan membelinya!" cicitnya lagi. Dia pun segera ke meja kasir untuk membayarnya.

Kurasa dia benar-benar senang.

DRRTT.. DRRTT..

Aku mengambil ponselku yang bergetar dari dalam saku mantelku.

Yesung oppa?

Aku masih kesal padanya. Angkat tidak ya?

Karena terlalu lama berpikir, panggilan yang belum kujawab itu pun berakhir.

Aku menghela nafas. Apa aku kekanakan ya?

DRRTT.. DRRTT..

Ponselku kembali bergetar, namun kali ini karena ada pesan yang masuk.

Dari Yesung oppa juga.

Ku buka pesan tersebut.

Kau di mana? Kenapa tidak menjawab telponku? Jebal. Pulanglah..

Eh?

Dia kenapa?

Kenapa pesannya terlihat aneh?

Baru saja aku mau menjawab pesannya, kurasakan seseorang menepuk pundakku.

Aku menoleh. Tampak Sungmin eonnie tersenyum manis padaku.

"Suamimu?" tanyanya.

"Nde? Eoh, ne.." jawabku kikuk.

"Apa dia mencarimu?"

"Sepertinya begitu," kumasukkan ponselku ke dalam saku mantelku.

"Geurae? Ah.. Padahal aku masih ingin berjalan-jalan denganmu," katanya dengan raut sedih.

"Sebenarnya aku sedang kesal dengannya," kataku jujur.

"Jinjja? Pantas saja kau terlihat sedikit murung sejak tadi."

Aku hanya tersenyum.

"Ya.. Bukankah dulu dia tak peduli padamu?"

Aku menatap Sungmin eonnie bingung.

"Aku tahu dari Kyuhyun. Oppamu itu banyak bercerita," celetuknya.

"Ah.. ne.." sahutku mengerti.

"Apa kau tidak berniat membalasnya?"

Aku terkekeh. "Aku tidak bisa.."

"Ck! Kau terlalu baik.. Tapi kasihan juga dia. Kudengar dari Kyuhyun, suamimu itu sekarang cepat panik jika tidak melihatmu dan jika kau tak memberi kabar," celotehnya lagi sambil berjalan.

Aku pun mengikutinya. "Begitulah.."

Memang benar. Semenjak kejadian aku pergi dari rumah tempo hari, aku lebih sering pergi bersamanya. Bahkan tak jarang dia melarangku pergi jika tak bersamanya. Dia juga pernah membatalkan janjinya dengan dosen hanya untuk mengantarku. Padahal aku hanya ingin menemui eommanya. Dia bilang dia takut aku pergi lagi.

Pernah aku lupa meninggalkan memo saat aku pergi ke pasar. Saat itu aku juga lupa membawa ponsel. Ketika pulang, aku terkejut melihatnya sedang meringkuk di dekat sofa sambil menangis. Saat melihatku, dia langsung memelukku.

Jika melihatnya yang seperti itu, aku ingin tertawa tapi juga sedikit sedih. Dia seperti trauma, meskipun traumanya tidak sampai membuatku benar-benar tidak bisa pergi ke mana pun. Maka dari itu aku selalu memberi tahunya di mana posisiku saat aku sedang berada di luar rumah.

Chakkan!

Mati aku! Aku belum memberi kabar padanya sejak tadi siang. Pantas saja dia mengirimiku pesan seperti itu.

Astaga! Kenapa aku bisa lupa?

"Wookie-ah? Gwaenchana?" ku dengar Sungmin eonnie bertanya dengan cemas.

"Eonnie, mianhae. Aku harus pulang. ini sudah jam delapan malam," kataku cepat.

"Wae? Kita bahkan belum makan malam. Ah~ Kau belum memberi kabar pada suamimu? Pantas saja. Baiklah.. Kuantar kau pulang. Kajja!"

Syukurlah Sungmin eonnie mengerti.

.

.

Ooo

.

.

Author PoV

Ryeowook menutup pintu rumahnya dengan tergesa-gesa dan segera mencari suaminya.

"Oppa?" panggil Ryeowook.

Tak ada jawaban.

"Oppa! Eodiesso?" panggilnya lagi.

Yeoja itu masuk ke kamar Yesung dan memeriksa setiap sudut kamar itu sambil terus memanggil Yesung. "Oppa!" yeoja itu membuka pintu kamar mandi dalam kamar besar itu. Juga tidak ada.

"O-"

GREP!

Baru saja menutup pintu kamar mandi, Ryeowook terdiam saat merasakan seseorang memeluknya dengan posesif dari belakang.

Yeoja itu bisa merasakan tubuh namja itu bergetar saat memeluknya. Namja itu juga terisak.

Ryeowook berbalik. Yeoja itu menangkupkan tangannya ke pipi sang namja dan menghapus air mata yang telah membasahi wajahnya.

Ditatapnya wajah suaminya itu. Wajah itu terlihat kalut.

"Mianhae.." lirih Ryeowook.

Yesung semakin terisak.

Ryeowook melingkarkan tangannya mengelilingi perut namja tampan itu dan merengkuhnya dengan hangat.

"Gwaenchana.. Aku di sini. Mianhae.." ucap Ryeowook menenangkan seraya mengusap punggung Yesung dengan perlahan.

"Aku takut, Wookie-ah.. Aku takut kau pergi lagi," isak Yesung sambil mengeratkan pelukannya.

Ryeowook tersenyum tipis dan melonggarkan pelukannya. Yeoja itu kembali menatap Yesung.

CHU~

Sebuah kecupan manis mendarat di bibir kissable Yesung.

"Aku tidak akan meninggalkanmu, Yesingie oppa," kata Ryeowook lembut sambil mengusap pipi kanan Yesung.

"Yaksok?"

"Aku sudah sering mengatakannya dan oppa masih meragukanku? Aigo~ Apa aku terihat seperti yeoja pembohong? Yaksokhae.." Ryeowook tersenyum manis.

Yesung mendekatkan wajahnya ke wajah Ryeowook hingga bibirnya meraih bibir Ryeowook. Namja itu melumat bibir istrinya lembut. Tangan kanannya terangkat untuk menarik tengkuk Ryeowook agar ciuman mereka lebih dalam, sedangkan tangan kirinya merengkuh tubuh mungil itu agar semakin mendekat hingga mereka tak memiliki jarak.

Ryeowook melingkarkan tangannya ke leher Yesung untuk menikmati pagutan yang semakin lama bertempo semakin cepat itu. Dapat di rasanya Yesung menghisap kuat bibir bawah dan atasnya secara bergantian.

"Ah!" pekik Ryeowook tertahan saat Yesung lepas kendali menggigit bibir bawah Ryeowook.

Yesung melepas pagutannya sesaat. "Mian.." lirihnya lalu menelusuri leher mulus istrinya dengan bibirnya. Menciumnya lembut dan sesekali menyentuhnya dengan lidahnya.

Tangan Yesung beralih membuka kancing mantel milik Ryeowook, hingga mantel itu terbuka dari tubuh mungil Ryeowook.

"Eungh~" desahan dari bibir kecil itu akhirnya keluar, setelah yeoja itu tak sanggup menahannya.

Mata Ryeowook terpejam. Tangannya menekan kepala Yesung agar namja itu memperdalam sentuhannya.

"Ah, oppah!" pekik Ryeowook ketika Yesung menghisap lehernya dengan kuat.

Yesung menghentikan aktivitasnya. Namja itu menempelkan dahinya ke dahi Ryeowook. Tampak olehnya Ryeowook sedang mengatur nafasnya yang tersengal. Dia tersenyum dan membelai pipi Ryeowook dengan punggung tangannya.

"Kau sudah menutup pintu dengan benar?" tanya Yesung lembut.

"Sudah.. Wae?" jawab Ryeowook dengan suara yang sedikit parau.

"Aku tidak mau Jongjin masuk sembarangan dan mengganggu kita lagi seperti waktu itu," ujar Yesung.

Ryeowook terkekeh pelan, namun wajahnya merona. Dia mengingat lagi kejadian waktu itu.

CHU~

Ryeowook mengecup singkat bibir Yesung.

Yesung tersenyum. Namja itu menatap Ryeowook dengan lekat. Jemarinya bergerak ke bawah untuk mencari zipper rok Ryeowook.

SRRT..

"Kau tahu?" Yesung berkata sambil menurunkan resleting rok pendek itu hingga rok tersebut jatuh dengan sendirinya.

"Mwo?" tanya Ryeowook.

"Aku mencintaimu," Yesung mengecup dahi Ryeowook lembut.

"Ara~" balas Ryeowook.

"Dan kau tahu?" Yesung mengecup hidung bangir istrinya. Tangan namja itu kini mencoba melepaskan kemeja biru Ryeowook. Sedangkan tangan yang satunya menarik Ryeowook agar tubuh yeoja itu semakin menempel dengan tubuhnya.

"Mwo.. hhh.." tanya Ryeowook lagi dengan nafas yang sedikit memburu.

"Aku.. Menginginkanmu," tepat saat ucapan itu, Yesung melepaskan kemeja Ryeowook dan kembali melumat bibir yeojanya itu dengan tempo yang cepat.

Yesung mengusap punggung Ryeowook yang half naked dengan seduktif.

Namja itu semakin menaikkan tempo lumatannya dan lidahnya pun telah masuk ke dalam mulut Ryeowook.

"Eunghh~" lenguhan itu terdengar.

SRET!

Yesung berhasil membuka bra putih Ryeowook.

CHUP!

Namja itu mengecup bahu mulus Ryeowook dan melumatnya dengan intens.

"Ngh.. Oppahh.." Ryeowook memeluk tubuh suaminya dengan erat.

Sambil mengecupi wajah dan leher Ryeowook, Yesung menuntunnya berjalan sampai ke ranjang besar miliknya.

Yesung menidurkan tubuh Ryeowook ke atas kasur dengan lembut.

Yesung sedikit terpaku saat melihat tubuh mungil itu terpampang dengan jelas di hadapannya.

Namja itu tersenyum saat ia melihat yeojanya memalingkan wajah karena malu. Dengan cepat ia menanggalkan semua pakaiannya hingga namja itu full naked.

Yesung beranjak mengambil posisi ke atas tubuh Ryeowook lalu mulai menciumi wajahnya. Dan lagi-lagi menyambar bibir mungil yang telah sedikit membengkak itu dengan tak terkendali. Tangan kanannya mulai mencari aktivitas baru. Diletakkannya tangan itu ke atas dada berisi milik Ryeowook dan mengusapnya.

"Ah~" desahan itu terdengar lagi.

Yesung menurunkan bibirnya untuk mengecup leher yang telah dicapnya. Menjilatnya, dan kembali melukis tanda baru.

Ryeowook hanya bisa mengerang dan mendesah menerima semua sentuhan dari suaminya. Tangannya terangkat dan menekan kepala namja di atasnya saat namja tersebut menciumi dada kirinya.

Penekanan itu seperti permintaan agar Yesung melakukannya lebih dalam.

"O-oppaahh.. Ahh.. Eunghh.." Ryeowook meremas rambut Yesung karena namja itu menghisap niplenya.

"Akh!" Ryeowook mengerang saat Yesung meremas dadanya.

Yesung melepas lumatannya dan mengangkat wajahnya untuk menatap Ryeowook. "Apha?" tanyanya lembut.

"A-anih.. Te-teruskan saja, oppa.. ahh.." jawab Ryeowook dengan sedikit desahan karena Yesung terus mengusap dada sintal miliknya.

Yesung tersenyum dan mencium bibir itu lagi.

Tangan namja itu terus meremas dada Ryeowook. Dapat dirasanya yeoja itu mengerang nikmat dengan tertahan di sela-sela ciuman mereka.

Yesung menghentikan ciumannya dan kembali meraup dada Ryeowook. Kali ini dengan sedikit lebih kasar.

Sepertinya Yesung memang sudah tak bisa lagi mengendalikan nafsunya saat ini. Namja itu terus menyentuh tubuh istrinya tanpa melewatinya satu centi pun. Mulai dari leher, dada, perut, dan kini mata namja itu terpaku pada daerah sensitif yeojanya yang masih berbalutkan celana dalam berwarna putih.

Diturunkannya celana itu hingga terlepas dari kaki Ryeowook.

"Wae?" tanya Ryeowook ketika dirasanya pergerakan sang suami terhenti.

Yesung kembali menindih Ryeowook. "Kau indah," ucap namja itu lalu membawa yeojanya ke dalam ciuman hangat yang semakin memanas.

"Eungh.. Sshh… Ahh.." Ryeowook mendesah saat merasakan daerah sensitifnya bergesekan dengan milik Yesung.

"Wookie-ah.." panggil Yesung.

"Eumh.. n-nehh, oppahh?" sekuat tenaga Ryeowook menjawab panggilan Yesung, karena namja di atasnya itu terus meremas dadanya.

"Aku.. Akan melakukannya dengan perlahan," ucap Yesung.

Namja itu semakin menegang saat melihat wajah Ryeowook yang memerah dan mata terpejam.

"Ahh.. arasseo.. eunghh.." Ryeowook lingkarkan tangannya ke punggung suaminya.

Yesung tersenyum penuh arti dan melumat bibir Ryeowook.

Perlahan, namun pasti namja itu mencoba menerobos liang Ryeowook.

"AH!" pekik Ryeowook.

"Apha?" tanya Yesung cemas.

"Lanjutkan saja. Aku akan menahannya," jawab Ryeowook sambil tersenyum.

Yesung mengunci bibir Ryeowook dengan bibirnya sambil berusaha memasukkan juniornya ke lubang sempit Ryeowook.

"Ummmppphhh…" erang Ryeowook tertahan saat merasakan sakit yang luar biasa. Yeoja itu memeluk tubuh Yesung erat. Keringat mengucur deras dari tubuh keduanya.

Yesung terus menempelkan bibirnya ke bibir Ryeowook agar yeoja itu bisa menahan jeritannya.

JLEB!

"Akh-eunghhh.." Ryeowook menjerit, namun tertahan karena dengan cepat Yesung memasukkan lidahnya ke dalam mulut yeoja itu.

Air mata Ryeowook menetes.

Yesung melepaskan ciumannya. "Neomu apha?" tanya Yesung kian cemas saat melihat air mata dari yeojanya.

Ryeowook menatap Yesung dengan lekat. "Ne.. Tapi.. Ini bukan air mata karena sakit.. Aku bahagia," jawab Ryeowook sambil tersenyum lembut dan memeluk Yesung.

"Gomawo.. Gomawo karena sudah menjaganya untukku," ucap namja itu.

Yesung mengangkat wajahnya.

"Ahh…" desah Ryeowook saat Yesung mulai menggerakkan tubuh bagian bawahnya.

"Ohh.. Eumhh.. Sem.. pitthhh…" ucap yesung terbata sambil menggerakkan tubuhnya secara perlahan.

"Ahh.. Oppahhh~ Eunghhh.." erang Ryeowook.

Sensasi yang berbeda mereka rasakan. Saat perih dan nikmat menjadi satu.

"Ughh..! aku bisa gila! Ahh…" racau Yesung saat dirinya mampu bergerak sedikit lebih cepat.

Yesung menyambar dada kanan Ryeowook dengan bibirnya dan melumatnya sedikit kasar.

"Ahh.. Oppahhh… Morehhh… ahhh.." desahan yang terdengar erotis itu pun keluar tanpa kendali dari bibir mungil itu.

"Wo-wookiehhh… ashhh…"

Yesung semakin mempercepat tempo gerakan in-outnya di atas tubuh Ryeowook.

"Ahh… oppaahh.. D-di situhhh.. eunghhh.. deepperrhhh.. ouhhh.."

"Jinjja..? hhh.. Di sini?" Yesung melesakkan juniornya lebih dalam.

"Omo… hhh…"

Tanpa sadar Ryeowook menarik tengkuk Yesung dan melumat bibir namja itu dengan liar.

Yesung pun semakin gencar mempercepat gerakannya.

"Nghh.. ahhh.. akuuhhh… Yesungieee..!"

Belum sempat Ryeowook melanjukan kalimatnya, yeoja itu melengkungkan tubuhnya dan mengeluarkan cairannya.

Yesung yang melihat Ryeowook terkulai lemas semakin mempercepat gerakannya.

"Wookieeehh.. AHHHH!"

Yesung mengeluarkan cairannya di dalam tubuh Ryeowook. Namja itu membenamkan kepalanya di dada Ryeowook.

Keduanya tampak mengatur nafas mereka.

"haahh.. haahh.."

"Wookie-ah.. hh.." panggil Yesung. Namja itu mengecup dada Ryeowook.

"Ne? nghh.."

"Bagaimana kalau sekali lagi?"

Pertanyaan itu membuat Ryeowook terbelalak. "MWO? Mmppphh!"

Yesung meraup bibir Ryeowook dengan lumatan cepat.

"Eunghh…"

.

.

Ooo

.

.

"Huh! Apa kubilang? Eomma pasti tahu password kunci rumah ini.." Jongjin memasuki rumah sang kakak itu dengan riang.

"Eunghh.. Ahh.. Oppahhh… Le.. ahh.. lebih cepathh!"

Desahan keras itu membuat langkah Jongjin terhenti.

"Suara apa itu?" Jongjin melangkahkan kakinya menuju sumber suara.

"Omo!" namja itu terpaku saat melihat ke dalam kamar Yesung yang pintunya tak tertutup itu.

Pemandangan yang membuatnya salah tingkah. Sang kakak terlihat menggerakkan tubuhnya naik turun di atas kakak ipar tercintanya.

"Ahh! Bersama, wookie.. Ahh!"

BLAM!

Jongjin menutup pintu kamar itu tepat saat Yesung ambruk menimpa tubuh Ryeowook.

"Omo~ Apa yang kulihat barusan?" gumam Jongjin sambil memukul-mukul kepalanya. Wajahnya memerah sempurna.

"Aish! Kenapa mereka tidak menutup pintu sih?!" Jongjin terlihat bingung. Namja tampan itu mondar mandir di depan kamar Yesung.

"Eungh! Oppa, sudah!"

Jongjin membulatkan matanya saat suara aneh itu kembali terdengar. Namja itu bergegas masuk ke kamar kakak iparnya dengan salah tingkah.

.

.

Ooo

.

.

Yesung PoV

"Eungh…" aku menggeliat saat merasakan cahaya mengenai mataku.

Aku pun membuka mata dan memandang sesuatu yang indah di hadapanku. Wajah istriku yang masih tertidur. Sangat cantik.

Kuusap pipinya dan mengecup dahinya sekilas.

Dengan sabar menunggunya membuka mata.

Beberapa kali tangan Ryeowook yang sedang memeluk tubuhku bergerak sedikit.

Aku tersenyum. Aku bahagia. Sangat bahagia.

Sepertinya aku memang namja bodoh. Kami sudah 2 tahun menikah dan baru semalam aku menyentuhnya?

Kalian tahu? Aku rasa semalam aku menjadi kehilangan akal sehat. Melihatnya memejamkan mata dengan wajah yang memerah seperti semalam membuatku lepas kendali. Terlebih saat mendengar suaranya menyebut namaku semalam.

Ya Tuhan.. Membayangkannya pun sudah membuatku gila!

Aku kembali merutuki kebodohanku di masa lalu.

Bagaimana bisa aku tak sadar kalau aku mencintainya sejak dulu?

Aku ingat dulu saat masih duduk di bangku sekolah aku selalu kesal jika tidak sengaja melihatnya sedang berjalan dengan namja lain.

Aku juga kesal jika mendengar Jongjin yang bercerita bahwa Ryeowook di sukai banyak namja di sekolah mereka. Dan aku baru menyadarinya.. Menyadari bahwa rasa kesal itu adalah rasa cemburuku.

"Hmm.." lenguhan Ryeowook membuat lamunanku buyar. Tangannya bergerak meregangkan ototnya.

Aku tersenyum saat tangannya kembali melingkar memelukku.

"Sudah siang…" ucapku sambil mengelus pipinya.

"Aku tahu.." sahutnya dengan suara khas bangun tidur.

"Lalu kenapa kau tidak membuka matamu?" tanyaku.

Dia malah mempererat pelukannya dan membenamkan kepalanya di dadaku yang polos.

"Aku malu~" katanya polos.

Aku terkekeh pelan. "Wae? Kau malu dengan suamimu sendiri? Apa kau berbuat salah?"

Dia menggeleng pelan. Aku mengusap kepalanya dengan sayang.

"Saranghae.." kataku.

"Nado~" sahutnya.

Aku tersenyum. Kupeluk tubuhnya yang tak berbalut sehelai benang pun dan kuusap punggungnya.

"Kau tidak ingin berangkat ke kampus?" tanyaku.

"Molla~"

"Um? Wae? Apa karena semalam kau tidak bisa berjalan?" tanyaku cemas.

"Molla~" jawabnya terdengar manja.

"Aigo~ Baiklah. Hari ini libur saja! Aku akan menemanimu," kataku senang.

Astaga!

Kurasa aku harus segera ke psikiater. Sejak kapan otakku memikirkan hal kotor seperti ini?

BRAK!

PRANG!

Aku sontak melepaskan pelukanku.

Kami terduduk secara bersamaan.

"Oppa, itu suara apa?" tanya Ryeowook sambil menatapku takut sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

Apa pencuri yang datang ke rumah sekarang beraksi di siang hari?

"Tunggu di sini. Aku akan keluar melihatnya," kataku menenangkan.

Ryeowook menahan tanganku. Kutatap wajahnya yang sedang memandangku dengan raut takut.

Aku tersenyum. "Gwaenchana.. Tunggulah.."

Dengan perlahan dia melonggarkan pegangannya. Aku turun dari ranjang dan mengambil boxerku yang tergeletak di lantai.

Aku keluar kamar dan melangkah dengan pelan.

Samar-samar kudengar suara dari arah dapur. Aku pun bergegas ke sana.

Aku bernafas lega saat yang kulihat adalah Jongjin yang sedang memunguti serpihan beling yang kuyakini adalah gelas yang terpecah.

Tunggu dulu!

Jongjin di sini?

"YA! Apa yang kau lakukan di sini?!" bentakku.

Dia mengangkat wajahnya dan aku semakin terkejut saat melihat matanya yang telah memiliki kantung mata.

"Ya! Ada apa dengan wajahmu?" tanyaku lebih pelan. Wajahnya tampak menyeramkan.

"Wae?" dia balik bertanya dengan intonasi tanpa semangat.

"Oppa! Ada apa?" kudengar suara Ryeowook teriak dari dalam kamar.

"Gwaenchana! Jangan keluar! Tunggu sebentar!" sahutku.

Jongjin berdiri sambil memegang serpihan beling yang tadi dipungutnya.

"Ya! Sejak kapan kau di sini?" tanyaku penuh selidik.

"Semalam," jawabnya sambil membuang pecahan beling di tangannya ke dalam tong sampah.

"MWO?!" tanyaku terkejut.

OMO~

Bagaimana bisa kami tidak tahu dia masuk ke rumah ini?

"Sepertinya kalian begitu sibuk semalam. Sampai-sampai kalian tidak mendengar aku menutup pintu," ucapnya.

"Mwo?"

Ah, ya! Aku ingat. Semalam pintu kamarku terbuka, lalu kenapa tadi tertutup?

OMO!

Ja-jangan-jangan…

"Yang penting aku tidak mengganggu kalian, kan? Malah suara kalian yang membuatku tidak bisa tidur!"

Aku membulatkan mataku mendengar celetukan Jongjin.

"YA! NEO-"

"Oppa?" suara Ryeowook memotong kalimat yang belum kuselesaikan.

"Noona memanggilmu, hyung~" celetuk Jongjin tanpa dosa.

Aku menarik nafas, mencoba menenangkan diriku sendiri. "Neo.. Kita bicara nanti. Awas kalau kau kabur!" ancamku.

Jinjja!

Adik macam apa sih dia itu?

"Oppa!"

"Ne!" sahutku lalu melangkah menuju kamar dengan hati yang kesal.

BLAM!

Kuhempaskan pintu kamarku.

"Wae?" tanya Ryeowook heran.

"Gwaenchana.." kataku seraya duduk di sisi kasur.

"Lalu kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Ryeowook lagi.

Aku menghela nafas sejenak. "Bisakah kita mengganti password pintu rumah ini lagi?" kataku.

"Wae? Bukankah kita baru saja menggantinya dua hari yang lalu?"

Aku menatap Ryeowook yang sedang menatapku dengan raut bingung.

"Omo! Apa Jongjin datang lagi?" tanyanya tiba-tiba.

Aku hanya bisa mengangguk.

Dia malah terkekeh. Apa ada yang lucu?

"Dia akan selalu tahu jika eomma memberitahunya," katanya.

"Utjima~ Aish! Lama-lama aku bisa membeli rumah baru jika begini terus," sungutku.

"Andwae! Bukankah rumah ini hadiah dari eomma?"

Aku menatap Ryeowook lagi. Wajahnya yang merengut tampak lucu.

Aku tersenyum pada akhirnya.

CHU~

Kuberanikan diri untuk mengecup bibirnya sekilas.

Dia mengerjapkan matanya.

Aku tersenyum. "Kau belum memberikan ciuman selamat pagi untukku."

Dia menunduk malu. Aku pun tertawa.

"Utjima~ Aku mau mandi sa- Ashh!"

"Wae? Apha?" tanyaku cemas saat melihatnya tiba-tiba meringis sambil memegang. Um~ sepertinya bagian di bawah perutnya.

Tiba-tiba dia menatapku dengan tajam. "Ini semua karena oppa! Oppa terus berkata sekali lagi, nyatanya kau melakukannya berkali-kali!" katanya.

"Mianhae," ucapku menyesal.

"Sepertinya aku tidak bisa jalan hari ini.." katanya lagi.

"Mianhae.. Aku akan menemanimu, eoh?" kataku.

"Oppa memang harus menemaniku!"

"Jeongmal mianhae," ucapku lagi sambil menunduk.

Sedetik kemudian, kudengar dia terkekeh. Aku mendongak melihatnya.

"Aku akan memaafkan oppa, jika oppa benar-benar menemaniku hari ini. Oppa yang memasak untukku, oppa yang menyuapiku, oppa yang menggendongku jika aku ingin berpindah tempat, eotthae?" tanyanya.

Tiba-tiba aku mendapat ide, lalu aku tersenyum. "Termasuk memandikanmu?"

"Mwo? Andwae!" tolaknya sambil menarik selimutnya sampai ke dagunya.

"Wae?"

"Aku takut oppa berbuat macam-macam padaku!"

"Apa salahnya? Aku kan suamimu," kataku dengan sedikit merajuk. Ternyata sifat polosnya tidak bisa menjadikannya mudah dibohongi. Aku sedikit kecewa.

"Meskipun kau seorang suami, kau tidak bisa menindas istrimu seenaknya, kan?" celetuknya.

"Ara~ Jadi sekarang kau mau mandi atau tidak?" aku pun menyerah berdebat dengannya.

.

.

Ooo

.

.

Author PoV

Jongjin menatap sepasang suami istri di hadapannya dalam diam. Namja tampan itu memperhatikan gerak gerik hyungnya yang dengan sabar menyuapi kakak iparnya.

"Aku ingin ke rumah sakit!" ucap Ryeowook sambil mengunyah makanan yang ada di mulutnya.

"Mwo? Andwae!" tolak Yesung sambil mengusap sudut bibir istrinya itu.

"Wae?" tanya Ryeowook sambil merengut.

"Kau bilang kau tidak bisa berjalan, kan?"

"Mwo? Noona tidak bisa berjalan? Pantas saja dari tadi noona digendong. Ya, hyung! Apa kau 'bermain' dengan begitu kasar? Kau ini keterlaluan sekali, hyung!" celetuk Jongjin.

PLETAK!

Yesung memukul kepala Jongjin dengan sendok yang sedang dipegangnya.

"Appo~" Jongjin mengusap kepalanya sambil meringis kesakitan.

"Rasakan!" gerutu Yesung.

Ryeowook menunduk malu mendengar celetukan Jongjin.

"Pokoknya kau tidak boleh menemui namja Lee itu! Bukankah sudah ada Hyukjae di sana?" kata Yesung lagi mengembalikan topik pembicaraan.

Ryeowook semakin cemberut.

"Aku kenyang!" ujar Ryeowook dengan nada sedikit ketus. Yeoja itu pun berdiri dan melangkah dengan perlahan menuju kamarnya.

"Ya! Wookie-ah!" panggil Yesung. Namja tampan itu menghela nafas sejenak.

"Hah~ Apa salahnya menjenguk sebentar? Kalian sudah hampir dua minggu ini tak menjenguknya. Hyukjae noona juga butuh istirahat, kan? Kasihan dia menjaga sendirian dan terkadang diacuhkan Donghae-ssi. Pergilah, hyung.. Sebelum noona semakin marah dan aktivitas 'olahraga malam' yang baru kau mulai semalam tidak akan kau terima lagi," nasihat Jongjin dengan sedikit asal di bagian akhir.

Yesung menatap Jongjin tajam.

"Jangan menatapku seperti itu, hyung!" tukas Jongjin.

"Ck!"

Yesung melangkah menuju kamarnya untuk menyusul istrinya.

Sejenak Yesung menatap Ryeowook yang sedang meringkuk dibalik selimut tebalnya, lalu namja tersebut menghampirinya dan duduk di sisi ranjang.

"Chagi-ah~" Yesung mencoba memanggil Ryeowook.

Tak ada sahutan. Ryeowook tetap pada posisinya, memunggungi suaminya sambil merengut di dalam selimut.

"Kau marah?" tanya Yesung lembut.

Lagi-lagi Ryeowook tak menjawab.

"Arasseo.. Tidak menjawabku berarti marah," ujar Yesung pasrah.

Ryeowook masih tak bergeming.

SRET!

Yesung membuka selimut tebal itu.

"Wookie-ah~" panggil Yesung manja sambil berbaring dan mencoba memeluk Ryeowook.

Ryeowook menggeliat.

"Ya~ Jangan begitu.." ujar Yesung lembut.

"Jangan bicara dengan nada yang seperti itu!" tukas Ryeowook.

"Lalu aku harus bicara seperti apa?"

"Jangan bicara!"

"Chagi-ah~ Aku ini mengkhawatirkanmu~"

Ryeowook mendengus sebal. "Kau bukan mengkhawatirkanku, tapi kau cemburu. Dan cemburumu itu berlebihan!"

"Ani! Aku tidak cemburu!" elak Yesung.

"Kau cemburu! Lepaskan pelukanmu, oppa!"

Yesung malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Lepas!"

"Shireo!"

Yesung mengangkat kepalanya sedikit untuk melihat wajah istrinya sekilas. "Arasseo~ Kita ke rumah sakit nanti malam.."

Ryeowook langsung berbinar mendengarnya. Yeoja manis itu membalikkan badannya untuk menatap suami tercintanya. "Jeongmalyo?"

Yesung membalas tatapan Ryeowook dengan hangat, lalu mengangguk.

"Oppa tidak berbohong, kan?"

"Ani.. Tapi sebelumnya kau istirahatlah dulu, ne?"

"Geurae!" sahut Ryeowook gembira.

CHU!

Ryeowook mengecup bibir Yesung. "Gomawo.."

Yesung mengerjap.

"Wookie-ah~"

"Ne?"

"Sekali saja.. Ne?" kata Ysung memohon.

"Sekali saja apa?" tanya Ryeowook tak mengerti. Namun sedetik kemudian yeoja imut itu membulatkan matanya. "Shireo!"

"Ayolah~ Hanya sekali~" mohon Yesung.

"Shireo! Semalam oppa juga berkata seperti itu! Nyatanya malah berkali-kali! Shireo! Andwae!" tolak Ryeowook tegas sambil memalingkan wajahnya.

"Wookie-ah~ Sekali saja, eoh? Aku berjanji hanya sekali~" bujuk Yesung.

"Oppa bilang, oppa mengkhawatirkanku.. Tapi kenapa memintanya lagi saat aku masih 'sakit'?" sungut Ryeowook.

"Kau yang memancingnya duluan!" ujar Yesung tak mau kalah.

"Naega? Onje?"

"Tadi kau menciumku!"

"Itu hanya poppo! Tahu begini aku tidak akan memberikan poppo padamu!" kata Ryeowook kesal.

"Wookie-ah~" bujuk Yesung lagi dengan puppy eyesnya.

"S-h-i-r-e-o-!"

Yesung pun menyerah. Ia memilih mengalah dari pada harus berdebat kembali dengan istri tercintanya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

_to be continue..

Annyeong haseyo.. ^o^

Rena lagi yang dateng.. XD

Ini Rena bawain Love for You yang special YeWooknya..

Dan Rena akui.. NC GAGAL! #PLAK!

Mianhae.. Rena ga pinter bikin cerita yang begitu.. :(

FF ini ga jadi Rena buat Oneshot, jadinya Multichap aja, tapi ga panjang ko.. :)

Mian membuat kalian menunggu ya..

Rena lagi-lagi mau tahu, ada yang masih nungguin FF Rena atau ga niihh? :D

Untuk FF yang special KyuMin blum bisa Rena post, jadi Rena mohon maaf..

Terakhir, Rena tunggu review tanpa bash dari kalian.. :)

Gomawo udah mau baca FF ini..

Annyeong.. #bow