はお姫様じゃない! I'm Not a Princess!

.

.

.

Aku bukan Tuan Putri!

.

.

A Vocaloid Fanficton,

All Character own by their owner ._.)v

.

.


Maaf kalau OOC /-\ menerima segala kritikan di review kok ^_^)/ happy reading..


"…" Aku menatap lawan bicaraku dengan tatapan menggeram, tak kalah dengan lawan bicaraku, seorang pria berambut kuning yang menatap mata biru toska-ku dengan tatapan lebih ganas—tentunya—

"Hei, Kuulangi, hati-hati kalau jalan," Aku berkata ketus—setengah mengejek dan kesal—

"Tidak sopan, yang nabrak siapa, hoi?!" Pria berambut kuning tersebut mendekat ke arahku, bersiap memukulku,… tapi dia menahannya?

"—kenapa? Takut memukul perempuan?"Aku tersenyum merendahkan. Lalu Aku berggeser dari tempatku berpijak, "—aku tidak punya waktu untuk piring dan kejadian bodoh ini,"

"Tidak! Kau gadis yang buruk sekali! Jelas-jelas aku jalan, dan kau menubrukku. Sekarang dirimu yang mengatakan aku yang menjatuhkan piringmu?!" Pria itu membentakku

Sementara semua orang di kantin melihat pertengkaran—tidak penting—ini, Aku terus berkilah dan mencari jalan kabur, sungguh aku tidak tahu apa yang harus kulakukan jika aku memecahkan piring yang dibawa orang lain, apakah aku harus membereskannya? menyapunya lalu membayar biaya memecahkan piring ke pemilik kios?

Eww, membayarnya tidak masalah sih, tapi tolong, aku tidak ingin menyapu serpihan piring itu di kantin, dilihat berpuluh pasang mata, dan menahan rasa malu? Tidak.

"Hoi, kau lihat sini! Jangan pergi! Mau aku panggilkan kepala sekolah?!" Pria itu—kagamine Len—mengancamku dengan nada tinggi, aku menghela nafas, "..jadi apa maumu?"

"Minta Maaf! Kau tidak mengerti etika?" Tanyanya tajam,

"Seharusnya kau yang meminta maaf!" Aku membalasnya dengan tajam—juga—,"Sudahlah, tidak usah diperpanjang, kau tinggal bereskan piring ini—"

"—Aku?! Hei siapa yang menabrakku tadi?!" Kagamine Len menyela omonganku dengan kasar

"Kau tidak tahu etika ya? Mirror Please! Aku paling tidak suka ada orang bodoh yang menyela omonganku! dengar, aku akan ganti kerugian piringnya! Tinggal nyapu aja kok repot?!" Aku mengepalkan tanganku, tapi aku sadar, seharusnya aku juga Mirror, 'tinggal nyapu aja kok repot' itu harusnya kukatakan pada diriku. Ah, tapi biarlah, Aku tidak akan masuk penjara karena ini, kan?

Baiklah kujelaskan, Tadi aku Berjalan di koridor, sedikit terburu-buru karena aku ingat kalau Handphoneku ketinggalan di lab. Fisika, jadi aku sedikit—ya, sedikit—berlari, lalu tiba-tiba pemuda bodoh itu, muncul di sana dan menghalangi jalanku, dan tiba-tiba saja piringnya yang sudah kosong berhamburan menjadi serpihan di lantai—ini jam Istirahat makan Siang, jadi dia membeli makanan di kantin mungkin—Dia tidak tahu apa? Aku terburu-buru! ah, menyebalkan.

Dan dia, Kagamine Len, dia lumayan terkenal di sekolahku sebagai preman sekolah yang galak—sepertinya?—Tidak banyak orang yang berani dekat-dekat dia, sukanya main tangan dan kaki, tapi sepertinya itu tidak berlaku untuk perempuan. Ah, menjijikkan.

"Tidak! Kau perempuan dan seharusnya, perempuan yang menyapu!" Kagamine Len masih saja ngotot. Ah, aku jadi ingin menamparnya.

"Kau, jangan seenaknya, ya! Masalah ini sepele, tahu! tidak usah diperpanjang juga! Kau sapu itu dan semua akan beres!" Aku menunjuk serpihan piring di Lantai.

"Huh, memangnya kau siapa? Seenaknya saja menyuruhku!" Kagamine Len tersenyum merendahkan,

"Sombong! Aku ini Hatsune Miku! Aku—" Aku mendengus kesal—sangat kesal—

"—Hatsune Miku?! Baru pertama kali dengar, tuh!"

Aku makin kesal, "Hei, kau menyela perkataanku lagi! Itu kau saja yang bodoh, sehingga tidak tahu Hatsune Miku!"

Dan Aku yakin puluhan mata itu pasti tertuju kearahku dan pemuda menyebalkan ini, ini di Koridor dekat Kantin, Beratus pelajar SMA ini pasti melihat ke arah sini dan—Ah, membuatku makin kesal, suara mereka yang menggosip makin membuatku pusing saja

"Permisi.. Permisi…!"

Ribut sekali orang orang disana.

"Memangnya kau itu apa? Anak Presiden?" Kagamine Len membuatku benar-benar ingin menamparnya sekarang, "—ah, akhirnya kau diam saja. Speechless, ya?"

"Tidak! aku itu—"

"Dia ini Miku Hatsune,"

Aku menoleh ke sumber suara di belakangku, "Kau—"

"Lalu? Ah, kau siapa omong-omong? Pacarnya? Tidak kusangka gadis seperti dia punya pac—" Kagamine Len mengejek lagi, lagi dan lagi,

"—dia tuan Putriku, aku pelayannya,"

"..! Baka—"Aku menggembungkan pipiku karena malu, tapi sebelum aku berteriak, dia menarik tanganku dan mengajakku pergi, "kau mencari Handphone-mu kan?" Tanyanya

"D-Diamlah! Dan Kau menarikku kemana? Semua orang pasti Melihat kita, BAKAITO!" Aku menekankan suaraku pada kata terakhir, tapi aku tetap berlari mengikuti irama kakinya.

"Kemana? Tentu saja pulang!" Jawabnya enteng

"Tunggu!" Aku melepaskan tanganku dan berhenti berlari. "Cukup, jalan saja. Aku tidak mau terlihat seperti orang aneh,"

"Lalu, kau akan pulang 'kan?" Tanyanya dengan senyum yang biasa kulihat

"BAKAITO!" Aku berteriak, "Dengar! Aku tidak mau kau melakukan hal aneh lagi! Aku tidak ingin—" Omonganku terhenti saat melihat ke sekitar, ada banyak orang juga di sini. "Kita pulang!'

"Dengar Bakaito! Aku tidak mau disangka pacaran denganmu! itu sesuatu yang buruk! kau tahu?"Aku mengomel sepanjang perjalanan pulang, "Dan bisakah kau mendengarkanku dengan serius? Jangan makan es krim saat aku berbicara seserius ini!"

"Maaf Miku, Bahkan saat kau adalah Tuan Putriku, aku tidak bisa membuang es krimku begitu saja," jelasnya enteng sambil terus menyesap es-krim sodanya

"Dan juga itu, Kaito!" Aku meliriknya, dan dia masih memandang lurus dengan tatapan santai, "Jangan panggil aku dengan kata Putri atau sesuatu narsis yang lainnya!"

"Hei," Kaito balas melirikku dengan tatapan santai—seperti tadi—, "Bukannya kau yang minta ya?—"

"Berisik, Bakaito!" Aku menginjak kakinya, dan dia mengaduh-aduh kecil, "Aku tidak ingat pernah mengatakannya padamu!"

"Boho—" Dia mengeluarkan Batang Es Krim dari mulutnya, dan bersiap protes dan dengan cepat aku menyela ucapannya

"A-Anggap aku tidak pernah mengatakannya!" Aku melanjutkan, "Kau ingat waktu kelas 2 SMP dulu? aku tidak ingin ada sesuatu semacam itu lagi! Tidak peduli walaupun aku benar-benar seorang putri bagimu, jangan panggil dengan sebutan narsis itu! Panggil Hatsune saja sudah bagus!"

"Kelas 2 ya…" Kaito menggumam tanpa tingkat keseriusan.

"Bisakah kau menghadapiku dengan serius? Aku serius, tahu! Aku tidak ingin kau mengganggu kehidupan cintaku—dengar, aku bukan pacarmu! Dan aku tidak ingin dianggap atau di salah pahami menjadi pacarmu!" Aku mendengus pendek dan kasar sambil melirik sorot mata Kaito yang masih saja sama. Mungkin sudah terbiasa diperlakukan seperti ini olehku? Ah masa bodoh. Toh dia kan Kaito, tetangga dan—satu satunya—teman masa kecilku. Aku dan dia sudah kenal Sejak umur 6 tahun, itu 10 tahun yang lalu. Bukan waktu yang singkat bagi kami untuk mengenal satu sama lain. Sejak dahulu Kaito selalu menjadi teman yang baik bagiku, dia selalu mengiyakan apa yang aku katakan, tapi jika aku salah berlebihan, dia akan memberi pendapat dan saran. Mungkin Kaito lah satu-satunya orang yang pendapatnya kupikirkan baik-baik dan mendalam—tidak langsung kotolak—. Kaito sebenarnya cukup populer jika dia mau, buktinya waktu SD, dia pernah ikut klub basket dan membuat sepertiga teman cewek sekelasnya jatuh cinta padanya. Tapi waktu SMP, Kaito tidak ikut klub—sama denganku—tapi dia masih saja memiliki fans, dan orang yang cinta padanya. Dan sekarang kami sedang pertengahan kelas 1 SMA, entahlah apakah Kaito memiliki Fans lagi atau tidak, mengingat di Yamaha High School banyak cowok kece yang siap menggaet hati wanita..

Hei! Tapi aku tidak pernah jatuh cinta pada Kaito lho, entah karena apa, tapi mungkin aku memang tidak mungkin jatuh cinta pada orang. Palingan ya hanya suka, tapi entahlah, selama ini aku benar-benar tak punya perasaan ke Kaito, kok. Aku menganggapnya Tetangga sebelah, seorang yang baik dan menyebalkan kadang. Tapi sejujurnya, Aku mengakui kalau dia lumayan juga, jadi bagiku wajar apabila cewek yang hanya mementingkan wajah jatuh hati ke Kaito.

Dan Aku, Hatsune Miku. Aku bukan sesosok cewek yang romantis, bukan cewek supel juga. Aku biasa dibilang Egois, Aku mengakuinya. Jujur, aku sedikit susah mengontrol diriku, tapi aku sendiri jarang mengajak orang bicara, jadi entah apakah mereka semua mengenal keegoisanku atau tidak. Dan sesungguhnya, waktu kecil dulu, saking egoisnya diriku, aku pernah meminta Kaito memanggilku dengan sebutan 'Putri' dan dia adalah 'Pelayanku'.

Tapi tidak, jangan sebut itu lagi sekarang!

"Hei Miku," Panggilnya

Aku menoleh, menandakan jawaban 'Apa?' lalu dia memberikan Handphoneku kepadaku, "ini yang membuatmu lari di koridor, kan?"

Aku menerimanya, mendengus kesal, aku mengangguk mengakuinya, "Untunglah kau sadar. Omong-omong kau berapa kali bolos pelajaran?" Tanyaku

"Baru sekali kok minggu ini," Jawab Kaito sambil membuang tusuk es krimnya ke tanah

"Tentu saja, ini hari senin! Moo-Bakaito," Aku tertawa kecil dan mengejeknya, "Kupikir Aku jadi akan anak Bolosan kalau begini terus,"

"Tapi nilaimu sudah bagus, tahu!" Timpal Kaito dengan wajah kesal

"Nilaimu juga lumayan." Aku membuka handphoneku, "Paling tidak, kau masih naik kelas, kan?" Lalu aku menutup Handphoneku lagi.

"Tidak, kau harus mengajariku pelajaran-pelajaran sialan itu, Miku," Jawab Kaito

"Kapan?" Aku meliriknya dengan santai, "Baiklah, Aku putuskan setelah sampai di rumah, aku akan mengajarimu." Aku menjawab pertanyaanku sendiri tanpa menunggu Kaito berbicara

"Hah?—tidak, tunggu—" Kaito menghentikan langkahnya dan menatapku lekat-lekat

"Sekarang atau Tidak, Kaito," Aku terus berjalan tanpa memperdulikannya, "Aku memintanya sekarang, ini keputusan."

Dan Kaito hanya berjalan mengikutinya, "Baiklah, daripada nilaiku besok 20 lagi,"

"Baka-ito.." Aku mengejeknya dan kami terus berjalan, hingga sampai kerumah kami yang jaraknya berdekatan.

kumohon ingat, Aku adalah Hatsune Miku, teman masa kecil Kaito Shion…

Cuma itu…


Jaa—selesai juga huft, Lama gak nulis fict.. /-|

btw Awalnya aku bingung mau kasih judul apa :'v jadi maaf kalau judulnya jelek… dan juga maaf kalau banyak typo dan segala OOC di sini 8'D hope you like it deh—Review please? ;u;

-raisa


Summary Next Chapter~ 8D

"jadi, Cukup Katakan kalau aku suka Kaito!"

.

.

"..Kau pacarnya Cowok berambut biru itu?"

.

.

"Sungguh. Aku tidak ingin kau menganggu hubunganku"