Naruto © Masashi Kishimoto.

Story (c) Raawrrr.

Warning! Standard applied.

Genre: Parody.

Saya tak mendapatkan keutungan material apapun terkait pembuatan fiksi ini.

For #16InoFicsChallenge2016 #9

~ Happy Reading ~


Nilai matematika Ino yang menurun pada semester ini membuatnya harus belajar secara private dengan Hyuuga Neji, senpai kelas sebelah yang merupakan kakak kandung dari Hyuuga Hinata, teman sekelasnya. Dan ini merupakan hukuman mutlak dari Anko-sensei yang tidak bisa diganggu gugat.

Oh, tidak. Ino sama sekali tidak membenci hal ini. Malah ia sangat senang karena bisa lebih dekat dengan Neji yang notabene kecengannya.

Dan di sinilah mereka berada, kamar milik Ino Yamanaka yang didominasi dengan warna ungu muda.

"Nah yang ini kau sederhanakan dahulu, setelah itu dikali." Begitu penjelasan dari Neji perihal soal matematika yang sedang mereka kerjakan.

"Paham?" Neji bertanya yang dijawab dengan anggukan singkat dari Ino.

Posisi mereka cukup yang dekat membuat Neji dapat mencium dengan jelas aroma rambut Ino.

"Rambutmu harum."

Mata biru jernih berbinar tak percaya, bibir tipis yang dilapisi oleh lip balm terangkat sedikit. Bunga-bunga imajiner terlihat berterbangan di sekitar Ino.

Oh yeah!

"Benarkah Neji-senpai?" Sok-sokan jaim dengan berkata begitu. Padahal Ino ingin bicara seperti ini 'Oh jelas dong! Ino Yamanaka gitu lho! Rambut badai gini mana mungkin bau, 'kan?' sambil kibas rambut.

Tapi gara-gara takut nantinya Neji ilfeel, jadi ya ia tidak menjawab seperti itu.

"Iya. Aku suka harumnya."

Bunga-bunga imajiner makin banyak beterbaran.

Denger 'kan? Denger 'kan?!

Tadi Neji bilang 'suka'. Suka lho!

Bisa saja dari menyukai harum rambut Ino, nanti lama kelamaan Neji suka dengan wajahnya, lalu sikapnya, dan berakhir dengan Neji yang menyukai Ino Yamanaka secara keseluruhan. Yey!

Ino baper duluan. "M-makasih!"

"Pake shampoo apa?"

"Pake shampoo sensor. Emang kenapa, senpai?"

Bilang aja ingin tahu sedikit demi sedikit tentang Ino kaaan?

Iya kaaan?

Ngaku aj—

"Oh, pantes harumnya sama kayak mantanku. Tuh 'kan, jadi pengen balikan lagi."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

— Realita memang kejam.

Seketika Ino potek.

Ternyata Neji masih terikat oleh masa lalu.

'Kan sedih.


.

TAMAT

.

.