Mencoba cerita baru dengan pairing baru, maklum fict pertama taekook
Pair : Taekook, Vkook
Main Casts : Kim Taehyung x Jeon Jungkook
Other Casts : Member BTS, Lee Jihoon Seventeen
Rate : T
Genre : Romance, Drama
Disclaimer : BTS Diciptakan oleh Tuhan dengan pahatan sempurna disetiap inci tubuh mereka, BTS milik mutlak kedua orantua dan keluarga mereka, kebanggaan BigHit dan Kesayangan ARMY tentunya ! but I only own the story,Chingu
Summary : Kim Taehyung menjejal kemampuannya dengan belajar akting di drama kolosal Hwarang yang menyebabkan hubungannya dengan Golden Maknae-nya menjadi jauh. Hal yang membuat Jungkook hampir menarik perasaannya kembali untuk hyung tersayang-nya itu.
WARNING : BL, Typo bertebaran (Mian..) yang Homophobic silahkan keluar dengan teratur
Happy Reading Teman...
ABSOLUTE DECLARATION
" Hyung, aku lelah sekali,Ppalli Hyung !" seru Jungkook kepada para member yang berjalan di belakangnya. Ya, mereka sedang berjalan ke arah van mereka yang terparkir. Malam ini mereka baru saja mengisi acara di salah satu stasiun televisi ternama Korea Selatan. Mereka lelah karena menyanyi dan menari dalam waktu bersamaan tidaklah semudah saat penonton menikmati acara pertunjukan mereka, sungguh menguras tenaga. Tak apa, asal fans dan penonton mereka bahagia, itu sudah menjadi salah satu penawar letih mereka saat ini.
Mereka mengambil posisi mereka di dalam van, Yoongi sudah bergelung manja pada pemuda yang memiliki tinggi sama dengannya, Park Jimin si Uke manis nan selalu mengayomi Yoongi dengan kekasihnya. Yoongi sudah siap untuk menutup matanya, namun di interupsi oleh teriakan mendadak dari Maknae-nya.
"Camkkan ! Tae-hyung mana ? " pertanyaan itu mencelos dari bibir merah mudah pemuda kelinci tersebut ketika tak melihat hyung kesayangannya dalam jarak pandangnya.
" Oh, itu..Taehyung tadi pamit pergi untuk keluar dengan pemain Hwarang, mereka mengajak Taehyung makan malam dan minum bersama " Jelas Manager mereka.
" Hm, begitu " gumam Jungkook yang sudah bersandar lemas pada kursinya. Lagi-lagi seperti ini. Tae-Hyungnya pergi tanpa pamit kepadanya. Memang Jungkook tak lebih dari seorang dongsaeng bagi Taehyung, tapi sungguh Jungkook memiliki rasa khusus untuk Taehyung, hanya Jungkook berharap Taehyung juga merasakan apa yang ia rasakan ? Entahlah.
"Neo Gwaenchana ,Kook-ah ?" Tanya Jin yang duduk di sebelah Namjoon khawatir melihat perubahan mood Jungkook yang makin memburuk.
"Nan Gwaenchana, Hyung" jawab Jungkook sekenanya disertai senyuman tidak ikhlas dari pemuda itu.
.
.
.
.
Mereka sampai di depan gerbang dorm mereka, jarak dari gerbang menuju dorm sekitar 100 meter, karena van mereka tidak bisa mengantar mereka sampai depan pintu dorm, alhasil sekarang mereka harus bersusah payah berjalan kaki. Mereka berjalan dengan Seokjin dan Namjoon yang sudah dahulu dengan saling mengeratkan genggaman tangan mereka masing-masing. Seakan-akan mereka akan lenyap apabila terlepas. Jungkook berjalan berdampingan dengan Jimin yang menggendong Yoongi di punggungnya. Pemuda pucat itu tak mau dibangunkan karena terlalu lelah dan malas menggerakkan badannya. Hoseok minta di turunkan dekat perempatan lampu merah menjelang dorm mereka. "ada perlu" katanya. Dia bahkan tak merasa lelah sedikitpun setelah penampilan mereka tadi.
" Kook-ah, jangan melamun kalau jalan nanti kau tersandung " Jimin mencoba keheningan diantara mereka.
"Hyung, aku harus bagaimana ?" keluh Jungkook yang mulai mengangkat kepalanya namun dengan tatapan yang masih sulit diartikan.
Jimin tau semuanya. Perihal perasaan maknae-nya kepada sahabat se-linernya itu. Jimin tau saat Jungkook menahan tangis hingga berakhir dengan isakan yang Jungkook lakukan dalam tiga bulan terakhir ini. Jimin mengetahui kerinduan Jungkook kepada Taehyung untuk bercanda bersama, tidur bersama di ranjang kecil Taehyung, berakhir dengan dia bergelung dalam selimut Taehyung seorang diri beberapa malam terakhir. Karena rindu Jungkook melakukan semua itu. Tak apa, setidaknya aroma Taehyung ada di selimut dan bantal yang Jungkook gunakan, sedikit membantu sel otaknya yang terus berpikir dan berporos pada pemuda bernama Taehyung.
" Bersabarlah Kook-ah " Sungguh Jimin tak tau harus berbuat apa, tak tau memberi nasehat dan saran bagaimana, menyuruh Jungkook menahan semua perasaannya yang sangat menyakitkan atau melepaskan rasa sakit bersama cintanya terhadap Taehyung.
Mereka kembali terdiam, tak tau membicarakan apa. Larut dalam keheningan menuju dorm mereka.
Jungkook merasa kurang enak badan. Setelah meminta obat kepada Seokjin dan mengganti baju dengan piyama, Jungkook berjalan kearah kamar yang ditempati oleh Jimin, Taehyung dan Hoseok. Jungkook naik ke ranjang Taehyung yang berada di atas ranjang Jimin. Hanya dia di kamar ini, sendiri. Jimin malam ini tidur dengan Yoongi.
" Tae, kau selalu tau kalau aku mencintaimu, kan ? kau tau bagaimana perasaanku kepadamu kan, Tae? Kenapa rasanya kau semakin jauh dari jangkauanku ?" Jungkook terisak lagi menuju tidurnya.
.
.
.
.
Taehyung mengendarai mobilnya sendiri setelah pamit terlebih dahulu kepada rekan satu dramanya, dia tak lagi sering menginap dirumah ataupun apartemen sunbae-sunbaenya seperti sebelumnya. Dia terlalu merindukan suasana dormnya,merindukan maknae yang dia sayangi, merindukan aroma tubuh bocah kelinci itu, merindukan setiap kehangatan kala mereka tidur dalam pelukan satu sama lain. Ah, sungguh Taehyung sudah gila.
Saat lampu merah menyala diantara persimpangan, Taehyung memberhentikan mobilnya, dan Taehyung tersenyum sendiri mengingat kebersamaannya dengan maknae-nya yang jarang mereka lakukan akhir-akhir ini, Taehyung juga berjanji dengan dirinya sendiri untuk menebus waktu yang hilang untuk mereka berdua. Entahlah, Taehyung hanya berpikir itu harus dia lakukan. Taehyung mengedarkan pandangan kesamping kanan dimana cafe Mins, tempat mereka sering memesan makanan, Taehyung menyipitkan matanya, melihat lebih jelas kepada yang difokuskan oleh manik hitamnya.
" Mereka ?" Taehyung hanya mengidikkan bahunya acuh.
.
.
.
Taehyung memasuki dorm mereka setelah menekat sederet digit angka pada keypad di dekat pintu mereka. Melepas sepatu dan memasuki ruangan utama dorm mereka. Taehyung melirik dapur dengan lampu yang masih menyala.
" Eh Hyung, kau disini ?" tanya Taehyung terkejut.
" Kau pikir aku siapa ? kau tidak menginap di tempat para sunbae mu ?" sarkas Yoongi. Yoongi terbangun tengah malam dan berniat untuk mencari air putih guna membasahi tenggorokannya.
" Kau jahat sekali sih Hyung " suara berat Taehyung mengadu protes atas tuduhan Yoongi seolah-olah dia sudah melarikan gadis di bawah umur.
" Kau yang lebih jahat ,Sialan !" gerutu Yoongi, Yoongi bukannya sembarangan mengumpat, ia cukup tau apa yang terjadi dengan Taehyung dan Jungkook. Bahkan saat digendongan Jimin tadi, Yoongi mendengar Jungkook dengan suaranya yang lirih meminta pendapat Jimin.
"Mwo ?" Mata Taehyung membelalak atas tuduhan Yoongi, " bicara yang jelas, Min Yoongi ! " geram Taehyung kepada pemuda dua tahun diatasnya itu. Bahkan Taehyung sudah menanggalkan embel-embel hyung pada Yoongi.
"Brengsek, kalau dramamu membuat orang lain menderita, kau tak usah ber-akting, kalau kepergianmu tiap malam membuat orang lain harus menangis, kau lebih baik mati saja sana !" teriak Yoongi yang detik kemudian melepaskan sebuah pukulan telak kepada Taehyung. Taehyung terhuyung dengan sudut bibir yang mengeluarkan darah.
" Apa alkohol yang tiap malam kau konsumsi mempengaruhi hubunganmu denga Jungkook semakin menjauh, hah ? apa mereka lebih penting dari dongsaeng kecil-ku itu ?" lagi-lagi Yoongi berteriak menyebabkan Jimin langsung keluar langsung membantu Taehyung berdiri dan menenangkan Yoongi.
" Kau keterlaluan, kau tau itu !" Yoongi marah, benar-benar diambang emosi yang sangat tersulut. Jimin harus memeluk Yoongi dengan kuat agar tidak lepas kendali untuk memukul Taehyung lagi.
"Cukup Hyung, cukup ! satu pukulan setidaknya sudah membuat alien ini berada dalam pikiran yang sebenarnya " ujar Jimin sambil mengusap punggung kekasihnya itu.
Kondisi sudah cukup tenang. Jimin memberi air putih kepada Yoongi dan langsung di teguk habis oleh pemuda Daegu tersebut.
" Tae,apa aku boleh bertanya ?" Jimin membuka suara diantara mereka. Sementara Taehyung hanya mengangguk lemah menandakan iya.
"Kau mencintai Jungkook ?" tanyanya lagi. Kali ini penuh selidik.
" apa kau tak melihat kalau aku mencintai Jungkook ? apa perhatianku dan perlakuanku kepada Jungkook tak memperlihatkan kalau aku mencintainya, Chim ?"tanya balik Taehyung kepada Jimin.
"Tapi hubungan kalian membutuhkan pengakuan, Tae. Sebuah hubungan harus membutuhkan deklarasi kedua belah pihak "jelas Jimin yang mulai emosi.
" Kau tau kalau Jungkook belakangan ini menangis seperti orang gila karenamu ? Kau tau Jungkook hampir pingsan di ruang latihan karena dance terus-terusan agar sibuk dan tidak memikirkan pemuda yang terus menghabiskan waktu dengan temannya yang lain? Kau tau kalau Jungkook mencintai pemuda bodoh itu ? Kau tau kalau dia seperti zombie karena tak mendapatimu dalam pandangan matanya ? Kau tau bagaimana rasanya mengkhawatirkan seseorang yang tak ada status denganmu apakah dia sudah makan atau belum padahal dia seharian belum makan ? apa kau mengerti Tae ? Apa hanya dia yang mencintaimu berlebihan ? sementara kau tidak ?" berbagai macam cercaan terlontarkan dari bibir Jimin, mati-matian Jimin membendung emosinya namun terlepas juga, Yoongi langsung menggenggam tangan Jimin untuk menenangkan pemuda itu.
"Geumanhae, sayang" Yoongi menenangkan Jimin.
"Dia sudah keterlaluan sekali hyung, bahkan aku saja yang bukan Jungkook sakit hati melihatnya " Jimin membenamkan kepalanya ke dada Yoongi, meredam tangisannya.
Tanpa sadar Taehyung menangis, air mata turun di pipi mulusnya. Betapa tidak pekanya dia selama ini. Betapa perlakuannya menyakiti pemuda yang sangat dia cintai. Dan dia baru menyadari betapa bodohnya dirinya.
"Sudahlah Tae, aku rasa kami sudah cukup ikut campur dalam urusan kalian, maaf atas ucapan dan pukulanku tadi " Yoongi menyadarkan Taehyung kembali.
" Ne, tak apa Hyung, Terimakasih.. sungguh, aku tau aku bodoh sekali " ucapnya sepenuh hati.
" Pergilah lihat Jungkook, dia tadi sedang tidak enak badan " cicit Jimin dalam pelukan Yoongi. Taehyung mengangguk dan beranjak menuju kamar Namjoon dan Jungkook.
" Heh kau mau kemana ?" ujar Jimin lagi.
" Kamar Kookie " jawab Taehyung ketika hendak memegang gagang pintu berwarna coklat tersebut.
"Dia di ranjangmu, dikamarmu " jawab Yoongi menggantikan Jimin.
'apa Kookie sebegitu merindukanku' pikir Taehyung yang beralih ke kamarnya sendiri.
.
.
.
Taehyung menaiki ranjangnya dan menemukan seorang pemuda tertidur pulas dengan air mata masih membekas di pipi dan ujung mata pemuda imut tersebut. Meski suatu saat dia akan mampu mengalahkan abs milik Jimin tapi dimata Taehyung, Jungkook tetap menjadi pemuda imut yang selalu dicintainya.
" Hi Baby Kookie " sapa Taehyung yang mengambil tempat di samping Jungkook tanpa melepaskan pandangan darinya.
"Selalu saja wajah tidurmu menjadi favoritku setelah senyummu, Ne ?" tanya Taehyung lagi,ntah kepada siapa.
" Kau tau, aku mencintaimu, sungguh.. sejak pertama kita debut aku sudah tertarik kepadamu, maaf lagi-lagi aku menyakitimu sayang " Taehyung menyisir rambut Jungkook dan mengusap lembut pipi gembul milik pemuda asal Busan itu. Dulu Jungkook juga tersakiti dengan adanya gosip kencan antara Taehyung dengan member Red Velvet. Jungkook menghindari Taehyung dan kedapatan menangis oleh Taehyung. Taehyung pikir meski Taehyung tak perlu mengucapkan cinta secara gamblang kepada Jungkook, dunia akan tau kalau Hati Taehyung memang diciptakan untuk Jungkook, ternyata dia salah. Bahkan Jungkook sendiri secara tak langsung meragukan dirinya. Semuanya butuk pengakuan. Deklarasi mutlak kepemilikan.
.
.
.
.
.
Boleh dikatakan Taehyung hanya tidur beberapa jam menjelang pagi, dia terbangun pada jam enam pagi, sungguh jarang-jarang dia bangun pada saat seperti ini. Hari ini Bangtan tidak ada kegiatan, mereka bebas dalam dua hari kedepan. Taehyung terbangun karena gerakan yang dilakukan oleh seseorang yang ada dalam pelukannya. Seseorang yang membuatnya gila.
Taehyung mengamati wajah damai pemuda dalam pelukannya itu, wajah yang berjarak tepat tiga senti dari wajahnya. Terus memandanginya, membuat lengkungan pada bibir Taehyung semakin melebar.
Mata bulat itu terbuka, menyipit menyambut sinar yang masuk lewat jendela kamar mereka. matanya semakin membulat sempurna dan melupakan rasa kantuknya ketika melihat wajah di depannya.
"Tae..H-hyuuung " gugup Jungkook yang ingin melepaskan diri dari pelukan Taehyung.
" Wae Kookie? Wah.. padahal semalam kau duluan yang memelukku, kenapa sekarang kau juga yang ingin melepaskannya ?" Rajuk Taehyung.
"Bu-bukan seperti itu Hyung, hanya saja.. hanya saja aku terkejut, ya aku terkejut " ucap Jungkook asal sambil menatap ke bawah, asal tidak menatap Taehyung.
" Kookie, tatap mata orang yang berbicara denganmu " perintah Taehyung mutlak. Taehyung menarik pinggang Jungkook agar kembali mendekat ke arahnya..
Jungkook mengangkat wajahnya dan.. CUP
Satu kecupan mendarat dibibir merah Jungkook. Mata Jungkook kembali membulat sempurna.
"It's Called Morning Kiss, Baby Bunny " senyum Taehyung santai menghadapi keterkejutan Jungkook.
Jungkook langsung mengusap bibirnya tak percaya.
"Kau tak bermimpi sayang, aku disini " ujar Taehyung lembut, kemudian mendekap Jungkook.
" Maafkan aku menyakitimu, maafkan aku kalau ketidakpekaanku membuat hatimu benar-benar sakit " lirih Taehyung. Jungkook mulai terisak.
" Hei, Hajima ! Ulji Maseyo,,jangan menangis Kookie-ah" Taehyung melihat wajah Jungkook. Dipipinya sudah mengalir liquid dari matanya. Langsung saja Taehyung mengusap lembut dan mencium kedua mata indah tersebut.
"Saranghae Kookie, aku mencintaimu, Tae-Hyung cinta sama Kookie, Mian selama ini Taetae.. Tae.."Kini malah taehyung yang terisak,tak lagi mampu menyuarakan isi hatinya.
" Nado Saranghaeyo Hyung, Kookie juga cinta sama Tae " tulus dan lembut keluar dari bibir mungil Jungkook.
Langsung saja Taehyung menangkup wajah manis Jungkook dan mengecup bibirnya, bibir yang akan menjadi candu setiap saat bagi Taehyung setelah ini. Wajah Jungkook memerah,pipinya merona.
" Aigooo, Urii Kookie kyeopta" gemas Taehyung melihat wajah kekasihnya itu.
"Iiiiissshh, Taetae Pabo ! " malu Jungkook sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
"Tae-hyung, kenapa bibir –" Cup,satu kecupan singkat kembali tercuri menghentikan ucapan Jungkook.
" Tak apa, hanya sedikit pencerahan dini hari dari pasangan minimini, sayang " jelas Taehyung.
Tanpa dipungkiri bekas luka disudut bibir Taehyung merupakan saksi untuk kesadaran Taehyung terhadap perasaan cintanya kepada seorang maknae polos bernama Jeon Jungkook.
END
.
.
.
Epilogue
Seokjin menyuruh Jimin memanggil pasangan Taekook untuk sarapan bersama karena mereka berdua belum menunjukkan batang hidung mereka saat ini. Seokjin masih berkutat membuatkan susu rasa Vanila untuk maknae mereka dengan Namjoon yang masih setia memeluk Eomma Bangtan tersebut. Yoongi sudah berusaha melepaskan Namjoon dari Seokjin, dan Yoongi dihadiahi aegyo aneh yang membuat Yoongi ngeri sudah duduk dengan tenang di kursinya.
" Sebentar lagi mereka keluar Hyung " tukas Jimin cepat dan langsung duduk di samping kekasihnya itu.
Taehyung keluar kamarnya dengan Jungkook yang ada digendongannya. Gendongan Koala favorit Kookie kalau kata Taetae.
" Hi, Hyung" senyum merekah dipagi hari di hadapkan oleh Jungkook kepada mereka. mereka sungguh merindukan senyuman dari bocah kelinci itu. Taehyung langsung saja mendudukkan Jungkook dan duduk disamping kekasihnya itu.
"Wah kita bakalan makan enak setelah ini " teriak Jimin menyindir pasangan baru tersebut.
" Diam kau pendek !" sela Taehyung.
" Sialan kau !" balas Jimin.
" Kenapa kalian berisik terus, kau menganggu acaraku" keluh Namjoon yang masih memeluk Seokjin.
" Dasar Monster Mesum, kau mau mencemari mata maknae-mu ? mengumbar kemesraan dipagi buta " Hoseok ikut menyela, membuat Yoongi menarik nafas kasar, Seokjin mengangkat bahu, dan Jungkook yang masih tersenyum dengan gigi kelincinya yang terlihat.
" Kau juga mesum, Hyung " sindir Taehyung kepada Hoseok.
"Apa maksudmu, Alien Sialan ?" teriak Hoseok kepada Taehyung yang ada di depannya.
"Wah kau lupa kalau kau semalam mencium seseorang yang mirip dengan Yoongi Hyung di Cafe depan kan? Hah hah ?" sindir Taehyung sambil menaik-turunkan alisnya.
"aku pikir awalnya itu Yoongi Hyung, sangat mirip dengan Yoongi Hyung, aku pikir Yoongi Hyung selingkuh dengan Hoseok Hyung karena Jimin pendek, mungkin.. hehehe" Spekulasi Taehyung mendapat respon tawa dari mereka semua minus Jimin dan Hoseok.
" Mana mungkin Yoongi Hyung meninggalkanku karena alasan itu, iya kan hyung? " melas Jimin kepada kekasihnya.
" Iya, mana mungkin.." jawab singkat Yoongi dengan mata masih ingin tidur.
"Jadi siapa dia Hyung ?"tanya Jimin.
" Lee Jihoon ?Ah dia pasti Woozi kan Hyung ?" tembak Jungkook tepat sasaran,
Sementara Hoseok hanya bisa mengangguk mengiyakan. Terjawab sudah mengapa Rapper tersebut meminta diturunkan di dekat lampu merah. Tentu saja berkencan.
" kau harus mentraktir kami, Hoseok " Jin kini bersuara.
" aku ingin makan daging, malam ini kita makan daging saja, ajak dia sekalian Hoseok " putus sang Leader.
Tak apa Tae, setidaknya kau tak harus menanggung pajak jadian dengan Kookie sepenuhnya, berterimakasihlah kepada lampu merah di perempatan jalan menuju dorm kalian.
OMAKE
YAAAAAAAY AKHIRNYA...
MY FIRST FICT TAEKOOK..
SEE U IN OTHER FICT CHINGU
SALAM HANGAT
AYUMI-Chan
