"Joshua! Kemari, sayang! Jangan berlarian di jalan raya!", jeritku sambil berlari mengejar sepasang kaki mungil di depan.
Pemilik kaki mungil itu hanya tertawa riang melanjutkan langkahnya.
Ah, aku lupa. Joshua baru saja lancar melangkahkan kakinya, tentu saja dia senang berlarian. Apalagi ini di taman, lahan luas ini pasti menjadi tempat bermain yang menggoda.
Ups, sombong sekali ya aku?
Aku bahkan belum mengenalkan diri.
Kenalkan, namaku Eunjin. Terdengar seperti nama Korea ya? Hahaha Memang keturunanku Korea Selatan, tepatnya keluarga besar ayahku. Sedangkan ibuku berasal dari Amerika. Itu sebabnya aku tak memakai marga, namaku hanya Eunjin. Itu saja. Ibu meminta ayah untuk tak menyertakan marganyanya, Soo. Katanya, agar netral hehe
Oh ya, orangtuaku saat ini tak ada di Indonesia, mereka sibuk mengembangkan usahanya. Melanglang buana ke berbagai negeri, mereka sempat ke Indonesia dua kali, saat aku menikah, dan saat aku melahirkan.
"Mommy, see! Apa ini?".
Teriakan Joshua yang bilingual itu membuat lamunanku mendadak buyar, tangan kecilnya menunjuk sebuah poster.
"Aah, ini namanya poster, Josh. Lihat, disini tertulis, boyband Seventeen akan mengadakan konser di Indonesia", kataku sambil membaca tulisan tulisan di poster.
"Sentin!", jeritan Joshua mau tak mamu membuatku tertawa.
"Bukan Sentin, Josh. Tapi Se-Ven-Teen", koreksiku.
Joshua memang menyukai Seventeen. Bagaimana tidak, sejak aku belum menikah sampai sekarang umur Joshua satu tahun, aku selalu menonton Seventeen. Di tv, di hp, dimana saja. Apalagi sekarang aku selalu menonton bersama Joshua, tentu saja ia jadi menyukai boy grup itu.
"Mommy?"
Aku menoleh, "Ya, Josh? Ada apa?"
"I love you", ujarnya tertawa riang, memamerkan deretan giginya yang belum lengkap, kemudian kembali lari bermain meninggalkan aku dengan hati terenyuh dengan pernyataan cintanya.
Aku tersenyum tipis, kali ini aku tidak mengejarnya. Toh dia bermain di tengah taman, bukan di pinggir jalan seperti tadi.
Mataku beralih ke poster, ah, konsernya mulai besok ya? Berarti sekitar kemarin atau hari ini, member Seventeen sampai di bandara Soeta.
Aku terkekeh pelan.
Kalau aku belum menikah dan memiliki Joshua, aku pasti sudah hadir di bandara menunggu member Seventeen sampai.
Hey, jarak dari taman ini ke bandara sangat dekat lho, tidak sampai 15 menit!
Tapi, ya sudahlah. Masih bisa menonton performance mereka saja sudah cukup bagiku.
Tunggu,
Aku mendengar suara tangis ya?
Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling taman.
Mana Joshua ku?
Tak lama, sepasang kaki kecil berjalan tertatih ke arahku. Tubuhnya basah kuyup, ia menangis. Sambil melangkah, seseorang di sampingnya menggandeng dengan hati-hati. Sepertinya ia menggumamkan sesuatu seperti menenangkan si manusia kecil.
"Hwaaaaaa... Mommy..."
Eh? Joshua!?
Buru-buru ku berlari menghampiri malaikat kecilku. Kuusap wajahnya yang basah, lalu kupeluk erat.
"Ada apa, sayang? Kenapa tubuhmu basah seperti ini?", tanyaku panik.
"apakah kau... Emmm.. Mommy-nya?", tanya laki-laki yang menggandeng Joshua.
Aku menyerngit curiga. Apa aku tidak salah? aksen bicaranya tadi aksen barat?
"ya. Sorry, who're you?"
Dia membungkukkan tubuhnya pelan, "I'm sorry. Tadi dia... Ehmm.. Tenggelam.."
HA? TENGGELAM?!
"... di kolam air mancur taman"
Aku menghela nafas kesal.
Oh.
"Maksudmu tercebur?", celosku pada lelaki tinggi itu.
Dia tertawa sambil menggaruk tengkuknya, "ya, begitu..".
Aku mengusap kepala Joshua yang masih bertetesan air.
"Kau baik-baik saja?", tanyaku.
"I'm fine. Tapi tubuhku dingin..", jawab Joshua.
"Mari ke kamar mandi. Kita bersihkan tubuhmu dan ganti baju", kataku sambil menarik tangannya.
"Aw! Mommy, it's hurt!", jerit Joshua.
"Eh? Apa? Apa yang sakit?"
"my legs", Joshua menunjuk pergelangam kakinya yang memar.
"I'll carry him.."
Hey, siapa sih laki-laki ini? Dia seenaknya mengangkat Joshua dan melangkah cepat ke arah kamar mandi umum!
Lebih baik aku segera menyusulnya!
