Secangkir Kopi di Pagi Hari

Oleh: Jogag Busang

Disclaimer: Kuroko no Basuke by Tadatoshi Fujimaki

Penulis tidak mengambil keuntungan materil dari fanfiksi ini

.

.

Pagi-pagi sekali, Akashi Seijuurou ingin meminum secangkir kopi.

"Kalau begitu biar saya buatkan, Tuan," ujar salah seorang pembantunya.

Secangkir kopi telah siap disajikan, tinggal diminum oleh Tuan Akashi saja.

Akashi menyesap kopi tersebut sedikit. "Kopi apa ini? Rasanya terlalu hambar. Buatkan aku kopi lagi! Jangan terlalu manis!" Tuan Akashi menolak meminum kopi itu.

Pembantu tadi tidak membantah perintah dari Tuan Akashi. Dia kembali ke dapur dan membuatkan kopi, yang, semoga, lebih baik dari sebelumnya.

"Ini, Tuan Akashi, kopinya."

Tuan Akashi tidak mengucapkan terima kasih, hanya mengangguk dan meminum kopi tersebut.

"Ini terlalu pahit! Bisakah kau membuat kopi yang benar? Apakah kau lupa belum memberi gula?" Tuan Akashi murka.

"Maafkan saya, Tuan Akashi. Saya akan membuatkan Anda kopi lagi."

Si pembantu kembali lagi ke dapur dan menyeduh kopi. Kali ini dia mencampur bahan-bahan dengan lebih hati-hati, bahkan hingga mencicipinya. Rasanya enak-enak saja.

Sedikit takut jika kopi hasil buatannya gagal lagi, si pembantu memberanikan diri untuk memberikannya kepada Tuan Akashi.

Tuan Akashi meminumnya. "Ini malah rasanya pahit! Kau pembantu yang tidak becus bekerja! Membuat kopi yang enak saja tidak bisa, biar pembantu lain yang membuat!"

Pembantu merasa bingung. Padahal menurutnya kopi buatannya sudah enak, apakah lidah majikan dengan lidah pembantu memang berbeda?

"Di mana kesalahanku?" tanyanya kepada dirinya sendiri.

"Kau tidak salah apa-apa. Oh, bukankah kau pembantu yang masih baru itu?" Seorang pembantu lain yang muncul dari pintu dapur, menanyainya.

"Iya," balas pembantu baru sambil mengangguk.

Pembantu yang lebih senior menggeleng-gelengkan kepala. "Kau tidak akan pernah bisa membuatkan Tuan Akashi secangkir kopi yang benar dan enak."

"Apakah karena aku masih kurang berpengalaman?" terka pembantu baru.

"Bukan. Hanya ada satu orang yang bisa membuatkan kopi sesuai dengan selera Tuan Akashi."

Pembantu baru terkejut. "Siapa dia?"

"Nyonya Akashi Tetsuya."

"Lalu, sekarang di mana Nyonya Tetsuya berada? Aku tidak pernah melihatnya."

Pembantu senior menghela napas dengan berat. "Nyonya Akashi Tetsuya telah meninggal tiga tahun yang lalu. Dan sampai sekarang, belum ada orang yang bisa membuatkan Tuan Akashi secangkir kopi senikmat buatan Nyonya Tetsuya."

.

GAME OVER