INTRODUCING
"Kita disatukan? Yang benar saja!"
.
.
Welcome to Pledis High School, pals!
Pledis High School merupakan sekolah menengah atas yang letaknya berada di Seoul. Sekolah ini memiliki bangunan yang tidak terlalu besar, jumlah pengajar yang tidak terlalu banyak, serta siswa-siswi yang tidak terlalu menonjol dalam bidang akademik. Singkatnya, Pledis High School adalah sekolah menengah atas biasa. Terlalu biasa.
Meski biasa-biasa saja, sekolah ini juga memiliki banyak jenis ekstrakulikuler, sama seperti sekolah-sekolah lainnya. Menariknya, dari sekian banyak ekskul yang ada, terdapat tiga jenis ekskul yang paling terkenal di sekolah, yaitu Ekskul Vocal, Dance, dan Band. Bukan karena apa-apa. Ketiga ekskul ini terkenal, justru karena ekskul ini memiliki anggota yang paling sedikit dan paling tidak diminati di seantero sekolah.
Nah, sebelum bercerita lebih lanjut, mari berkenalan terlebih dahulu dengan ketiga ekskul ini.
Yang pertama adalah Ekskul Vocal. Ekskul ini adalah ekskul yang paling lama didirikan di antara ketiga ekskul tersebut. Pernah beberapa kali menjuarai perlombaan paduan suara, vocal group, bahkan solo. Dalam tiga tahun terakhir, Ekskul Vocal hanya memiliki lima anggota saja. Padahal, ekskul ini sebelumnya pernah menjadi ekskul terpopuler di masanya. Alasan banyak siswa atau pun siswi yang tidak ingin mengikuti ekskul ini adalah 10% menganggap vocal group adalah hal yang kuno, 20% tidak percaya diri dengan suara sendiri, dan 70% mengaku tidak memiliki nyali untuk berurusan dengan si ketua ekskul.
Lee Jihoon : Ketua Ekskul Vocal. Siswa tingkat dua. Jutek. Hobinya menyendiri jika sedang berkonsentrasi dalam membuat lagu. Karena sifat juteknya, dia sering sekali memarahi para anggota vocal jika bermalas-malasan dalam berlatih. Juga terkadang, tanpa sadar memelototi orang-orang yang dianggap mengganggu.
Yoon Jeonghan : Siswa tingkat tiga. Cantik. Sudah cantik, baik pula. Tidak heran jika Jeonghan menjadi idola di sekolah. Selain memiliki hobi tidur dimana saja dan kapan saja, Jeonghan juga memiliki hobi menyanyi beriringkan petikan gitar oleh Jisoo. Sang mantan kekasih.
Hong Jisoo : Siswa tingkat tiga. Gentle. Yup, hobinya memainkan gitar dan bernyanyi bersama Jeonghan. Jisoo merupakan anak dari salah satu pengusaha terkaya se-Korea Selatan, tapi tidak sombong. Dia sempat bersekolah di Amerika selama tiga tahun, yang kemudian menjadi alasan dari putusnya hubungan antara dirinya dan Jeongahan.
Lee Seokmin : Siswa tingkat dua. Berisik. Anggota ekskul vocal yang memiliki hidung paling panjang ini, paling berisik, namun paling pandai dalam urusan bernyanyi. Harus sering-sering diingatkan untuk menjaga image-nya jika sedang berada di depan umum oleh Jihoon. Menurut Jihoon, seorang penyanyi seharusnya memiliki image yang elegan.
Boo Seungkwan : Siswa tingkat satu. Cerewet. Hobinya update berita-berita terbaru dan bergossip. Teman bergossipnya tentu saja Jeonghan. Seokmin terkadang ikut menambahi. Meski begitu, suara yang dimiliki Seungkwan terkenal sangat merdu. Selevel suara merdunya Seokmin. Oh iya, akhir-akhir ini Seungkwan sedang menjalani proses diet demi menarik hati seseorang.
Yang kedua adalah Ekskul Dance. Ekskul ini didirikan setelah dua tahun ekskul vocal berdiri. Sampai hari ini, belum ada piala yang dapat disumbangkan oleh para anggotanya. Pihak sekolah dinilai tidak memberikan dukungan lebih bagi ekskul ini, namun di sisi lain para anggotanya juga tidak pernah mempermasalahkan apapun. Karena bagi mereka, diperbolehkan untuk menari di sekolah saja sudah membuat mereka bahagia. Alasan para siswa dan siswi tidak berminat mengikuti ekskul ini, tentu karena tidak adanya prestasi yang dapat dibanggakan, fasilitas yang kurang memadai, dan tidak banyak yang pandai menari. Sejauh ini, ekskul dance memiliki empat anggota aktif.
Kwon Soonyoung : Ketua Ekskul Dance. Siswa tingkat dua. Santai. Soonyoung tidak pernah memaksa anggotanya untuk berlatih terlalu keras. Hobinya selain menciptakan gerakan tarian adalah membawa komik kemana-mana. Katanya, Jika sedang bosan bisa dipakai untuk membaca, jika sedang mengantuk bisa diletakkan di wajah untuk menutupi liur.
Wen Junhui : Siswa tingkat dua. Pecicilan. Paling tidak bisa diam dan terkadang suka heboh sendiri. Meski begitu, anggota ekskul dance yang biasa dipanggil Jun ini adalah yang paling perhatian dengan anggotanya yang lain. Karena berasal dari China, Jun juga sangat ahli dalam wushu. Dirinya telah menetap di Korea bersama orang tuanya selama sepuluh tahun terakhir, sehingga tidak terlalu terkendala dalam bahasa.
Xu Minghao : Siswa tingkat dua. Swag. Sama seperti Jun, Minghao juga berasal dari China dan telah cukup lama menetap di Korea. Hobinya adalah b-boying di pinggir jalan. Iya, di pinggir jalan bersama teman-teman komunitas b-boy yang lain. Karena lebih sering main di jalan, membuat Minghao tidak begitu banyak menghabiskan waktunya di ekskul dance.
Lee Chan : Siswa tingkat satu. Polos. Idolanya sejak lahir adalah Michael Jackson. Bahkan, menurut cerita orang tuanya, sejak dalam kandungan, Chan hanya akan menendang-nendang jika didengarkan alunan lagu dari King of Pop tersebut. Chan ini yang paling sering bertanya dengan hyungnya di ekskul dance. Maklum, anaknya masih polos.
Dan yang terakhir adalah Ekskul Band. Ekskul ini sejujurnya merupakan ekskul yang cukup populer di kalangan para murid. Selain terkenal dengan personilnya yang keren dan tampan, ekskul ini juga memiliki segudang prestasi. Paling banyak menyumbangkan piala dengan menjuarai festival band, meskipun usianya adalah yang paling muda di antara kedua ekskul yang lain. Ketua yang pertama dari ekskul ini dulunya, telah menerapkan pembatasan anggota yang hanya menjadi empat anggota saja. Empat anggota tersebut kemdian akan diganti setiap tiga tahun sekali. Jadi, kekurangan peminat sebenarnya bukanlah alasan mengapa ekskul ini memiliki anggota yang sedikit.
Choi Seungcheol : Ketua ekskul band. Siswa tingkat tiga. Ambisius. Posisinya dalam band adalah sebagai bassist. Paling bersemangat dan selalu memberikan energi positif kepada anggotanya yang lain. Pernah dekat dengan salah satu anggota club vocal, namun itu sebelum ada anak pindahan dari Amerika yang menganggunya.
Jeon Wonwoo : Siswa tingkat dua. Kalem. Anggota band yang satu ini memang tidak banyak bicara, namun suaranya adalah yang paling merdu di antara yang lain. Yup, dia adalah sang vocalist. Selain bernyanyi, kesukaannya yang lain adalah membaca buku. Wonwoo suka membaca buku apa saja. Ia akan membaca buku tanpa mengenal tempat dan waktu.
Kim Mingyu : Siswa tingkat dua. Tampan. Posisinya dalam band adalah sebagai guitarist. Dia adalah idola para murid karena ketampanan dan keramahannya. Tapi karena hal itu, Mingyu justru sering dianggap sebagai playboy di sekolah. Oh iya, jika sedang bosan, biasanya Mingyu akan menjahili Wonwoo yang sedang serius membaca.
Chwe Hansol : Siswa tingkat satu. Aktif. Posisinya dalam band adalah sebagai drummer, jadi tidak heran jika Hansol tidak bisa diam. Cuek juga. Satu tambahan lagi, Hansol ini adalah blasteran Amerika yang belum pernah sekali pun menginjak tanah Amerika. Jika sedang sedang tidak berbicara, ia sering kali dikira sebagai warga negara asing.
For Your Information, ketiga ekskul ini memiliki ruang latihan yang letaknya bersebelahan. Dari Barat ke Timur adalah ruang ekskul dance, vocal, dan kemudian band. Ruangan latihan yang tidak kedap suara ini yang kemudian sering kali memicu pertengkaran di antara ketiganya. Seperti saat-saat ketiganya memiliki jadwal latihan yang sama.
"Oke, Jisoo hyung, iramanya seperti yang aku bilang tadi, ya!" Ujar Jihoon kepada Jisoo yang telah siap bersama gitarnya.
Jisoo mengangguk mantap. Ia mengetuk gitarnya tiga kali sebagai aba-aba, sebelum memetiknya. Namun yang terdengar justru…
BOOM BOOM BOOM BOOM
BOOM SHAKALAKA BOOM SHAKALA
DANCE DANCE DANCE
…yang terdengar justru alunan musik dari tape di ruangan sebelah kiri. Para anggota ekskul vocal masing-masing telah menutup telinganya dengan tangan. Jisoo bahkan harus memindahkan gitarnya ke lantai demi melindungi telinganya.
I WANT TO BREAK FREE
I WANT TO BREAK FREE
I WANT TO BREAK FREE FROM YOUR LIES-
Ditambah dengan lengkingan, serta bunyi-bunyian dari alat musik yang semakin menambah pening, ini tidaklah main-main. Para anggota ekskul vocal mana mungkin dapat berlatih dalam kondisi seperti ini. Maka sebagai ketua ekskul yang bijak, Jihoon memutuskan untuk melancarkan serangan bersama para anggotanya.
Para anggota ekskul vocal keluar dari ruangan mereka cepat-cepat, masih sambil menutupi telinga masing-masing. "Lakukan seperti biasa!" intruksi dari Jihoon, yang dibalas dengan anggukan dari para anggotanya
Jihoon, Jeonghan dan Jisoo berjalan ke ruangan band, sementara Seungkwan dan Seokmin berjalan menuju ruangan Dance. Tidak perlu embel-embel mengetuk pintu terlebih dahulu – karena tidak akan terdengar – mereka langsung menerobos masuk, fokus pada satu tujuan mereka, menarik kabel dari stop kontaknya, lantas melenggang pergi meninggalkan para empat lelaki lain yang mengomel di belakang.
Baik anggota ekskul dance maupun ekskul band, keduanya tidak ada yang terima dengan perlakuan seenaknya dari ekskul vocal tersebut. Mereka sama-sama keluar dari ruangannya masing-masing demi mengejar para anggota ekskul vocal yang telah akan kembali ke ruangannya, menahan anggota ekskul vocal tersebut, lantas melakukan protes.
"Eh, jangan bertindak seenaknya, ya!" Protes Seungcheol setelah menarik bahu Jihoon.
"Jika tidak mau diperlakukan begini, seharusnya kalian dapat menurunkan volume dari alat musik kalian!" Balas Jihoon.
"Kita jadi tidak bisa berlatih karena ulah kalian dan kalian!" Tambah Seungkwan, bergantian menunjuk anggotan ekskul dance dan ekskul band.
"Kalian pikir suara kalian yang cempreng itu tidak mengganggu?" Balas Soonyoung.
"Eh, jangan menghina suara kami, ya!" Balas Jeonghan yang tersinggung. "Kalian pikir kalian telah dapat menari dengan baik?!"
"Tentu!" Balas anggota ekskul dance berbarengan. Yang tentu membuat si cantik Jeonghan menjadi naik darah.
Dan, pertengkaran pun tidak dapat terhindarkan lagi. Setelah Jeonghan maju untuk menjambak rambut Soonyoung, para anggota vocal yang lain, bahkan para anggota band juga ikut melakukan serangan.
Sementara itu di ruangan kepala sekolah.
"Jadi begitu Pak Guru Jung. Saya harap anda dapat mengatasinya, mengingat anda adalah guru yang bertanggung jawab terhadap ketiga ekskul ini."
Kim Jungah, selaku kepala sekolah dari Pledis High School sedang membicarakan permasalahan yang tengah dihadapi oleh sekolah mereka saat ini kepada salah satu pembimbing ekskul, Jung Yunho. Karena jumlah guru yang terbatas, membuat guru-guru di sekolah ini dapat menjadi pembimbing untuk lebih dari satu ekskul.
Yunho menegakkan kepalanya, setelah beberapa saat menunduk untuk menimbang-nimbang. "Baiklah, akan saya usahakan, Bu Kepala Sekolah." Katanya kemudian.
Jungah tersenyum. Senyuman yang menunjukkan kelelahan di wajah cantiknya. "Bagus kalau begitu. Ini kunci ruangannya." Ia menyodorkan sebuah anak kunci kepada Yunho, dan Yunho menerimanya sembari mengangguk kecil.
"Saya permisi dulu."
Yunho keluar dari ruang kepala sekolah, masih dengan memandangi anak kunci dalam genggamannya. Sembari berjalan pun, pandangan Yunho masih belum lepas dari anak kunci tersebut.
Baru saja, kepala sekolah memintanya untuk menggabungkan ketiga ekskul yang ia bimbing dalam satu ruangan. Kepala sekolah bilang, sekolah membutuhkan tiga ruangan tersebut untuk dialih fungsikan menjadi ruangan belajar, dan ruangan ekskul mereka hanya dapat diganti dengan satu ruangan gudang yang telah lama tak terpakai.
Yunho tidak mengerti bagaimana caranya untuk menyampaikan hal tersebut kepada anak-anak. Anak-anak justru sering kali meminta ruangan baru yang kedap suara, yang lebih baik dari ruangan mereka saat ini. Dan sekarang, Yunho harus menyampaikan bahwa ruangan baru mereka adalah ruangan bekas gudang.
Bukan hanya itu saja, Yunho sebenarnya juga tidak yakin apakah ketiga ekskul tersebut dapat disatukan dalam satu ruangan yang sama. Ruangan yang bersebelahan saja sering kali membuat hubungan mereka menjadi tidak akur.
Yunho masih memikirkan kata-kata yang paling baik untuk menyampaikan berita tersebut kepada anak-anak, selagi langkahnya menuntun dirinya menuju ke ruang ekskul yang ia bimbing. Ekskul vocal, ekskul dance, dan ekskul band. Seharusnya jika telah hampir sampai di belokan koridor, Yunho telah dapat mendengar alunan musik dari ruang ekskul dance, atau suara merdu dari ekskul vocal, atau mungkin suara berat Wonwoo yang menyatu bersama alunan dari alat musik band.
Namun ia masih belum mendengar apa-apa, membuat perasaannya menjadi tidak enak.
Sontak, Yunho mempercepat langkahnya. Apalagi setelah jeritan dan makian mulai masuk ke dalam gendang telinganya, yang semakin membenarkan perasaan tidak enaknya. "Astaga, anak-anak ini!" Gerutu Yunho.
"Akh! Jangan tarik rambutku!"
"Ini baju mahal, jangan sembarangan disentuh!"
"Kau berani memukul kepalaku?!"
"Aw, kakiku!"
"Hey, hey, hey! Hentikan! Hentikan!" Yunho memaksa menerobos masuk di antara kegaduhan tersebut. Berusaha melidungi kepalanya sendiri dengan lengan. "Hey! Kubilang hentikan! HENTIKAAAN!"
Dan suasana pun berhasil berubah hening. Ketigabelas anak laki-laki yang sebelumnya sibuk merusuh, kini diam di tempatnya masing-masing. Masih dengan pandangan yang penuh amarah dan penampilan yang luar biasa kacau.
Yunho menghela napas panjang demi menenangkan diri. Dengan mata elangnya, Yunho melihati anak-anak bimbingannya tersebut satu per satu.
"Dengarkan aku," Kata Yunho setelah sebelumnya berdeham membersihkan tenggorokan. "mulai hari ini, kita akan pindah ruangan."
Ketigabelasnya, tidak terkecuali, saling menyunggingkan senyuman bahagia satu sama lain. Hanya kepada sesama anggota ekskul saja tentunya.
"Dan mulai hari ini juga," Kata yunho lagi. "ekskul vocal, ekskul dance, dan ekskul band akan berada di bawah ekskul yang sama, yaitu ekskul seni."
Bagaikan tersambar petir, kata-kata dari Yunho barusan tentu melunturkan senyuman di wajah anak-anak tersebut.
"Itu tidak mungkin!" Jihoon yang pertama kali bersuara.
"Kami adalah tiga ekskul yang berbeda!" Soonyoung kemudian menambahkan.
"Ekskul band tidak akan pernah bisa digabungkan bersama ekskul yang lain!" Seungcheol juga ikut tidak menerima.
Sekali lagi, Yunho hanya dapat menghela napas panjang. Ya, ia telah memperkirakan bahwa reaksi yang diterimanya akan menjadi seperti ini. Tapi ia tidak mau ambil pusing.
"Ayo, kemasi barang kalian. Kita akan pindah ruangan hari ini juga." Ujarnya sambil berniat berlalu. Namun tentu, anak-anak tidak mungkin dapat menurut semudah itu.
"Saem, kami tidak mau!" Protes Jeonghan. Dan yang lainnya sibuk mengiyakan hingga menimbulkan suara bising di telinga Yunho.
Yunho pun berbalik dan menatap mereka tajam. "Kalian tidak mau?" Tanyanya dingin.
Ketigabelas anak itu serentak menggeleng.
"Baik, kalau kalian tidak mau. Itu berarti kalian harus bersaing satu sama lain untuk mempertahankan ekskul kalian masing-masing." Ujar Yunho. "Sekolah sedang memangkas jumlah ekskul demi mengurangi jumlah pengeluaran, dan aku hanya diperbolehkan untuk mempertahankan satu ekskul saja. Jika kalian tidak mau disatukan, maka silahkan bersaing untuk mendapatkan tempat di sekolah ini!"
Tidak ada yang bersuara untuk beberapa saat. Baik anggota ekskul vocal, dance, maupun band, masing-masing hanya dapat saling lirik. Semenjak ketiga ekskul ini ada, mereka bertiga memang telah bersaing. Selalu bersaing menjadi yang terbaik di acara tahunan sekolah, bersaing mendapatkan prestasi paling banyak, namun bersaing untuk menghilangkan ekskul yang lain, adalah hal yang tidak pernah sekali pun terlintas di pikiran mereka.
Untuk sesaat mereka menjadi galau sendiri.
Bisakah mereka saling bersaing untuk mendapatkan tempat di sekolah ini?
-TBC-
FF Chaptered baru hohoho... Kali ini semua member seventeen yang jadi main castnya. Ada yang berminat? Berminat?
Reviewnya juseyooo :3
