Into The Woods' Paradise: 향기로운 나무(hyang-giloun namu)(KYUMIN)
Fanfiction ini saya buat karena saya cukup kaget saat salah satu komentar di facebook saya mengenai -saya yang tidak lagi mempercayai ketulusan cinta Kyumin-. Anda salah besar! Menjadi fans Sungmin selama lebih dari 6 tahun dan menjadi Kyumin Shipper alias Joyers selama kurang lebih 5 tahun tidak serta merta mudah dilepaskan begitu saja. Saya menjalani masa puber saya bersama Super Junior dan Kyumin, pastinya.
Sampai umur saya yang akan mencapai 22 tahun di tahun ini, itu masih belum berubah. Hanya saja saya kecewa. (lanjutan curhat pada akhir bab, dimohon untuk tidak dilewat. Karena ada pemberitahuan di dalamnya)
Disclaimer: Tokoh Utama bekerja untuk SM Entertainment di bawah nama Super Junior dan juga management idol lain di Korea, namun cerita ini didasari dari mimpi saya beberapa bulan lalu yang saya kembangkan dan telah disesuaikan.
Genre: fantasy, drama, romance
Genderswitch
Characters: Sungmin, Kyuhyun, Hyunah, akan terus bertambah seiring jalannya cerita.
Into The Woods' Paradise: 향기로운 나무(hyang-giloun namu)
#1 NEW LIFE
Sungmin menyentuh pigura kayu itu dengan lembut lalu mengusap permukaan kaca yang berada di bagian depan pigura itu sepenuh hati. Tangannya yang lain melepaskan genggamannya pada pinggiran tas baju usangnya yang sudah setengah terisi baju-bajunya dan turut menyentuh permukaan pigura itu. Senyum optimis tipis terlukis di wajahnya.
"Kau benar-benar akan pergi ke negara kecil itu?"
Sungmin membalikkan badannya dan memandang gadis yang tadi mengeluarkan suaranya lalu mengangguk lemah.
SUNGMIN POV
"Kita sudah membahas ini ribuan kali Hyunah, kau tau pasti jawabanku. Maksudku, di Seoul sudah tidak ada lagi hal yang tersisa untukku. Aku tidak punya siapapun sejak masuk ke Senior High School, kedua orangtuaku tak meninggalkan banyak harta berharga untukku. Aku terancam tidak bisa lulus kuliah dan sedang mencari tempat magang yang bisa memberiku paling tidak sedikit upah untuk kutabung." Selorohku menjawab pertanyaan Hyunah, sahabat dan teman satu flatku sejak kami kelas 11.
"Aku tau, sangat tau. Tapi kau akan pergi ke sana untuk waktu yang tidak sebentar. Paling tidak pikirkan aku, aku khawatir. Kau adalah gadis yang sangat berani, aku tau kau tak takut pada apapun, bahkan kalau itu menyangkut nyawamu. Kau tak takut kehilangan apapun, tapi aku…. " Hyunah memandangku dengan mata yang berkaca-kaca.
".. aku takut kehilanganmu. Kau tau sendiri hukum di negara itu berbeda. Bahkan kau akan bekerja untuk kerajaan dengan jaminan tidak bisa kembali ke Korea selama lima tahun sampai masa kontrakmu habis dan bahkan di situ tertera kalau kau akan kehilangan kepalamu kalau kau berani melanggar salah satu poin kerja kontrakmu. Dan kau dengan bodohnya langsung menandatangani kontrak itu, kau anggap apa aku ini? Aku bukan sahabatmu? Aku tidak berharga?" aliran air mata itu terus mengalir di pipi Hyunah saat ia menjabarkan kemarahannya. Ia terduduk di pinggir kasur tua ku dan menutup wajahnya dengan tangan, suara tersedu langsung menghampiri telingaku.
Mataku sontak terhalangi oleh air mata yang sedari tadi kutahan, hingga akhirnya air mata itu mengalir saat aku berjalan menghampiri dan memeluk Hyunah. Hyunah langsung membalas pelukanku dengan memelukku semakin erat seakan takut kehilanganku.
"Kau adalah segalanya Hyunah, percayalah. Jika aku terus berada di sini hidupku tidak akan berubah. Aku tetap menjadi seorang gadis pecundang yang tidak mampu menyelesaikan pendidikan Strata satu ku karena biaya. Kau tau saat Profesor Rosemary mengatakan padaku kalau aku bisa menyelesaikan pendidikanku dengan beasiswa selama satu tahun di kerajaan itu, aku serasa mendapatkan titik terang untuk kehidupanku yang tragis. Aku tak mungkin membiarkanmu dan keluargamu terus menyokong kehidupanku. Kumohon, mengertilah Hyunah. " ujarku pelan sambil mengelus punggungnya. Kami terus berpelukan sampai beberapa saat hanya suara isak tangis yang mengisi kamar sempit itu. Hingga akhirnya kami mulai tenang dan Hyunah memandang wajahku sambil menghapus air mata yang mengalir di pipiku.
Ia sangat tau betapa beratnya hidupku selama 5 tahun semenjak kami menjadi sahabat dan memutuskan untuk tinggal bersama dengan menyewa satu flat sederhana dengan dua kamar tidur kecil dan sebuah kamar mandi dan dapur.
Saat kami memutuskan untuk tinggal bersama ia sangat bersemangat, Hyunah berasal dari Busan. Ia memutuskan untuk masuk sekolah negeri di Seoul saat lulus Junior High School dan tinggal bersama sepupunya yang sibuk bekerja sebagai konsultan produk-produk perlengkapan rumah tangga dan meubel.
Appanya merupakan seorang yang kaya di Busan, ia memiliki 7 kapal nelayan sedang dan 5 kapal nelayan kecil dan puluhan anak buah yang bekerja untuknya. Belum lagi tempat berjualan hasil laut segar yang dimilikinya di pasar ikan yang terus ramai dikunjungi orang dan mempunyai banyak pelanggan. Sebuah restoran seafood yang cukup terkenal yang ada di jalan protokol utama kota Busan yang dibuka tiap hari yang juga terus menjadi tambang uang keluarganya.
Hyunah, gadis kaya itu sungguh mengejutkanku dengan mau menjadi temanku dan mengajakku untuk bermain ke rumahnya saat libur musim panas sekolah. Dia memaksaku untuk tidak bekerja paruh waktu saat musim panas di Seoul namun menjanjikanku untuk bisa bekerja di restoran keluarganya di Busan. Keluarganya menganggapku sebagai bagian dari keluarga mereka. Betapa diberkatinya keluarga itu mau memberikanku kesempatan untuk merasakan kasih sayang keluarga yang tidak lagi kurasakan sejak lama.
"Baiklah, kau gadis keras kepala yang tidak akan pernah bisa kulawan, kau mendapatkan restuku. Tapi kau tidak boleh menolak pemberianku yang terakhir ini. Ssttt! tidak ada bantahan" ujarnya membuyarkan lamunanku tentangnya, ia mengulurkan tangannya dan mengusap air mataku dan berekspresi galak saat aku berniat memotong ucapannya mengenai pemberian.
Dia sudah terlalu banyak memberi sesuatu kepadaku, aku tersenyum lembut mengalah untuk menerima pemberiannya kali ini, aku berjanji dalam hati kalau ini benar-benar akan menjadi kali terakhir aku menerima pemberiannya.
"Omma sampai menangis meraung saat dua hari yang lalu aku meneleponnya mengabari keputusanmu pergi ke kerajaan itu. Kau tau, appa sampai mencibir kerajaan itu dengan menyebutnya sebagai kerajaan khusus tukang kayu kemarin, namun appa tetap mencari tau banyak hal tentang kerajaan itu. Mereka sangat menyayangimu Sungminah. Ayo, ikut ke kamarku." Ujarnya dengan nada yang lebih ceria dan kami senyum saat menceritakan appanya serta menarik tanganku untuk masuk ke kamarnya.
"Appa dan Omma tidak bisa datang ke Seoul untuk bertemu denganmu, namun mereka menitipkanku ini..", Hyunah mengulurkan tangannya menyerahkan satu kotak kardus besar dan menunjuk beberapa kotak lain yang terletak di samping tempat tidurnya.
"Ini sangat berlebihan," ujarku sambil menatap wajahnya.
"Berlebihan kau bilang? Ini bahkan tidak sebanding dengan kasih sayang keluargaku untukmu, kau tau appa bahkan memintaku untuk menanamkan chip di tubuhmu saat kau tertidur agar keberadaanmu bisa dilacak, kurasa appa terlalu banyak menonton film" ucapannya membuahkan tawa kami, ia bahkan tertawa hingga matanya menyipit.
"Baiklah, ini semua kuterima. Appamu memang harus segera dilarang menonton banyak film barat Hyunah. Aku khawatir dia akan melakukan itu padamu saat kau tertidur di Busan, dan akhirnya menemukanmu sedang bercumbu dengan pacarmu," candaku sambil memasang wajah konyol padanya dan dibalas teriakkan kecil oleh Hyunah. Kami tertawa bersama setelah dia mencubit kecil pinggangku.
"Kau membuatku harus membeli satu tas baru untuk menampung semua hadiah darimu Hyunah." Kataku setelah gagal memasukkan sebuah coat maroon yang diberikannya ke dalam tas usangku.
"Kau memang harus membeli tas baru yang besar dan bagus. Tasmu ini akan menjadi bahan olok-olok saat kau tiba di gerbang kerajaan itu. Maka dari itu berhentilah terlalu irit, " balasnya sengit.
Aku hanya tersenyum kecil sebelum membalas, "Mungkin kau benar, ini masih pukul enam sore, mau menemaniku berkeliling mencari koper untukku Hyunah-ya? "
"Tentu saja! Tunggu sebentar aku akan bersiap" ujarnya semangat.
Tak berapa lama, kami sudah siap dan mengunci flat kami lalu melangkah pergi untuk mencari koper untukku.
TBC
(lanjutan curahan hati)
Well, komentar itu ada karena saya mengupdate facebook saya usai membaca tweet dari masternim Snowdrop.
Ada alasan mengapa saya menyukai Sungmin, karena saya melihat seperti ada beberapa kesamaan personality antara saya dan Sungmin.
Namun beberapa waktu belakangan sebelum SJM comeback saya sudah merasa ada yang berbeda dan tidak terlalu peduli dengan hal tersebut.
Sekali lagi saya tekankan, kalau saya masih bertahan. Hanya saja saya seperti kehilangan pegangan, saya sedikit banyak masih merasa emosi dan kecewa.
Seseorang dengan usia seperti saya mempunyai pertimbangan lain, bukan langsung saja percaya dan menutup mata. Saya mencari fakta dan bukti lain.
Juga, saya tidak berjanji bisa update kilat. Sebagai informasi; saya mahasiswi semester 8 jurusan jurnalistik yang mau mencari magang. Dan tentunya punya kesibukan yang di luar dugaan sebagai mahasiswi jurnalistik. Liputan untuk tugas, dan proposal skripsi, juga magang+laporan magang. Jadi saya mohon maaf sebelumnya kalau saya tiba-tiba update sangat lama.
Bisa berikan feedback pada saya lewat review, saya menerima kritik dengan bahasa halus dan sopan. Bashing dan kata-kata kasar tentunya akan menyakiti hati, maka dari itu dimohon gunakan bahasa yang sopan agar tidak menambah dosa anda sebagai manusia karena menyakiti perasaan manusia lainnya.
Mohon maaf sekali lagi dengan tanpa megurangi rasa terima kasih saya pada pembaca yang sudah memberikan review dan feedback lain, saya tidak mencantumkan nama anda ke dalam update cerita ke depannya. Namun, sebisa saya, saya akan membalas kepada anda secara pribadi, melalui e-mail atau akun media sosial saya.
Terima kasih,
Tertanda, masih bertahan.
