A/N: Konkon~ kembali lagi bersama Ama~ (waves hand)

Jadi setelah di protes sama senpie tercinta (?) soal nanggungnya fanfic pertama yakni Summer Memories (promosi dulu), jadi saya memutuskan untuk membuat drabble ini (dan sebenarnya drabble ini juga pelarian dari kekejaman dunia (halah))

Btw isi 1 chapter 2 drabble (atau 3 atau lebih, tergantung sikon) dan berhubung ngetik ini cepet, mungkin ini bakal jadi semacam short story.

Cerita dalam fic ini diambil dari pengalaman pribadi saya sendiri (yang ditambah bumbu disana dan disini hehe) jadi, selamat menikmati~


Our Daily Lives

Disclaimer:

Naruto © Masashi Kishimoto

Cover © The real owner

Author: Ama Desu

Pairing: Sasuke Uchiha x Naruto Uzumaki

Rating: T

Genre: Shounen-ai, Humor

Warning: AU, (sedikit) OOC, humor garing, kalimat menjurus

Jika memang bukan genre favorit kalian, silahkan tekan tombol 'Back'


Hurt

"Teme... b-benar kan ini tidak akan sakit?" tanya pemuda berambut pirang bernama Naruto Uzumaki gugup pada kekasihnya yang saat itu tengah berlutut di depannya dan memandanginya dengan tatapan intens.

"Tidak. Tidak akan sakit. Kau tenang saja," jawab sang kekasih dari sang Uzumaki yakni seorang pemuda tampan berambut hitam bernama Uchiha Sasuke.

"S-serius?" tanya Naruto kembali. Sebersit nada ragu terselip dalam pertanyaan tersebut.

"Ck... Kau ini mau atau tidak sih? Padahal tadi kau yang minta tapi sekarang malah ragu!" ucap Sasuke ketus. Sepertinya ia mulai tidak sabaran dengan sikap Naruto.

"T-tunggu sebentar! Aku masih mempersiapkan mentalku!"

Sasuke memutar bola matanya begitu mendengar alasan Naruto. Sungguh deh kalau saja bukan karena rengekan Naruto 5 menit yang lalu, saat ini ia pasti masih berkencan dengan tugas kantornya.

"Cepatlah, dobe!" desak Sasuke yang langsung membuat Naruto kalang kabut.

"Iyaaa! C-cepat mulai kalau begitu teme!"

Sasuke tersenyum puas mendengar jawaban Naruto. Tangan pucatnya dengan cepat menyambar sebuah benda yang sendari tadi setia berada di sampingnya lalu mulai membuka tutup benda tersebut.

"Baiklah. Kumulai ya?" dan sebagai jawaban dari pertanyaan Sasuke itu, Naruto hanya mengangguk kecil.

Sasuke menyeringai lebar lalu dengan satu gerakan cepat...

...

...

...

...

...

...

"GYAAAA! ITTEEEE!"

"Ck. Berisik. Ini cuma alkohol. Tahanlah sedikit biar luka di kakimu cepat sembuh."

"GRRR! TADI KATAMU TADI TIDAK PERIH!"

"Kau tadi tanya tidak sakit dan bukan tidak perih," koreksi Sasuke. "Lagipula, cuma orang bodoh yang bakal percaya kata-kataku," jawab Sasuke kalem dan dengan sengaja mengusap luka Naruto dengan kapas beralkohol lagi.

Lalu teriakan membahana pun kembali terdengar.


Don't Forget to Say it

"Serius dobe, cara mengocokmu benar-benar jelek," gumam Sasuke seraya memandangi Naruto dengan tatapan datarnya yang khas.

"B-berisik! Aku kan masih belajar!" balas Naruto dengan wajah memerah. Sebenarnya ia merasa malu dengan komentar pemuda berambut raven dihadapannya itu. Hanya saja, ia terlalu gengsi mengakuinya.

Jeda sejenak sebelum akhirnya Naruto melontarkan pertanyaan itu.

"Ugh... Bagaimana?"

"Hasilnya jelek," kembali Sasuke bergumam yang langsung membuat bibir sang pemuda blonde mencebik.

"B-berisik! Berisik! Berisik! Aku tidak bisa konsentrasi tahu!"

"Jangan lupa mengatakannya jika kau hampir selesai. Kalau tidak, kau harus mengulang lagi..."

"Iya! Dasar cerewet!"

Mata onyx milik bungsu Uchiha itu terus menatap intens pada pemuda di depannya. Sementara sang Uzumaki sendiri tengah berkonsentrasi penuh dengan apa yang ada di tangannya.

'Yes! Akhirnya! Sedikit lagi!' ucap Naruto kegirangan dalam hati ketika akhirnya ia bisa mengeluarkan benda yang ada di tangannya itu.

"Dobe. Kau lupa mengatakannya..."

"Akh! Uno!" jerit Naruto tanpa sadar dengan nada histeris. Kedua saffirenya kemudian menatap Sasuke dengan memelas. "Please?"

"Tidak. Peraturan tetap peraturan. Cepat ambil sebuah kartu lagi."

"Ugh. Tahu begini, aku tidak mau menemanimu main uno..."

-TBC-


Note:

-Sedikit catatan, saya pernah ditipu sama sepupu saya soal pemakaian alkohol pada luka itu dan saya cuma bisa jerit aja waktu itu (lol)

-Lalu, akhir-akhir ini sedang musim UNO di kalangan teman-teman saya. Jadi kalau misalnya ada jam kosong biasanya saya sama teman-teman main UNO (dasar sesat)

-Ngomong-ngomong, buat yang gak ngerti soal UNO saya bakal jelasin aturannya dikit. Jadi di UNO itu pada dasarnya sama kayak main kartu biasa tapi, pas kartu kamu tinggal satu, kamu harus bilang "UNO". Kalau kamu lupa bilang ini, kamu bakal disuruh ambil satu kartu lagi. Btw, satu kartu pada UNO bisa merubah posisimu dari menang jadi kalah. Hati-hatilah (plak)

Well, akhir kata, saya tunggu kritik dan saran kalian di kotak review~

Dan terakhir,

Terima kasih karena sudah membaca fanfic saya o/

Ama

(P.S: Jika kalian punya pengalaman/ide ambigu lainnya (?) jangan lupa komentar ya. Saya pengen nulis fic ini full ke-ambigu-an yang lucu)