New Story By Cool Zero 1613 nih, jadi, ditunggu kritik dan sarannya lewat review...
Fic pertama di fandom Naruto, nich. RnR, Please!
Disclaimer: Deidara, Sasori dan yang lain bukan punya saya, tapi Masashi Kishimoto-sensei.
Genre: Romance + Angst aja deh.
Warning: Fanfic ini sangat OOC dan AU. Agak Gaje juga.
Pairing: Deidara disini jadi cewek tulen yang saya pasangkan dengan Sasori.
Yosh... Enjoy this story, Senpai...
Disebuah bangsal rumah sakit, berjejer bangku tempat duduk. Beberapa diantaranya terdapat beberapa orang sedang menunggu kerabatnya yang sedang sakit.
"Sebenarnya anak kami sakit apa Dok?". Tanya seorang wanita dengan cemas.
"Dari hasil ronsen, sudah dipastikan kalau anak Bapak dan Ibu mengidap Leukimia," jawab Dokter itu.
Deg.
Kedua orang itu terhentak kaget. Air mata si wanita membanjir dipelupuk matanya.
"A-apa tidak ada kesahalahan Dok?".
"Tadinya saya juga berpikir hal yang sama, tapi melihat gejalanya, tidak dapat dipungkiri lagi kalau anak anda mengidap penyakit itu," terang Dokter wanita itu serius.
"Seberapa parah penyakit anak kami Dok?" Tanya pria itu mencoba tegar.
"Penyakit anak anda sudah memasuki stadium 4, dan menurut perkiraan, umur anak anda tidak akan lama lagi," jawab sang Dokter dengan seriusnya.
"Jadi anak kami akan meninggal?" Sang istri memastikan.
Sang dokter hanya mengangguk.
Wanita berambut ungu yang shock itu hanya dapat menangis tersedu didada suaminya.
"Lalu, berapa lama anak kami dapat bertahan?".
"Tidak kurang dari sebulan lagi Pak...".
Mendengar penyataan Dokter muda dihadapan mereka, pasangan suami-istri itu terdiam. Lidah keduanya telah keluh sehingga tak dapat berkata apa-apa.
# # # # ##
"Dokter itu bercanda 'kan? Gue gak apa-apa? Gue gak akan mati!" Ucap Deidara yang tidak sengaja mendengar obrolan kedua orang tuanya dengan sang Dokter. "Gue baik-baik aja, gue gak akan mati secepat itu, ENGGAK!" Tepis hati kecil gadis 16 tahun itu sebelum berlari meninggalkan rumah sakit tempatnya dirawat.
# # # # ##
Deidara namanya. Ia berjalan tertatih dan kebingungan. Ia tak tau harus kemana. Deidara yang masih memakai pakaian rumah sakit itu tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri di tepi jalan.
# # # # ##
Sore harinya...
"HA...HA...HA," terdengar suara tawa beberapa pemuda.
"Elo emang hebat Coy, bisa-bisanya preman-preman itu kabur pas lo menggertak mereka. Bayangin mereka itu baru digertak, Man, digertak. Dan apa yang terjadi, mereka kabur sebelum malakin kita," ungkap pria bermata onyx bernama Tobi itu.
"Iya, gue gitu..." masih tertawa.
Namun tawa keduanya seakan lenyap seketika saat melihat seseorang tergeletak di jalanan.
"Sas, ada mayat-ada mayat," kata Tobi lebay plus panik.
"Yang bener aja lo, kali aja dia cuma pingsan," berjalan ke arah gadis itu.
"Jangan Sas!" Menghalangi langkah Sasori.
"Jangan gimana? Lo gak liat keadaannya? Gue mesti nolongin dia," menyingkir dari hadapan Tobi.
"JANGAN! Entar kita disangkah bunuh dia!".
"Dahi lo panas ya? Kalo gitu buruan pulang dan minum obat sana! Gue mau nolongin dia," berjalan mendekati Deidara.
"Aduh Sasori..." gumam Tobi khawatir.
# # # # ##
Setelah memeriksa nafas juga denyut nadi Deidara, Sasori menghembuskan nafas lega.
"Tuh 'kan, dia udah mati 'kan?:".
"Bodoh, dia masih hidup".
Bibir Tobi membulat, "Ooh... Trus mau lo apain dia?".
"Kita bawa pulang pulang dong, masa kita tinggalin dia disini!" Balas Sasori.
"APA? Lo udah gila ya Sas?. Entar kalo kita disangka nyulik dia gimana?" Kata pemuda berambut hitam itu berlebihan.
"Lo yang gila karena udah mikir yang aneh-aneh".
Tobi mendengus, lalu ia berkata, "Terserah lo deh, tapi dia tinggal di rumah lo ya! Ntar kalo di rumah gue, Nyak gue bisa nuduh gue yang enggak-enggak".
"Iya, gue tau Nyak lo itu sifatnya kayak lo. Sekarang bantu gue bawa dia ke rumah!".
"Iya-iya.....".
Akhirnya Sasori pun membawa Deidara pulang bersamanya. Dan sesampainya di rumah, ia menidurkan gadis manis itu di tempat tidurnya dan menyelimut badan gadis yang kedinginan itu dengan selimut usangnya.
# # # # ##
"Gue balik dulu Sas, gitar lo gue taruh di atas meja," kata Tobi sebelum pulang.
"Thanks ya Tob!".
Malam yang makin larut dan dingin. Sebelum menuju sofa bututnya, Sasori sempat mengintip keadaan gadis yang baru saja ditolongnya. Lalu, berjalan ke ruang tamu, merebahkan badannya di atas sofa dan mulai terlelap.
# # # # ##
Esok harinya...
"Hai, selamat pagi!" Sapa Sasori yang melihat Deidara yang mulai sadar.
"Ini di mana? Dan, kamu siapa?..." Memegangi kepalanya.
"Gue Sasori, kemarin gue liat lo pingsan, trus gue bawa lo pulang," jawab pria berambut merah itu halus.
"Aduh-duh!" Gumam Deidara berusaha bangun.
Dengan hati-hati, Sasori membantunya duduk, "Kalo gak kuat jangan dipaksa, lagian 'kan kamu masih lemas".
Deidara menatap pria yang tersenyum ke arahnya sebelum membalas dengan senyum yang sama hangatnya.
"Uum... Kamu pasti lapar? Aku ambilin sarapan ya?".
"Nggak usah, aku belum laper kok".
"Ow, tapi kalo laper lo ambil sendiri di meja makan ya," terangnya pemuda itu.
Deidara hanya mengangguk.
# # # # ##
Tbc….................................
# # # # ##
Author: Yosh! Akhirnya selesai, dech! Capek! Males komentar. Pokoknya........ Jangan lupa....
All: RnR, pleaseeeeeeeeeeeee!
Author: Darimana kalian muncul?
