Pair : KyuMin

Rate : T

Genre : I don't Know (Tentukan aja sendiri XD)

Warning : BL, YAOI, AU, OOC, Typo, Gaje, Judul gk nyambung dengan isi, dan lain sebagainya.

Disclaimer : KyuMin saling memiliki, dan saya pengen dimiliki sama Hyuk tapi Donghae menentangnya, jadi saya tetap jomblo-" *abaikan.

A/N : Repost, again! FF dari Fb saya yang udh lama. Adakah yang sudah pernah baca? nih FF terdiri dari 3 bagian, Sungmin's Side, Kyuhyun's Side dan Sekuel. Kalau pada mau baca, ntr langsung post smpe end. Nih FF NC perdana saya waktu itu(?) XD~

Happy Reading^^

.

.

Sore ini aku melangkah kaki ku dengan riang menelusuri bangunan pertokoan, bibirku sedikit bergumam mengikuti lagu yang sedang berputar pada earphone pink yang bertengger di telingaku. Mataku menelisik ke segala arah, memperhatikan hiruk-pikuk sore ini yang terlihat lebih ramai dari biasanya.

Aku baru saja menyelesaikan pekerjaanku di sebuah toko roti, yah aku adalah seorang pegawai di sebuah toko roti. Toko roti yang cukup sederhana namun terlihat mewah, hari ini seluruh pegawai diperbolehkan untuk pulang lebih awal, karena sang pemilik Toko mengumumkan pada seluruh pegawainya bahwa beliau akan pergi ke luar kota selama dua hari.

Disinilah aku sekarang, kaki ku melangkah menuju ke sebuah taman yang sering aku lewati karena taman ini terletak searah dengan rumahku. Dekat, hanya beberapa block lagi maka kalian akan menemukan bangunan bertingkat dua dengan pagar bercat merah muda terang. Dan itu lah rumahku.

Aku mengambil posisi duduk pada bangku taman yang sudah tersedia di sana, hari ini pengunjung taman sangat ramai, mungkin karena hari ini akhir pekan. Banyak anak-anak yang bermain di sana, beberapa penjual makanan dan es krim juga tak luput meramaikan taman ini.

Aku tersenyum melihat beberapa anak yang sedang berlarian sambil tertawa. Mataku terhenti tat kala menatap seorang namja tampan yang duduk di bangku taman lainnya. Jaraknya dan diriku tidak terlalu jauh, hanya beberapa meter saja. Aku bisa memperhatikan segala kegiatannya, dia terlihat sangat bingung. Entah lah?! Hal apa yang membuatnya seperti itu. Dari penampilannya dia tidak seperti orang pada umumnya, atau bisa dibilang dari penampilannya saja aku bisa mengukur isi dompet pada saku celananya. Kalian jangan berpikiran aneh mendengar kalimat dari ku. Itu hanya menurut penilaianku saja.

Pria itu terlihat tampan dan keren. Kulitnya sangat putih, baju yang ia gunakan juga bagus. Namja itu memakai kemeja lengan tiga suku bermotif kotak-kotak berwarna hitam putih, dengan kaos dalam berwarna hitam. Pada bagian bawah ia mengenakan jeans berwarna senada dengan kemeja yang ia gunakan, untuk sepatu? Ia memakai sepatu kets berwarna putih dengan lis hitam pada bagian pinggirnya. Aku tidak terlalu memikirkan merek apa yang ia gunakan. Tapi sungguh! Dia sosok namja yang sangat keren.

Oh,,shit! Kenapa aku terus memperhatikannya? Hei.. Lee Sungmin, kau kenapa? Entah lah, aku juga tak bisa menjawabnya, mataku begitu terpaku menatap sosok namja yang sedang menatapku balik. Tunggu! Apa? Menatapku? Dia menatapku? Namja itu menatap diriku? Oh.. Tuhan aku rasa aku sedang berhalusianasi sekarang. Apakah aku mimipi? Dia menuju ke arahku. Ya— ke arahku.

Omo..omo…jantungku! kenapa jantungku berdetak tak karuan begini, dia benar-benar menuju ke arahku ku sekarang. Aku bisa melihat lebih jelas sosoknya, astaga… ternyata dia jauh lebih tampan bila dilihat dari dekat, kulit putihnya sangat kontras dengan potongan rambut pendeknya yang berwarna coklat keemasan itu.

Aku rasa aku mau mati sekarang, jantungku berdetak tak normal, lututku melemas, dia menyapaku.

"Hai.."

Apa? Bahkan suaranya terlihat merdu di telingaku.

"Hei.."

Dia melambaikan tangannya di wajahku. Oh Tuhan! Aku pasti terlihat sangat bodoh.

'Uh... Sungmin-ah, kau pasti terlihat sangat babbo sekarang'.

"Eh.. ne, waeyo?" ujar ku tergagap.

Eh dia tersenyum? Omo.. manisnya, tapi… err— sedikit menyeramkan.

"Hum… begini seogsa(Tuan), apa aku bisa minta bantuanmu?" tanyanya.

Apa Tuan? Hei.. apa aku terlihat tua, tidak taukah dia aku ini namja termanis, ter-cute, ter-Aegyo sejagat korea, bahkan eomma ku bilang aku lebih cantik dari yeoja. Aku tidak berbohong dan tidak berlebihan, ini NYATA!

Dia meminta bantuan padaku, memangnya namja manis seperti ku bisa membantu apa? Ok. Akan aku tanya, tapi sebelumnya aku akan memberinya sebuah senyuman manis dariku. Mungkin saja dia akan terpesona. Kkk~

"Ne, bantuan apa yah?" tanyaku dengan senyuman kelinci andalanku.

"Begini Tuan ak—"

"Jangan panggil aku Tuan, aku itu masi muda. Panggil aku Sungmin, Lee Sungmin."

Aku segera memotong ucapannya sejenak, sekalian menyebutkan nama ku. Itung-itung memperkenalkan diri. Aduh kenapa kesannya aku terlihat genit ya? Ah.. mungkin sosok di depan ku ini yang membuatku seperti ini, love at first sight mungkin?! Mirip seperti di film-film saja. Hahaha :D

"Ah.. Mianhae Sungmin-sshi" dia sedikit menundukan kepalanya.

"Gwaenchana, kau ingin meminta bantuan apa?" tanyaku seramah mungkin. Dan dia tersenyum.

"Bolehkah aku meminjam ponselmu sebentar."

Humm.. buat apa? Jangan katakan dia tidak punya ponsel, jaman sekarang aneh sekali rasanya kalau tidak mempunyai benda komunikasi yang bisa dibawa kemana saja itu.

"Boleh, tapi mian. Untuk apa ya?" tanya ku sedikit heran. Gimana aku tidak heran, bukankah sudah aku katakan penampilannya tidak seperti pada umumnya.

"Begini.. pulsaku habis, dompet ku ketinggalan di rumah. Aku ingin menelepon ibuku untuk menjemputku di sini, tadi aku baru pulang kuliah. Lalu, karena dompetku ketinggalan aku tak bisa naik bus, mau menelepon ibuku ternyata pulsa ku habis, aku lupa isi ulang pulsaku karena uangku sudah habis membeli game terbaru, dan itu harganya sangat mahal. Kau tau uang tabunganku habis hanya untuk membeli game tersebut."

Speechless. Aku hanya diam! Aku mau pingsan sekarang. Dia menjelaskan dengan satu tarikan nafas, aku tak bisa berkata apa-apa sekarang. Aku menyerahkan ponsel flip miliku padanya.

"i-ini.. pakailah.." gumamku terbata.

Oh.. Tuhan kenapa jadi seperti ini?

"Ah..gumawo Sungmin-sshi" ujarnya. Dia langsung memencet sederet angka yang sepertinya sudah sangat dia hapal.

Aku hanya memandangnya heran, dia sedikit menjauh dari posisiku untuk berbicara pada ibunya mungkin.

"Gamahamnida Sungmin-sshi, sebentar lagi ibuku akan datang menjemputku!"

Dia menyerahkan ponselku di telapak tanganku, lalu tersenyum senang.

"Annyeong Sungmin-sshi, terimakasih banyak yah. Cho Kyuhyun imnida."

Dia berbalik meninggalkanku, mengacak rambutku sebelum pergi, dan melambaikan tangannya.

Hah.. aku hanya mengelah napas pasrah, ternyata penilaianku salah. Apa aku butuh bersekolah di jurusan Pisikologi atau semacamnya yang bisa membaca atau menilai orang bukan dari tampilannya?! Yeah... mungkin aku harus melakukannya. Aku sempat tertipu dengan penampilannya itu. Entahlah… atau aku saja yang terlalu berlebihan karean terpesona dengan wajah tampannya.

Satu kesimpulan yang bisa aku tarik bahwa? 'Orang tampan belum tentu punya banyak uang'. Aku berkata seperti itu karena aku bisa melihat yang sejenis Cho Kyuhyun itu di televisi, tapi mereka tampan, penuh pesona, pintar dan sudah pasti banyak uang. Tapi bagian akhir sepertinya tidak.

Pupus sudah harapanku untuk mengenalya lebih jauh..

Aku melangkahkan kakiku untuk pulang karena langit mulai terlihat gelap, matahari sudah pulang ke rumahnya(?) dan sebaiknya aku juga harus pulang ke rumahku. Aku berjalan dengan sangat lemah, uhh padahal aku tadi berharap namja yang baru aku ketahui bermarga Cho itu terpesona pada diriku namja termanis sejagat Korea.

..

..

..

..

FIN~