Title : Would You Marry Me?

Author : Choi Kira

Pairing : Kray, slight! Lulay

Rate : T

Genre : Romance, Hurt/Confort

Warning : FF adaptasi dengan cerita yang berbeda, miss typo(s) mungkin masih bertebaran, Boys Love..

Summary : Tidakkah cukup hanya dengan saling mencintai? Haruskah cinta kita diikat dengan pernikahan? Sedangkan pernikahan tidak selamanya berakhir bahagia..

A.n : Saya sedih karena ff Love Train di-remove.. #crying Tapi nggak apa-apa, mungkin ff itu nggak bagus jadi pantes buat di-remove.. Dari pada sedih mending saya bikin ff lagi saja,. Ff kali ini diadaptasi dari film bollywood Kyaa Dil Ne Kahaa (2002).. itu adalah film yang aku tonton waktu aku masih SD dan jadi film favorit-ku sampai saat ini.. Ceritanya sangat manis..

Happy Reading Readers ^^

Would You Marry Me?

Seorang namja manis dengan rambut blonde pendek bernama Zhang Yixing tengah duduk di sudut sebuah restoran. Namja itu sedang menunggu kekasihnya yang berjanji akan menemuinya siang ini. Berkali-kali ia melihat jam tangan yang ia pakai di tangan kirinya. Jam itu menunjukan pukul 12.30 KST.

Yixing menghembuskan napasnya kasar. Sudah sekitar 45 menit namja manis itu menunggu datangnya sang kekasih di restoran tersebut. Mereka berjanji akan bertemu pukul 12.00 KST dan akan menikmati makan siang bersama. Yixing bahkan datang lebih awal karena tidak ingin kekasihnya menunggu. Namun, sang kekasihlah yang justru datang terlambat.

"Hi, Baby," sapa seorang namja tampan dengan tinggi badan mencapai 190 cm dan memiliki rambut hitam pendek hingga membuatnya terlihat sangat manly.

"Kau terlambat tuan Wu," balas si namja manis dengan nada kesal.

"I'm so sorry, Baby. Ada banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Aku menyelesaikannya dahulu agar acara kita tidak terganggu," kata namja tampan bernama Wu Yifan tersebut. Namja itu kemudian duduk di sebelah Yixing.

"Selalu saja punya alasan," ucap Yixing masih dengan nada kesal.

"C'mon, baby. Forgive me please. Aku akan membayar kesalahanku dengan menemanimu seharian ini. Semua pekerjaanku sudah selesai, jadi aku bisa menemanimu besiap-siap," kata Yifan membujuk sang kekasih agar mau memaafkannya.

"Benar? Karena aku tidak akan membiarkanmu pergi jika ada telepon dari kantor. Kali ini aku tidak mau kau lebih memilih tumpukan kertas-kertas di meja kerjamu dari pada aku," ucap Yixing dengan sedikit cemberut, tapi justru terlihat cute di mata kekasihnya.

Yixing memang terlihat egois dengan kata-katanya barusan. Namun, itu karena Yifan sering meninggalkan Yixing saat mereka sedang berdua hanya karena harus menyelesaikan pekerjaannya. Yifan adalah seorang pimpinan di salah satu cabang perusahaan milik keluarganya, Exo Company. Kali ini Yixing tidak akan mengalah demi pekerjaan Yifan karena besok dia harus kembali ke Changsa dan sebelum namja manis itu pulang ke kampung halamannya dia ingin Yifan menemaninya menghabiskan waktu bersama sebelum mereka akan berpisah selama tiga bulan ke depan.

Yixing pulang untuk menghadiri pesta ulang tahun neneknya. Yixing adalah cucu satu-satunya di keluarga Zhang. Jadi, walau sebenarnya dia tidak ingin berpisah dengan kekasihnya yang workaholic itu, dia harus tetap pulang.

"As you wish, baby," balas Yifan dengan senyum andalannya. Untuk kesekian kalinya, Yixing luluh oleh senyuman dan kata-kata manis Yifan. How fool you are, Yixing.

Kedua namja itu kemudian mulai memesan makanan untuk makan siang mereka. Mereka mengobrol dan bercanda sambil menunggu makanan mereka datang.

Yixing dan Yifan adalah namja berdarah Cina. Yixing berasal dari Changsa sedangkan Yifan berasal dari Guangzhou. Yixing ke Seoul karena dia bekerja sebagai seorang komposer di SM Entertaimen. Sedangkan Yifan ke Seoul karena ia ditugaskan untuk mengurus perusahaan cabang Exo Company yang ada di Seoul.

Keduanya bertemu secara tidak sengaja di sebuah pesta yang diadakan oleh SMEnt. Saat itu, Yifan yang menghadiri pesta terpesona oleh Yixing yang sedang memainkan sebuah Grand Piano untuk para undangan. Namun, saat itu keduanya tidak memiliki kesempatan untuk saling menyapa. Kemudian, takdir mempertemukan mereka lagi ketika Yifan tidak sengaja bertemu Yixing di sebuah taman kota ketika namja manis itu sedang menikmati pemadangan kota di malam hari.

:: Flashback::

"Mau kopi?" tanya Yifan sambil menyodorkan segelas kopi hangat pada Yixing yang sedang duduk di bangku taman kota.

Yixing hanya terpaku melihat Yifan. Tentu saja, siapa yang tidak akan terpaku saat tiba-tiba seorang namja tampan yang belum dikenal memberikan segelas kopi di malam hari. Setiap orangg pasti akan berpikir dua kali untuk menerima kopi tersebut.

"Kau bukan seorang anak kecil yang dilarang menerima sesuatu dari orang asing kan?" goda Yifan saat Yixing tak juga meresponnya.

"Ne, thank you," balas Yixing setelah mengambil segelas kopi yang disodorkan Yifan padanya.

Setelah kopi pemberiannya diterima oleh Yixing, Yifan kemudian ikut duduk di sebelah namja manis itu.

"Kalau tidak salah, kau adalah orang yang memainkan piano di pesta yang diadakan SMEnt beberapa waktu lalu, iya kan?" kata Yifan memulai pembicaraan.

"Darimana kau tahu? Apa kau juga ada di pesta itu?" tanya Yixing penasaran.

"Iya. Aku ada di sana. Kau bermain piano dengan sangat baik," jawab Yifan sekaligus memuji namja manis di sampingnya.

Pujian Yifan membuat Yixing tersipu. Yixing sudah biasa dipuji karena kemahirannya dalam bermain alat musik atau karena lagu-lagu yang ia ciptakan disukai banyak orang. Namun, pujian dari Yifan sedikit berbeda baginya. Namun, Yixing juga tidak tahu kenapa pujian Yifan terasa berbeda untuknya.

"By the way, perkenalkan, aku Wu Yifan," tambah Yifan memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya di hadapan Yixing.

"Zhang Yixing, senang berkenalan denganmu dan terima kasih atas kopinya," balas Yixing dan meraih tangan Yifan untuk bersalaman.

"Jadi apa yang kau lakukan di sini, Yixing?" tanya Yifan.

"Menikmati pemandangan di malam hari. Melihat orang-orang dan kendaraan-kendaraan berlalu-lalang di jalanan mampu membuatku merasa terhibur dan sedikit rilex setelah bekerja," jawab Yixing.

"Ternyata kita memiliki kesamaan. Aku juga kadang melakukan hal itu untuk melepaskan penat," kata Yifan.

Kedua namja itu kemudian saling bercengkrama di dinginnya malam. Mereka bahkan terlalu asyik mengobrol hingga larut malam. Hingga hampir tengah malam keduanya baru memutuskan untuk kembali ke rumah atau lebih tepatnya ke apartment masing-masing.

Setelah pertemuan kedua itu, Yifan dan Yixing mulai berteman dan sering menghabiskan waktu bersama. Kemudian di bulan keempat sejak pertemuan itu, mereka saling mengungkapkan perasaan masing-masing dan menjadi sepasang kekasih.

::End Flashback::

Setelah menyelesaikan makan siangnya, sepasang kekasih itu kemudian berjalan-jalan berkeliling Seoul untuk menghabiskan waktu berdua. Mereka juka pergi ke pusat perbelanjaan untuk membelikan oleh-oleh untuk keluarga Yixing di Changsa. Kemudian, di malam harinya mereka menghabiskan waktu berdua di taman kota pertama kali mereka berkenalan. Tempat yang telah menjadi tempat favorit mereka untuk menikmati malam.

Would You Marry Me?

Keesokan harinya, Yifan datang ke apartment Yixing untuk mengantar kekasihnya itu ke bandara. Yifan yang workaholic rela membolos kerja karena dia ingin bersama kekasihnya sebelum namja manis itu pergi ke Cina untuk tiga bulan ke depan. Yifan bahkan datang pagi-pagi sekali agar lebih lama bersama Yixing.

"Apa kau tidak bisa menunda kepulanganmu?" tanya Yifan sambil memeluk Yixing dari belakang saat namja manis itu tengah membuatkan sarapan untuk keduanya. Namja tampan itu meletakkan dagunya di pundak Yixing.

Yixing menghentikan aktivitas memasaknya. Namja manis itu menghembuskan napasnya. Bukan hanya Yifan yang merasa berat, Yixing pun berat untuk pulang ke Cina dan meninggalkan Yifan di Korea. Namun, harus bagaimana lagi? Yifan masih memiliki banyak pekerjaan di Korea sehingga tidak bisa ikut ke Cina bersama Yixing.

"Kita sudah pernah membicarakannya, Yifan. Setelah pekerjaanmu selesai kau boleh menyusulku ke Cina," kata Yixing mengingatkan kekasihnya.

"Tapi pekerjaanku mungkin akan selesai sekitar dua minggu lagi. Aku akan kesepian jika kau tidak ada di sampingku," balas Yifan sambil mengeratkan dekapannya.

Mendengar ucapan Yifan, Yixing merasa sedih. Yixing lalu membalikkan tubuhnya agar berhadapan dengan Yifan. Namja manis itu memeberikan kecupan singkat di bibir kekasihnya berharap itu mampu membuat kekasihnya berhenti merengek.

"Aku juga akan kesepian jika kau tidak di sampingku. Tetapi, nenekku akan marah dan sedih jika aku tidak pulang tepat waktu," kata Yixing lembut.

"Baiklah.. Kau boleh pergi, tapi kau harus menelponku setiap dua jam sekali dan kau tidak boleh sampai tidak mengangkat teleponku, mengerti," titah Yifan overacting.

"Siap," balas Yixing menirukan gerakan seorang militer.

Yifan terkekeh melihat kekasihnya. Yifan akan sangat merindukan kekasihnya yang cute dan manis itu. Rindu akan tawanya, ekspresi cute Yixing saat penyakit pikunnya kambuh, wajah Yixing yang merona saat Yifan menggodanya, dan merindukan bibir manis Yixig saat mereka berciuman.

Would You Marry Me?

Sekitar pukul 13.00 KST, Yixing dan Yifan sudah berada di ruang tunggu Incheon International Airport. Yixing terlihat duduk bersandar pada bahu Yifan. Sedangkan Yifan menggenggam tangan Yixing erat. Padahal mereka hanya terpisah jarak Korea-Cina, tapi mereka seolah akan terpisah sangat jauh. Mungkin karena ini pertama kalinya mereka terpisah jauh sejak mereka menjalin hubungan hampir dua tahun yang lalu. Hal itu karena tahun-tahun sebelumnya Yixing tidak pulang saat perayaan ulang tahun neneknya untuk menyelesaikan lagu-lagu yang harus dia buat untuk artis-artis SMEnt.

Suara dari operator bandara yang memberitahukan bahwa pesawat tujuan Cina akan segera berangkat mengusik dua namja itu. Yixing kemudian mengangkat kepalanya dari bahu Yifan. Namja manis itu kemudian berdiri untuk bersiap-siap.

"Take care, Baby," kata Yifan lembut yang dibalas senyum manis dan anggukan dari kekasihnya. "Segera setelah pekerjaanku selesai aku akan menyusulmu ke Cina," tambah Yifan.

"Okay. I'm waiting for you then," balas Yixing dan memberikan kecupan singkat di bibir Yifan.

Kemudian pukul 13.30 KST, pesawat menuju Cina terbang dengan Yixing yang menjadi salah satu penumpangnya. Yifan hanya mampu melihat pesawat itu terbang dari bandara. Yifan telah jatuh terlalu dalam untuk Yixing sehingga berat baginya berpisah dengan namja manisnya itu.

Would You Marry Me?

"Yixing!" seru seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya yang sudah tidak muda lagi. Wanita itu adalah Mrs. Zhang, ibu dari Yixing.

Mrs. Zhang kemudian menghapiri sang anak, Yixing yang berdiri di depan pintu rumah kediaman keluarga Zhang. Sang ibu kemudian memeluk erat putra semata wayangnya yang baru saja kembali ke Cina. Senyum cerah mengembang di bibir Mrs. Zhang. Begitu pula dengan Yixing, namja manis itu membalas pelukan sang ibu sama eratnya. Tidak ada tempat paling nyaman selain berada dalam pelukan sang ibu, bukan?

"Mommy pikir kamu tidak akan pulang lagi tahun ini," kata yang ibu setelah melepaskan pelukannya.

"Aku sudah melewatkan empat kali perayaan ulang tahun granny, aku akan merasa cucu yang buruk jika tidak pulang tahun ini," balas Yixing. "Aku bahkan berencana untuk tinggal lebih lama di sini," tambah sang anak.

"Benarkah? Berapa lama kau akan tinggal?" tanya Mrs. Zhang.

"Aku sudah meminta izin pada perusahaan untuk tinggal di Cina sekitar tiga bulan ke depan," jawab Yixing.

"Baguslah kalau begitu. Nenekmu pasti senang mendengarnya. Sekarang masuklah, temui nenek dan yang lainnya kemudian istirahatlah, kau pasti lelah setelah perjalanan jauh," kata Mrs. Zhang memperlihatkan perhatiannya sebagai seorang ibu. Sedangkan Yixing membalasnya dengan anggukan dan senyum ber-dimple miliknya.

Yixing kemudian memasuki rumahnya. Ternyata telah banyak orang yang berada di dalam rumah. Ada sang ayah, Mr. Zhang, nenek Yixing yang berulang tahun, dan teman keluarga Zhang yaitu keluarga Lu. Mr. Zhang dan Mr. Lu adalah sahabat dekat sejak mereka masih muda. Kedekatan kedua orang tersebut diwariskan kepada anak-anak mereka.

"Daddy," sapa Yixing saat bertemu dengan Mr. Zhang.

"Yixing! Kau sudah sampai ternyata," kata Mr. Zhang kemudian memeluk Yixing singkat.

"Yixing," seru sang nenek sambil menghampiri cucu kesayangannya.

"Granny, I miss you," seru Yixing kemudian memeluk neneknya erat.

"I miss you too, Xing," balas sang nenek.

"Btw, Happy birthday, Granny," kata Yixing setelah melepaskan pelukannya.

"Thank you, Yixing," balas sang nenek dengan memberikan kecupan singkat di kening Yixing.

"Yixing, lama tidak bertemu," kata Mr. Lu menginterupsi pertemuan cucu dan nenek tersebut.

"Iya, Paman. Senang rasanya bisa berkumpul seperti ini lagi," balas Yixing. "Dimana Luhan ge?" tanya Yixing yang menyadari hanya ada Mr. dan Mrs. Lu di rumahnya tanpa ada Luhan, putra Mr. dan Mrs. Lu.

"Luhan masih berada di kantor. Dia bilang ada beberapa pekerjaan yang belum selesai. Namun, nanti malam dia akan datang di pesta," jawab Mrs. Lu.

"Aku tidak sabar ingin bertemu Luhan ge. Aku sangat merindukannya," kata Yixing.

Sama seperti sang ayah, Luhan dan Yixing juga berteman sangat akrab. Mereka tumbuh besar bersama. Yixing bahkan menganggap Luhan seperti kakaknya sendiri. Sedangkan Luhan selalu ingin melindungi Yixing. Namun, sejak Yixing bekerja di Korea, Luhan dan Yixing sudah jarang berkomunikasi bahkan bertemu. Luhan juga sibuk dengan pekerjaannya di kantor.

Would You Marry Me?

Akhirnya malam pun tiba dan pesta kemudian dimulai. Para tamu undangan mulai berdatangan dan memenuhi kediaman keluarga Zhang. Mereka saling menyapa satu sama lain. Ada juga yang tengah menyantap makanan dan minuman yang disediakan oleh si empunya pesta. Beberapa tamu juga terlihat tengah menyapa nenek Yixing untuk memberikan ucapan selamat. Sedangkan Mr. dan Mrs. Zhang tengah bercengkrama dengan tamu undangan lainnya.

Ting ting ting

Suara gelas yang diketuk membuat semua orang menoleh ke sumber suara. Mereka memandang ke arah seorang namja manis dengan pakaian formal hingga membuatnya terlihat manis, tampan, cute dalam waktu yang bersamaan. Namja itu adalah Yixing yang tengah berdiri di dekat piano yang berada di tengah ruangan.

"Selamat malam semuanya. Saya Zhang Yixing berterima kasih atas kedatangan Anda semua di pesta ulang tahun nenek saya. Untuk memeriahkan pesta malam ini, saya akan menyanyikan sebuah lagu untuk nenek saya," kata Yixing dengan kata-kata yang sopan.

Yixing kemudian menyanyikan sebuah lagu dengan alunan piano untuk neneknya. Semua orang terlihat menikmati permainan piano Yixing dan juga suara namja manis itu yang tergolong cukup bagus. Semua orang memberikan tepuk tangan yang meriah setelah Yixing selesai bernyanyi. Tanpa disadari Yixing, seorang namja yang tengah memperhatikannya sejak tadi.

Yixing yang telah selesai menghibur para tamu undangan kemudian membungkuk memberi hormat dan pergi menuju halaman rumahnya. Namja manis itu duduk di tangga depan rumah sambil memandangi langit malam. Yixing merasa merindukan seseorang saat menatap langit. Siapa lagi kalau bukan Yifan, namja tampan yang menjadi kekasihnya.

"Apa kau keberatan jika aku duduk di sini?" tanya seorang namja yang sejak tadi memperhatikan Yixing.

Namja itu membuyarkan lamunan Yixing. Yixing menolehkan kepalanya ke sumber suara dan senyuman manis itu pun tercipta saat ia tahu siapa namja yang bertanya padanya.

"Luhan ge," seru Yixing pada namja tadi.

"Aku kira kau lupa padaku," kata Luhan sambil mendudukan dirinya di samping Yixing.

"Tidak mungkin aku lupa padamu. Aku bahkan mencarimu dari tadi," balas Yixing. "Bagaimana kabarmu, ge?" tanya Yixing.

"Sangat baik karena bisa bertemu denganmu malam ini," jawab Luhan jujur. "Kau bernyanyi dengan sangat baik," kata Luhan memuji Yixing.

"Kau lebih bagus dalam hal bernyanyi dibandingkan aku, Ge," balas Yixing memuji Luhan.

Luhan memang memiliki suara yang lebih bagus dari Yixing. Dia juga dapat menyanyi dengan sangat baik. Yixing bahkan pernah menawarkan Luhan agar menjadi penyanyi. Namun, Luhan lebih memilihh meneruskan bisnis keluarganya.

"Sepertinya kau sangat senang berada di Korea hingga lupa pulang ke rumah," cibir Luhan pada Yixing. Namun, bukan bermaksud untuk menjelekkan Yixing. Dia hanya ingin menggoda namja manis itu.

"Bukannya begitu, ge. Ada banyak artis di SMEnt, jadi aku juga harus membuat lagu sebanyak mungkin karena tidak semua lagu yang aku ciptakan akan diterima oleh CEO," balas Yixing membela diri.

"Ya sudahlah. Yang penting kau sudah ada di sini sekarang," kata Luhan akhirnya.

Luhan dan Yixing seperti lupa dengan pesta yang tengah berlangsung. Kedua namja itu justru asyik bercengkrama di halaman depan rumah keluarga Zhang. Lama tidak berjumpa membuat keduanya memiliki banyak hal untuk diceritakan. Mulai dari pekerjaan, tempat tinggal, dan banyak hal lagi yang menjadi bahan obrolan kedua namja itu. Bahkan hingga pesta selesai, mereka masih asyik mengobrol. Barulah saat tengah malam, Luhan berpamitan untuk pulang ke rumahnya.

Would You Marry Me?

Setelah Luhan pulang, Yixing kemudian pergi ke kamarnya. Dia menatab koper miliknya yang masih belum terbuka. Itu karena Yixing belum sempat menata barang-barang yang ia bawa dari Korea. Yixing memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum membereskan barang-barangnya.

Setelah sekitar 30 menit dia habiskan di kamar mandi, Yixing mulai merapikan barang-barangnya. Meletakkan pakaiannya di almari dan yang terpenting adalah meletakkan foto-foto dirinya dan Yifan di laci meja yang ada di kamarnya. Yixing bermaksud untuk menyembunyikan hubungannya dengan Yifan. Itu karena keluarganya masih belum tahu jika Yixing adalah seorang gay. Memiliki orientasisex yang berbeda bukan hal yang mudah untuk diterima masyarakat, apalagi keluarganya. Yixing juga belum yakin apakah keluarganya bisa menerima keadaan namja manis itu atau tidak.

Beeppp beeppp beeppp

Suara getaran dari handphone milik Yixing menandakan adanya panggilan dari seseorang. Namja manis itu kemudian menghentikan aktivitasnya. Seyuman manis mengembang di bibirnya saat membaca nama dari si pemanggil, Yifan.

"Hallo, Yifan," sapa Yixing dengan senyum ceria.

"Yixing, dari mana saja kau? Kenapa tidak mengangkat teleponku? Kau tahu aku sudah puluhan kali menelponmu?" tanya Yifan berturut-turut dengan nada kesal sekaligus khawatir.

"I'm so sorry. Pestanya baru saja selesai jadi aku tidak bisa mengangkat teleponmu," jawab Yixing menjelaskan sambil meminta maaf dengan nada menyesal. Yixing tahu jika Yifan bukannya bermaksud untuk memarahinya. Yifan hanya sangat khawatir dengannya.

Mendengar nada menyesal dari Yixing, Yifan merasa buruk. "I'm sorry, Baby. Aku tidak bermaksud marah padamu. Aku hanya sangat merindukanmu dan juga mengkhawatirkanmu karena kau tidak menjawab teleponku," kata Yifan dengan nada yang lebih lembut.

"It's okay. Aku tahu kau tidak bermaksud seperti itu," balas Yixing lembut.

Yixing kemudian lupa dengan aktivitasnya merapikan barang-barang bawaannya. Dia malah tiduran sambil mengobrol lewat telepon dengan Yifan. Padahal mereka baru berpisah tidak lebih dari satu hari, tapi sudah seperti berpisah satu bulan. Banyak sekali hal-hal yang dibicarakan kedua namja itu. Bahkan mereka juga saling menggoda satu sama lain. Beberapa kali Yixing tersipu karena kata-kata manis Yifan. Mereka terus mengobrol hingga Yixing tertidur.

Would You Marry Me?

Keesokan harinya, Yixing terbangun dengan perasaan senang. Selama ini dia tinggal di apartment sendirian. Saat bangun tidur tidak akan menemukan siapa-siapa di apartment-nya. Namun, kali ini ada keluarganya yang tengah menunggunya untuk sarapan bersama.

"Yixing, kau sudah bangun?" tanya sang ibu pada anak semata wayangnya saat Yixing, sang anak berjalan menuju ruang makan. Yixing mengangguk sebagai balasan atas pertanyaan sang ibu. "Apa kau tidur dengan nyenyak?" tanya sang ibu lagi.

"Iya. Tidur di rumah terasa lebih nyaman dibandingkan tidur di apartment," jawab Yixing. Namja manis itu kemudian duduk di samping sang nenek untuk sarapan.

"Kau pasti kesepian tinggal di Korea sendiri," kata yang nenek.

"Iya benar, Granny. Tapi, aku senang bekerja di sana," balas sang cucu.

Seluruh anggota keluarga Zhang kemudian meikmati sarapan mereka dengan perasaan senang. Kedatanga Yixing membuat suasana ceria di rumah itu kembali. Sangat menyenangkan bisa sarapan bersama seluruh keluarga.

.

.

.

Setelah selesai sarapan dan juga mandi, Yixing berengkrama bersama sang nenek di ruang keluarga. Mereka seolah belum puas mengobrol kemarin. Ditambah lagi, Luhan yang datang mengunjungi mereka. Kedatangan Luhan membuat suasana kediaman keluarga Zhang menjadi semakin ramai. Namun, suasana itu berubah menjadi tegang saat Mrs. Zhang menghampiri Yixing dengan wajah marah.

"Yixing, jelaskan pada mommy apa maksud foto-foto ini?" tanya sang ibu pada Yixing.

Mrs. Zhang menunjukan beberapa foto milik Yixing yang sedang berduaan dengan Yifan. Buruknya, hampir semua foto itu memperlihatkan kemesraan kedua pasangan kekasih Yixing dan Yifan.

Yixing, Luhan dan nenek Yixing pun terkejut melihat foto-foto itu berada di tanag Mrs. Zhang. Yixing terdiam karena bingung harus menjawab apa. Dia tidak menyangka bahwa foto-foto itu akan ditemukan oleh ibunya secepat itu.

"Yixing! Jawab pertanyaan mommy," seru Mrs. Zhang dengan nada yang lebih keras.

"Mom, dia.. dia kekasihku," jawab Yixing akhirnya. Jawaban jujur dari Yixing membuat semua orang terkejut.

"Kekasih? Yixing tapi dia laki-laki," kata sang ibu yang masih belum percaya dengan jawaban sang anak sambil menunjuk gambar Yifan.

"Aku tahu dia laki-laki, Mom. Tapi, kami memang sepasang kekasih," balas Yixing.

"Apa kau mencintainya?" tanya sang ibu lagi. Yixing menjawabnya dengan anggukan.

Sangg ibu hanya menghela napas mendengar pengakuan sang anak. Mrs. Zhang tidak pernah menyangkan anaknya dalah seorang gay. Tuubuhnya terasa lemas. Wanita paruh baya itu mendudukkan dirinya di sofa untuk menenangkan dirinya.

Melihat keadaan sang ibu membuat Yixing iba dan merasa bersalah. "Mom," lirih Yixing.

"Kita akan bicara lagi nanti. Sekarang kau pergilah," kata sang ibu. Yixing kemudian pergi ke kamarnya. Sepertinya namja manis itu akan menangis di kamarnya.

Tanpa disadari oleh orang-orang tersebut, ada seorang namja yang terlihat murung dan sedih mendengar pengakuan Yixing. Dia adalah Luhan. Luhan sangat shock mendengar Yixing telah memiliki kekasih. Hatinya terasa sangat sakit setelah mendengar pengakuan tersebut.

"Aku terlambat," lirihnya.

Lalu bagaimana dengan Kris? Apa reaksi namja tampan itu jika ia tahu keadaan sang kekasih? Akankah keluarga Yixing mau menerima keadaan Yixing saat ini?

.

.

.

.

TBC

a.n : akhirnya chap 1 selesai.. semoga ada yang suka.. dan semoga gag di-remove lagi.. Owh ya, cerita di FF ini banyak bedanya dengan film-nya.. aku cuma minjem garis besar ceritanya aja.. tapi aku kan sudah menyantumkan film yang diadaptasi, jadi gag termasuk plagiat kan? Semoga pada suka aja dech.. Terima kasih buat reader yang mau membaca dan memberikan review untuk ff yang aku buat,.. Author pamit dulu #bow

..Choi Kira yang pengen denger Lay gege nyanyi lagu bahasa Korea..