Hehe.. konnichiwa, minna. Kyou wa genki? =)

Well, here we are. Standing in this world (co-past dari judul blog saya?)

Yah, saya bosan membuat short story melulu. Akhirnya timbul deh keinginan untuk membuat long story again.. w

Kali ini, ceritanya.. um, agak.. apa ya? Errrr.. (confused how to explain it in a word, so i dun wanna say lol xD) dan juga, memakai bahasa Indonesia untuk melatih bahasa saya.. .

Di awal chapter, mungkin akan sangat membingungkan kalian. Tapi nanti mulai dari chapter 2, akan mulai ada jalan jelasnya, kok.

Translated by my friends and some is by me. Story is by me.


Sebuah ruangan bercat pink, diletakkan banyak sekali boneka teddy bear baik di atas kasur atau pun di lemari bonekanya, ber-AC, dan beraroma apel tersebut adalah milik Maria Angelika; seorang siswi kelas 1 smp yang kini menempati semester keduanya di sekolah. Anak yang tak menyukai pelajaran Fisika ini kini sedang mengelus-elus boneka teddy bear kesayangannya; boneka pemberian pacarnya yang sangat ia sayangi. Boneka teddy bear berwarna pink dan berpita merah tersebut pun ia peluk erat. Dan ia pun bergumam...

"nyaaaaaaa-! Aku sayang banget sama kamuuuu-" gumamnya pelan. Wajahnya memerah seakan ia baru saja memakan 20 cabai petik tanpa kesadarannya.

~~tock tock tock~~

Maria mendengar ketukan pintu kamarnya. Seseorang sedang berada di depan pintu kamarnya.

"iyaaaa.." Maria pun bangkit dari tempat tidurnya. Perempuan imut berkulit putih yang berpakaian tshirt putih dan menggunakan rok polkadot kuning sebatas lututnya dan berenda putih ini pun membukakan pintu kamarnya dengan malas. Paling-paling... Maria sudah merasakan sebuah firasat yang membuatnya malas membukakan pintu kamarnya untuk orang yang kini sedang berada di balik pintu kamarnya tersebut.

"yaaaaa~~~~ apa, kakaaaaaak~~~~~?" keluh Maria setela membukakan pintu kamarnya untuk kakaknya.

"beliin telur gih di warung 1 kg buat bikin kue bulan," perintah kakaknya dengan tenang sambil menyodorkan lembaran uang yang kira-kira memang cukup untuk membeli telur seberat 1 kg di sebuah warung tak jauh dari rumahnya.

"iiiiiih, kakak~~~ kenapa ga minta beliinnya ke bibi aja, sih~~~? Atau ga kakak gitu yang beli sendiri~~~"

"hey adikku sayang yang manja dan menyebalkan, bibi kan lagi pulang kampuuung. Nah, saya sedang menyiapkan bahan lain. Mending punya clone, pasti ga bakal nyuruh kamu, deh. Buruan ah! Nanti keburu penuh sama pembeli yang lain, terus lama deeeeehh-!" kakaknya mendorong pelan adiknya yang selalu dijahilinya itu keluar kamar.

"haih~~~ tapi nanti ba-..."

"iyaa iyaaaaaa, nanti dibagi dua kuenya sama kamu. Cerewet ah.."

"habisnya kan kakak suka makan jatahku~~~~" keluhnya lagi setelah memakai sendal berwarna kuningnya.

"ga, ga, ga bakalan. Buru gih!" kakaknya pun kembali masuk ke dalam rumah setelah melihat adiknya pergi keluar pagar dan mengambil langkah menuju warung yang dimaksud.

Maria berjalan dengan malas.

"sigh~~~~ kakak nyebeliiiiin~~~" gumamnya di sepanjang jalan.

Di tempat lain, yakni di sekolah..

Hari sabtu adalah hari dimana Maria lebih senang untuk 'meliburkan diri'. Hanya ada kegiatan eksul di sekolahnya pada hari itu. Namun tidak untuk seorang anak lelaki yang sangat suka bermain basket yang kini sedang bermain basket disana bersama teman-temannya.

"Oi oi oi, oper sini!"

~~dack dack dack!~~

"s***!"

"gua menang, bro.."

"iya oke lo menang. Kapan sih gua bisa ngalahin lo, Syao?"

"mana gua tau haha. Beeerrrrtanyalah kepada Tuhan hahaha!"

"okay. Mulai dah lo nyebelinnya~~"

Anak-anak perempuan yang melihat Syaoran tadi sedang bermain basket tak dapat melepaskan mata mereka darinya. Laki-laki berkulit putih dan memakai tshirt hitam itu pun tak mempedulikannya meski ia tahu akan hal itu.

"eh, lo jadi sorotan cewek-cewek, tuh.."

"masa bodo. Peduli amat gua. Lo aja sana lahap tuh satu-satu," ujarnya dengan pandangan tak peduli akan apa yang dikatakan seorang teman satu timnya tadi. Ia mengambil botol minum dari tempat duduknya di samping lapangan basket dan meminum isinya.

"wassup, Syaoran? Terkenal lagi lo?" Eriol yang baru saja melihat temannya bermain basket pun menghampirinya yang sedang me-lap keringatnya dengan handuk biru kecilnya.

"eh, lo, Eriol. Ga tau deh. Lo kali?"

"jaah, lo gimana sih. Jelas-jelas mereka ngeliatin lo. Haha! Eh, si 'Xiao Long' kemana?"

"yang pasti, dia tuh lagi mulai cinta mati sama rumus-rumus fisika yang always bikin gua stress sepanjang masa buatan Einstein. cari sana di tempat perkumpulan Science Club!"

"whoa, ga usah segitunya kali. Anti banget lo ama fisika?"

"jangan ngomongin soal hitung-hitungan ke gua, apalagi fisika atau bahkan mate."

Syaoran pun meraih tasnya.

"mau kemana lo?"

"ya pulang dong, Erioooooll..." Syaoran pun keluar dari lapangan, meninggalkan Eriol yang hanya geleng-geleng kepala melihat sikap Syaoran tadi.

xXxXxXxXxXx

Di tengah jalan, Syaoran membetulkan tali sepatunya. Saat ia kembali berdiri, ia melihat sosok perempuan dengan panjang rambut hingga pundaknya dan memakai tshirt putih sedang berjalan malas sambil membawa sebuah kantong plastik hitam yang sepertinya berisi sesuatu yang lumayan mempertaruhkan 'nyawa' jika isinya hancur.

"lo ga ke sekolah lagi, Mar?" Syaoran pun menghampiri Maria yang sedang memasang muka melas.

"hng~~~ ga. padus ga kumpul hari ini, Rick. Napa? Kangen sama gua lo? Haha!" maria akhirnya mulai menunjukkan tawanya.

"jaah, heh, kangen aja kagak. Gua cuma nanya, lagian. sinting sia.." ujar Syaoran dengan muka malas sambil mengacak-acak rambut maria.

"AAAHHH! Rambut guaaaa! Bayar sejutaaaa!" seru maria kesal.

"heh, macan tutul, ngasih sepeseerrr pun gua ga mau. Haha.. rambut lo gua jadiin jerami anak gembala aja dah sini!" kembali Syaoran mengacak-acakkan rambut Maria yang tadinya rapi dengan jepitan pita merah di atas poninya kini diubrak-abrik oleh satpol PP para jari-jemari milik Syaoran.

"macan = manis dan cantiiiik~ " ujar maria dengan senang.

"bukan. Di kamus gua buat lo, macan = makanan cannibal! Hahahaha!" Syaoran tertawa puas atas singkatan yang baru saja ia buat untuk anak perempuan yang berada di depannya itu. Maria kesal bukan main.

"eh, by the way lo bawa apaan?"

"nih, pesenan kakak gua.." keluh maria sambil mengangkat kantok kresek hitam tersebut.

"udah ah! Nanti kakak gua nyerocos gara-gara gua kelamaan! Daaaaaaaaadaaaaahh, jeleeeek~~~"

"haha. Makasih gua dibilang jelek. Jelek = jelas-jelas kerennnnn haha!"

"IIIIH! GA TAU, AH! MONKEY LO!" seru Maria kesal sambil terus berlalu dengan cepat meninggalkan Syaoran.

"monkey = moon key. Aaaah, gua hebaaaatt.. makasih atas pujian lo ke gua tadiii haha!"

"AAAAAAHH! BODO AMAAAAAAATT~~~~!"

"hahahahaha-!"

Syaoran pun kembali menuju jalur puolang ke rumahnya..

Maria kembali ke rumahnya dan menyerahkan kantong kresek berisikan 1 kg telur yang diminta kakaknya kepada kakaknya yang sedari tadi ternyata hanya menonton tv.

Maria pun kembali ke kamarnya dan menutup plus mengunci pintu kamarnya.

"panaaass~~~~~~~" keluh maria sambil berbaring di kasurnya. Ia kembali menatap teddy bear kesayangannya itu.

"mau ketemu.. sigh~~~"

~~ftang tang ftang tang!~~

Suara tanda sms pada mobile-nya berbunyi. Seseorang baru saja mengirimnya sebuah message.

Ia pun meraih mobile berwarna biru tua dibelakangnya itu dengan malas.

'Mariaaaa, besok ada pr ga? '

Sebuah message dari sahabat tersayangnya; Pricilla. Ia pun membalasnya.

'ga ada, Cil. Main kesini dong, Cilla~~ aku boseeenn~~~'

'sama, aku juga BT disini, Mar. Aku sih justru mau banget main kesana. Tapi ga diijinin soalnya disuruh jaga rumah~~'

'yaaaaah~~~'

Terjadilah percakapan melalui via SMS.

'Maria tadi ga ke skula? Kenapa?'

'Padus ga ngumpul minggu ini.. para seniornya lagi jenguk teman mereka yang lagi sakit..'

'whoa.. semoga cepat sembuh, ya.. .'

'iya.. eh eh eh, Cilla, masa tadi aku kan lagi di jalan mau pulang habis beli telur. Terus aku ketemu sama si monkey. Eeeh, dia malah ngacak-acak rambutku~~'

'HOEEEEEE! Syaoran terlalu-! DX"

'terus yang bikin aku kesel juga, aku kan katain dia jelek, ternyata di kamus dia tuh bersingkatan pujian. Dikatain monkey juga pujian~~~'

'lho kok? Maksudnya?'

'dia bilang jelek = jelas-jelas keren.. lalu monkey = moon key~~~'

'hahaha~~~~ itu anak~~ ada aja ya otaknya~~'

'terus, terus ya, kan macan = manis dan cantik. Dan masa dia bilang kalau di kamus dia, macan buat aku tuh = makanan cannibal~~~~ T_T'

'h-hoeeeeeeeee~~~~~ .'

'Syaoran jeleeeeeeeeekk~~~~ TT^TT '

'h-haha.. sabar ya, maria. Eh, lagian, jelek juga ga cuma jelas-jelas keren!'

'maksudnya?'

'buat dia, jelek = jelas-jelas kere! Hahahaha! =w='

'haha! Iya juga ya, Cil. Nyaaaaaaaaa- aku sayang Cilla-chan-! xD'

'aku sayang Ma-chan! xD'

Percakapan mereka berdua pun terus berlanjut. Kedua anak perempuan ini memang tak dapat dipisahkan, seakan-akan sudah dioleskan lem aibon yang sulit untuk dihilangkan sehingga mereka tak dapat lepas sedetik saja.

xXx...xXx

Ia memasang muka tenang saat ia membuka pagar rumahnya. Ia mengetuk pintu rumahnya. Lalu, seseorang dengan langkah mungil berlari menghampiri dari balik pintu untuk membuka pintu rumahnya.

~~ckrek..~~

"kakak-! Hehe.." anak berumur 6 tahun menggunakan dress merah berenda kuning itu pun memeluk erat kakaknya yang baru saja pulang dari pertemuan di Science Club di sekolahnya.

"kakak pulang, Jessica.." ujar kakaknya dengan penuh kasih sayang seraya memeluk balik adiknya itu.

"kakak, tadi 'mama' bilang mau main menginap disini pas mama papa pergi sore ini, kak! Yay-aku senang banget!"

"Maria?" tanyanya dengan heran.

"iya, iya. Kok papa Xiao Long lupa sama mama Maria, sih? Hehe..." Jessica menggoda Xiao Long dengan hati yang amat sangat senang karena pacar kakaknya yang ia sayangi akan datang sore ini. Xiao Long tersenyum dengan lembut.

"Ga, kok. Kakak ga pernah lupa sama Maria," ujar Xiao Long.

"ayo ke kamar. Kita tidur siang.." ajak Xiao Long kemudian. Jessica pun mengikuti kakaknya sambil menggandeng tangannya dengan erat dan Xiao Long pun menutup pintu kamarnya.

XxX+Sakura's POV+XxX

Aku sedang berdiri di sebuah tempat yang gelap saat aku melihat seseorang berada jauh di depanku. Kutatap dengan seksama siapa orang yang berdiri di depanku itu. Namun samar dibuat kabut. Maka aku tak dapat melihat siapakah gerangan orang itu. Yang dapat kulihat dari dirinya hanyalah pakaiaannya yang berwarna biru gelap dan celana pendek berwarna hijau kelam kekuning tuaan. Entah siapa orang itu.

Orang itu berjalan ke arahku. Ia mengangkat tangannya padaku; sebuah tanda sapaan dari orang itu. Aku hanya mengangguk tanda membalas sapaannya. Aku tak mengerti. Siapa orang itu? Ia seakan sangat mengenaliku. Ia seakan sangat dekat denganku hingga tak ada keraguan saat menyapaku.

Lalu langkahnya terhenti. Ia menoleh kebelakang sekejap, lalu kembali menoleh kearahku. Kulihat bibirnya sedang tersenyum padaku. Maka kubalas senyumnya; karena seperti yang dikatakan bahwa 'senyum adalah berkah'. Dan entah bagaimana caranya, begitu ku kedipkan mata, orang itu menghilang dari pandanganku.

~~grash~~

Betapa terkejutnya aku.. karena seseorang memelukku dari belakang. Aku tak tahu siapa. Namun feelingku mengatakan bahwa yang memelukku adalah orang yang tadi kulihat dan kutemui di seberang sana. Dan aku pun setuju dengan feelingku setelah aku melihat lengan pendek bajunya di samping pundakku berwarna sama dengan yang kulihat. Lengan kirinya melingkari bawah leherku dan lengan kanannya melingkari diagframaku.

Aku tak dapat berkata apa-apa karena aku masih merasa shock. Bagaimana bisa orang itu tiba-tiba dibelakangku dalm kejapan mata? Dan mengapa ia memelukku dari belakang begini?

Tetapi kemudian kurasakan suatu getaran dari dalam dirirnya. Ku merasa tangannya bergetar. Dan kurasakan sesuatu yang hangat menyentuh pundakku.

Air mata..

Ia menangis? Kenapa? kenapa kau menangis? Apakah sesuatu telah terjadi?

Tapi ia tak mengatakan apa pun. Ia hanya memelukku. Air matanya menetes satu demi satu dengan perlahan. Tangannya mengepal semakin kuat. Aku tak bisa tengokkan kepalaku ke belakang karena aku terkunci oleh pelukannya. Hendak kulihat siapa orang itu, namun aku benar-benar terkunci.

Siapa kau.. kau kenapa?

Kena.. pa...

xXxNormal's POVxXx

~~CRIIIIIING-!~~

Alarm berwarna hijau yang di-set agar berbunyi pada pukul 5 pagi itu pun berbunyi dengan keras, membangunkan seorang anak perempuan dari mimpi anehnya itu.

~~Pack~~

"h-huh? Udah jam segini, ya~~~" anak perempuan itu mengucek-kucek matanya dan mencoba membangunkan fisiknya.

"-!" serunya sambil menonjok kayu batas kasur depannya,

~~JDUGGG!~~

Akhirnya ia pun terbangun dan menyadari tangannya terluka karena memukul dinding terlalu keras.

"h-haih~~~~ l-luka lagi~~~" keluhnya sebal dan menyesal karena ia memukul kayu batas kasur depannya.

"Sakuraaaaa-! Ayo sini sarapaaan-!" seru seorang wanita dari luar kamarnya.

"iya, bunda! Aku shalat dulu, ya-!" serunya untuk menjawab teriakan bundanya yang memintanya keluar dari kamar setelah bundanya mendengar suara benturan keras dari dalam kamarnya. Ia merapikan kamarnya dan segera menunaikan shalat subuh.

"ya Allah.. kali ini aku bermimpi aneh.." kembali ia memulai curhatnya kepada Sang Ilahi setelah ia beribadah.

"aku bermimpi bertemu dengan seseorang, namun aku tak tahu siapa dia, ya Allah. Namun, sepertinya ia seorang lelaki. Ia seakan mengenaliku sangaaat dekat dan sangaaaat baik. Aku merasakan hal itu saat aku mendapatkan sebuah feeling pada saat ia menyapaku dengan cara mengangkat tangannya dengan tenang dan penuh rasa akrab. Lalu, ia berjalan kearahku dan tersenyum setelah ia hentikan langkahnya. Namun, tetap saja, tak dapat kulihat wajahnya. Dan dalam kejapan mata, ia sudah berada di belakangku dan mendekapku dengan erat dari belakang. Aku tak tahu mengapa dan bagaimana bisa. Yang paling mengganggu pikiranku, ia menangis, ya Allah. Aku mengira-ngira apa yang terjadi pada dirinya hingga ia mengeluarkan air matanya. Ya Allah, andai aku mengenalnya, kumohon perbolehkan aku untuk mengetahui apa yang terjadi padanya sehingga aku dapat menolongnya. Namun apabila aku tak mengenalnya, kuharap masalahnya dapat segera terselesaikan sehingga ia dapat tersenyum lagi, ya Allah.."

dia pun bercerita panjang lebar mengenai mimpi anehnya itu kepada Tuhan. sangaaaat panjang hingga ia lupa bahwa ia harus segera ke ruang makan untuk memakan sarapan paginya bersama ibu dan kakaknya.

Setelah selesai, a pun merapikan mukena dan sajadahnya, baru keluar kamar menghampiri bunda dan kakaknya. Ia menceritakan pula mimpinya kepada mereka berdua.

...

"Bun, dia kan sering banget mujur tuh mimpinya. Other words-nya, suka kejadian nyata, bunda. Kira-kira kali ini kenapa ya, Bun?" tanya kakaknya setelah mendengar cerita adiknya itu. Sakura hanya tertunduk bingung sambil mengunyah makanan yang sedang ia makan sebagai sarapannya.

"Bunda ga tau. Wallahualam, Sakura. Bisa jadi, kelebihanmu memang merasakan; baik lewat mimpi atau pun feelingmu. Lebih baik, kita berdoa saja agar orang itu pun baik-baik aja ya, sayang," ujar bundanya dengan penuh kasih sambil membelai kedua anaknya dengan lembut.

"iya, bunda.."

"Eh, udahan belum makannya? Kita pergi sekolah sekarang aja. Mumpung masih pagi banget, kan? Lagian kakak ada keperluan penting nih," ajak sang kakak sambil beranjak dari kursi duduknya.

"iya, kak. Sebentar.." Sakura beranjak dari kursinya setelah selesai mengunyah makanannya dan beranjak ke kamarnya sebentar dan kembali lagi.

"bunda, selamat ulang tahun.. aku sayang bunda.." ia menyerahkan sebuah kado kepada bundanya sebari mencium kening bundanya.

"makasih ya. Nah, segeralah berangkat kalau begitu."

Sakura dan kakaknya pun mencium tangan bundanya dan beranjak pergi keluar rumah.

"Assalamualaikum, bunda-! Hehe.." ujar keduanya sambil melambaikan tangan mereka dengan gembira. Sang bunda pun membalas lambaian tangan mereka berdua.

"Waalaikumsalam.. semoga kalian selalu diberkati oleh Allah atas kebaikan kalian berdua terhadap bunda dan semua orang.. amin.."

~Di tengah jalan, mereka berbincang-bincang~

"aaaah, kakak! Ayamnya duluaaaann~~~"

"lho? Kan ayam tuh dari telur. Hayoooo..."

"AAAAHH~~~ kakak~~~~"

"haha!"

Sakura sedang berjalan melihat ke arah kakaknya pada saat tiba-tiba ia menabrak sesuatu di depannya dengan keras.

~~jduk!~~

"i-..ittaaa-" keluh Sakura yang terjatuh karena tubrukan tadi. Kakaknya menahan tawa.

"makanya liat jalan dong.. kamu bagaimana. Hahaha!" kakaknya hanya tertawa melihat adiknya terjatuh tanpa mau membantunya berdiri sedikit pun

"kakaaaaaaaaaaakk~~~~~~~~~~~"

Orang yang berada di depannya pun masih terduduk.

"uh, sakit.." keluh orang itu.

Sakura melihat orang itu terduduk kesakitan. Orang itu tertunduk menatap aspal sambil menggosok-gosok pantatnya sehingga Sakura tak tahu apakah ia mengenalnya atau tidak. Ia merasa bersalah, mencoba bangkit dan menghampiri orang itu.

"g-gomen nasai. Eh, m-maksudku, maaf.. kamu ga apa-apa, kan?" tanya Sakura dengan pelan dan nada khawatir.

Orang itu masih mengeluh. Sakura melihat ke arah lutut orang itu.

"a-astagfirullah! L-luka~~~! T-tunggu dulu! A-aku ambilin hansaplas dulu! Y-ya ampun, aku kok bego banget sih~~~"

Sang kakak sudah berlalu sebelum adiknya bangkit tadi. Ia mengatakan pada Sakura bahwa ia ada urusan sehingga ia harus buru-buru. Sakura pun tak menghiraukan. Ia hanya mengangguk. Satu hal yang dikhawatirkannya hanyalah orang yang ia tabrak saat itu.

Ia meraih tas gendongnya dan mengambil sebuah hansaplas beserta selembar tissu, air, dan sapu tangan kecilnya.

"m-maaf ya.. j-jangan teriak.." Sakura membasuh luka orang itu dengan air. Dan akhirnya orang itu pun sadar bahwa seseorang sedang berada di depannya membasuh lututnya yang terluka.

"Ouch.." keluhnya pelan sambil (akhirnya) mengangkat kepalanya yang sedari tadi mengeluh kesakitan menatap aspal setengah menutup mata.

"m-maaf!" Sakura buru-buru mengelap luka tadi dengan sapu tangannya dengan pelan dan menempelkan hansaplasnya.

"nah.. sudah selesai. Sungguh maaf, ya.." sakura kembali meminta maaf dengan nada khawatir kepada orang itu. Dan orang itu pun menoleh ke arahnya.

~~DEGG!~~

Sesuatu yang aneh menjalar pada diri Sakura saat itu. Sesuatu yang familiar dan asing menjalar perlahan pada dirinya.

"apa aku.. kenal sama kamu?" tanya Sakura dengan wajah seakan mengenali, tanpa kesadarannya. Sakua lalu tersadar dan memaki dirinya sendiri yang tiba-tiba bertanya demikian. kok aku nanya yang aneh-aneh, sih? t-tapi.. kenapa perasaanku.. aku kok emang ngerasa kenal, ya?

Orang itu menatapnya heran.

"kenal? Kenal aja kagak gua sama lo. Sorry, ya." Ujar anak itu degan tenang sambil tertawa kecil.

"h-hoeeee.. a-ano nee.." Sakura garuk-garu kepala.

"hah? Ano nee? Apaan tuh?"

"eh..k-kebiasaan.. m-maksudku.. eeto.. h-hoeeeeee~~ u-um, maaf ya.. tadi aku ga liat jalan.. t-terus.." seru Sakura sambil beberapa kali membungkukkan dirinya kepada orang yang tadi ditabraknya. Y-ya Tuhan.. kebiasaan celetuk bahasa jepang jadi gini nih efeknya! P-parah banget~~~~

"no prob. Gua juga minta maaf. Thanks udah ngobatin gua. Tadi gua ga nyadar kalo lo ngobatin gua. Sorry juga ga notice back ke lo."

"iya. Sama-sama. Aku duluan, ya. Assalamu-...e-eh.. sebentar.." tiba-tiba ia menghentikan salam yang biasanya ia ucapkan. Chinese.. feelingku..

"haha.. kenapa lo?"

"um, ga kenapa-kenapa, kok. Pagi. Sekali lagi, maaf ya.." ujarnya kemudian sambil membungkukkan kepalanya sedikit sebagai tanda permintaan maaf.

"errr, no prob. Thanks juga. Be careful on the way,"

"iya,"

Sakura pun beranjak dari tempatnya berdiri dan segera berlari mengejar kakaknya yang mungkin hampir sampai ke sekolahnya meninggalkan orang yang tadi ditabraknya tanpa ia sengaja.

Feelingku.. kenapa?

Aku ga kenal dia kok, begitu juga dia. ketemu aja baru tadi pas kejadian itu, kok.

T-tapi.. feelingku kok.. berkata lain?


Okay okay... this is the 1st chapter.. hehe..

Yea, too long. Pasti. Karena disini, per orang dihadirkan sebagian dari cerita yang akan kuceritakan di chapter-chapter berikutnya, dengan dalam keadaan terpisah. haha..

this 1st chappie is too long, cz of it =w=a

Well, Review-! xD