Hold My Hand
Pegang Tanganku
Ikkyu HosokawaXFemale Sena Kobayakawa
Selamat malam, saudara-saudara. Namaku Hosokawa Ikkyu. Aku seorang siswa SMA biasa berumur 16 tahun da berasal dari Jepang, negeri matahari terbit. Aku bersekolah di SMA putra Shinryuji yang berletak di Kanagawa, Kanto. Aku bergabung di klub American Football sekolah yang kebetulan adalah salah satu sekolah terbaik di Jepang, baik di bidang akademik dan olah raga. Otakku termasuk biasa-biasa saja, tidak pintar tapi tidak bodoh. Alasanku bisa masuk Shinryuji yang tingkat kesulitannya hampir bisa menyamai Universitas Tokyo adalah… karena aku seorang ace di American Football.
Salah satu yang paling menarik tentang sekolahku ini adalah klub American Footballnya yang gengsinya amat besar setengah mati. Tidak ada yang protes karena Shinryuji Naga SANGAT KUAT. Aku adalah seorang ace receiver dan salah satu cornerback terbaik di Jepang. Aku memegang rekor sebagai pelari mundur terhebat di Jepang. Sebenarnya ingin bilang di dunia tapi supaya tidak dimarahi senior di klub aku diam saja. Tapi memang, tidak ada yang meragukan kemampuanku. Makanya aku mendapat beasiswa untuk atlet yang hanya ada 2 yang diberikan setiap tahun. Aku luar biasa percaya diri dengan kemampuanku, aku tidak pernah kalah soal menangkap dan lari mundur, bahkan dengan Kongo Agon! Tapi kalau lari biasa dan bench press masih lebih unggul dia…
Sekarang sudah awal bulan Desember, dan itu berarti natal sudah dekat. Bagi kebanyakan orang, natal berarti bertukar hadiah, berkumpul dengan orang-orang yang kita sayangi, juga momen yang pas untuk menyatakan cinta… Tapi bagi para pecinta Amefuto itu berarti… Christmas Bowl! Puncak dari liga SMU, dimana tim terkuat Kanto melawan tim terkuat Kansai! Timur VS Barat! Dan Shinryuji pasti yang akan mewakili wilayah Kanto! Selalu begitu selama 9 tahun!
…
Sayangnya, tahun ini tim lain yang maju ke Christmas Bowl… Tim itu adalah… Deimon Devilbats. Sebuah tim yang benar-benar lemah di defense, tapi offensenya no. 1 di Kantou. Masing-masing anggota itu spesial. Ada Hiruma Youichi alias Komandan Neraka, quarter back Deimon. Tidak ada yang tahu dan tidak mau tahu apakah Hiruma itu manusia atau setan, atau mungkin campuran keduanya? Yang pasti tidak ada yang bisa mengalahkan orang itu dalam adu otak. Bahkan Agon. Lalu ada Kurita Ryokan. Dia adalah pria tergendut dan terberat Jepang dan luar biasa kuatnya. Namun lambannya minta ampun. Tapi sama sekali tidak boleh diremehkan, tidak boleh. Di tengah pertandingan, Kurita mengeluarkan jurus andalannya yang biasa dipakai untuk melerai teman-temannya yang berantem. Gampang, dia tinggal smack down. 'Kuri Hammer,' nama jurusnya. Aku sendiri pernah merasakannya, benar-benar mimpi buruk. Lebih buruk daripada disiksa Agon! Serius! Lalu ada si kecil Komusubi Daikichi, yang menganggap dirinya murid Kurita karena sama-sama kuat. Dia sangat mahir dalam tehknik 'RIP'. Kemudian ada 3 Bersaudara, Juumonji Kazuki, Kuroki Koji, Shozo Togano. Itu para linemennya.
Untuk receiver, ada 3, Raimon Taro, Taki Natsuhiko, Ishimaru Tetsuo. Raimon Taro si Monyet, kemampuan catchnya tidak diragukan lagi setelah mengalahkanku. Taki si Idiot, benar-benar narsis parah, lebih parah daripada Agon. Yang terakhir Ishimaru Tetsuo, orangnya benar-benar baik, tidak pernah marah. Kasihan sekali dia dimanfaatkan Hiruma.
Dan running back Deimon… Aduh, jantungku berdebar kencang luar biasa. Ng… Running back Deimon itu… Kobayakawa Sena…
…
…
AAAAHHHHHH!
Aku selalu malu berat kalau memikirkan dia, lebih malu daripada saat memikirkan manajer mereka Anezaki Mamori. Kobayakawa Sena itu… gadis yang sangat spesial. Kenapa S-P-E-S-I-A-L? Karena dia bermain American Football, seorang GADIS! Bisa tetap berdiri di 3 play pertama saja sudah dibilang berkah untuk anak perempuan. Sena adalah Eyeshield 21, running back terbaik di Kanto, karena sudah mengalahkan Shin Seijuro dari Ojo. Waktu menonton pertandingan Turnamen Tokyo untuk menentukan juara ketiga. Semua orang kecuali Deimon Devilbats benar-benar shock berat. Eyeshield 21 yang hebat itu seorang perempuan! Aku yakin semua orang yang pernah mentacklenya merasa bersalah, kecuali Shin pastinya. Pasti tidak enak rasanya melukai seorang gadis secara tidak sengaja, apa lagi kalau gadis itu baik dan manis. Waktu game Shinryuji VS Deimon selesai, Yamabushi dan lainnya memohon-mohon minta maaf karena sudah mentacklenya (atau tanpa sengaja menyentuhnya).
Ya, baik dan manis. Aku mengakui itu. Aku ingat waktu pertama kali bertemu dengannya. Waktu itu putaran kedua turnamen musim semi di Tokyo, Ojo VS Deimon. Sudah sewajibnya kami mengecek lawan terberat kami, Ojo. Aku ingat benar saat itu. Sebelum ke tribun, aku izin ke toilet. Dalam perjalanan ke toilet, aku bertabrakan dengannya. File-file yang dibawanya jatuh semua. Sebagai seorang laki-laki yang baik, sudah sepantasnya aku membantu mamungut barang-barangnya sambil meminta maaf. Tanpa sengaja aku menaruh tanganku diatas tangannya. Aku langsung mendongak ke atas. Dan jarak wajah kami… hanya 3 cm! Aku benar-benar penasaran begaimana caranya aku tidak pingsan.
Dan seperti laki-laki yang belum pernah berpacaran sebelumnya, benar-benar pemula dalam urusan dengan lawan jenis, aku blushing.
Blushingku bahkan lebih merah dari tomat. Matanya bulat dan besar, bewarna coklat yang hangat. Rambutnya yang mencapai punggung juga, bewarna coklat. Bagian atas rambutnya yang natural spike menjadi trade marknya. Kulitnya kuning langsat yang aneh bagi orang Jepang yang kulitnya biasanya pucat. Ini artinya dia gadis yang aktif. Badannya kecil, dan lebih pendek dari aku. Dia memakai baju merah terusan dengan hoodie dan sneakers. Samar-samar aku mencium wangi bunga lily dan apel. Dan yang paling membuatku shock adalah… dari posisiya yang membungkuk dan bajunya yand sedikit tersingkap… Aku bisa melihat belahan dadanya! Saat shockku belum pulih, mataku sudah jelalatan memperhatikan tubuhnya. Tubuhnya mungil, dadanya sedikit diatas rata-rata (tapi masih belum bisa dikatakan besar), dan kakinya… Aduh, kakinya! Kakinya bagus sekali! Sekarang aku heran bagaimana aku tidak pingsan dan mimisan saat itu.
Dalam hati aku meninju diriku sendiri agar sadar dan aku pun tersadar. Untungnya dia tidak menyadari kalau aku checking her out, bahasa Inggrisnya. Dia langsung blushing dan menjauh, membuatnya terduduk. Sebagian kecil dari diriku merasa sayang dia menjauh. "Ma-Maaf…" bisiknya lirih. "Bukan salahmu…" kataku canggung. Aku membantunya mengambil filenya dan membantunya berdiri. Tanganku yang besar (biasa saja, hanya jarinya yang panjang) menggenggam tangannya yang kecil dan halus. Saking kecilnya sampai-sampai kupikir terbuat dari kaca. Rasanya tidak rela harus melepas tangannya yang hangat itu.
Dia membungkuk dan mengucapkan terima kasih lalu berlari kecil ke tempat Hiruma yang tersenyum licik. Hah! Aku baru sadar sekarang! Kenapa aku bisa begitu lemot? Dia menonton semua itu! Setelah malaikat tersebut (Sena) hilang dari pandangan, Hiruma menatapku sebentar sebelum pergi. Bulu kudukku berdiri.
Setelah selesai dari toilet dan bergabung dengan timku lagi, aku mencari-cari si Manis itu tapi dia tidak ada. Kusimpulkan dia sedang merekam pertandingan di tempat lain. Dari situ aku melihat Anezaki dan aku langsung tertarik. (A/N: Kelanjutannya kalian bisa baca di komiknya, Ikkyu tertarik dengan Mamori karena dia dewasa dan sedikit memikirkan Sena tapi masih memikirkan kok)
Sekarang semua All Star Kanto berkumpul, melatih anggota Deimon untuk mengalahkan Teikoku. Setiap latihan aku pasti mencuri pandang pada Sena. Ah, gadis itu maniiiis sekali. Jadi jauh lebih cantik saat dia bermain American Football. Sejak latihan dimulai, pelan-pelan aku melupakan Mamori dan menjadi lebih tertarik dengan Sena. Aku sedikit iri dengan Shin yang bisa menyentuhnya dengan biasa. Ingin sekali aku bisa menyentuhnya... Menggenggam tangannya... Memeluknya...
Aneh. Padahal selama ini aku hanya memerhatikannya tapi gadis itu sudah mengalahkan rasa 'suka'ku pada Anezaki dan membuatku merasakan 'cinta'. Ironisnya, aku tidak bisa berbicara padanya, apalagi menyentuhnya. Aku hanya bisa melihat. Aku sama sekali tidak punya keberanian untuk mengambil langkah pertama.
Aku memang payah. Apa aku akan terus mengalami dilema ini? Kuharap keajaiban natal itu memang benar-benar ada...
Ng... Aku tidak terlalu percaya dengan Tuhan tapi aku sedikit percaya ada setan (berdiri 3 M dari tempatku berdiri). Dan bukannya keajaiban natal itu mestinya indah? Karena sekarang kami semua ada di...
KUBURAN!
Aku sama sekali tidak bercanda. Sekarang jam 21.30 malam. Dan sekarang kami ada di area kuburan Shinryuji. Benar-benar horor. Tampaknya Hiruma ingin menyiapkan mental para anggota Deimon melawan Teikoku nanti. Tapi kenapa kami harus ikut? Dan kenapa harus di Shinryuji? Aku jadi ingat trauma saat kelas 1. Senior-senior menyuruh anak kelas 1 untuk tes keberanian. Aku hanya ingat sebuah bibir semerah darah tersenyum dan setelah itu semuanya jadi putih. Menakutkan sekali bukan?
"Baiklah orang-orang sialan! Sekarang ambil undian dan cari pasangan kalian! Setelah itu cepat berbaris sesuai nomor kalian!" Hiruma menembakkan senjatanya... melalui radio control. Dengan malas aku memasukkan tanganku kedalam kotak yang dipegang Ishimaru. Aku membuka kertasku. No. 33. Nomor jerseyku.
"Ikkyu-san juga nomor 33?"
DEG!
Dengan perlahan, aku membalikkan badan dan melihat... dia, Sena Kobayakawa...
DEG DEG DEG DEG
"Ko-Kobayakawa-san..." Dia tersenyum padaku. "Tidak usah memanggilku dengan Kobayakawa, Ikkyu-san. Margaku terlalu panjang."
DEG DEG DEG
"Kalau begitu... Sena-san?" Aduh... Namanya enak sekali diucapkan!
DEG DEG DEG
"Terima kasih mau memanggilku dengan nama kecilku, Ikkyu-san." Dia tersenyum maniiiis sekali. Rasanya aku mau pingsan.
DEG DEG DEG
Aku memerhatikannya. Sena memakai jaket bewarna coklat muda, rok bewarna krem, leggings hitam dan boot coklat. Syal dengan garis putih merah melingkari lehernya. Dia manis sekali. Dia mengosokkan kedua tangannya, sekali-sekali meniupnya. Dia kedinginan, ingin sekali aku memegang tangannya. Tanganku sudah gatal ingin menyentuhnya.
Aku dan Sena ikut berbaris, menunggu nama kami dipanggil. Kami mengobrol, tentang American Football tentunya. "Ikkyu-san mulai main American Football dari kapan?" Tuhan... Suaranya merdu sekali! "Dari SD sudah suka, baru mulai main dari SMP..." Jawabku sambil melihat apa pun selain matanya. Sial, hal seperti inilah yang membuatku menyesal masuk Shinryuji. "He... Aku baru mulai main pada awal masuk SMU. Itu pun dipaksa Hiruma-san." Karena Hiruma? "Kenapa bisa begitu?" "Ng..." Sena menunduk malu-malu. Manis banget. "Waktu awal semester, aku sedang dalam perjalanan pulang... Lalu aku melihat 3 Bersaudara sedang berkelahi dengan berandalan dari sekolah lain..." Dia memainkan jarinya. "Satu dari mereka menyerangku..." APA? "Lalu Juumonji-kun melindungiku..." APAAA? "Lalu kami kabur... dan mereka mengejar..." Lalu? "3 Bersaudara menyuruhku kabur lalu aku kabur..." Daan? "Aku berlari secepatku, sepertinya Hiruma-san melihat itu dan keesokan harinya dia menyeretku ke latihan Amefuto." Hm... "Setelah itu aku mulai menyukai Amefuto dan tinggal di Devilbats." Oh...
"OI! Cewek Chibi sialan! Backpedal sialan! Giliran kalian!" Hiruma melempar sebuah senter (dengan tangan buatan dikendalikan dengan remote control). Ikkyu menangkapnya dengan cepat. "Kalian harus mencari harta dalam pemakaman ini. Cepat!" Setan itu menembakkan senjatanya.
Gelap banget. Benar-benar gelap. Senter di tangan kananku adalah satu-satunya sumber cahaya yang ada. Gawat, aku jadi ingat jurit malam dulu. Di tengah flashbackku, aku merasakan sesuatu menarik bajuku. Aku membatu. "I-I-Ikyuu-san..." Suara itu! "Sena-san?" Aku menoleh ke belakang. Sena, meringkuk ketakutan sambil berpegangan pada begian belakang seragamku. "Ada apa?"
DEG DEG DEG DEG
Sena membuka mulutnya, hendak mengucapkan sesuatu. Yang tidak aku duga adalah... Dia berteriak.
"KYAAAH!" Dia langsung memelukku. PELUK. Sena Kobayakawa memeluk punggungku.
DEG DEG DEG
Senterku terjatuh. Tanganku mati rasa. Wajahku merah. Aku tak bisa berpikir lagi. "S-S-S-S-S..." Aku tergagap. "M-Maaf Ikyyu-san..." Dia mengangkat wajahnya. "A-Aku Nyctophobia... Trauma dengan gelap..." Dia membenamkan wajahnya. Trauma? "Kamu tidak apa-apa?" Pelukannya makin erat. Dengan hati-hati aku melepaskan tangannya dari pinggangku, mengambil senter yang jatuh... dan tangan kiriku terulur padanya. "Pegang tanganku." kataku mantap sambil melihat ke matanya, padahal dalam hati, aku sedang jungkir balik panik. Sena menatapku sebentar dan menyentuh tanganku. Aku langsung menggenggamnya.
DEG DEG DEG
"Kalau kamu benar-benar ketakutan, tutup matamu. Aku akan menuntunmu." Aduh... Tangannya benar-benar halus. "Ba-Baik, Ikkyu-san... Kamu baik sekali." Dia tersenyum padaku.
DEG DEG DEG
Akhirnya kami berjalan lagi, dengan Sena memegang erat tanganku. Aku tidak bisa melihat wajah Sena saat ini. AKU MALU BERAT!
DEG DEG DEG
Akhirnya aku memutuskan untuk mengobrol. "Ha-Habis lulus SMU kamu mau kuliah dimana?" Tanyaku tanpa melihat wajahnya. Malu. "Ng... Aku belum memikirkannya... Yang pasti aku akan tetap main Amefuto... Kalau Ikkyu-san?" "Ng... Aku juga belum."
Jeda
"Yang pasti selain terus bermain Amefuto aku juga ingin... jatuh cinta..."
DEG!
"Aku ingin menikah dengan orang yang kucintai dan membangun keluarga bersamanya. Dan kelak anakku akan kuajari berlari dan bermain American Football." katanya sambil tertawa kecil.
Tiba-tiba terbayang dalam pikiranku sebuah scene. Di sebuah padang rumput hijau, dengan langit biru cerah, sebuah keluarga sedang berpiknik. Ada sepasang suami istri dan seorang anak perempuan dan laki-laki. Sang istri sedang duduk diatas tiker kuning dengan 4 susun bento dan gelas dan satu botol besar jus. Wanita itu tertawa memerhatikan suaminya bermain dengan anak-anak berambut coklat. Suaminya memegang sebuah bola football dan melemparkannya ke udara. Sang anak laki-laki, yang tertua, melompat dan menangkapnya. Tapi ketika ia mendarat sang anak perempuan langsung merebut bolanya. Jadilah mereka berkejar-kejaran dengan kecepatan cahaya. Sang suami hanya tertawa dan berjalan menuju ke tempatnya. Istrinya tersenyum ketika pria itu duduk. Dia menyandar pada bahu suaminya.
"Watashi wa anata o aishite, Sena." (I love you)
"Watashi no otto ni. Ikkyu." (Me too, my husband)
DEG! DEG! DEG!
Gawat, gawat,gawat, gawat, gawat, gawat! Apa yang tadi kupikirkan? Wajahku jadi panas. Pegangan tanganku pada Sena mengerat. "Ikkyu-san?" "T-Tidak ada apa-apa..."
Jeda
Srek srek srek
"Sena, kau dengar itu?" "Eh?"
Srek srek srek
Suara itu makin keras. Sena memeluk tanganku, ketakutan.
Srek srek srek
Aku mengarahkan senterku ke belakang dan kami menoleh.
Srek srek srek
Dan yang kami lihat adalah...!
To be continued
YA! FANFIC INDONESIAKU YANG PERTAMA! AKHIRNYA SELESAI JUGA! *lempar confetti*
Ikkyu: Terima kasih...
Sena: Ikkyu-san? Kok mukamu merah?
Ikkyu: TIDAK APA-APA KOK! SENA-SAN! *gelagapan*
Me: Ehem ehem! *smirk*
Sena: Nona Author, kenapa senyum-senyum?
Me: Tidak apa-apa kok, Sena-chan! Eh, eh Sena-chan! Eh, aku dapat majalah gratis, tentang pernikahan tapi lumayan. Mau lihat?
Ikkyu: (PERNIKAHAN?)
Sena: Wah...! Gaunnya cantik sekali! Pengantinnya benar-benar anggun!
Me: Jadi ingin cepat-cepat menikah ya? *melirik Ikkyu*
Ikkyu:... (Pasti sengaja...)
Sena: Um... Nona Author... Nanti akan ada apa di chapter berikutnya?
Me: Maaf Sena-chan. Masih di pikiranku, belum bisa kuberitahu.
Sena: Oh... Oh ya! Tadi kan semua berpasangan. Siapa dengan siapa?
Me: Ng... Semuanya kecuali kalian kubuat random. Jadi Kakei dengan Riku, Mizumachi dengan Marco, Ohira dengan Akaba, Onishi dengan Kotaro, Tetsuma dengan Banba, Shin dengan Komusubi, Kurita dengan Kid. Maaf, aku hanya bisa beri tahu sampai sini.
Sena: Tidak apa-apa. Oh ya. Kok tiba-tiba disini banyak majalah pernikahan ya?
Me:*glek**langsung menyembunyikan majalah lain*
Sena: ?
Me: Ya! Yang pasti aku sedang mengerjakan satu lagi ES21 fanfic Indonesia dengan FemSena. Tolong R&R ya!
Sena: Mohon bantuannya!
Me: Ayo kamu juga Ikkyu! Loh? Ikkyu?
Sena: Ikkyu-san?
Me: Ikkyuuuuu!
Di back stage...
Ikkyu: Aduh! Sakit! Hentikan!
Yamabushi: Jawab pertanyaaanku dulu! *mengikat Ikkyu*
Senri: Kamu melakukan apa pada Kobayakawa-chan? *menjewer Ikkyu*
Gokku: Apa yang kau bayangkan? *menjambak Ikkyu"
Hakkoi: Apa yang kau bicarakan? *menendang Ikkyu*
Sagojou: Apa yang dia katakan tentangmu?
Ikkyu: Baik! Baik! Aku jawab! Aku berpegangan tangan dengannya! Dia bilang aku baik! Aku membayangkan aku berkeluarga dengannya!
...
Ikkyu: (Gawat!)
Semua murid Shinryuji: SIIIIAAALLLAAANN!
READ AND REVIEW! THANK YOU FOR READING!
TOLONG REVIEW!
