Hero
Summary: Jika seandainya Indonesia sedih, siapa yang akan menghiburnya?
Chara(s): Fem!Indonesia dan Male!Australia
Disclaimer: Hetalia Axis Powers © Hidekaz Himaruya
Pagi itu, seandainya saja dapat menjadi pagi yang tenang…
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkggghhhh?"
Sukses digagalkan oleh teriakan toa milik –siapa lagi kalau bukan Indonesia.
"A-ada apa?"
Australia yang sebelumnya sedang menikmati sarapan paginya bersama si koala datang terhuyung-huyung dengan tampang: Ada apa lagi, sih, Ndon? Lo cari masalah terus tiap hari, ya! Gue ganyang mampus, lo!
Oke, bo'ong. Itu, sih tampangnya Malaysia =="
"Australiaaaaa!"
Ingus Indonesia belelehan dengan air mata berlinang bak Danau Toba(?). Ia mulai merengek sambil mencengkram erat baju safari berwarna coklat yang sedang Australia kenakan.
-sroot-
Dan berakhirlah baju tersebut dengan lendir-lendir bening yang membuat Australia ber-swt seketika.
"Err…Indonesia, bisa kau ceritakan sebenarnya ada apa?" tanya Australia ragu.
"A-Australia….sebenarnya…,"
-sroot-
"Aku…mac,"
-srooot-
"S-s-sebenarnya…,"
"Stop! Cepat katakan dan berhenti mengelap ingusmu di piyamaku!" pinta Australia dengan nada jijik, memohon, dan… Tunggu dulu! Piyama?
Indonesia menarik nafas dalam, mengumpulkan tenaga untuk berbicara.
"Harimau Sumatra-ku hiilaaaaaaaaaaaaaaaang!" pekiknya nyaring hingga terdengar ke Eropa.
"België, kau menyembunyikan Indonesia lagi di rumahmu?"
"Nee. Kenapa broer bertanya seperti itu?"
"Ah, sepertinya aku perlu pergi ke dokter lagi,"
"Hah?"
Australia melepas ear plug-nya setelah yakin suasana telah mereda. Sungguh ini sebuah anugrah atau musibah, sampai-sampai ia harus membawa ear plug pemberian New Zealand ke mana-mana; terutama jika ada Indonesia di dekatnya. Syukurlah koala kesayangannya ia tinggal di rumah tadi. Jika tidak, mungkin pendengaran si koala sudah bak kakek-kakek berumur 120 tahun alias tuli.
"Tenanglah, Indonesia. Aku yakin harimaumu hanya berjalan-jalan sebentar di luar dan nantinya akan kembali pulang," hibur Australia.
Namun tampaknya tangis Indonesia semakin menjadi mendengar hal itu. Dengan terpaksa Australia harus mengenakan ear plug-nya kembali.
"Harimauku ilang bukan kabur! Ada yang ngerusak kunci kandangnya! Aku yakin dia pasti dicu…riiiii~ Huuueeeeee~"
Dengan lembut Australia mendekap tubuh Indonesia. Hal yang sering ia lakukan untuk menghibur wanita itu dikala sedih.
"Itu sebabnya aku menyukaimu, Nesia. Karna kita punya banyak kemiripan…," bisiknya dalam hati.
"Tenanglah," Australia melepaskan Indonesia dari pelukannya dan tersenyum lebar. "Kita pasti akan menemukannya. Percayalah padaku,"
Ada siratan lega di mata kenari Indonesia ketika mendengar pernyataan itu. Australia memang nation yang sangat tepat untuk diandalkan.
"Sungguh?" tatap Indonesia malu-malu tapi mau :P Entah mengapa suasana di tempat itu mendadak romantis dan percakapan yang dilontarkan bak pernyataan: Maukah kau menikah denganku?
Oh, gusti…=="
Dan Australia pun menjawab dengan penuh percaya diri. "Ya! Aku pasti akan menikahi –maksudku membantumu mencari harimau itu,"
Oh, Australia~ Aku bangga memilikimu~ batin Indonesia riang.
~TBC or Fin(?)~
Australia: Mantab bener dah piyama gw =="" -ngeliat piyama penuh ingus-
New Zealand: -swt-
Australia: -ngelirik ke NewZea- Yah, kejaan siapa lagi…
New Zealand: Ckckck~ Buang aja, dah sono =..=
Australia: -merhatiin piyama yg kena ingus-
New Zealand: ?
Australia: -nyodorin piyamanya ke NewZea-
New Zealand: Jauhin dari gw!
America: Giliran gw mana?
Author: Jangan mentang-mentang judulnya "Hero" trus ada elunya nongol, ya =="
America: Huuuu! Nggak awesome!
Author: -ngelempar America pake Prussia(?)-
Prussia: Itu kata-kata gw tauk!
#BRUAG
