Langit terlihat mendung kala itu, hanya tinggal menunggu waktu hingga hujan turun membasahi tanah yang ada dibawahnya. Seorang laki-laki berambut krem itu berdiri didepan sebuah manshion yang cukup besar, tidak memperdulikan langit yang sudah tertutup oleh awan hitam yang akan menurunkan hujan.

Ia menatap kearah manshion itu. Seakan-akan mencoba menunggu seseorang yang ada disana.

"Alaude..." Laki-laki berambut kuning yang merupakan sang primo Vongola, Giotto menghampirinya. Mengetahui ada seseorang yang memanggilnya, laki-laki itu menatapnya. "Bagaimana kalau kita kembali ke markas sekarang? Kau sudah 2 hari ini tidak kembali..."

"..." Alaude hanya menatap Giotto dengan tatapan dingin. Ia hanya bisa menutup matanya dan menundukkan kepalanya. "Tidak..."

Hanya satu kata itu, dan ia menatap kearah manshion itu lagi. Giotto hanya menghela nafas dan menatap sang cloud guardiannya itu dengan tatapan sedih.

"Alaude-"

"Primo..." Alaude tidak menatapnya, dan hanya memanggilnya saja. "Aku ingin menunggunya sendiri... Kumohon..." Giotto tidak bisa berkata apapun lagi, dan hanya mengangguk pelan. Alaude sangat jarang untuk memohon jika memang ia benar-benar ingin melakukan sesuatu. Itupun sangat jarang sekali... Ia berjalan menuju ke gerbang dari manshion itu, dan menemui G dan Ugetsu yang sudah ada disana.

"Bagaimana Giotto-dono?" Ugetsu menatap Giotto yang hanya menggelen pelan.

"Ia akan terus berada disana, sampai ia bisa menerima kenyataan..." Giotto menatap Alaude yang terlihat dari sana. "Biarkan ia... Aku akan terus membujuknya setiap hari..."

"Orang itu..." G hanya bisa merapatkan giginya kesal. "Hanya bisa membuat primo cemas!"

"Tidak apa-apa G..." Giotto hanya bisa melihat kearah langit. "Aku benar-benar mengerti perasaannya... Tidak apa-apa..."

Alaude menatap kearah manshion itu, ia menutup matanya dan menggenggam erat tangannya.

"Kau... Berbohong padaku...!"

Title : Time Limit

Rated : T

Genre : Angst/Romance

Main Pairing : AxDx18 slight memorial CxA (C=Primo Cavallone :D)

Disclaimed :

Time Limit © Me

KHR © Amano Akira

Warning : Gaje, OOC, AU, chara death

Chapter 1, Come to the Future

'Kalau kau tidak jujur pada dirimu sendiri, kau akan menyesal Hibari Kyouya...'

~Alaude-kun~

"Kyouya, ayolah kenapa kau tidak mau menerimaku!" Laki-laki berambut blonde itu tampak menggebrak meja didepannya. Tanpa tahu kalau itu sama saja dengan membangunkan singa yang sedang marah sambil tertidur.

"Haneuma..." Laki-laki berambut hitam berantakan dan juga memakai seragam SMP Namimori itu terlihat bergetar menahan amarahnya. "Sudah aku katakan sejak dulu, kalau aku tidak menyukaimu... Dan alasannya sudah amat sangat jelas sekali. Kau dan aku adalah lelaki..."

"Tetapi, bukankah Tsuna dan juga Mukuro-kun, lalu Squallo dengan Xanxus, dan juga Gokudera dan Yamamoto... Bagaimana dengan mereka?" Laki-laki yang kita sebut saja sang don Cavallone, Dino Cavallone terlihat sedikit memohon pada sang cloud guardian Vongola itu. Ia terus menerus menyatakan perasaan pada Hibari Kyouya dan tentu saja ditolak mentah-mentah oleh yang bersangkutan.

"Aku bukan herbivore lemah seperti mereka..." Hibari masih mencoba berkonsentrasi dengan pekerjaannya.

"Tetapi-"

"Kalau kau mau mengatakan hal-hal tidak masuk akan seperti itu... Lebih baik kau bertarung denganku..." Hibari mengeluarkan tonfanya yang siap untuk dilayangkan kepada Dino.

"Ciaosuu!" Hibari dan Dino yang mendengar itu langsung menatap kearah jendela. Reborn yang sudah bertengger (?) Disana, hanya menatap mereka berdua.

"Bayi..."

"Reborn!"

"Ada yang ingin aku minta pada kalian..." Reborn turun dan berdiri diatas jendela.

"Ada apa Reborn?"

"..."

"Reborn!" Tsuna yang tiba-tiba masuk dan membuka pintu begitu saja hanya bisa terdiam dan facepalm melihat Hibari didalam.

"Herbivore..." Hibari mengangkat tonfanya dan menatap Tsuna. "Siapa yang mengizinkanmu untuk masuk begitu saja dan berteriak..."

"H-hieee... T-tetapi Reborn bilang Hibari-san sedang terluka parah! Makanya aku ingin membantu..." Tsuna hanya bisa mundur beberapa langkah dan bersiap untuk kabur.

"S-sudahlah Kyouya, jangan menakut-nakuti Tsuna..." Dino mencoba untuk menenangkan Hibari.

"M-maaf..." Seseorang lagi datang dan menatap mereka bertiga. "A-aku yang memanggil kalian kemari..." Perempuan berambut hitam panjang diikat satu dengan tanda bintang dibawah matanya hanya bisa ketakutan melihat Hibari.

"Yuni?"

"M-maaf Tsuna-san..." Yuni terlihat sedikit ragu. "Tetapi, ada orang yang memintaku melakukan sesuatu... Jadi, aku perlu bantuan Don Cavallone, Tsuna-san, dan Hibari-san..."

"Eh aku?" Dino menunjuk dirinya sendiri dan Yuni hanya mengangguk.

"Hibari-san... Bisa kau letakkan cincin Vongolamu disini?" Yuni menunjuk kemeja Hibari. Ingin ini semua cepat selesai, Hibari menaruhnya begitu saja. "Tsuna-san... Arahkan cincinmu kearah cincin Hibari-san..." Tsuna mengangguk dan mengarahkannya.

Yuni mengatupkan kedua tangannya dan menutup matanya. Seperti pada saat itu, flame berwarna orange muncul didalam cincin Tsuna mengarah ke cincin Hibari. Siluet seseorang tampak semakin jelas dan memunculkan sosok laki-laki berambut krem.

"Ah dia!"

"..."

"Siapa dia?"

"Baiklah, mungkin Dino belum pernah bertemu dengannya. Dan kau hanya melihatnya sekilas dame-tsuna..." Reborn mendekat kearahnya, mencoba untuk menyentuhnya. "Ternyata berhasil... Baiklah, aku akan memperkenalkannya pada kalian. Ia adalah Alaude, Primo Cloud Guardian..."

"Aku tidak tertarik untuk melakukan hal-hal tidak berguna seperti ini..." Alaude menatap dingin Tsuna, Yuni, Reborn, dan juga Hibari. "Tetapi, ada sesuatu yang ingin aku pastikan... Aku akan melakukannya apapun yang akan menjadi kompensasinya..."

"..." Dino hanya bisa terdiam melihat Alaude yang ada didepannya.

"Ada apa Dino-san?"

"Tidak..." Dino hanya menggeleng kearah Tsuna yang memanggilnya. "Aku pernah mendengar jika Primo Cloud Guardian memang mirip dengan Kyouya, tetapi aku tidak menyangka mereka semirip ini..." Alaude yang menatapnya berjalan dan mendekati Dino.

"Jadi kau... Cavallone generasi kesepuluh?" Alaude semakin mendekati Dino. Dan memojokkannya hingga tidak bisa bergerak karena kedua tangannya berada dikiri dan kanan Dino.

"E-eh?"

Tsuna dan juga Yuni hanya bisa memasang wajah terkejut dan juga sedikit memerah. Sementara Reborn hanya bisa tersenyum tipis melihat semua itu.

BRAK!

Terdengar suara seseorang yang mendobrak meja itu, dan orang itu adalah Hibari yang sukses membuat meja yang ada didepannya retak terkena hantaman tonfanya.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi..." Hibari mendeathglare semua orang disana. "Kalau kalian tetap disini, kamikorosu..."

"H-hie, Uni ayo kita pergi sa-"

"Sepertinya kau begitu membencinya..." Alaude melepaskan tangannya dari sekitar tubuh Dino dan membuat Dino bisa bergerak bebas kembali. "Atau... Kau cemburu karena aku mendekatinya?" Alaude tersenyum dingin sambil menatap Hibari.

"Siapapun kau... Aku akan menggigitmu sampai mati..." Hibari mengangkat tonfanya dan akan menyerang Alaude. Tetapi, dengan cepat Alaude menahannya, hanya dengan kedua jari telunjuk dan tengahnya (wuidih o.o").

"Kau fikir aku bisa kau kalahkan dengan mudah...?" Alaude masih tersenyum melihat kearah Hibari. "Aku sudah katakan pada saat itu Hibari Kyouya... Aku, tidak akan kalah dari orang lemah..." Alaude membisikkannya setelah menarik tangan Hibari dan membuatnya berada disamping telinga Hibari.

"Cih..." Hibari yang dibuat kesal langsung menyerangnya membabi buta, tidak memperdulikan jika ini adalah ruangan tercintanya yang tidak ingin ia hancurkan sedikitpun. Walaupun sekarang sudah bernasib lain yaitu meja yang tadinya retak hancur berantakan karena pukulan tonfa Hibari yang kedua kalinya yang berhasil dihindari Alaude, lalu bingkai jendela yang patah beserta kacanya yang pecah berkeping-keping karena serangan Alaude yang berhasil mengenai Hibari dan menyebabkannya terluka dibagian tangannya, dan juga beberapa perabotan yang hancur karena pertempuran mereka.

"D-Dino-san bagaimana ini...?" Tsuna hanya bisa jawdrop melihat semua ini. Tidak bisa bergerak, keluar juga tidak karena pintu sudah terkunci akibat lemari yang terlempar kedepannya (buset).

"A-aku juga tidak mengerti Tsuna..."

DHUAR!

Ledakan yang entah darimana sukses membuat 1/3 dindin ruangan Hibari hancur berkeping-keping. Hibari tidak memperdulikannya, tidak memperdulikan luka-luka ditubuhnya, tidak memperdulikan ruangan yang ada disekitarnya. Yang ingin ia lakukan hanyalah membunuh makhluk didepannya ini bagaimanapun caranya.

"Kau tidak akan bisa melukaiku sedikitpun..." Alaude menghentikan serangan Hibari dan menahan tangannya. Memegang dagunya dan menatapnya dengan tatapan sangat tajam dan dingin. "Kalau kau tidak jujur pada dirimu sendiri... Kau akan menyesal Hibari Kyouya..."

"Ceh, apa maksudmu..." Hibari membalas tatapan itu dengan deathglare juga.

"Kau... Menyukainya bukan?"

"Tidak..."

"Kau mengatakan hal yang sebenarnya?"

"...harus aku ulangi?"

"..." Alaude menatap Hibari yang masih bersikeras dengan apa yang dikatakannya. "Baiklah..." Ia melepaskan tangannya dan menatap kearah Hibari sejenak sebelum ia berjalan menjauhinya.

"Kalau begitu, apapun yang aku lakukan padanya tidak ada masalahkan?" Alaude tersenyum dingin sambil menatap Dino yang sekarang ini berada disebelah Tsuna. Tetapi, bagaimanapun Tsuna tidak bisa berbuat apa-apa karena shock.

"Apa yang ingin kau lakukan padanya..."

"Bukankah kau tidak perduli padanya?" Alaude berjalan mendekati Dino yang ada didepannya.

"A-apa yang kau lakukan...?"

GREP!

Alaude menarik tangan Dino dan mendekatkan wajahnya hingga bibirnya bertemu dan itu artinya Alaude mencium Dino didepan Tsuna dan yang lainnya. Yang mengakibatkan :

-Tsuna yang shock langsung tambah shock dengan nosebleed parah.

-Uni yang hanya membisu sambil menundukkan wajahnya yang sangat memerah karena melihat adegan Yaoi untuk pertama kalinya.

-Reborn hanya bisa mendengus pelan sambil tersenyum.

Dan untuk ketiga pemeran *baca. Pairing* utama kita, berada dalam posisi yang benar-benar panas.

-Dino hanya bisa diam terkejut tidak bisa melakukan apapun karena Alaude masih menciumnya dan tidak mau melepaskannya.

-Alaude tetap mencium Dino walaupun sudah 2 menit berlalu (nafsu amat kek #diborgol)

-Hibari?

BRAK!

Oke, serangan tonfa membuat 1/2 dinding utara ruangan Hibari hancur dan menampakkan para murid yang sepertinya tadi menguping kejadian itu sekarang sebagian ketakutan karena melihat Hibari.

Sebagiannya?

Sebagiannya yang merupakan fujoshi, ternyata sudah pingsan karena melihat adegan pairing beda waktu itu yang setelah 3 menit berlalu masih belum melepaskan ciumannya.

"Kalau kau ingin menunjukkan tontonan seperti itu lagi... Kamikorosu..." Hibari terlihat sangat marah. Urat. Kesabarannya sudah putus dan deathglare sudah dilancarkan beberapa kali lipat dari amarah maksimumnya selama ini.

"Jadi, kau cemburu?" Alaude melepaskan ciumannya, yang berdampak Dino yang hampir mati kehabisan oksigen.

"Tidak..." Hibari masih mendeathglare Alaude. Yang bersangkutan malah tertawa kecil dan menatap Reborn.

"Hei, Arcobalenno..." Alaude menghampiri Reborn dan juga Uni.

"K-kau tidak apa-apa Dino-san?" Tsuna menghampiri 'kakak'nya yang tampak sangat shock dengan apa yang terjadi, tetapi ia mengangguk saja.

"Semua yang aku katakan tadi sudah siap...?"

"Ya, tentu saja..." Reborn menurunkan topi fedoranya.

"S-siap apa Reborn?"

"Selama Alaude ada disini, ia akan menjadi murid Namimori sampai urusannya disini selesai..." Reborn tersenyum tipis. "Dan kau Dino, aku ingin kau yang mengurusnya selama disini... Bagaimanapun, ia bukan orang dari masa ini dan tidak boleh ada yang mengetahuinya..."

Bagaimana dengan murid-murid yang melihat? Yang ketakutan melihat Hibari sudah mengambil langkah seribu, dan yang pingsan tadi, tentu saja masih pingsan.

"A-aku!" Dino hanya bisa menunjuk diri sendiri dan terlihat terkejut. Reborn hanya mengangguk dan menatap Alaude.

"Begitu bukan?"

"Ya..." Alaude melihat Hibari yang sekarang ini terlihat sangat shock dan terkejut. "Kau tidak keberatan bukan Hibari Kyouya...? Aku, akan mencoba merebutnya darimu..." Alaude hanya tertawa kecil dan berjalan keluar dari ruangan itu melewati mayat-mayat (?) Para fujoshi yang berserakan.

"Dia..." Hibari menatapnya dengan tatapan ingin membunuh tinggal ekstrim.

"A-apa yang sebenarnya direncanakan oleh Reborn..." Tsuna hanya bisa facepalm melihat semua kejadian ini dan tidak bisa membayangkan bagaimana kejadian seterusnya setelah ini. Intinya adalah : Reborn sudah menambahkan bensin pada segitiga api neraka itu.

"A-aku juga tidak tahu Tsuna..."

-Corridor Namimori High-

Semua siswa dan siswi menatap Alaude yang berjalan disana. Semua orang menghindar dan membiarkannya lewat tanpa ada satupun orang yang berani mendekatinya. Alasannya hanya satu : aura dan juga wajahnya, sama seperti seseorang yang ditakuti seantero Namimori.

Yang bersangkutan sendiri tidak memperdulikan semua itu dan hanya menundukkan kepalanya berjalan sampai pada tempat yang sepi.

"A-Alaude-san..." Uni yang ternyata mengikuti Alaude menghampirinya. Alaude berbalik dan melihat kearah Uni dengan tatapan datar. "B-bagaimana keadaan tubuhmu? Kalau ini berhasil berarti tubuhmu..."

"Uhuk, uhuk!" Belum saja Uni menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba saja tubuh Alaude ambruk dan hampir saja jatuh jika tidak ada Uni yang menahannya.

"A-Alaude-san!" Uni mencoba untuk melihat keadaan Alaude. Wajahnya terlihat pucat dan nafasnya memburu. Dari mulutnya, darah keluar begitu saja. "H-hentikan ini, aku akan mengirimmu kembali ke masamu! Giotto-sama juga tidak akan setuju-"

"Arcobalenno..." Alaude memutuskan perkataan Uni. "Aku... Tidak butuh perintahmu... Aku tidak akan kembali, itu berarti aku akan disini hingga aku menemukan jawaban semua ini..."

"Kenapa hanya demi dia-"

"Karena dia..." Alaude mencoba untuk bangkit dan menatap Uni. "Karena hanya dia... Yang saat ini ingin aku lihat... Walau dalam bentuk lainnya..."

"Apakah aku harus mengatakan ini pada Di-"

"Tidak..." Alaude memotong kembali pembicaraannya. "Tidak akan ada yang tahu selain aku, kau, dan arcobalenno pamanmu itu... Sekarang, kembalilah ketempat mereka... Mereka akan curiga..."

"Tetapi bagaimana denganmu?"

"Aku tidak apa-apa..." Alaude berdiri dan melihat kearah jendela. "Aku akan menyusulmu nanti..."

"Baiklah..." Uni memutuskan untuk meninggalkan Alaude sendirian. Ketika Uni keluar dari sana, Alaude menyenderkan tubuhnya kedinding dan menghela nafas berat.

"Kau bodoh... Al..."

...To Be Continue...

Cio : Cut!

Alaude : *bersiin debu di punggung krn nyender* Tch... Author bodoh, kenapa aku diajak kemari...

Cio : karena gw lagi naksir pairing 4some ini! *tunjukCAD18*

18 : tch... Sudah aku katakan aku tidak suka ikut fficmu author bego...

Cio : trus lw mau karena ada Dino kan? *toel2* takut A-kun ngerebut dia~

18 : tch siapa bilang...

Cio : *masih toel2* jangan malu~

18 : *mau ngegebuk Author*

D : b-beneran Kyouya? Ka-kau rela ke ffic gaje ini karena aku?

18 : ...

Cio : iya tuh D, makanya bawa aja ukemu kesono! *tunjuk kamar pribadi*

18 : ...kamikorosu...

D : oke author, gw berhutang sama lw!

Cio : cukup jadi pelampiasan deathfic gw selamanya dah cukup kok! *lambe2*

A : ...trus kenapa gw disini?

Cio : karena ada yang mau ketemu tuh?

A : siapa?

? : Ou Ara-kun!

A : k-kau!

Cio : ucapkan terima kasihnya nanti aja di chapter 2 ^.^ *lambe2 lagi*

? : bye sensei! *nyeret Alaude*

Cio : yo!

A : b-bodoh jangan tarik-tarik!

Cio : oke minna, silahkan di review! Karena Kozu ma Kiri lagi hiatus jadi sepi nih...

Salam hangat dan kecup dari author~

...Question for Author...

-Haruskah gw bikin BtS lagi? ^.^"

-Apakah Dino dijadiin guru aja?

-Apa timelinenya gw skip ke :

a. Rumah Dino

b. Namimori (keesokan harinya~)

Pertanyaan terakhir bakal ngaruh ke jalan cerita selanjutnya jadi tolong dijawab ^.^