Dear diary,
Ada orang yang gw suka di kelas, namanya Sakura, Haruno Sakura. Orangnya antusias, pandai tapi sayangnya dia agak lebay. Easy going, dan mudah bergaul baik dengan anak laki-laki maupun perempuan, dan itu yang bikin gw suka sama dia. Lu tau kan gw orangnya agak malu kalo sama cewek, kalo sama cowok sih gw bisa jadi lebih gila, tapi kalo sendirian sama cewek, pasti gw bakalan jadi patung.
Mungkin kalo seandainya gw bisa jadian sama Sakura bagus kali ya, bisa ngobrol bareng, ada yang mecah suasana gitu, terus bisa heboh dan ribut bareng, rumah pasti ga bakal sepi kalo gini.
Bagus kan…
Salam
Uzumaki Naruto
._o0o_.
Hidden Story in Diary
Excitement
._o0o_.
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pairing : NaruSaku
Genre : Slice of Life, Romance
Happy Read
Sinar matahari tampak menyeruak masuk melalui sela-sela jendela yang ada pada ruangan luas yang berisikan banyak pemuda yang sedang duduk sambil sedikit menunduk. Berkas cahaya jingga tersebut tampak menyinari wajah seseorang yang tampaknya sedang terkantuk-kantuk sehingga membuat tubuhnya agak bungkuk dan hampir saja jatuh. Kelopak mata tan itu tampak sedikit bergerak, seolah terganggu dengan kehadiran berkas cahaya yang membuat matanya risih. Biji mata biru safir segera terlihat ketika kelopak mata tersebut bergerak membuka sebelum akhirnya tertutup oleh lengan dengan kemaja jingganya yang secara refleks langsung melindungi matanya dari radiasi sang surya.
"Ah… Udah panas banget nih, Kok gak selesai-selesai sih apelnya" Keluh pemuda berambut duren tersebut sambil kembali menunduk mendengarkan ceramah seorang berambut perak yang sedang duduk di kursi depannya.
"Maklum, kan sekarang matahari sedang berada di belahan bumi utara, jadi waktu malam semakin berkurang dan jam segini udah pagi. Patokan kita bukan matahari kan, tapi jam dinding" Sahut seseorang dengan rambut raven yang juga sedang fokus dalam mendengarkan pidato dari sang sensei.
Yap..! Begitulah mungkin keseharian dari dua pemuda bernama Naruto dan Sasuke tersebut yang merupakan penghuni dari Konohagakure Boarding University.
Konohagakure Boarding University, merupakan nama sebuah tempat penginapan, atau mungkin bisa disebut dengan asrama yang dikhususkan oleh pemerintah untuk tempat menginap bagi para mahasiswa. Tempatnya strategis sehingga mudah dijangkau dari semua universitas di Konohagakure dengan harga yang lumayan miring. Hal ini untuk mendukung kota Konohagakure sebagai kota pendidikan sehingga pemerintah menyediakan tempat untuk menginap yang hampir tersedia untuk semua kalangan mahasiswa.
Tapi, sepertinya masih banyak mahasiswa yang berkeliaran di luar sana dengan tinggal di kontrakan-kontrakan yang mereka akui milik saudara mereka, atau kost-kost yang berada di samping kampus untuk lebih mudah akses, dan kost-kost mahal yang menyediakan fasilitas yang lengkap.
Yap…! Betul, dengan harga yang miring maka jangan harap Konohagakure Boarding University merupakan tempat yang enak dan surga bagi para mahasiswa. Banyak peraturan yang harus dipatuhi dan banyak larangan yang harus dijauhi.
Tapi, tampaknya dua orang tersebut tidak begitu terpengaruh dengan bebasnya mahasiswa diluar dan mereka lebih memilih untuk menikmati semua fasilitas seadanya di dalam Konoha Boarding University.
Oke, mungkin mari kita lihat bagaimana pengalaman pribadi beberapa orang diatas.
Naruto's POV
Duh… Ngantuk banget lagi, kenapa sensei diatas ngomongnya banyak banget yah dari abis shubuh tadi. Lihat, sudah satu setengah jam dia ngoceh diatas, apa dia tidak kehabisan bahan apa? Apa aku harus usul aja pada Neji supaya jam apel pagi ini dikurangi? Kan kata Sasuke malamnya bertambah pendek, otomatis paginya lebih cepet dong. Ah, ntar aku pikirin deh gimana caranya biar usulanku bisa diterima.
Tapi, untuk saat ini mungkin aku harus dengerin setiap huruf dari ceramah sensei ku yang satu ini.
"Yah… Mungkin segitu saja apel untuk pagi ini, jika ada yang mau diumumkan silahkan, tapi dari saya mungkin cukup sekian. Selamat siang dan semoga sukses buat kalian semua"
Wih… Ajaib, apa dia dapat mendengarkan keluhan hatiku barusan ya sehingga dia sadar.
"Bukan, dia ga bisa baca pikiran kalo kamu mau pulang pagi, sekarang cuma jadwalnya senam pagi aja" Sahut cowok berambut raven yang sedang duduk dibelakangku. Aku pun cuma dapat memandangnya dengan tatapan aneh, sepertinya dia yang punya kekuatan untuk baca pikiran.
"Hentikan pikiran bodohmu itu, baka. Kita harus cepat keluar karena aula bakalan dipake oleh para cewek. Matiin tuh kipas angin, jangan buang-buang energi" Timpalnya yang makin buatku terkejut. Nih anak bisa telepati gitu yah…
Aku pun berdiri dari tempat dudukku dan segera meraih tombol kipas angin yang berada diatasku untuk mematikannya. Kurasakan beberapa pandangan mata para cewek menatapku dengan tatapan, yah mungkin biasa aja, tapi risih aja dipandangin seperti itu, apalagi kalo sendirian disitu.
Bodoh amat ah, aku mau langsung pergi aja. Tapi, pandanganku tampak terbentur pada biji emerald yang secara sepintas terlihat mengikutiku, senyum energiknya tampak menarik pandanganku meskipun aku denganrasa malu-malu tetap mencoba untuk menahan pandangan tersebut agar tidak terlalu lama. Jantungku tanpak sedikit bergetar melihat cewek dengan rambut permen karet tersebut sebelum akhirnya sosoknya sudah diluar jangkauan pandanganku lagi.
Apa-apaan senyum energiknya itu, apa dia senang melihatku? Yah… entahlah. Ga usah dipikirkan, mana mungkin coba dia bisa suka sama orang ceroboh, kikuk, dekil, malas, dan ga jelas sepertiku. Aku pun pergi dari sana dengan jantung yang kuakui memang berdebar dan pikiran yang begitu sibuk menyingkirkan ekspektasi.
-0-
"Gak kuliah hari ini?" Tanya seseorang dengan wajah pucat dengan rambut eboni ketika memasuki kamarku.
"Hah… Apa itu kuliah?" Jawabku dengan nada meledek. Aku adalah mahasiswa semester akhir di Konohagakure University fakultas MIPA jurusan Matematika murni, ah, iya MIPA, fakultas yang sangat menyeramkan, apalagi bagi yang tidak familiar dengan lingkungan yang begitu abstrak, dan aku terdampar disitu WTH…. Bahkan aku berpikir kalo udah kuliah di jurusan dengan passing grade rendah aja aku udah beruntung banget dengan tingkat kecerdasan dan kerajinanku.
"Enggak-enggak, jangan tiru kakak tingkatmu yang super-duper malas ini, Sai. Kau mungkin akan menyesal nanti" Timpalku. Yah.. Mungkin aku sedikit khawatir kalau-kalau kebiasaan malasku ini akan menular kepada adik tingkatku yang masih polos itu.
Aku pun mengambil hape yang berada disamping tempat tidurku untuk sekedar melihat ada kabar apa di grup. Jangan harap kalian menemukan chat dari siapapun dalam hapeku, sudah kubilang kan apa hebatnya orang ceroboh, kikuk dekil….
Naruto, kau bisa bikin animasi kan?
Malas dan…. Hei…. Siapa ini yang nge chat aku seperti ini… Aku pun memencet nomornya dan melihat gambar profilnya untuk menemukan bahwa Sakura yang sepertinya mengirimkan pesan tersebut.
Animasi yang gimana dulu, tentang apa, dan deadline nya kapan
Langsung saja aku rangkap semua pertanyaan tersebut dalam satu chat supaya tidak menghabiskan berbaris-baris yang kemudian hanya akan membuatnya lebih cape untuk membaca. Aku pun menaruh hape tersebut di samping tempat tidurku dan segera beranjak menuju laptopku.
Buat apa? Nonton film dong tentunya….
-0-
Buat pembelajaran fisika, bab fluida tuh susah banget
Hmmm… Seminggu lagi
Pake apapun terserah sih katanya
Kubaca beberapa chat tersebut sambil memikirkan apa yang harus kulakukan… Hey, ayolah… Aku bukan orang yang pandai dalam hal semacam itu… Kau mau aku membuat pembelajaran buat orang agar bisa belajar fisika? Orang aku aja ga bisa fisika…. Ah…. Saking semangatnya dia jadi aneh-aneh.
Sasuke aja tuh, dia kan juga bisa komputer. Selain itu dia juga berdedikasi buat belajar hal yang kayak gitu, aku mah apa atuh kalo dibandingkan dengan skill dewanya dia
Yah… Memang kuakui, temanku yang satu itu, yang cakep, pinter, serius dan bisa diandalkan itu berada jauh diatasku. Aku ga habis pikir, gimana orang dengan kegemaran yang hampir sama denganku, main bareng, nonton bareng, dan payah dalam hal olahraga bareng itu bisa lebih jenius dalam hal yang bahkan aku sendiri gak pernah terpikirkan oleh itu.
Bukannya aku iri atau apa sih, cuma gak adil aja gitu….
Enggak deh, katanya dia ada projek dari Kakashi-sensei dan ga bisa jamin bisa kelar saat deadline
Orang sibuk hahaha
Terus aku orang nganggur gitu? Ah… Dasar sial… Aku harus cari alasan apa ya biar bisa nolak yang ini… Sayang juga sih sebenernya kalo ditolak. Itung-itung nambah poin lah meskipun kalo kupikir poinku ga bakal bisa ngalahin poinnya Teme yang pastinya sudah bertingkat-tingkat jauh diatasku.
Gimana… Bisa gak?
Aku pun berpikir sejenak, apakah aku akan melakukan hal ini? Yah… memang kuakui aku kebanyakan hanya menganggur di kamar dan apabila tidak ada yang perlu aku kerjakan, maka aku akan mengerjakan sesuatu yang membuatku senang, gitu doang. Aku ga pernah mengerjakan sesuatu demi orang lain, dan kalo ini kuterima aku juga ga jamin bakalan bisa kelar.
Yah… Tapi kalo dipikir-pikir kerja kayak gini enak juga sih sambil belajar.
Hmmm… Ya udah deh, tak coba e bentar. Jelasin aja konsepnya lewat chat
Aku pun kembali menaruh hapeku dan berkutat lagi dalam kebiasaan burukku, main game online di laptop. Ah… Urusan ini ya ini, itu ya itu… Sekarang game aja sampai puas…
-0-
"Yo… Lagi ngapain…" Kataku sambil langsung masuk dan tiduran diatas ranjang sementara seseorang sedang duduk di depan laptop yang berada di samping ranjang tersebut. Mata onyx tajam tersebut tampak sedikit sebal sebelum akhirnya kembali menatap ke layar laptopnya yang penuh dengan tulisan warna-warni kode.
Telinganya tampaknya sudah di segel dari dunia luar sehingga dia tidak menjawab salamku. Tapi tak papa, toh yang aku butuhkan adalah sinyal wifi dari portable hotspotnya… Buat maen game online…
Jadi kayak gini…
Dosenku tuh maunya animasinya pake apapun gak papa terserah udah
Terus animasinya mau 3D dan
Bla
Bla
Bla
Selebihnya adalah penjelasan melalui fluida yang bener-bener aku gak paham. Kenapa aku bisa masuk MIPA ya? Dasar….
"Oi… Teme… Lu paham soal fluida gak…" Tanyaku sambil tanpa perizinan segera mencopot headset nista tersebut agar segelnya menuju dunia nyata segera terbuka.
"Apaan sih, ganggu orang lagi flow aja" Sungut Sasuke. Pemuda itu pun mencopot sebelah headsetnya lagi, menandakan bahwa state flow nya sudah berakhir karena memang projeknya udah kelar, mungkin tinggal penyempurnaannya doang. Dia pun berjalan menuju kearahku dan dengan tidak sopannya menendangku supaya lebih menyingkir.
"Ada apa soal fluida? Bukannya kamu jurusan matematika ya?" Tanyanya sambil membuka hapenya.
"Nih.. Sakura jadi minta bantuanku" Kataku sambil menunjukkan chat Sakura pada Sasuke. Ah… Ngapain harus sembunyi-sembunyi gitu sih, kan dia juga udah tau kalo Sakura butuh bantuan. Mata onyx itu pun bergerak dari bawah keatas untuk membaca chat yang ada pada layar hapeku.
"Kau… Bisa 3D?" Tanyanya dengan nada datar.
"Enggak sih, tapi boleh juga tuh kalo dicoba" Jawabku sambil sedikit nyengir. Sasuke tampak berpikir sejenak, entah dia memikirkan akan merebut job ku atau apapun aku juga gak peduli sih.
"Yah.. Kalo menurutku sih pake 3D agak boros kalo untuk teknik pembelajaran aja. Coba aja bikin animasi kayak flat, long shadow dll. Atau realistic illustration juga gak papa, itu gak boros waktu" Sarannya sambil segera melihat hape untuk browsing sejenak.
"Gak ah, sepertinya 3D lebih asyik"
-0-
"Wow… Wow… Wow… 3D bener-bener bagus…." Seruku terkejut saat aku masih mencoba untuk membuat animasi 3D
"Kalo aku bisa membuatnya pasti bagus. Kenapa tutorial kayak gini cepet banget sih, tangan mereka sevepat apa coba kalo buat kayak ginian. Abis itu manipulasinya susah banget lagi" Keluhku. Aku sudah berada di depan laptop selama 4 jam. Dan kalian tau apa yang aku hasilkan?
Nothing….
Ternyata betul kata Sasuke, 3D itu bener-bener susah. Aku aja gak yakin aku bisa membuat bola memantul dalam dua Minggu, gitu sok-sokan mau pake 3D buat animasi pembelajaran. Apa aku ngikut saran Sasuke aja ya?
"Arrgghhhh….!" Teriakku frustasi.
"Napa sih?" Seru seseorang yang tampaknya berada dalam kamarku. Aku pun menoleh kearah suara misterius tersebut dan melihat ada seseorang yang dengan cantiknya sudah terbaring diatas ranjangku dengan hape yang setia nongkrong di tangan kanannya. Pemuda berambut coklat panjang itu hanya bisa menatap datar kearah hapenya tanpa sedikit pun menatapku.
"Sejak kapan kau ada disitu?" Tanyaku dengan nada terkejut.
"Sejak tadi lah" Jawabnya asal. Ah… Orang ini… Bikin orang ga bisa konsentrasi kerja aja. Aku pun mematikan laptopku dan memakai celana trainingku.
"Mau kemana?" Tanya pemuda bernama Neji tersebut.
"Aula. Mau ngadem" Jawabku singkat. Aku pun berjalan keluar kamar setelah selesai mengenakan training. Ruang aula merupakan ruangan yang cukup luas dan dilengkapi dengan fitur Wi-Fi serta kipas angin sehingga cocok banget buat ngadem. Sayang banget di aula agak sedikit terbuka sehingga aku merasa sedikit ragu untuk bawa laptop kedalam aula.
"Wow… Ngapain disini?" Tanyaku ketika melihat makhluk berambut eboni a.k.a Sai yang tampaknya sedang duduk dengan sebuah piring kotor berada didepannya. Pemuda berwajah pucat tersebut tampak hanya sedikit melirik kearahku sebelum akhirnya kembali ke layar hapenya.
Aku pun hanya cuek dan kemudian langsung ikut tiduran disitu sambil memainkan hapeku. Aku mencoba untuk segera mendapatkan tutorial untuk membuat gelas ukur secara 3D, tapi tampaknya tidak ada yang mau berbaik hati untuk membuat tutorialnya.. Apa terlalu susah kali ya? Ah… Masa gitu doang susah… Aku pun mencari tanpa henti dengan berbagai kata kunci yang mungkin digunakan.
Semakin banyak kata kunci yang kumasukkan, sepertinya semakin banyak hal yang tidak relevan yang kudapat. Argh….! Apaan sih ini… Dengan wajah frustasi aku pun membuka WhatsApp dan membuat sebuah status untuk melampiaskan rasa frustasiku.
Frustasi… Karena urusan yang sebenernya bukan urusanku -_-
Aku pun kemudian langsung membuka sebuah video lucu di YouTube untuk menghilangkan kefrustrasianku. Hal ini memang biasanya berhasil, dan setelah itu aku pasti akan lupa semua masalahku dan segera tidur… Bodo amat dengan tugas yang bikin frustrasi ini, besok aja lah di kerjain.
"Napa senyam senyum sendiri, chattingan sama siapa hayo?" Sahut suara datar dari depanku.
"Enggak. Eh, Sai coba liat nih. Video orang-orang bego" Kataku sambil memperlihatkan layar hapeku yang sedang memperlihatkan tampilan sebuah video lucu pada Sai. Pemuda berambut eboni itu tampak sedikit tertarik dengan video yang kuperlihatkan.
"Aduh… Bego banget" Pekiknya sambil menahan tawanya. Aku pun tergelak melihat Sai bisa tertawa kayak gitu. Kutarik kembali hapeku begitu melihat sepertinya Sai lebih tertarik dengan layar hapenya daripada videoku. Dahiku berkerut begitu melihat ada yang nge-chat dan sepertinya, dia membalas statusku tadi.
Naruto…. T_T
Gimana ya…. Aku juga ga jago soal animasi
Selain itu aku juga ga begitu punya waktu buat belajar animasi T_T
Kuliahku udah sibuk banget tau, maunya pengen 21 SKS aja tapi dosennya bilang 24 aja biar cepet lulus
Tapi jadinya sekarang malah seperti ini TAT, keteteran terus tugasnya….
Pengen nangis tapi gatau mau nangis sama siapa…
Chat tersebut masuk kedalam hapeku secara berurutan. Ah… Tak kusangka dia membalas statusku seserius ini, aku jadi merasa bersalah. Tapi, buat animasi 3D itu susah banget tau, biarin aja deh, besok juga bisa kan…
Kamu bisa kan, Naruto?
Ah… Sialan… kenapa dia meminta dengan nada seperti itu sih… Aku jadi merasa bersalah banget karena sudah menyanggupi permintaannya kemaren dan kemudian sekarang aku menelantarkannya begitu saja. Kupejamkan mataku sejenak, kupikir baik-baik sebelum akhirnya aku membalas pesan chat tersebut.
Pesan yang mungkin akan menyebabkanku repot di masa depan, bukan hanya tentang animasi 3D atau apapun, tapi juga tentang luka lama yang mungkin akan terulang.
Sudah, kamu diam aja dan serahkan semuanya padaku
TBC
Dear Diary,
Gw bukan orang bijak maupun orang jenius, tapi ada sedikit kutipan yang mengatakan begini…
Excitement are faded away with proximity
Nih gw bukan sok-sokan pake bahasa Inggris ya, orang bahasa Jepang yang baik dan bener aja gw belum tentu paham, tapi kalo dari penjelasan Teme sih, kekaguman orang akan memudar seiring dengan kedekatan orang tersebut. Yah… Hal ini gw rasain juga sih saat gw mulai deket sama Sakura.
Dibalik kesemangatannya yang gw kira bener-bener overload itu, ternyata dia sedang menanggung banyak sekali beban yang yah bisa dibilang membuat dia depresi lah, dan hal itu cukup mengejutkan buat gw.
Ekspektasi gw saat melihat Sakura adalah orang yang bisa positive thinking seperti dia itu bisa buat gw lebih semangat lagi, apalagi kalo masalah cewek, bisa nenangin hati gw kalo gw lagi sedih, yah dan sebagainya lah…
Ternyata dia juga butuh bantuan dan setelah gw deket dengan Sakura gw jadi ngerasa bahwa sepertinya pilihan gw dengan Sakura itu agak terlalu gegabah juga ketika melihat beberapa curhatannya dia.
Yah… Namanya juga hidup, kadang hidup orang lain kelihatan enak banget, padahal ya kalo lu bisa kenal orang itu lebih dekat, mungkin kekaguman lu pada kehidupan orang itu bakalan hilang, sama aja dong. Hehe
Salam
Uzumaki Naruto
