Sayonara Draco

Summary : Harrieta memilih untuk meninggalkan Draco. One shoot

Pair : Harrieta x Draco, Draco x Astoria, Theodore x Harrieta

Harrieta membereskan pakaian dan barang - barangnya. Hari ini adalah hari dimana ia dapat meninggalkan . Sudah dua minggu, ia harus kembali ke rumah. Rumah? Dimana rumah baginya?. Jika kalian menanyakannya dua minggu lalu, Harrieta dengan tegas akan menjawab rumahnya adalah di sebelah Draco Malfoy. Harrieta menghela nafas.

Semenjak kejatuhan pangeran kegelapan, Harrieta dan Draco menjalin hubungan. Awalnya mereka berteman biasa. Pada malam kelulusan, Draco dan Harrieta mengakui perasaan masing - masing. Terbawa suasana, membuat mereka menghabiskan satu malam di kamar kebutuhan.

Satu malam itu, merupakan hal yang paling indah bagi mereka dan mereka tidak menyesalinya. Bagi Harrieta satu malam itu, berhasil menghadirkan kehidupan baru dirahimnya.

Seminggu setelah kelulusan, Harrieta mengunjungi Malfoy Manor untuk menyampaikan kabar gembira ini pada Draco. Alih - alih membuat kejutan,justru ia yang terkejut. Narcissa memberikan undangan pada Harrieta. Undangan pernikahan Draco dan Astoria. Menahan tangis dan memasang senyum palsu. Harrieta pamit setelah menghabiskan satu cangkir teh.

Gadis berbola mata hijau,kembali menatap undangan pernikahan yang terjadi hari ini. Tok!tok!, Suara ketukan pintu terdengar. Harrieta menoleh ke arah pintu. "Kau sudah siap Potter?"tanya Theodore. Harrieta mengangguk.

Theo pun mengeluarkan sejumlah dokumen. "Ini Dokumen kepindahanmu ke Amerika"jelas Theo. Harrieta mengangguk. "Kau beruntung, Aku ditugaskan di MACUSA sebagai wakil kementerian sihir"kata Theo.

"Kapan kita akan berangkat?"tanya Harrieta. Theo melihat jam tangannya. "Satu jam tidak mau datang?"tanya Theo. Matanya melihat ke arah undangan.

Harrieta menggelengkan kepalanya. "Untuk apa?"kata Harrieta. Theo menghembuskan nafasnya. Ia mengangkat koper Harrieta. "Kau tidak mau pamit pada Weasley dan Granger?"tanya Theo.

"Aku bilang pada mereka, aku akan berlibur ke Paris."jawab Harrieta. Theo mengangguk. Ia tidak bertanya lebih jauh lagi. Ia hanya menawarkan tempat perlindungan pada gadis itu dan anak yang ada dirahim gadis butuh seorang ayah.

Theo menyanyangi Harrieta. Selayaknya seorang kakak pada adiknya tidak lebih. Ia begitu kaget mendapati Harrieta pingsan tak jauh dari kediaman Malfoy. Ia jauh lebih kaget lagi ketika Healer memberikan ucapan selamat atas kehamilan Harrieta dan memarahinya karena tidak bisa menjaga istrinya hingga menyebabkan hampir keguguran.

Theo seratus persen yakin bahwa anak yang ada di perut Harrieta adalah anak Draco. Ketika Blaise bercerita padanya betapa bahagianya Draco dengan pernikahannya. Blaise dan Theo merasakan ada yang janggal. Saat Blaise menanyakan hubungan pewaris Malfoy itu dengan gadis yang bertahan hidup dua kali, Draco hanya bilang mereka berteman. Dari situ, kedua sahabat Draco sadar, bahwa Draco di bawah mantra oblivate. Blaise dan Theo tidak dapat membalikkan mantra tersebut. Alasannya simpel. Jelas satu dari orang tua Draco yang melancarkan mantra Oblivate. Lucius dan Narcissa merupakan penyihir kuat dan berpengalaman dibanding mereka. Blaise dan Theo tidak dapat membalikkan mantra tersebut tanpa melukai pikiran Draco. Satu - satunya cara adalah dengan menunggu sang perapal mantra tersebut meninggal.

"Theo, kita berangkat sekarang?"tanya pun mengangguk. Ia mengeluarkan Portkey berbentuk sikat rambut. Bergandengan tangan,Harrieta dan Theo menghilang dari dunia sihir Inggris.