Dalam gelap pagi yang merekah di ufuk, Kagami bangkit akan jam biologisnya untuk berlatih setiap pagi. Kasur itu berpindah beban sementara ia bangkit duduk dan menguap, menggaruk kepalanya.
Kota di subuh itu menggeliat bangun, dengan burung berkicauan di kejauhan. Kagami meresap semua ini, dan mendengarkan suara nafas Kuroko mengalir pelan mengisi kosong ruangan itu.
Ketika ia beresolusi untuk bangkit, sentuhan halus ujung jari menyentuh punggungnya. Ia berbalik dan menatap mata Kuroko yang terbuka, mengkilat di kegelapan walaupun kantuk masih ada di sana.
"Kau bangun." Suara Kagami lebih rendah dari biasanya, dipenuhi ketidakyakinan akan dirinya sendiri, mungkin khawatir karena telah mengakhir kesunyian pagi itu, dan hembusan nafas halus Kuroko.
Kuroko juga tidak terlihat yakin dengan dirinya, tangan terulur seperti itu. Ia ingin menyentuh kulit Kagami lagi, terang dengan sesekali taburan merah di sudutnya kini membiru. Ia hanya meletakkan tangannya lagi pun ke atas kasur dan comforter yang menyelimuti mereka berdua, dan menunggu.
Tak butuh lebih dari beberapa detik hingga Kagami menghela nafas akan kelakuan Kuroko, tak pernah bersuara, dan ia kembali duduk untuk menyapukan bibirnya di sudut mata Kuroko, mengecupnya di sana hingga mata itu berbinar, bangun.
Ketika Kagami menarik dirinya kembali, ia tersenyum lebar dan Kuroko merasa sedikit silau. "Aku akan membuat sarapan," gumam Kagami, menarik sebuah singlet dari dekat kaki tempat tidur mereka. "Ada request?"
Kuroko ingin menarik comforter itu lagi, dan menghirup bantal Kagami, namun ia berhasil menyelipkan kata "Pancake," sebelum kembali diam dan turun kembali ke alam bawah sadarnya.
Kagami hanya tersenyum ketika ia mengelus rambut Kuroko yang mencuat, dan bergegas pergi membayangkan daftar adonan dan sirup untuk sarapan mereka.
