TEDDY JONGIN

HOLA! Ini ff kedua sayaa~ \^^/ ah jae minta maap banget ff pertama yg unknown DVD kemaren banyak banget salah. Nanggung, absurd, bosenin ya gak? Belom lagi typo uang bejibun. -_- im so sorry~ *bow*

Ff ini sebenernya oneshoot tapi kayanya kepanjangan jadi jae jadiin twoshoot.

Jae juga uda usahain ngurangin typo biar ga parah parah banget. Tp mungkin ada yang terlepas dari pengawasan -_-

Oke. Sorry for this long bacot. This is...

TEDDY JONGIN

1 of two

Warning for wild typo(s), cerita membosankan, abal abal, Dll.

Sehun hampir mati bosan menunggu tetangga dekatnya yang sedari tadi pagi tidak berada dirumahnya. Kemarin pagi dia bilang akan mengunjungi rumah neneknya di busan bersama mama dan papa nya, dan akan kembali sore ini. Ini sudah hampir setengah lima sore dan jongin -tetangga yang srsang ditunggu sehun- belum juga kembali. Rasanya pantatnya rata. Karena tentu saja meja belajarnya yang berada didekat jendela yang berhadapan dengan kamar jongin itu bukan tempat yang nyaman untuk duduk berjam-jam. Sehun sudah duduk disana sejak 2jam yang lalu kalau kau mau tahu.

"Sehun? Kau belum mandi sayang. Ini sudah cukup sore"

Suara mommynya membuat bocah 6 tahun itu sejenak mamgalihkan pandangannya dari rumah didepannya.

"Tapi aku sedang menunggu jongin mom."

"Jongin tidak akan mau bermain denganmu atau bahkan memelukmu kalau kau masih bau keringat sayang. Mandi, dan kau bisa menunggu jongin lagi dengan badan yang segar. Lihat ini-" jari nyonya oh menyentuh wajah tampan putranya yang terdapat lipatan bantal dibeberapa bagian dan sesikit garis air liur di ujung bibir tipisnya. Hasil tidur pagi sampai siang oh sehun.

"Bibi kim pasti tidak mengijinkan putranya bermain dengan anak yang suka tidur seharian dan bangun dengan lipatan jelek dan air liur yang menetes. Juga tidak segera mandi sore. Eeeew~"

Sehun meneguk kasar ludahnya. Mommynya benar. Sejauh ini ia selalu tampan didepan jongin kecilnya. Bocah berumur 3 tahun itu selalu memuji ketampanan dan kulit putih bersihnya. Dia harus mandi. Sekarang.

"Beritahu aku kalau jongin sudah datang mom!" Teriaknya sambil melepas cepat bajunya.

...

Sehun kembali menunggu jongin dengan menempelkan keningnya di kaca jendela kamar tempatnya menunggu jongin.

"Apa aku salah dengar? Mungkin kemarin jongin mengatakan malam bukan sore" sehun menunduk lesu dan mendekati ranjangnya. Ayolah. Jam spiderman didinding kamarnya sudah menunujukkan pukul 5 lebih.

Brrrmm

Matanya berbinar saat mendengar suara mobil didiepan rumahnya. Benar saja, sebuah ferarri merah memasuki halaman keluarga kim. Sehun terburu buru buru keluar dari kamarnya. Benar benar merindukan jongin kecilnya.

...

Nyonya kim baru saja membuka pintu mobil dan keluar bersama seorang bocah 3 tahun yang manis didalam gendongannya. Bocah tan itu menguap dan menggeliat meregangkan badan dalam gendongan ibunya. Cukup lelah dengan perjalanan yang barusan ditempuhnya.

"Jonginaa!"

Set!

Matanya berbinar dan kepalanya sontak menoleh kesumber suara yang menyebut namanya barusan. dia tersenyum lebar mengetahui siapa yang baru saja menyapanya. Seorang bocah 6 tahun dengan kulit albino berkaos spiderman disebrang sana.

"Sehun hyung!"

Jongin kecil beringsut. Nyonya kim mengerti dan menurunkan putra tunggal kesayangannya dari gendongan. Jongin berlari cepat kearah sehun mengabaikan apakah ada kendaraan yang akan lewat dijalan besar itu. sedikit banyak kedua ibu yang masih berdiri di depan rumah masing-masing itu sempat cemas dengan tingkah jongin barusan.

"Sayang kau belum mandi! Kau bisa bermain dengan sehun setelah mandi dan mengganti bajumu!" Jongin mengabaikan teriakan ibunya terlalu senang dengan pelakukannya dan sehun

"Hyung, Aku melindukanmu. Lumah nenek sepi sekali. Aku tidak main apa-apa kau tahu? Sekalang ayo main!" Ucap jongin dengan aksen R yang belum sempurna sambil menarik-narik lengan sehun agar keduanya bisa segera masuk kerumah sehun. Yoona -nyonya oh- tersenyum melihat keduanya. Jongin memang bukan anaknya tapi kedekatan sehun dan jongin juga hubungannya yang sangat dekat dengan yuri -nyonya kim- sebagai sepasang sahabat membuatnya merasa baik sehun maupun jongin adalah anak kandungnyadengan rasa sayang yang sama besarnya. hal itu juga dirasakan nyonya kim.

Nyonya oh akan menutup gerbang rumahnya saat dua bocah berbeda usia itu sudah berada didalam rumahnya

"Aku tidak bermakhsud menculik jonginmu kim yuri, tapi sepertinya jongin merindukan sehun begitu juga sebaliknya. Kau bisa mempercayakan jongin padaku"

"Ah baiklah. kalau begitu titip jonginku yoona. Aku akan menjemputnya nanti saat mendekati jam makan malam. Maaf merepotkanmu"

"Tidak sama sekali yul. Beristirahatlah!"

...

Brak

Jongin membuka pintu kamar sehun dengan tidak sabaran. Sehun dibelakangnya merangkul jongin dengan langkah cepat masuk kekamarnya kembali memeluk erat jongin kecilnya bergulung gulung diatas kasur empuknya. Ah sehun benar-benar merindukan jongin

"Hyung kata mama boneka teddy ku teltinggal dikamalmu saat kita tidul siang kemalin."

"ah iya. Dia tertinggal disini jongina. kau tahu? Aku kesepian! Teddy tidur bersama pinku pinku. Pinku pinku meninggalkanku dan aku tidur sendirian semalam. Huh kau harus menggantinya. Temani aku tidur sekarang!"

mata jongin membulat lucu melihat sehun mengoceh kesal karena perselingkuhan pinkupinku dengan teddynya. Merasa sedikit bersalah karenanya sehun jadi kesepian dalam tidurnya.

"Baiklah kalau begitu ayo tidul sekarang. Aku juga lelah hyung hoaamm" ucapnya dengan sedikit menunduk mengusap ujung matanya yang sedikit mengair saat dia menguap. Jongin merangkak ketengah ranjang sehun. Menempatkan dua bantal bersebelahan.

"Aku akan tidul disini dan hyung tidul disini." Jongin sudah siap dengam posisi tidurnya lalu menepuk bantal disampingnya sebagai ajakan pada sehun untuk segera tidur.

Sehun hampir menyentuh bantalnya sebelum jongin kembali bertanya

"Hyung dimana teddyku? Aku ingin memeluknya"

Sehun kembali turun. Mengambil dua boneka dengan ukuran yang jauh berbeda. Sedikit kesusahan menggendong teddy bear jongin yang ukurannya hampir sama dengan jongin serta pinku pinkunya yang lumayan besar meskipun tak sebesar teddy jongin.

"Ini"

Jongin menarik teddynya dan memeluknya erat setelah kembali ketempat awalnya. Sehunpun naik dan merebahkan tubuhnya disamping jongin.

"Apa tidak ada yang ingin kau ceritakan pada hyung?"

Jongin nampak berpikir matanya maerawang mengingat kunjungan singkatnya dibusan kemarin. Ia menatap biner sehun antusias saat menemukan bahan ceritanya.

"Hyung kau ingat tao hyung?"

Sehun mengangguk. Ia kenal tao. Anak seumurannya, sepupu jongin yang juga tinggal dibusan. Keluarga tao sering mengunjungi keluarga jongin. Dan mereka bertiga sering main bersama.

"Kemalin aku sempat belmain dengan tao hyung. Dan dia juga menanyakanmu. Dia bilang Kenapa kau tidak ikut ke busan juga. Jadi kubilang sehun hyung harus menjaga teddyku kalena teddy sedang dirumah sehun hyung. Lalu dia bilang padaku untuk mengatakan padamu kalau kau juga halus kebusan kapan kapan"

"Benarkah?"

Jongin mengangguk

"Aku ingin. Tapi aku tidak tahu jalan ke busan. Dan kata mommy busan itu jauh jongina"

"kau bisa ikut mama dan papa. Lalu kita beldua akan duduk dibelakang. kemalin aku duduk didepan belsama mama karena mama bilang aku akan kesepian dibelakang. Kalau ada hyung aku tidak akan kesepian"

"Baiklah. Aku akan bilang pada mommy. Kau harus bilang padaku kalau pergi ke busan mengerti?"

Jongin mengangguk dengan senyum manisnya.

Jongin menatap wajah sehun yang diam. Sehun tampan. Jongin tau itu. Ia tak bisa menahan tangannya untuk tidak bermain dengan dagu lancip sehun dan hidung mancungnya. Mencubitnya kecil sesekali. Sedikit iri rasanya.

"Hyung kenapa kau tampan sekali?"

"Uh?"

"Sehun hyung~ aku beltanya kenapa kau tampan sekali? hidungmu mancung, pipimu kulus, aku suka bibilmu, alismu juga. Kau tinggi, dan kulitmu sepelti pinku pinku. Aku juga mau jadi tampan sepeltimu kalau besar nanti"

"Ah benarkah? tapi hyung juga suka jongin. Jongin manis. Seperti teddy. Lihat ini. Pipi yang menggemaskan, mata bulat yang selaaalu mengantuk, dan bibirmu menggemaskan! Kau sama menggemaskannya dengan teddy jonginaa"

Tangan sehun tak henti hentinya mencubit pipi gembil jongin

"Hentikan hyung~ tapi aku ingin tampan bukan manis. Aku hitam tidak seperti hyung. Aku mau putih."

"Hei. Tao juga hitam"

"Tapi dia mancung sekali. Aku-"

sehun memencet hidung jongin agar jonginnya berhenti mengeluh

"Kau tau hidung mungilmu itu yang membuatmu semakin manis. Hyumg suka jongin yang seperti ini. Terus jadi jongin hyung yang manis oke?"

Jongin hanya mangangguk ragu.

Tok tok

mommy sehun masuk kekamar putranya dengan setoples kookies dan dua mug susu cokelat dan vanila hangat untuk jongin dan sehun.

"Jadi, tidak ada yang menginginkan kookies manis dan susu lezat ini? Sepertinya kalian bersiap tidur. Baiklah mommy akan membawa ini kembali"

"Jangan bibi! Aku lapal"

Jongin berteriak mencegah kepergian yoona -kepergian makanannya sebenarnya-. Yoona hanya tersenyum dan mendekat keranjang sehun. Jongin yang paling bersemangat segera mengisi dua tangan kosong nya dengn kookies. Matanya melihat susu cokelat yang terlihat lezat. Sedikit ragu saat akan mengambil mugnya

"Bibi boleh aku meminta susu rasa vanila saja?"

Yoona mengernyit heran mendengar pertanyan bocah manis itu. Bukankah jongin sangat menyukai segala hal dengan rasa cokelat?

"Ah maafkan bibi sayang. Tapi saat ini bibi tidak punya susu vanila, porsi sehun adalah susu vanila terakhir. Biasanya kau menyukai ini. Ada yang salah sayang?"

Jongin menggeleng.

"Lalu?"

"Mm.. aku mau kulit sepelti sehun hyung."

Yoona semakin tidak mengerti. Ia menatap sehun meminta penjelasan. Tapi sepertinya putranya juga sedang kebingungan dengan makhsud jongin

"bibi tidak mengerti"

"Bibi. Aku akan mulai minum susu vanila mulai dali sekalang. putih susunya akan membuat kulitku sepelti sehun hyung."

Plak

Sehun menepuk dahinya mendengar penuturan jongin.

"Jongin ini tidak seperti yang kau pikirkan. Kulit hyung sudah seperti ini sejak... sejak hyung lahir"

"tapi hyung minum susu vanila telus. dan aku minum susu coklat telus. Kulit hyung putih dan kulitku coklat. Susu itu pasti penyebabnya hyung. Bibi aku benarkan?"

Yoona terkekeh kecil. Putra sahabatnya benar-benar polos.

"Tidak seperti itu sayang. Susu tidak berakibat apapun pada kulit kalian. Tapi susu bisa membantu pertumbuhan kalian berdua."

"Apa makhsud bibi susu bisa membuat jongin cepat tinggi?"

"Mm.. yaa, itu salah satunya sayang"

"Bagus! Kalau begitu bibi mau tidak membuatkan susu setiap jongin main dengan sehun hyung?"

"Tentu saja sayang"

Yoona tersenyum dan mengusak rambut jongin sayang. Sehun sedikit was was membayangkan jika jongin terus tumbuh tinggi dan mengalahkan tinggi badannya. Itu berarti sehun akan menjadi adik jongin? Tidak sehun tidak mau.

"Jongin jangan sering sering minum susu. Nanti kau akan menjadi raksasa yamg gendut dan tinggiii sekali. Kau hanya perlu minum susu sehari sekali saja saat besama hyung oke? Jangan minta mamamu membuatkanmu susu lagi. Cukup satu kali sehari. Kau mengerti?"

Jongin bingung. Kenapa harus satu hari sekali? Kalau begitu jongin tidak akan timbuh tinggi dengan cepat.

"Memangnya kenapa sayang?"

Sehun mendekati mommynya. membisikkan alasannya.

"Mommy~ nanti sehun akan kalah tinggi dengan jongin kalau jongin rajin minum susu. Kalau jongin lebih tinggi nanti sehun dong yang jadi adik jongin. sehun juga tidak bisa menjaga jongin. Mungkin malah sehun yang dujaga jongin. Sehun tidak mau~ mommy harus bantu sehun titik!"

yoona tertawa mendengar alasan anaknya. Dan mengangguk sambil mengacungkan jempolnya. Asal saja menyetujui rencana sehun.

Yoona menangkap gerak tidak nyaman jongin. Ia lupa jongin bahkan belum mengganti pakaiannya. Celana jeans dan hoodie beruang jongin masih melekat si tubuhnya.

"Apa baju ini membuatmu gerah jongin?"

Jongin menganggukkan kepalanya

"Kemarilah. Bibi akan melepas pakaianmu. Kau mau memakai pakaian sehun untuk sementara?"

"Mau bibi"

Sehun segera mengambil setelan kaos lengan panjang dan celananya yang sebenarnya baju tidur sehun yang sudah cukup sesak. Memberikan kaos dengam motif dinosaurus kecil dimana mana itu pada mommynya.

Yoona dengan telaten mengganti baju jongin. Melipat bagian lengan dan kaki yang masih terlalu panjang untuk jongin kenakan.

"Sehun hyung aku ingin pipis" jongin menarik lengan baju sehun dengan tangan kanannya. Tangan kirinya sibuk memegamg kemaluannya. Kebelet eh?

"Lalu?"

"Antalkan aku hyung~ bagaimana kalau saat akau pipis sendilian ada hantu kelual dali westafel? Atau kloset? Atau tangan yang tiba tiba kelual dali kaca, lalu menelkamku? Huwaaaaaaaa!"

sehun memutar bola matanya mendengar khayalan jongin tentang hantu kamar mandi yang sehun pikir itu tidak mungkin. Hei. Ini rumahnya, bukan rumah hantu. Kalaupun ada makhluk yang keluar di tempat tempat yang disebutkan jongin sehum berharap itu adalah spiderman atau pinku pinku raksasa.

"Kau terlalu banyak nonton film hantu huh? Hyung saja tidak pernah melihat film film menakutkan itu"

"Mama seling sekali nonton film sepelti itu saat menidulkanku. Ah hyung! Cepat antalkan aku. Aku ingin pipis!"

"sayang kau memakai pempers kan?" Yoona menginterupsi

"Tapi aku ingin pipis ditoilet bibi. aaaaaaaa sehun hyuuuunggg!"

tanpa memperdulikan sehun jongin berlari menuju toilet kamar sehun. Lipatan dicelananya mulai berantakan dan ujung celana itu menutup telapak kaki jongin

"Jongin awas kau bisa ja-"

Bruk

"-tuh"q

Sehun masih mematung melihat jongin yang jatuh dengan kepala yang terantuk kelantai karena menginjak salah satu ujung celana -kepanjangan-nya. Wajahnya memerah menahan tangisan yang mungkin sebentar lagi akan pecah. Jongin duduk menekuk kedua lututnya. Masih diam, tangannya memegang dahinya. wajahnya semakin berkerut. Oh tidak. Baik sehun maupun yoona mulai panik.

"Hiks.. ma- hiks ma- mamaaaaaaaaaaaaa. Huwaaaaaaaaa. Mamaaaa hiks hiks"

Yoona segera menghampiri jongin. Menggendong bocah kecil itu dan menenenangkannya. Jarinya bergerak menyibakkan helaian poni yang menutupi dahi jongin. memeriksa keadaan jongin. Dahinya lecet dengan sedikit darah.

"Sehun bisa ambilkan mommy plester dan kapas dikotak obat?"

Sehun mengangguk dan keluar dari kamarnya setelah mengelus lengan jongin "jongin jangan nangis oke? Akan hyung ambilkan plester favorit hyung. lukamu pasti cepat sembuh dengan plester keren hyung!"

"Ah sepertinya celana ini membuatmu tidak nyaman. Bibi lepas ya?'

Jongin hanya mengangguk.

Sehun kembali dengan sebotol antiseptik, sedikit kapas dan selembar plester di tangannya. Yoona segera mengobati luka jongin dengan hati hati. dan menempelkan plester bermotif jaring laba laba ke dahi jongin dengan perlahan.

"Nah. Selesai. Sekarang, jongin bisa pipis lalu cuci tangan dan kaki kalian. Mengerti?"

Sehun mengacungkan ibu jarinya pertanda ia paham. Tapi jongin justru menunduk.

"Bi- bibi. Jongin sudah pipis. Di- di celana."

Jongin memanyunkan bibir bawahnya.

"Makhsudmu pempers?"

"Iya, itu"

Masih dengan menunuduk, Malu sekali rasanya mengakui dia masih pipis dipampersnya. Tapi jongin benar benar kelepasan saat dirinya terjatuh. Pertahanannya menahan kencingnya ambruk begitu saja.

Yoona dan sehun tertawa melihat ekapresi malu jongin

"Heii jangan malu begitu. Tidak papa jongin masih kecil. Itu kan memang gunanya pampers sayang. Tapi kalian harus tetap cuci kaki. Ayo."

Jongin segera turun dari kasur dan berlari kecil ke kamar mandi. Sehun tidak bisa menahan gelak tawanya melihat pantat bulat jongin yang terbungkus pampersnya bergoyang kekanan kekiri. Entahlah. Hanya terlihat imut saja di mata sehun. Sehun segera turun dan menyusul jongin ke kamar mandi. Yoona sedikit tenang sekarang. ia melangkah keluar meninggalkan kedua 'putra'nya.

...

Sehun membantu jongin yang tampak sedikit kesuaahan untuk naik kekasurnya. setelah jongin berhasil naik keranjangnya sehun menyusul dan tidur ditempat yang sudah disiapkan jongin sebelumnya. Tangan jongin tak bisa berhenti bermain dengan plester di dahinya. jonhin sempat melihat motif plesternya di cermin westafel saat ia dan sehun sedang mencuci tangan. Plester berlatar belakang biru donker dengan jaring laba laba dan beberapa gambar kepala spiderman. Jongin hanya berpikir itu motif yang keren.

"Jangan disentuh terus. Nanti sakit" jongin tak mengindahkan larangan sehun.

"Jongin jangan disentuh terus~" jongin masih mengabaikan sehun. Sehun jadi kesal sendiri. ditariknya tangan jongin kemudian ia peluk kedua tangan jongin beserta tubuh jongin. Mendekapnya erat.

"Hyung aku tidak bisa bergerak."

"Biar saja. Siapa suruh tanganmu tidak mau diam? Lagi pula aku ingin memeluk sesuatu."

"Kalau begitu peluk pinku pinku saja"

"Terlalu kecil. Tidak mau"

"Kau bileh memeluk teddyku"

"Tidak mau. Teddy tidak manis"

"Tadi kau bilang teddy manis seperti aku?"

"eh. Mm.. teddy ridak bisa bernafas. sudahlah. Ayo tidur."sehun memotong perdebatan kecil antara dirinya dan jongin sebelum dia kehabisan akal menjawab sanggahan jongin.

Salah satu tangan sehun semakin erat memeluk jonginnya. Sedang tangan lainnya mulai mengelus pelan kepala jongin. Sehun sanagat menyukai halus rambut jongin juga aroma strawberry yang akan menguar ketika sehun mengusak rambut jongin. tak butuh waktu lama untuk menidurkan jongin. Nafas teratur dan dengkuran halus jongin mulai terdengar. Jongin pasti lelah sekali. Pikir sehun. matanya terasa memberat dan sehun menyusul jongin dalam tidur nyenyaknya.

...

Yoona dan yuri melangkah masuk menuju kamar sehun. Ini sudah jam 7 malam. Saatnya makan malam.

"Apa jongin merepotkanmu?"

"Tidak sama sekali. Mereka mungkin sedang tidur sekarang"

"Tidur?"

"Ya, mungkin jongin lelah dan sehun menemaninya. Oh. Maafkan aku yul, tapi tadi jongin sempat terjatuh"

"Jatuh bagaimana? Ah dia pasti rewel"

"Sedikit. Tapi putramu benar benar menggemaskan!. Tadi aku mengganti pakaiannya dengan milik sehun karena kupikir dia tidak nyaman dengan celana jeansnya. dan kau tahu sendiri ukuran sehun dan jongin itu lumayan besar selisihnya. Jadi aku melipat bagian tangan dan kakinya. Tapi saat jongin berlari kekamar mandi lipatan celananya terlepas begitu saja lalu salah satu kakinya mungkin menginjak ujung celananya dan ya, jongin terjatuh."

" astaga. Apa putraku baik baik saja?"

"dia baik. Aku sudah mengobati lukanya. Kau bisa melihatnya dikamar sehun"

"Ah kau pasti lelah. Maaf ya jadi merepotkanmu"

"Kubilang berapa kali aku tidak merasa direpotkan yul. jongin sudah seperti anakku"

Keduanya saling melempar senyum berhenti melangkah saat sampai didepan kamar sehun

...

Sehun Baru saja tertidur beberapa saat yang lalu sampai ia merasakan seseorang dipelukannya ditarik oleh orang lain.

"Bibi? Jongin mau dibawa kemana?"

Matanya mengernyit karena cahaya lampu. Ia memilih bangun karena melihat jongin yang masih tertidur di gendong oleh mamanya.

"bibi akan membawa jongin pulang sayang. Ini sudah malam. Kalian bisa bermain bersama lagi besok" yuri tersenyum pada sehun dan mulai melangkah meninggalkan kamar sehun.

Yoona kembali menidurkan sehun -dengan teddy dan pinku pinku disampingnya- menyelimuti putranya dan mengecup keningnya lama.

Sedang mata sehun masih menatap sedih wajah jongin yang tertidur dipundak yuri. Yuri masih menunggu yoona menyelesaikan urusannya.

Pintu kamar sehun tertutup bersamaan keluarnya mommynya dari kamar. Seharusnya sehun bisa tidur lebih sore dan bermimpi indah lebih cepat dan lama karena ada jongin bersamanya. Tapi sekarang dia sendiri lagi. Rasa kantuknya seperti tidak membantunya untuk segera tidur kembali. Sehun sendiri dan kesepian.

Tbc

notes:

Karena ini masih fic ke dua dan yeah~ im a newbie. Wanna gimme some advice? '-' kritik, nasihat, atau apapun. Asal jangan bash -_-

mind to review?.-.