Semua cerita yang ditulis disini sebenernya adalah hasil RP (Role Play) antara aku dan Shikiru Nara di dunia nyata, lewat SMS pula. Mungkin banyak yang mainstream, tapi ya mau gimana lagi, namanya juga RP. Semuanya ga direncanain dan ngalir gitu aja. Ini karena kami berdua kurang kerjaan, padahal yang satu kerja dan yang satu lagi kuliah. Bisa dibilang sedikit pelarian dari stres akibat tugas-tugas yang numpuk hahaha.
Akibatnya, gara-gara keasikan dengan RP ini kami berdua sedikit menelantarkan proyek cerita masing-masing. Hehehe.
Ini hanyalah kumpulan momen-momen yang terjadi dalam kehidupan pernikahan mereka, ItaKyuu, dan beberapa sebelumnya. Semua cerita sengaja dibuat pendek, seenggaknya ga panjang-panjang amat.
Selamat menikmati J
Sei sebagai Itachi.
Shi-chan sebagai Kyuubi.
Timeline : 3 bulan menikah
"Kyuu, kau masih sakit?" Itachi berdiri di samping Kyuubi yang sedang terbaring di tempat tidur. Dengan lembut dia mengelus rambut merah istrinya itu.
Kyuubi masih bergelung dalam selimut. Dia sedang malas meladeni Itachi dan kekhawatirannya dan hanya menjawab singkat. "Hm."
Itachi memeriksa temperatur Kyuubi dan melihat angka yang tertera di termometer. "Kau masih sedikit demam. Sebaikanya kita ke dokter saja ya." Ini sudah hari kedua sejak Kyuubi sakit dan demamnya masih saja belum hilang. Wajar saja jika Itachi khawatir.
Kyuubi malah menutup muka dengan selimut dan menggeleng keras. "Tidak mau! Aku benci dokter!" Kelakuannya seperti anak kecil saja.
"Jangan begitu. Nanti kalau tambah parah bagaimana? Jangan seperti anak kecil," Itachi berkata sambil berkaca pinggang.
"Penyakitku tidak parah, keriput! Ini cuman demam biasa. Nanti juga sembuh sendiri." Kyuubi masih menutupi muka dengan selimut. Apapun yang terjadi dia tidak akan mengalah pada Itachi tentang hal ini.
Itachi menghela napas, dia sangat hapal kekeraskepalaan Uzumaki satu ini. Dia duduk di samping Kyuubi yang masih berbaring dan berbicara dengan tenang. "Setidaknya makan dulu. Sudah kubuatkan bubur."
Kyuubi membuka selimut sampai batas mata dan menatap Itachi. "Keriput, aku ingin ramen."
"Kau terdengar seperti Naru. Akan kuberikan jika kau menghabiskan buburnya dan juga meminum obatnya. Bagaimana?"
"Aku tidak mau bubur, rasanya tidak enak. Aku ingin ramen buatanmu sekarang juga."
Rengekannya semakin menjadi saja, tapi Itachi tidak akan kalah. "Tidak ada bubur, tidak ada ramen." Dia mengatakannya dengan nada tidak ada kompromi.
Kyuubi yang kesal berbalik badan dan memunggungi Itachi. "Keriput menyebalkan! Aku tak mau makan!"
"Kalau tidak mau ya sudah. Aku makan sendiri." Itachi berdiri dan berjalan ke pintu kamar. Saat akan keluar dia berkata lagi yang dia tahu akan mendapatkan reaksi dari istri tercintanya. "Padahal sudah kubuatkan. Bubur dan ramen." Dengan itu dia pun pergi menuju dapur.
Mendengar kata-kata Itachi, Kyuubi membalikan badan lagi memandangi kepergian suaminya. "Benarkah itu?" Dia segera beranjak dari tempat tidur dan menyusul Itachi pergi ke dapur. Karena demamnya belum hilang dengan sempoyongan dia berjalan menuju dapur. Belum sampai ke tempat tujuan dia harus beristirahat sejenak di dekat ruang makan akibat pusing yang menyerang. "Uh."
Di dapur Itachi menuang bubur dan ramen ke mangkuk yang berbeda. "Dasar rubah manja." Tapi Kyuubi yang manja adalah sesuatu yang dia suka karena biasanya Kyuubi selalu saja tidak jujur dan menyembunyikan perasaannya. Saat menaruh mangkuk tadi di atas meja makan dia mendengar suara Kyuubi yang mengeluh. Itachi menghampirinya dan mendapati Kyuubi yang sedang bersusah payah untuk berjalan menuju dapur. "Apa yang kau lakukan? Kau ini masih demam." Itachi segera menolong Kyuubi berjalan ke dapur.
"Uh, Tachi." Kyuubi bersandar pada pundak Itachi karena tidak kuat. Tangannya menggenggam erat lengan baju Itachi agar tidak jatuh.
Begitu sampai ke kursi Itachi mendudukkan Kyuubi disana. "Makan, ya. Aku akan menemanimu." Dia memberikan satu kecupan di kening Kyuubi lalu duduk di sebelahnya dan mengambil mangkuk bubur tadi. Kyuubi hanya mengangguk lemah dan membiarkan Itachi menyuapinya. Selama makan tangannya masih berpegangan erat pada lengan baju Itachi. Manis sekali. Itachi menyuapinya dengan sabar karena Kyuubi makan dengan sangat perlahan. Setelah habis Itachi mengelus kepala Kyuubi pelan. "Sekarang makan obatnya, ya." Genggaman Kyuubi pada Itachi harus terlepas karena Itachi harus mengambilkan obat untuknya. Dengan patuh dia meminum obat tersebut lalu bersandar pada kursi, menahan pusing. "Kau masih mau makan ramen atau mau kembali ke kamar?"
Kyuubi menggeleng pelan. "Aku ingin disini, tak mau makan lagi. Kau tak pergi ke kantor?"
Sebuah senyuman terukir di bibir Itachi. "Kau sakit, bagaimana aku bisa pergi ke kantor? Sudah kuserahkan pada Sasuke."
Kyuubi menatap Itachi sejenak lalu memalingkan muka. "Um, a-aku.. a-ah..lupakan." Dia merasa sedikit tidak enak karena Itachi harus libur kerja untuk mengurusnya yang sakit.
Melihat reaksi Kyuubi, Itachi tersenyum semakin lebar. "Kau yakin tidak ingin berbaring? Kepalamu masih sakit, kan? Nanti kutemani."
"Hm, terserah kau sajalah keriput." Kyuubi masih saja memalingkan muka.
Tanpa menunggu lagi Itachi segera memangku Kyuubi dan membawanya ke kamar. Dia membaringkannya perlahan lalu menyelimutinya. "Kau tidur lagi saja. Aku akan ada disini."
Kyuubi menutupi mukanya dengan selimut sampai batas pangkal hidung. Dia melirik sejenak pada Itachi lalu berbisik pelan. "Um, maaf karena aku kau jadi bolos bekerja dua hari." Dia segera menutupi seluruh muka dengan selimut karena malu.
Itachi mengacak rambut Kyuubi pelan. "Tidurlah. Kalau sudah sembuh nanti kita pergi ke tempat yang kau suka."
Selimut tadi dibukanya dan Kyuubi melirik Itachi lalu mendelik tajam. "Berhenti mengacak-acak rambutku, baka! Aku bukan anak kecil lagi!"
Itachi segera menarik tangannya dan terdiam. Lihat, Kyuubi yang tidak jujur muncul lagi, pikirnya. Padahal istrinya ini sedang sakit tapi dia jadi ingin menjahilinya kan. Itachi berdiri dan menatap Kyuubi. "Kalau begitu tidak perlu kutemani ya."
Kyuubi tentu saja tidak satu pikiran dengan Itachi dan menjadi kesal mendengar jawaban suaminya itu. "Ya sudah, pergi saja sana."
Itachi menatap sedikit lebih lama sebelum pergi meninggalkan Kyuubi untuk beristirahat sendirian. Begitu menutup pintu kamar dia menggeleng mengetahui sikap Kyuubi yang selalu seperti ini. "Rubah manja."
Di dalam kamar Kyuubi menatap kepergian Itachi untuk kedua kalinya. "Itachi bodoh! Dasar tidak peka!" Dia bangun dan duduk di atas tempat tidur sambil bersandar pada kepala ranjang. "Hm." Dengan mengabaikan rasa pusingnya dia berpikir sejenak tentang sikapnya dan juga sikap Itachi padanya. Semakin lama dia semakin kesal lalu mengacak-acak rambutnya sendiri. "Hah, dasar keriput sialan!" Karena penasaran, sekali lagi dia berajak dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar dengan mengendap-endap untuk mengintip Itachi dari kejauhan.
Yang diintip sedang berada di ruang tengah dengan laptop terbuka dan sedang mengetik sesuatu. Mata onyx-nya menatap layar laptop serius. "Hm, merepotkan." Dia sedang mencari tempat berlibur yang bagus untuk nanti dia dan Kyuubi pergi setelah Kyuubi sembuh. Tapi dia tidak menemukan tempat yang bagus, atau ada saja yang dia rasa kurang. Dia mengetik lagi beberapa keyword yang berbeda lalu membaca lagi. Dari sekian sumber yang dia dapatkan sama sekali tidak ada yang memuaskan dan membuatnya menjadi kesal. "Sial." Dengan kesabaran yang semakin menipis dia mengetik lagi dan membaca dengan serius sampai akhirnya dia berdecak kesal. "Aarrrgh!" Dengan setengah dibanting laptop ditutupnya lalu dia menyandarkan kepala di sofa sambil menutup mata. Padahal dia sudah berjanji akan membawa Kyuubi berjalan-jalan. Mungkin dia harus mencari lagi besok, karena saat ini dia sudah tidak mood. Itachi membuka mata perlahan dan bangkit untuk kembali ke kamar. Dia butuh Kyuubi saat ini.
Kyuubi sempat melihat Itachi yang kesal dan marah-marah dan menatap bersalah dari kejauhan. 'Aku memang tak berguna. Maafkan aku, Tachi.' Dengan pemikiran seperti itu dia kembali ke kamar dan menutup pintu pelan. Dia kira Itachi marah karena sikapnya tadi dan karena Kyuubi selalu saja bersikap egois padahal Itachi begitu peduli padanya dan selalu menjaganya.
Pintu kamar terbuka menandakan Itachi masuk. Begitu kagetnya Kyuubi ketika merasakan Itachi berbaring di sampingnya dan memeluk dari belakang. Pertahanannya hancur dan Kyuubi perlahan menangis diam sambil menggenggam tangan Itachi erat.
"Kenapa menangis?" Itachi berkata begitu pelan sambil menenggelamkan wajahnya di punggung Kyuubi.
Tangan Kyuubi semakin kuat menggenggam kedua lengan Itachi dan kali ini menangis tesedu-sedu. "Ma-maaf," Kyuubi berbisik sangat pelan.
Itachi tidak begitu mengerti, apa sikapnya tadi berlebihan sampai membuat seseorang yang dicintainya meminta maaf dan menangis seperti ini? Dengan perlahan Itachi membalikan badan Kyuubi agar mereka berhadapan. Itachi menghapus air mata Kyuubi dengan lembut dan menatapnya penuh cinta. "Sudahlah, aku juga minta maaf. Berhenti menangis. Nanti demammu naik lagi."
Kyuubi memeluk Itachi erat dan menggeleng pelan. "Maaf. Maaf. Maaf. Aku tak berguna, maafkan aku Tachi."
Itachi mengelus punggung Kyuubi pelan. "Kau berguna, Kyuu. Kau berarti bagiku." Kata-katanya sepertinya berefek tapi Kyuubi masih menangis pelan dalam pelukan Itachi. Itachi memeluk balik Kyuubi dan mengecup kepala Kyuubi. "Aku sayang padamu, Kyuu."
"A-aku juga." Pelukannya semakin erat.
Itachi tersenyum dan bergeser agar mereka semakin berdekatan. "Kita tidur saja. Aku sedang tidak ingin beranjak."
Kyuubi sedikit melonggarkan pelukannya dan menatap Itachi. "Sekali lagi terima kasih, Itachi." Kyuubi mengecup sekilas pipi Itachi dan segera menyembunyikan wajah merahnya pada pelukan suami tercinta. Jika dipeluk dan diperhatikan seperti ini besok pagi dia pasti sembuh. Untuk masalah ramen, kita lupakan saja ya.
