Hetalia - Axis Powers (c) Himaruya Hidekazu

Author : NESIAKAHARANI LIIDNM

-03/10/2016-1P! vs 2P!

.

.

.

.

-In Japan's House-

Di ruang tengah...

"Kami sangat senang dapat mengunjungimu, Kiku... Makanan

buatanmu selalu enak!" Ujar Feliciano dengan mata segaris (?) setelah ia dan Ludwig selesai menyantap makanan yang memang disajikan oleh Kiku dan Sakura.

Kiku berdeham pelan, mengambil cangkirnya (Massa : Emang Kiku punya cangkir?), lalu meminum teh melatinya sampai habis tak bersisa (Massa : Emang di Jepang ada teh melati?)

"Oh, saya senang sekali. Terima kasih untuk pujiannya, Feliciano-san..." ujarnya pelan, sembari meminum lagi teh random (?) miliknya.

Feli berujar lagi. "Mari kita isi liburan kita dengan jalan-jalan di luar! Mungkin kita akan bertemu beberapa gadis cantik.."

"Oh, uhm..." Kiku tampak tidak yakin.

"Jangan aneh-aneh, Feliciano..." kata Ludwig sambil melipat jaket angkatan Nazi (?) hijau tua miliknya.

Di balik pintu ruangan itu, ada 3 pasang warna dengan warna yang berbeda mengawasi mereka.

Urut bertumpuk dari atas...

Lavender...

Violet...

Red Blood...


Pemilik masing-masing iris 'unik' itu, rupa-rupanya mereka adalah bagian 2P!Hetalian (The Second Players Of Hetalia) yang ingin menculik 1P!Hetalia mereka.

Luciano Vargas... Pemilik iris Violet. 2P!Italy. Sering bertindak seperti pemimpin di Axis-Powers. Memiliki sebilah pisau yang selalu dibawanya. Mudah tersulut emosi.

Lutz... Pemilik iris Lavender yang sifatnya loyal. 2P!Germany Ia adalah yang paling tinggi diantara 2P!TrioAxis.

Terakhir. Honda Kuro... Pemilik iris Red Blood. 2P!Japan. Ia karakter yang pendiam, bicara seiritnya (?), sifat dingin nan kalem, sekali senyum buat para gadis sempoyongan (?), selalu membawa katananya di tangan kanan.

Mereka bertiga adalah 2P!Axis. Dengan sifat yang cukup bertolak belakang diantara mereka.

Feliciano yang lemah, periang, dan koplak (?); Luciano yang mudah sekali marah, dan galak.

Ludwig yang selalu sangat patuh pada buku (?); dan Lutz yang selalu bertindak sekenanya dan loyal.

Kiku yang pendiam, kalem, dan kolot (?); dengan Kuro yang jauh lebih pendiam, kalem, mudah marah, dan lain-lain (?).

Luciano berbalik. Ia mnyeringai sambil menatap Lutz dan Kuro di hadapannya...

"Okay, aku memiliki sebuah rencana... Pada waktu Ludwig keluar dari ruangan, kita dapat dengan mudah menangkap Kiku dan Feliciano..." ujar Luciano. "... Lalu ketika Ludwig kembali, kita beri ia surprise dari belakang. Dan kemudian-"

Ting turung ting tung tirintung~!

Tung, tirintung tung ting tung~!

-Perkataan Luciano terpotong ketika ponsel yang dibawa Lutz berbunyi. Lutz dan Luciano menghela nafas...

"Kita ada meeting sekarang..." ujar Lutz setelah ia membaca SMS dari ponselnya. Luciano menghela nafas lagi.

"Apa mereka tak tahu kalau kita amat sangat sibuk sekarang?" Katanya pelan, namun dengan nada jengkel.

Lutz menjawab. "Mereka mengatakan kalau meeting yang amat dadakan ini jauh lebih penting daripada apa yang kita lakukan sekarang..."

"What...?"

"Just go!" Ujar Kuro sambil berlalu saja di depan Luciano dan Lutz.

Lutz memincingkan matanya.

"Baik!" Kata Luciano geram.

-TO BE CONTINUED-