Chapter 1

"Eomma! Appa!"teriak seorang anak kecil. Ia berlarian di lorong rumahnya,ia terlihat berantakan dengan celemek yang terlihat kotor masih terpasang ditubuh kecilnya. Ia mencari-cari keberadaan ibu dan ayahnya dengan mata yang berbinar-binar dan senyum yang terlukis indah dibibirnya menambah kesan imut pada bocah laki-laki itu.

"Eomma! Appa!"teriaknya lagi dengan lebih antusias saat dirinya berhasil menemukan kedua orang tuanya.

"Ada apa Luhannie sayang? kenapa kau sangat berantakan?" tanya ibunya nya lembut sambil memeriksa sekujur tubuh Luhan. Luhan -bocah laki-laki itu- menarik-narik kedua orang tuanya bersemangat.

"Ikut aku." jawab Luhan.

"Kita mau kemana?" kali ini ayah nya yang bertanya.

"Ke dapur,aku ingin memperlihatkan sesuatu." ujarnya antusias. Kedua orangtuanya saling berpandangan.

Setibanya mereka didapur, Luhan langsung berlari menuju lemari makanan dan mengeluarkan sesuatu.

"Lihat!aku berhasil membuatnya!aku berhasil membuat Eclaire seperti yang kalian ajarkan!"ujarnya antusias. Ibu dan ayahnya melihat Eclaire yang dibuat oleh Luhan dan kemudian memandang Luhan bangga.

"Wah!Luhannie hebat!"ibunya langsung memeluk Luhan dengan erat. Luhan hanya tersipu malu mendengar pujian itu.

"Kau berhasil membuatnya eoh?Kerja bagus Luhan."ayahnya mengacak-ngacak rambut madu Luhan sambil tersenyum bangga.

Luhan tersenyum senang."Apa aku bisa jadi seperti kalian saat aku dewasa nanti?"tanya Luhan dengan mata berbinar-binar.

"Tentu saja sayang,kau akan menjadi pattiesier hebat dimasa depan."jawab ibunya nya tulus.

"Benarkah?!apa aku juga akan jadi sehebat kalian?"tanyanya lagi.

"Asalkan kau mau belajar dan terus berusaha,kau akan jadi hebat-ah ani kau bahkan akan jadi lebih hebat dari kami"mata Luhan berbinar dengan gejolak tekad yang kuat terpancar disana.

"Jinja?!kalau begitu aku akan terus berlatih dan suatu saat aku akan mengalahkan appa dan eomma"ujarnya semangat sambil melemparkan tinju keudara. Kedua orangtuanya hanya tertawa pelan melihat tingkah Luhan. Luhan berhambur kepelukan ayah dan ibunya.

"Berjanjilah kalian akan selalu bersamaku"ujar Luhan disela-sela pelukan mereka.

"Kami akan selalu bersamamu sayang."balas ibunya. Luhan tersenyum senang lebar mendengar perkataan orang yang paling disayang nya itu.

"Gomawo appa,eomma.."Luhan mengeratkan pelukannya dan tersenyum bahagia bersama kedua orangtuanya.

.

.

.

.

PATTISIER IN LUV

.

T

.

HUNHAN & ALL EXO MEMBER

.

SCHOOL LIFE,FRIENDSHIP,ROMANCE

.

BL

.

Adeliapple

.

Luhan terbangun dari tidurnya,sekelebat memori tentang masa lalunya berputar diotaknya.seperti kaset yang mengulang terus-menerus. Luhan menghela nafas dan mengusap wajahnya kasar. Ia bangkit dari tempat tidurnya lalu berjalan ke kamar mandi.

15 menit kemudian

Luhan turun dengan seragam yang sudah rapi.

"Pagi eomma"sapanya ceria pada Jaejoong yang sedang menyiapkan sarapan didapur.

Jaejoong menoleh dan tersenyum manis pada Luhan. Memperhaikan penampilan Luhan dari atas hingga bawah. "Pagi juga sayang. Aigoo..lihat anakku yang satu ini,begitu tampan,imut dan juga sangat menggemaskan."ujar Jaejoong sembari mencubit pelan pipi Luhan.

"Aku ini tidak imut dan menggemaskan,aku ini tampan dan juga manly." Luhan melipat kedua tangannya didepan dada sambil berujar kesal. Jaejong menatap dengan tatapan tidak percaya pada apa yang dikatakan anak lelakinya itu. Terlalu percaya diri nampaknya.

"Dimana appa?"tanya Luhan yang tak mendapati Yunho di dapur.

"Masih bersiap."jawab Jaejong sambil memberikan sarapan pada Luhan.

"Mwoya?!masih bersiap?!"Luhan mengulang perkataan Jaejong dengan ekspresi yang berlebihan dan tatapan tidak percaya. Ditambah dengan matanya yang membulat lucu. Apanya yang tidak imut -.- .

"Ekspresi mu berlebihan."ujar Yunho menepuk kepala Luhan pelan. Luhan sontak menoleh kearah Yunho.

"Aishh, appa cepatlah..aku ingin berkunjung kesuatu tempat."Luhan mempout kan bibirnya.

"Ketempat itu lagi eoh?"tanya Yunho. Yunho mendudukkan dirinya didepan Luhan.

"Iya."jawab Luhan antusias."Aku akan tinggal di asrama sebentar lagi. Aku tidak yakin akan punya waktu luang untuk mengunjungi mereka."

"Baiklah,baiklah."ujar Yunho akhirnya.

"Apakah kau harus tinggal diasrama?"tanya Jaejong dengan raut sedih bercampur tidak rela. Ia belum siap berpisah dengan keponakannya itu.

"Ne eomma,itu sudah menjadi peraturannya,bahwa setiap siswa wajib tinggal diasrama."jelas Luhan. Sedikit tak tega juga meninggalkan bibi yang selama ini merawatnya. Luhan bahkan sudah menganggap Jaejoong seperti ibu kandungnya sendiri.

"Aku tau,tapi-"

"Sudahlah sayang,lagipula dia pergi kesekolah itu untuk mengejar impiannya."potong Yunho. Melemparkan senyuman lembut kearah istrinya itu.

"Huwaaa...tapi tetap saja,aku mengkhawatirkanmu. Bagaimana jika kau sakit?bagaimana jika ada yang berbuat jahat padamu?bagaimana jika-"belum sempat Jaejoong menyelesaikan kalimatnya,Luhan sudah memeluknya dengan erat. Ia tau ibunya tidak akan berhenti berbicara tidak masuk akal jika dibiarkan.

"Eomma tak perlu khawatir,aku bisa menjaga diriku sendiri. Lagipula aku ini kuat."ujar Luhan tersenyum bangga dengan kalimat terakhirnya. Luhan tersenyum lembut kearah jaejoong.

Jaejoong balas tersenyum."Kau jaga diri baik-baik ne? eomma akan selalu mendoakanmu dan mendukungmu. Hwaiting!"Jaejoong menyemangati anaknya itu walaupun disatu sisi dia masih tidak rela.

Yunho tersenyum melihat Luhan dan istrinya itu. 'Sepertinya Luhan akan menjadi hebat sepertimu,hyung.'ujar Yunho dalam hati.

"Ne..eomma juga,jaga kesehatanmu,jangan sampai sakit."Luhan memeluk Jaejoong sekali lagi.

"Apa kau sudah mengemas semua keperluanmu?"tanya Jaejoong.

"Sudah."jawab Luhan menunjuk kopernya.

"Kalau begitu,kalian sarapanlah dulu sebelum berangkat."ujar Jaejoong pada Luhan dan juga Yunho.

"Ne."sahut Luhan dan Yunho berbarengan.

.

.

.

.

.

"Eomma,sampai ketemu akhir semester nanti!"teriak Luhan dari dalam mobil sambil melambaikan tangannya.

"Ne! Hati-hati dijalan!"balas Jaejoong setengah berteriak. Mobil Yunho pun mulai bergerak dan perlahan-lahan menghilang dari pandangan Jaejoong."Dan...semoga berhasil."

.

.

Luhan tiba di tempat yang ingin dikunjunginya sebelum berangkat kesekolah barunya,setelah membeli bunga terlebih dahulu. Luhan berjalan di kumpulan makam yang ada di tempat itu. Akhirnya ia berhenti di depan dua buah makam yang bersebelahan.

"Annyeong...eomma,appa."sapa Luhan sambil meletakkan bunga yang tadi dibelinya diatas dua makam itu.

"Bagaimana kabar kalian hari ini?"tanyanya lagi yang tentu saja tidak akan mendapatkan jawaban.

"Aku baik-baik saja. Tidak perlu khawatir bibi merawatku dengan baik."Luhan tertawa pelan."Apa kalian bahagia disana?kuharap kalian bahagia,karna..aku bahagia disini,walaupun...tanpa kalian."ujar Luhan sembari tersenyum lembut kearah makam kedua orangtuanya,berusaha keras menahan tangisannya.

"Aku.."kata-katanya berhenti."..akan menggapai mimpiku sebentar lagi,dan aku berharap.."suaranya mulai bergetar."kalian ada disini saat waktu itu datang."lelehan air mata mulai membasahi pipinya.

Luhan buru-buru mengelap air matanya."Maaf..padahal aku sudah berjanji tidak akan pernah menangis lagi."Luhan tertawa hambar. Menatap makam kedua orang tuanya sendu. Luhan tidak pernah menangis didepan orang lain kecuali..didepan kedua orangtuanya.

"Aku pasti terlihat lemah saat ini..tapi percayalah..aku sudah lebih kuat saat ini."Luhan bangkit sambil tersenyum lebar."Dan aku akan mengalahkan kalian suatu saat nanti. Lihat saja."sambungnya dengan senyum bangga.

Luhan melirik jam tangannya."Ah!aku sudah hampir terlambat. Aku pergi dulu,sampai jumpa eomma,appa."Luhan membungkuk singkat kemudian beranjak dari sana.

.

.

.

"Sudah selesai?"tanya Yunho yang sedang bersandar pada pintu mobilnya.

"Sudah. Ayo, aku hampir terlambat."Luhan masuk terburu-buru kedalam mobil.

Yunho melempar tatapan tidak percaya mendengar perkataan Luhan. 'Padahal salahnya sendiri kenapa begitu lama disana' batin Yunho. Yunho masuk kemobilnya lalu mobil mereka perlahan bergerak memasuki padatnya lalu lintas di kota Seoul.

.

.

.

"Wuoooo...apa ini sekolah baruku?!"teriak Luhan histeris sambil menempelkan kening dan kedua tangannya di jendela.

"Tidak perlu berteriak seperti itu."ujar Yunho kesal sembari menutup sebelah telinganya.

"Jadi benar ini sekolah baruku?!"tanya Luhan masih histeris. Sedikit tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Luhan melihat sekolahnya dari balik jendela mobil. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan ke gedung utama sekolahnya untuk menemui kepala sekolah yang notabenenya adalah teman baik ayahnya. Bayangkan saja, dari gebang ke gedung utama saja membutuhkan beberapa menit memakai mobil. Kalian tidak akan percaya,kawasan sekolah ini sangat luas,seperti sebuah pulau. Lihatlah gedung-gedung tinggi yang terlihat di sepanjang perjalanan. Luhan sendiri bahkan tidak tau apa fungsinya gedung-gedung itu. Sekolah ini juga terlihat sangat sejuk dengan pepohonan-pepohonan yang tinggi menjulang. Akan menghabiskan banyak waktu jika ditempuh dengan berjalan kaki. Luhan hanya bisa memandang takjub.

Luhan akhirnya sampai di gedung utama sekolah itu. Begitu mereka turun, Yunho langsung mengajak Luhan keruang kepala sekolah. Yunho mengetuk pintunya pelan.

"Silahkan masuk."ujar seseorang dari dalam ruangan itu.

Yunho membuka pintu jati itu perlahan. Yunho masuk diikuti oleh Luhan. Sang pemilik ruangan yang menyadari siapa yang masuk langsung mengalihkan pandangannya kearah Yunho dan Luhan.

"Ah!kalian sudah datang."ujarnya semangat."Silahkan duduk."

Yunho dan Luhan mendudukkan dirinya di sofa ruangan itu.

"Ya Heechul,lama tidak bertemu."sapa Yunho.

"Begitulah,kita sama-sama sibuk."ujar namja cantik yang dipanggil Heechul itu."Jadi...apa ini Luhan?"tanyanya pada Yunho.

"Ne."jawab Yunho. Luhan yang merasa namanya disebut langsung berdiri dan membungkukkan badannya.

"Annyeonghaseyo, Lu Han imnida."Luhan memperkenalkan dirinya.

"Aku sudah mengenalmu. Namaku Heechul."ujar Heechul sambil tersenyum.

"Kau mengenalku?"Luhan bertanya dengan mata membulat.

Heechul tertawa pelan melihat ekspresi Luhan."Tentu saja. Yunho banyak bercerita tentangmu dan aku juga salah satu sahabat orangtuamu."

"Appa bercerita apa tentangku?"tanya Luhan pada Heechul dengan setengah berbisik dengan tatapan sedikit takut. Kalau-kalau saja appanya itu menceritakan hal buruk tentangnya.

"Hanya hal-hal kecil."jawab Heechul dengan setengah berbisik juga. Luhan hanya mengangguk.

"Tidak perlu sampai berbisik."ujar Yunho malas. Luhan hanya nyengir mendengar perkataan Yunho.

Luhan kembali beralih pada Heechul. "Jadi kapan aku akan mulai bersekolah?"

"Kau akan mulai mengikuti kelas besok,tapi kau akan pindah keasrama hari ini. Aku sudah memanggil teman satu asramamu untuk menjemputmu,kurasa sebentar lagi dia akan datang. Dia akan menjelaskan semua tentang sekolah ini padamu nanti"jelas Heechul panjang lebar. Luhan mengangguk mengerti.

.

Selang beberapa menit,pintu ruangan Heechul diketuk.

"Silahkan masuk."ujar Heechul. Orang yang mengetuk pintu itu masuk perlahan.

"Permisi,saya Do Kyungsoo."ujar Kyungsoo sopan.

"Ne,perkenalkan Do Kyungsoo ini Lu Han, Lu Han ini Do Kyungsoo."Heechul memperkenalkan Luhan pada Kyungsoo.

"Lu Han imnida."Luhan membungkuk singkat kemudian tersenyum canggung kearah Kyungsoo. Kyungsoo balas tersenyum.

"Baiklah,mulai sekarang kau akan satu asrama dengan Kyungsoo."kata Heechul pada Luhan.

"Khamsahamnida,Heechul-ssi."Luhan membungkuk singkat.

"Bukan masalah,kalian boleh pergi ke sekarang."jawab Heechul.

Luhan berjalan kearah Yunho kemudian memeluknya."Appa,gomawo.."ujar Luhan tulus. Yunho balas memeluk Luhan. "Belajarlah dengan giat,buat orang tuamu dan kami bangga."Yunho menepuk-nepuk punggung Luhan pelan. Luhan melepas pelukannya.

"Tentu saja. Aku pasti akan membuat kalian bangga. Titip salam untuk eomma, dia pasti masih mengkhawatirkanku. Bilang padanya aku akan baik-baik saja."ujar Luhan tersenyum lebar kemudian keluar dari ruangan Heechul setelah pamit terlebih dahulu.

"Aku tidak menyangka dia akan tumbuh secepat ini."tutur Yunho setelah Luhan pergi.

"Aigoo..perkataanmu seperti akan melepaskan anakmu pergi berperang saja."cibir Heechul.

.

.

.

.

Luhan dan Kyungsoo berjalan beriringan menuju asrama mereka.

"Jadi..apa tujuanmu masuk kesekolah ini?"tanya Kyungsoo membuka percakapan. Masih sedikit canggung.

"Tujuanku?tentu saja menjadi Pattisier profesional seperti orang tuaku."jawab Luhan sambil tersenyum lebar.

"Apa orang tuamu seorang Pattisier?"tanya Kyungsoo lagi dengan mata bulatnya yang menatap Luhan penasaran.

"Ne. Dan mereka sangat hebat menurutku, aku akan mengalahkan mereka suatu saat nanti dan menjadi nomor satu didunia."ujar Luhan antusias sambil mengepalkan tangannyaa. Kyungsoo hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Lalu?bagaimana denganmu?apa tujuanmu?"tanya Luhan balik. Menatap Kyungsoo dengan mata berbinar-binarr

"Bisa dibilang sama denganmu."jawab Kyungsoo balas menatap Luhan.

"Jadi sekolah ini khusus Pattisier?apa namanya?"Luhan bertanya dengan polos.

Kyungsoo menatap Luhan tak percaya."Kau pindah ke sekolah ini tanpa tau namanya?".

"Hehe...begitulah.."Luhan cengengesan."Pamanku menyuruhku pindah ke sekolah ini,dia bilang aku bisa mewujudkan mimpiku disini,jadi tanpa pikir panjang aku langsung mengiyakannya tanpa bertanya lebih lanjut."lanjut Luhan polos.

"Tapi setidaknya-ah sudah lupakan."ujar Kyungsoo.

"Jadi apa nama sekolah ini?"tanya Luhan tak sabaran.

"Internasional Pattisier High School of Korea."jawab Kyungsoo malas.

Luhan cengo."I-internasional?!"

"Iya. Kenapa?"tanya Kyungsoo bingung dengan reaksi Luhan yang berlebihan.

"Pantas saja sekolah ini sangat besar!"Luhan melihat kesekeliling sekolahnya."Tapi kenapa sepi sekali?"

"Karena ini kawasan yang tidak diboleh dimasuki oleh para murid." Kyungsoo menjelaskan.

"Sepertinya aku harus banyak belajar tentang sekolah ini."

Kyungsoo menepuk bahu Luhan."Tenang saja,aku akan membantumu."Kyungsoo tersenyum lebar.

Luhan menatap Kyungsoo dengan mata berbinar."Kyung,kau yang terbaik!"ujarnya berhambur kepelukan Kyungsoo.

"Lu,jangan berlebihan. Aku temanmu,tentu saja aku akan membantumu."ujar Kyungsoo berusaha melepaskan pelukan Luhan.

"Gomawo."Luhan melepas pelukannya. sambil tersenyum . Mereka kembali berjalan."Apa asramanya masih jauh?"Luhan mulai merasa lelah berjalan.

"Sebentar lagi. Kau lihat mansion itu."tunjuk Kyungsoo pada sebuah mansion yang cukup megah."Itu asrama kita."

"Kalau begitu ayo cepat!"Luhan menarik tangan Kyungsoo agar berjalan lebih cepat.

Akhirnya mereka sampai di asrama mereka. Mansion itu terlihat cukup menyeramkan tetapi sangat megah. Kyungsoo membuka pintu utama mansion itu.

"Ah Kyungsoo-yah,kau sudah kembali?"tanya seorang wanita paruh baya.

"Ne Jieun-ssi."balas Kyungsoo sedikit membungkuk.

"Jadi ini anak baru itu?"Jieun menoleh kearah Luhan.

"Annyeonghaseyo, Lu Han imnida."Luhan membungkukkan badannya sekilas.

"Aku Kim Jieun, aku ibu asrama disini."balas Jieun tersenyum lembut.

"Ne Jieun-ssi."Luhan balas tersenyum.

"Kyungsoo-yah,antarkan dia ke kamarnya."Kyungsoo mengangguk.

"Ayo."ajak Kyungsoo. Luhan membungkuk singkat pada Jieun kemudian berjalan mengikuti Kyungsoo.

.

.

.

Luhan berbaring di tempat tidurnya. Ia baru saja selesai mengemas barang-barangnya. Kyungsoo sudah pergi satu jam yang lalu. Kini ia benar-benar lelah,matanya mulai menutup perlahan dan akhirnya Luhan terbang ke alam mimpi.

Luhan terbangun dari tidurnya saat mendengar suara ketukan di pintu kamarnya. Luhan mengerjap-ngerjap pelan lalu bangkit dari tidurnya kemudian berjalan kearah pintu dengan setengah sadar. Ia membuka pintu sambil mengucek-ngucek matanya.

"Hai Lu."sapa Kyungsoo.

"Ada apa?"tanyanya pada Kyungsoo dengan suara serak dan setengah mengantuk.

"Pesta penyambutan."Kyungsoo tersenyum menunjuk beberapa orang yang ada dibelakangnya.

"Hai."sapa mereka berbarengan.

"Ngg...silahkan masuk."walaupun Luhan masih sedikit bingung dia tetap mempersilahkan Kyungsoo dan orang-orang yang tidak dikenalnya masuk kekamarnya.

"Aku Kim Jongdae. Kau bisa memanggilku Chen." Chen memperkenalkan diri pertama kali

"Aku Zhang Yixing. Panggil saja aku Lay." lanjut seseorang dengan lesung pipit yang terlihat jelas ketika ia tersenyum.

"Byun Baekhyun. Biasanya aku dipanggil Baekhyun. Salam kenal Luhannie! " ujar Baekhyun kelewat semangat.

Luhan hanya mengangguk kemudian ia memperkenalkan dirinya."Aku Lu Han, salam kenal."

Setelahnya perkenalan singakat meereka hanya berbincang-bincang,membicarakan hal-hal kecil seperti 'berapa umurmu?' 'darimana asalmu?' 'sejak kapan kau mulai memasak?' dan hal-hal kecil lainnya.

"Hyung,Kau dari China?!"tanya Baekhyun kaget saat Luhan bilang kalau ia dari China.

"Ne." Luhan mengangguk singkat.

"Tapi kenapa bahasa Koreamu lancar?"Baekhyun kembali bertanya.

"Aku lahir di China,tapi tinggal lama di Korea."tutur Luhan. Baekhyun mengangguk paham.

Dan percakapan pun berlanjut. Luhan baru tau ternyata Yixing juga dari China. Mereka berbincang-bincang sampai larut malam dan akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke kamar masing-masing.

"Hyung,kami akan menjemputmu besok." ujar Kyungsoo sebelum ia pergi. Luhan mengangguk. Menutup pintu begitu teman-temannya berjalan menjauh.

Luhan kembali berbaring ditempat tidurnya,ia mengambil handphone nya.

To: Eomma

Aku mendapat banyak teman baru.

Send.

Setelah ia mengirim pesan pada Jaejoong,ia memutuskan untuk kembali tidur. 'Sepertinya besok akan menyenangkan.' batin Luhan.

.

.

.

.

Luhan sudah siap berangkat ke sekolah. Ia sudah mengenakan seragamnya dengan rapi. Luhan melirik handphone nya begitu pesan itu berbunyi. Ada pesan masuk.

From: Eomma

Wah!Benarkah?

Apa mereka bersikap baik padamu?

.

To: Eomma

Ne,eomma :D

Mereka sangat baik padaku..

TOK TOK TOK

Luhan menoleh kearah pintu yang diketok secara tidak sabaran itu. Ia membuka pintu untuk melihat siapa yang mengetuk.

"Sudah siap berangkat,greeny?"Kyungsoo tersenyum lebar.

"Aishh..jangan memanggilku greeny."omel Luhan

"Haha.."Kyungsoo tertawa melihat ekspresi kesal Luhan. "Jadi apa kau sudah siap?"tanya Kyungsoo lagi.

"Sudah."sahut Luhan tidak bisa menyembunyikan rasa bersemangatnya.

"Kalu begitu ayo berangkat."ajak Kyungsoo. Luhan menutup pintu kamarnya lalu berjalan disamping Kyungsoo.

"Umm..mana Chen,Lay,dan Baekhyun?"Luhan tidak melihat mereka bersama Kyungsoo.

"Mereka sudah berangkat duluan. Ada keperluan katanya."jawab Kyungsoo. Luhan hanya mengangguk.

"Buku apa itu?"tanya Luhan melihat Kyungsoo yang membawa cukup banyak buku.

"Ah,ini? ini buku yang kupinjam dari perpustakaan. Aku ingin mengembalikannya."jawab Kyungsoo.

"Sini kubantu." Luhan mengambil beberapa buku dari tangan Kyungsoo.

"Gomawo." ujar Kyungsoo.

"Never mind." balas Luhan sambil tersenyum.

Akhirnya setelah melewati perjalanan yang panjang dan penuh rintangan/? mereka sampai di gedung sekolah mereka. Mereka berjalan di koridor,mereka akan keperpustakaan terlebih dahulu untuk mengembalikan buku. Koridor itu dipenuhi oleh para murid. Saat mereka sedang berjalan ada yang memanggil Kyungsoo.

"Kyungsoo!"teriak seseorang. Sontak Luhan dan Kyungsoo menoleh.

"Oh,pagi Xiumin." sapa kyungsoo pada Xiumin-orang yang berteriak tadi-.

"Pagi."balasnya sambil tersenyum.

"Ada apa?"tanya Kyungsoo.

"Tidak ada."jawab Xiumin santai.

"Lalu kenapa kau berlari sambil berteriak?"Kyungsoo facepalm.

"hehe.."Xiumin nyengir kuda.

"Kau habis darima-""Ehem!"Luhan berdehem. Entah kenapa ia merasa tidak dianggap disini.

Kyunsoo sontak menoleh kearah Luhan. "Kau kenapa Lu? kau sakit? Padahal ini hari pertamamu." Kyungsoo bertanya polos. Luhan seketika cengo mendengar pertanyaan Kyungsoo.

"Dia siapa?"tanya Xiumin pada Kyungsoo.

"Ah,perkenalkan, Xiumin ini Luhan,Luhan ini Xiumin." Luhan menjabat tangan Xiumin.

"Luhan."

"Xiumin."

Saat mereka sedang mengobrol,tiba-tiba ada seorang yang menabrak mereka. Akibatnya buku-buku yang dipegang Luhan terjatuh.

"Jangan menghalangi jalan. Koridor ini bukan milikmu."ujar Sehun-orang yang menabrak mereka- dingin kemudian berjalan pergi.

Luhan menatap tidak percaya pada orang yang sekarang dengan santainya berlalu pergi begitu saja."Apa-apaan dia?! kurang ajar sekali. Sepertinya dia harus diberi pelajaran." Luhan mengambil buku yang dibawanya tadi dan bersiap melempar sehun. Kyungsoo yang melihat itu langsung mencoba menahan Luhan.

"Lu tu-tunggu! Di-dia itu -"

BLETAK

Terlambat.

Luhan sudah melempar Sehun dan entah bisa dibilang keberuntungan atau tidak buku itu tepat mengenai kepala Sehun,sekali lagi TEPAT MENGENAI KEPALA SEHUN!. Sepertinya Luhan sudah bosan hidup. Seketika koridor itu menjadi sunyi. Tidak ada yang tidak terkejut melihat aksi ekstrem Luhan begitupun Kyungsoo. Ia sudah menatap Sehun panik. Sehun memungut buku yang telah mencium kepalanya dengan mesra itu. Sehun berbalik kearah Luhan. Kyungsoo semakin panik. Aura mencekam menguar dari tubuh Sehun membuat siapapun tidak berani menatapnya. Kecuali Luhan yang sekarang sedang menatap Sehun dengan raut penuh kekesalan.

"Ini punyamu?" tanya Sehun dingin. Kyungsoo menahan nafasnya mendengar suara Sehun,begitupula para siswa yang ada di koridor itu. Kyungsoo mencoba mengalihkan pandangannya.

'Tamatlah sudah..' batin Kyungsoo.

.

.

.

.

.

TBC

A/N

Bagaimana?bagaimana?baguskah?atau membosankan?

Tolong saran dan kritikkannya. Saya author baru yang masih perlu belajar dan dihajar/?

Saya akan melanjutkan kalau ada yang suka,walaupun itu hanya satu orang TvT

Mohon dukungannya '-')/

Review juseyo~

TTD

Adeliapple