Hetalia: Axis powers by Hidekaz Himaruya

Warning: OOC, Typos, etc

Pairing: AmeBel (America x Belarus) one side BelaPan (Belarus x Japan)


Bukan Dia, Tapi Aku!

Cp: 1. Ia kembali!

"Jika itu menyangkut masa depanmu, aku tak bisa menahanmu" tukas gadis itu.

"Natalia, jangan menangis! Aku akan kembali, aku berjanji!" pemuda itu mencoba menenangkan gadis yang dihadapannya ini tengah menangis.

"Aku akan menantimu, Alfred F Jones…"

Sudah hampir 3 tahun sejak kepergiannya. Ia berjanji akan kembali dari Amerika setelah 3 tahun menuntut ilmu disana. Namun sampai saat ini ia masih belum datang kembali.

Namaku Natalia Arlovskaya. Kini aku tengah terduduk merenung sendirian di kelaskku. Memang jika kita lihat dari luar, akademi ku itu lumayan elit. Aku menuntut ilmu di W Academy. Siapa yang tak tahu sekolah internasional ini? Aku merasa beruntung masuk W Academy. Namun yang aku sayangkan, mengapa dahulu aku tak dapat ikut serta pertukaran pelajar ke Amerika, huh? Memikirkan itu… membuat kepalaku semakin sakit.

"Lho? Natalia-san, Kepalamu sakit lagi?" sapa seorang pemuda dengan logat Asianya. Tidak heran jika ada orang Asia di akademi ku. Ingatlah, W Academy bertaraf internasional.

"Oh Kiku… Hanya sedikit. Sudahlah, tinggalkan aku sendiri!" ketus ku

"Hah… seperti biasanya. Ya sudah nih, minumlah mumpung kelas belum dimulai" katanya sambil menaruh sekotak susu cokelat di meja ku.

"Yah.. trims deh, sekarang kau bisa pergi?"

Ia hanya tersenyum dan kembali ke tempat duduknya yang tepat disebelahku.

Kelas pun akhirnya dimulai. Mr. Roderich, guru musik memasuki kelas ku. Seorang pemuda dengan surai pirang ber-ahoge dan kaca matanya yang menurutku sangat familiar itu ikut memasuki kelas. Mr. Roderich pun memperkenalkan murid pindahan itu.

"Murid murid. Mohon perhatiannya. Kelas kita kedatangan teman baru! Silahkan perkenalkan nama anda"

"Yo, selamat pagi! Saya Alfred F Jones. Pindahan dari Academy DC America! Salam kenal dan mohon bantuannya"

Mata biru nya menatap seluruh ruang kelas yang luas. Namun akhirnya ia menatapku tepat dimataku. Ia tersenyum padaku. Aku bisa merasakan kerinduan di matanya. Begitu pun aku! Ingin rasanya berlari dan memeluknya. Namun yang terjadi…

DRAP… DRAP… DRAP…

"UKH!" aku terkejut ketika ia tiba tiba berlari dan meluk ku erat dihadapan teman temanku.

"Aku kangen…" bisiknya. Namun keheningan kelas membuat semua penghuni kelas itu mendengarnya. Termasuk Mr. Roderich. Seluruh murid menyoraki kami berdua. Kecuali Kiku Honda. Ia meninggalkan kelas ditengah keributan murid murid yang menebar kata "CIE" padaku.

Istirahat pun tiba. Kelas kembali seperti semula, seolah kejadian di pagi hari itu tak pernah terjadi.

Alfred beranjak dari bangkunya yang berada disebelah kiku dan menghampiriku. Ia duduk diatas meja ku. Lalu ia mengeluarkan hamburger size jumbo favoritenya.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya nya sambil melahap hamburger.

"Aku? Aku baik baik saja…"

"Kau pucat, apa kau sakit?"

"T-tidak kok! Hanya sedikit flu saja"

"Heeh? Jaga kesehatanmu! Aku tak ingin kau sakit. Fuhh, tadinya aku ingin mengajakmu ke taman hiburan dekat sungai di barat kota itu"

"huh? Yah… berhubung kau baru kembali lagi ke Belarusia, aku akan mengantarmu kemanapun!"

Tanpa kusadari, kiku sedang mengupingku dari luar kelas. Namun ia pergi kembali.

Alangkah bersyukurnya aku ketika mengetahui jam pelajaran selesai 2 jam lebih awal. Aku mengemas barangku dan bersiap pulang ke rumahku surgaku. Aku nemuruni tangga dan keluar dari aula. Di dekat air mancur menuju gerbang. Alfred sedang berdiri menunggu seseorang sambil memutar-mutar kunci mobil-nya.

"Mau pulang bareng? Sekalian main dulu! Aku yang traktir deh" bawelnya dan aku hanya mengangguk.

Dari arah timur Kiku menghampiriku dengan sepeda antiknya. Jangan heran, bersepeda ke sekolah adalah kebiasaannya. Ia lebih suka cara yang tradisional dari pada yang modern. Walaupun negaranya bisa dibilang sudah sangat maju.

"Natali… mau menumpang seperti biasa?" katanya dengan senyum

"Ah maaf, Kiku… aku sudah janji dengan Alfred" kataku datar seperti biasa.

Ia mencengkram stang sepedanya kuat kuat dan berkata "Oh, kalau begitu... aku duluan"

Akhirnya aku dan Alfred pun berjalan menuju parkiran mobil. Berjejerlah disana mobil mobil dengan harga fantastis. Ku pikir… ini parkiran sekolah atau dealer mobil?

Alfred mengeluarkan mobilnya—Convertible merah Maserati Spyder dari parkiran. Ia membukakan pintu depan untukku. Dan aku memasukinya layaknya seorang putri kerajaan

Ditengah jalan, ia berkata "bolehkah aku mampir kerumahmu?" katanya dengan seringai konyol

"Mau apa?"

"Euhh… Matthew, adikku. Ia lupa mnyimpan kunci cadangan. Jadi aku belum bisa pulang ke apartemen ku sekarang hhe…"

"Haah… apa boleh buat" aku mengalah

Sesampainya di rumahku, aku langsung menyeduh coklat panas. Karena hari semakin gelap dan udara semakin dingin. Aku menyalakan tungku perapian. Alfred menggosok gosok tangannya di dekat api.

"Tak kukira Belarusia semakin dingin saja! Padahal bumi ini sudah memanas" gerutu Alfred setengah menggigil.

"Minumlah ini!" aku tak berkata apapun selain menyuruhnya meminum coklat panas buatanku.

"Nattie, kau harus melihat New York! Disana hangat. Dan suasananya sangat menyenangkan! Atau jika kau ingin tempat yang agak bising, kita bisa bermain ke Los Angel. Sejujurnya Belarusia terlalu sepi" katanya

"Aku ingin, tapi…."

"Ah! Atau, bagaimana jika kita menikah dan tinggal di Washington DC dan membesarkan anak anak kita disana!? Hm? Kau mau?"

BUAKH!

Sebuah tendangan tepat di rahang Alfred. Membuatnya sedikit terpental sampai mimisan.

"Ehe.. ehehe… bercanda kok.. piiss" kata Alfred sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya.

Bel berbunyi. aku segera membukakan pintu untuk tamu-nya. Kiku datang membawa 2 kotak bento.

"Aku tahu kau pasti belum makan, kan? Kita santap ini bersama?" ajaknya

"Tentu, namun aku sedang kedatangan tamu"

Alfred menghampiri Natalia, sepertinya ia kepo siapa yang mengunjungi ku itu.

"Oh hai, Honda-san!" sapa Alfred

"K-kau? Tapi? Kenapa? Kok bisa?" Kiku heran melihat Alfred dirumah ku

"Masuk dulu, biar nanti saja penjelasannya" gerutuku

Aku beranjak ke dapur menyiapkan bento yang dibawa Kiku. Kiku duduk disofa sebelah Alfred. Ia bertanya pada pemuda Amerika itu. "Maaf sebelumnya, tapi, Natalia itu siapa-mu?"

Alfred terkekeh "Khahahaha… aduh… pertanyaan yang mengejutkan!" ia melepas kacamatanya dan memakainya kembali "Dia teman masa kecilku. Wajar saja jika kami sangat dekat. Aku sangat menyayanginya."

"Jadi? Kau.. uhh maksudmu, kau menyukainya?" Tanya Kiku agak kesal

"hm… bukan bukan"

"lalu?"

"Aku… mencintainya!"

"S-sebagai sahabat dekat?"

"Tidak, tapi sebagai lawan jenis"

Hati Kiku terasa diiris oleh pisau belati tajam milik ku mendengar kata kata Alfred dengan senyuman liciknya.

"oh… begitu?" Kiku menunduk ia menggigit bibih bagian bawahnya sambil mengepal kedua tangannya "Kalau begitu… kita bersaing secara sehat!" tantang Kiku

Bersumbang~~


Nagisa: yak~ bersumbang eh barsambung sampe sini dulu ya~ kapan kapan aku lanjutin deh /plak

review~