Naruto by Masashi Kishimoto
Warning: AU, OOC(maybe), alur kecepetan, dll.
Pair: SasuSaku
Mohon maaf jika ada kesalahan dlm penulisan, senpai (_ _) *sungkem*
Summary:
Baik bintang maupun manusia awalnya hanyalah titik-titik yang terpisah. Begitu mereka saling berhubungan, cerita pun akan tercipta. / Perasaan ini tersampaikan pada waktu yang salah. Aku harap dia kembali. RnR?
3
.
.
.
2
.
.
1
.
Chapter 1
-The Time-
Biru cerah masih menghiasi langit. Seorang siswi sekolah menengah pertama bernama Haruno Sakura berjalan menuju rumahnya. Sinar matahari masih ceria menemani, namun gadis bersurai merah muda ini diliputi rasa lelah setelah menerima pelajaran hari ini. Ajakan teman-teman untuk pergi ke mall ketika pulang sekolah pun dia tolak.
Saat melangkah melewati sebuah taman, ekor matanya menangkap sosok yang tak begitu asing lagi. Seragam yang ia pakai sama seperti yang Sakura kenakan namun dia memakai seragam sekolah untuk laki-laki. Dan tak salah lagi dia...
"Sa..Sasuke-kun?" langkahku terhenti. Sakura menatap pemuda yang ada di dalam taman dengan antusias. Sasuke terlihat sedang berkutat dengan buku-bukunya. 'Kenapa dia melakukannya disini?' Berbagai jawaban aneh terngiang dikepala Sakura.
Sakura masih terus memandanginya dengan mencari posisi yang aman.
'Apa mungkin, dia sedang mengerjakan tugas sambil menunggu teman. Ehm, teman perempuannya mungkin. Pasti cantik.' pikir Sakura didalam hati.
Beberapa menit berlalu, Sakura tak tau harus sampai kapan dalam posisi seperti ini. Setiap gerak-geriknya tak ada bosan-bosannya dia perhatikan. Terlihat seperti fans yang sedang menguntit idolanya.
Tak dapat mengabaikan rasa lelah yang masih menyerang, Sakura kembali melanjutkan perjalanannya ke rumah. Berusaha keras untuk tidak memperdulikan apa yang sedang di kerjakan Sasuke.
.
.
.
Sakura terkejut ketika hari ini melihat Sasuke juga berada di taman seperti kemarin. Persis seperti kemarin dengan posisinya dan aktivitas di sana. Dengan sedikit keberanian Sakura masuk ke taman dan mendekatinya.
"Sasuke-kun?" ujar Sakura dengan suara pelan. Merasa terpanggil, Sasuke hanya menatap sekilas kemudian matanya kembali tertuju pada buku yang ia pegang.
"Apa?" jawabnya singkat. Sakura terlihat panik karena sebelumnya tidak memikirkan bagaimana harus berbasa-basi dengan makhluk yang katanya pelit kata ini.
"Ano.. Tidak apa-apa. Sasuke-kun sedang apa?" Sakura memberanikan diri untuk bertanya.
Rasanya seperti membeku setelah beberapa saat dia ternyata tidak menjawab pertanyaan Sakura.
"Wah tugas ini ya, boleh aku ikut mengerjakan disini?" tanya Sakura spontan. Membuang rasa malu karena ia pikir ini adalah kesempatan yang bagus. Di sekolah, jarang atau mungkin tidak pernah Sakura berbicara dengan Sasuke.
"Hn" jawabnya. Meski ambigu, Sakura menganggap kalau Sasuke menyetujuinya. Sakura membuka tasnya dan mengambil buku tugas pelajaran yang sama seperti Sasuke. Mereka mengerjakan tugas bersama dalam keheningan.
Dalam hati, Sakura senang sekali. Bisa bersama Sasuke walau seperti ini tak pernah terduga bahkan dalam khayalannya.
.
.
.
Setahun kemudian, Sakura dan Sasuke memasuki kelas yang sama lagi. Mengerjakan tugas bersama setelah pulang sekolah menjadi kegiatan rutin yang mereka lakukan. Sakura sangat senang meski sikap Sasuke tidak berubah, tetap saja dingin dan tertutup. Entah mengapa kegiatan yg penuh keheningan ini bisa bertahan lama hingga sekarang.
Sebenarnya Sasuke tidak pernah mengajak, Sakura sendiri yang selalu berinisiatif menghampiri Sasuke di taman. Karena tak pernah ada kata penolakan dari Sasuke, Sakura tetap menjalaninya.
Ketertarikan Sakura terhadap Sasuke pun diam-diam tumbuh subur menjadi rasa suka. Menghadapi kenyataan bahwa Sakura tak sendiri, banyak sekali perempuan di sekolah atau di luar sana yang menyukai Sasuke. Orang yang memiliki rupa yang cantik saja ditolak dengan sikap dinginnya, perempuan seperti apa ya yang membuat hati Sasuke mencair.
Seiring banyaknya orang yang terus mengejar Sasuke membuat Sakura khawatir. Ingin rasanya Sakura mengungkapkan isi hatinya. Namun Sakura takut jika ditolak akan merusak hubungan ehm-pertemanan mereka apalagi saat kegiatan rutin sepulang sekolah.
.
.
.
Sakura yang telah sampai di taman, tidak melihat keberadaan Sasuke disana. Beberapa menit kemudian, tetap belum ada. Mereka memang selalu terpisah untuk jalan dari sekolah ke taman. Masih enggan untuk saling mengajak jalan bersama.
Sudah sejam berlalu Sasuke belum juga datang. Sakura masih tetap menunggu.
Akhirnya Sasuke-kun datang dengan wajah lesu. Pandangannya begitu kosong.
"Sasuke-kun, kenapa?" tanya Sakura khawatir. Dia sama sekali tak mengerti apa yang terjadi pada Sasuke yang tampak berbeda dari biasanya.
Sakura sedih melihat Sasuke yang seperti ini. Diamnya Sasuke membuat gadis di sampingnya ini kebingungan setengah mati. Hal seperti apa yang membuat Sasuke terlihat sehancur ini.
Sakura tak ingin Sasuke merasa sendiri, ia rasa jika Sasuke ada masalah bisa menceritakan padanya. Itu pun kalau Sasuke menganggapnya teman.
"Sasu kenapa? Ayo cerita.."
"..."
"..jika kau mau" ucap Sakura.
Tak ada balasan apapun darinya.
Sakura merasa tak tega melihat Sasuke yang seperti ini. Banyak waktu terlewati hanya membuat Sakura makin bingung.
"Sasuke-kun, ayo cerita. Jangan diam terus. Ki-kita ini teman kan? Jangan ragu untuk berbagi, aku peduli denganmu.."
Sasuke hanya menunduk setelah mendengar itu. Sakura makin sedih melihatnya.
Dengan emosi yang belum stabil kata-kata itu terlantun dalam bibir Sakura.
"A-aku suka Sasuke-kun." dengan spontan muka Sakura memerah menahan malu. Tak dapat membayangkan apa yang akan terjadi setelahnya.
Sasuke menegakkan kepalanya. Terlihat tak ada ekspresi yang berubah dari Sasuke. Tak disangka tanpa berkata apapun dia hendak beranjak pergi.
"Sasuke-kun?" suara Sakura mulai erak. Berusaha keras untuk menahan tangisnya. Sasuke kini telah benar-benar pergi meninggalkan taman.
Perasaan bersalah menjalar seiring dengan penyesalan.
.
.
.
Keesokan harinya Sasuke tak masuk sekolah. Berita duka tentang pembantaian keluarga Uchiha menyebar. Kini tertinggal Sasuke dan kakaknya yaitu Itachi sebagai penyandang nama besar Uchiha.
Mengetahui berita itu, Sakura kaget dan hampir tidak percaya. Apalagi saat tahu bahwa peristiwa tersebut terjadi kemarin dan secara otomatis Sasuke baru mengetahuinya sepulang sekolah.
Dan seingatnya kemarin Sasuke tidak memakai tas sekolah dan telat datang ke taman, kemungkinan besar dia telah kembali ke rumahnya sebelum ke taman. Apa tatapan kosong kemarin itu karena... Ah, Sakura sangat menyesal. Jika masalah sebesar itu, seharusnya ia dapat lebih baik menenangkan Sasuke kemarin. Perasaan kecewa yang mendalam pada dirinya sendiri, isak tangis pun tak kuasa ditahan.
.
.
.
Tiga hari berlalu, Sasuke yang belum juga masuk sekolah kini terdengar kabar jika dia pindah dari sekolah ini. Pergi meninggalkan kota ini. Belum ada yang tahu dia akan menetap dimana.
Sakura hanya bisa menangis dan berdoa untuk kebahagiaan Sasuke, menyesali apa yang diperbuat disaat-saat terakhir.
TBC
.
.
.
Hai._. /krik
Makasih mau bacaa _(:'3
Ceritanya maksa ya (_ _") *pundung*
Kalau ada kesalahan mohon ingatkan
( *^*)7
