Mungkin untuk beberapa dari kalian yang pernah membaca Time Turner, pasti tahu kalau aku menyukai fiction dengan Genre Family dan Humor. Karena itu sekarang kubuat Fiction dengan genre tersebut dengan memakai keluarga Harry disaat dia masih bayi. Sebelum insiden Voldemort. Ini adalah fict dengan drabble-drabble singkat tentang kehidupan Marauders dan Harry sebagai keluarga. Tanpa Peter, tentu saja. Enjoy!
Love,
Raiha
Suara tangisan yang nyaring itu terdengar untuk kesekian kalinya.
Lily mengeluh pelan dan berusaha membuka matanya yang terasa sangat berat. Seharusnya Lily sudah terbiasa dengan kegiatan rutin seperti ini, namun dari dulu Lily memang bukan wanita yang bias bangun sangat pagi. Bahkan tengah malam.
"Ngh…" keluh Lily pelan dengan tidak jelas.
"Shhh, tidur saja lagi, Lily. Aku akan mengurus Harry." Bisikan James terdengar oleh Lily yang masih setengah tidur.
"Tidak," Sergah Lily cepat, "sudah satu minggu penuh ini kau yang terus-menerus mengurus Harry. Kau juga butuh istirahat, bodoh. Biarkan aku yang mengurus Harry," gumam Lily tidak jelas.
James tertawa kecil, "Jangan memaksakan dirimu. Tidur saja Lily, aku akan segera kembali."
Muka Lily langsung menyerngit tidak suka, namun dia memang sangat ngantuk. Jadi dia menggumamkan "Maaf," yang terdengar seperti gerutuan, lalu tertidur kembali.
James menutup pintu dengan sangat perlahan agar tidak membangunkan Lily, dan segera berlari ke kamar Harry. Ketempat asal dimana tangisan itu muncul. Dengan panik James berlari sepanjang lorong menuju kamar Harry, dan dalam hati ia merutuki kebiasaan bayi yang sering menangis pada tengah malam.
Begitu ia sampai, James langsung membuka pintu kamar Harry dan segera menghampiri bayi mungil yang tangisannya mulai mereda setelah bayi itu melihat James. Senyum yang lebar merekah di wajah James dengan sendirinya, "Hey, kawan kecil."
Tangisan Harry mulai mereda sedikit, "Uuuu,"
James tertawa, "Apa yang membangunkanmu, Harry?"
Harry hanya menelengkan kepala sedikit dan bertepuk tangan.
James mengangkat Harry dari box bayinya dan menggendongnya, "Kau sudah tidak apa-apa sekarang. Daddy akan selalu membuatmu senang dan tertawa. Daddy akan selalu melindungimu," bisik James di telinga Harry.
Harry kembali tertawa, begitu pula dengan James, yang tidak mengerti apa yang harus dilakukannya.
Lalu Harry menunjuk keluar kamar dengan angkuh, "Uuu!"
"Kau mau kesana?" James ikut menunjuk ke arah luar kamar Harry.
"A… Uuu…"
James menggendong Harry keluar kamar, lalu berhenti, "Ada apa disini, Harry?"
Harry bertepuk tangan dan menunjuk ke arah dimana terletak kamar James dan Lily.
"Oh, kau mau bertemu Mummy?"
"Ooo…" wajah mungil Harry menyerngit, menunjukkan kesedihan yang polos.
James memeluk Harry lebih erat dan mengelus pipi bulat Harry, lalu berjalan sepanjang lorong, "Harry, ibumu itu bukan orang yang bisa dibangunkan jam segini. Kau harus tahu, aku pernah membangunkannya tepat jam 12 malam waktu aku masih di Hogwarts dulu, dan aku dikutuk habis-bahisan olehnya," James tertawa sendiri mengingat hal itu.
Harry menyerngit, "Ui…?"
"Benar, Ibumu memang menyeramkan. Tapi walaupun begitu, Ibumu sangan menyayangimu, Harry. Dia sangat mencintaimu."
James sudah sampai di depan pintu kamarnya, lalu membuka pintu itu dengan perlahan. Setelah masuk dan menutupnya lagi (berusaha sehening mungkin), James meletakkan Harry dikasur, yang dengan segera berusaha merangkak mendekati Lily.
"Harry," gumam Lily pelan, bibirnya membentuk senyum hangat.
Lily memeluk Harry, masih dengan mata terpejam, dan menciumi pipinya yang berisi.
James ikut berbaring di sebelah kanan Harry, lalu memejamkan matanya juga, "Aku mencintai kalian berdua," gumamnya.
"Aku juga," sahut Lily.
"U!" Harry bertepuk tangan menyetujui, disambut oleh tawa lemah dari James dan Lily,
