For You 'My Sunny Pleace'

By Syuchi Hyu

Disclaimer

Naruto hanya milik kishimoto

Character: Hinata Hyuuga, Sasuke Uchiha plus Naruto beserta pemain pendukung lainnya.

Gendre: Sufranatural, Romance, Hurt comport

Pairing : Sasuhina slight Peinhina

Rated: T semi M

.

Warning!

#Three Shoot#

AU,OOC,TYPO betebaran dimana – mana. Banyak tulisan yang ancur. Sangat gaje. Melenceng dari KBBI, terlalu puitis dan rumit untuk dipahami. #author WATADOS

.

.

BAGI YANG TIDAK SUKA, DISARANKAN JANGAN MEMBACANYA!

.

.

SUMMARY

Saat sebuah harapan yang bertolak belakang dengan usaha yang dikerjakannya. Ia mungkin tak akan menyadari tentang apa yang telah digariskan takdir untuknya. Mencintai dan di cintai seseorang yang harusnya kau hindari bukanlah sebuah lelucon yang pantas untuk kau jadikan bahan guyonan dengan kerumitan yang sepele.

Bagaimana mungkin seorang iblis macam Sasuke Uchiha mencintai seorang Shinigami Hinata Hyuuga yang jelas – jelas di tugaskan untuk memburunya. Hanya saja sesuatu yang ada pada dirinya membuatnya benar – benar ingin mengikat sang Shinigami.

Happy Reading!

.

.

.

Chapter 1. First

Mentari pagi menyinari kota Metropolis Konoha. suasana yang semula gelap perlahan mulai terang. Manusia memulai aktivitasnya seperti biasa. Udara terasa sejuk terasa segar keparu – paru. harusnya begitu. tapi tidak untuk 2 orang makhlus astral yang satu ini. Pedang beradu dengan busur dan anak panah saling bersinggungan tampak tak sepadan dan tak seimbang. namun, karna sang pengguna masing – masing senjata sudah terlatih untuk menggunakannya membuat kedua senjata ini terlihat sama dengan kekuatan yang sama. Dua sosok ini sama sekali tak ingin mengalah napas mulai tak beraturan dengan tingkat kelelahan yang tingkat tinggi. Mereka sama – sama memakai topeng untuk menutupi jati diri mereka yang sebenarnya namun perbedaan yang mencolok diantaranya adalah warna pakaian yang dikenakannya hitam dan putih. Pertarungan yang terjadi antara keduanya didasari karna kisah masa lalu kedua kubu yang memang saling bertentangan. Namun percayalah di peradaban sebelumnya kedua kubu ini hidup berdampingan dengan syarat kesepakatan bersama hingga salah satu dari jenisnya melanggarnya. Mereka adalah Uchiha Sasuke Sang Iblis dan rivalnya Hyuuga Hinata Sang Shinigami.

SRAAANG..! TRAANG! DWAAARR..

Suara pedang yang beradu dengan busur disusul dengan melesatnya panah yang berakhir dengan suara ledakan yan dihasilkan oleh anak panah yang memang telah dialiri oleh energy sang pemilik saat telah menancap pada tanah.

"Menyerahlah Hyuuga. Aku memang tak seberbakat dirimu. Tapi daya 'Energiku' berkali lipat darimu…" Ucapnya sang Iblis datar penuh ketenangan, "Jadi lebih baik kau menyerah dan jadilah budakku."

"Kh. Bermimpilah kau Uchiha!" Desisnya dingin. Oke untuk hal ini tak bisa ditolerir. Meski ia tahu ia juga tak akan bisa mati denga semudah itu hanya saja, untuk saat ini energi yang ia punya sudah hampir habis. Pertarungan yang dimulai dari waktu matahari terbenam hingga matahari terbit lagi bukanlah waktu sebentar, apalagi jika lawanmu adalah makhluk abadi macam Iblis.

Hinata harus kembali ke raganya sekarang. Ada urusan lain yang harus ia lakukan dan lebih penting selain mebunuh Iblis di depannya ini.

Ia memejamkan matanya sedikit gerakan tangan dengan formasi yang rumit ia akan segera kembali pada sang pemilik jiwa. Andai sebuah tangan tak mencegahnya untuk melakukan gerakan formasi terakhirnya. dan itu terasa sesuatu yang aneh saat kulit dingin mereka saat saling bersentuhan.

"Kau.." Ucap Hinata kesal sekaligus terkejut secara bersamaan.

"….." Sang iblis hanya menatapnya datar namun sorot mata merah dengan arti yang tak bisa di tebaknya dan sang iblis pun tahu jika sang sinigami juga merasakan hal yang sama.

Tak ingin menunggu lama Hinata menggunakan kaki kanannya untuk menendang kaki sang iblis bermaksud agar segera menjauhinya dan berhasil. Dan entah saat keduanya saling menjauh ada hal yang terasa hilang.

"…"

"….."

Mereka terdiam menatap mata rivalnya dengan arti yang berbeda – beda. Sebuah pemikiran yang membuatnya selalu bertanya kapan perkelahian ini akan beakhir, jujur saja keduanya merasa lelah. Tapi tetaplah jika tak segera diselesaikan maka tak akan ada yang bisa mengakhirinya. Sang sinigami pun menghilang dari pandangan sang iblis.

Tangannya terangkat untuk membuka topeng yang sedari tadi menghalangi wajahnya. Iris merah dengan bentuk Suriken hitamnya itu perlahan meredup berganti dengan Iris Onick gelapnya.

"Shinigami Hyuuga… ku pastikan kita akan selalu bertemu sepanjang keabadianku." Sebuah seringai pun terpatri di wajah tampannya. Oke ia tak akan mengungkiri jika ada suatu obsesi yang membuatnya sangat ingin memiliki sang sinigami. Entah mungkin menjadi budak ataupun sesuatu yang bisa ia kuasai sepenuhnya pada diri sang sinigami. Bertahun – tahun melakukan pertarungan dengan sang sinigami membuatnya merasakan hidup yang benar – benar hidup. Rasa tak suka saat Hyuuga satu itu menggagalkan ia memangsa manusia (menghisap darah manusia / memperdaya manusia untuk mengikuti bisikannya yang menyesatkan yang mencelakai manusia) pada saat bulan purnama penuh, rasa tertantang dan was – was jika sang sinigami mampu membunuhnya dengan panah peraknya bahkan rasa senangnya saat sang Sinigami itu mencak – mencak marah saat berbagai cara bahkan jebakan yang dikhusukan untuknya gagal total dan perasaan yang lainnya saat mereka bertarung.

"Kh. Menyebalkan." Ia terkekeh menanggapi pkirannya yang sangat tak lazimnya ini. Ia berbalik dengan kedua tangan yang tersimpan dikedua saku celannya. Iapun lenyap menyisakan riakan hitam yang perlahan menghilang.

.

.

.

.

Hinata berlari diantara koridor kelas yang terlihat sudah dimasuki oleh guru mata pelajarannya. Apalagi guru mata pelajaran yang sekarang masuk dijam pertama ini yang terkena cap guru terkiller di sekolah KIHS.

Langkahnya terhenti disebuah kelas bertuliskan XII-A. kesalahan yang sangat patal saat ia menggeser pelan pintu dan menunjukan sosok siswa yang berstatus sebagai siswa baru pindahan dari landon yang pasti memiliki aura yang sangat pamiliar untuknya. Sosok rupa yang sulit untuk bisa diabaikan oleh makhluk yang bernama perempuan. Wajah yang terlewat tampan, kulit putih bersih bak porselen dengan postur tubuh yang sangat propoporsional membuat sosoknya sangat mempesona dimata seluruh siswi dikelasnya namun aura yang dipancarkan oleh sosok Siswa baru itu cukup ampuh membentengi akan ketertarikan pada sosok sempurna didepannya ini. Justru sikap waspadalah yang ditampilkannya dan itu cukup membuktikan pada sosok ini bahwa gadis inilah lah yang tahu akan jati dirinya yang sebenarnya. 'Sinigaminya telah ditemukan'.

"Hinata jelaskan padaku kenapa kau selalu terlambat saat masuk mata pelajaranku, sedang yang lainnya tidak. Apa kau tak suka dengan pelajaran Fisika- ku ini?.." tanya sesorang yang sedari tadi memperhatikan Hinata yang selalu terlambat itu,'benar – benar ini anak ini' Ia mengalihkan perhatinnya pada siswa baru yang masih berdiri didekatnya yang ternyata juga memperhatikan Hinata. "Ehm..kau Uchiha Sasuke segera duduk didekat bangku kosong dekat jendela itu."perintah sang sensei pada Sasuke yang langsung dihadiahi tatapan tak suka olehnya, 'berani – beraninya manusia ini memerintahnya, apalagi makhluk naip macam manusia yang mempunyai daya hidup yang relatif singkat' kh. Tapi mengalah saat ini mungkin lebih baik.

Ia melirik sebentar pada sinigaminya yang ternyata bernama Hinata. Ia menyeringai lantas berjalan dengan santai menuju bangkunya. ia berdecih sebal saat semua mata menatapnya kagum kecuali para siswa tentunya yang berdecak iri.

.

.

.

.

Hinata bedecak sebal sambil tanggannya tak berhenti tuk meggerakan gagang pel pelan. Kenapa juga senseinya menyuruhnya untuk membersihkan toilet sekolah yang terdiri fari 5 lantai dengan masing – masing lantai terdiri dari 10 Toilet. Yang benar saja.

"Asuma Sensei menyebalkan." Gerutunya kesal.

Ia megikat tinggi surai indigonya yang panjannya sepunggung itu dengan gaya ponny tail. Ia menaruh alat – alat kebersihannya digudang. Harusnya ia segera kembali kekelas saat jam pelajaran telah berganti namun, rasa lelah dan gerahnya tak tertahankan ia duduk berselonjor di belakang gedung sekolah mengabaikan keadaan seragamnya yang berantakan yang hanya memakai kemeja putih yang telah digulung hingga sikut nampak tergulung asal - asalan akibat gerakan berlebihnya saat membersihkan toilet tadi.

Ia berusaha keras agar tak menutup matanya saat semilir angin memanjakan tubuhnya yang dibanjiri keringat dan rasa letih. Namun apalah dikata tubuh manusianya memang membutuhkan istirahat setelah digunakan untuk melakukan kegiatan yang sangat melelahkan tadi. Kelopak matanya perlahan menutup dan iapun mulai memasuki alam mimpinya.

Tap. Tap. Tap. Tap.

Langkah sepatu seseorang dengan tenang menghampiri tubuh Hinata yang tertidur sambil terduduk. Ia berjongkok saat posisinya telah dekat dengan Hinata.

"Kau terlalu sering menggunakan tubuh manusiamu membuat kemampuanmu juga makin menurun." Bisiknya pelan.

Onixnya menelusur tubuh Hinata yang tanpa pertahanan. Ia menyeringai melihat kemeja Hinata yang sedikit tersingkap di bagian pundaknya karna 2 kancing atasnya yang tak terkancingkan menampilkan belahan dadanya yang sangat montok untuk ukuran manusia seumurannya. Lantas beralih ke bibir merah alaminya yang seidikit terbuka sungguh sangat menggoda untuk di lumatnya.

Entah apa yang ada dipikirannya saat dengan pelan wajahnya mendekat kewajah Hinata. Dengan pelan ia mengecup bibir Hinata ia menyerngit merasa aneh ditubuhnya dan terasa ada sesuatu yang bergejolak didalam dirinya. Ia melumat pelan berharap ini adalah hal yang biasa ia terima saat melakukannya dengan lawan jenisnya dan itu cukup sukses membangunkan gadis yang sedang diciumnya.

"!?"

Hinata kaget bukan kepalang saat sosok orang yang ia yakini adalah rivalnya ini menciumnya saat tertidur. Hinata mendorong sekuat tenaga namun tangan kekar laki – laki ini dengan sigap menahannya dan memperdalam ciumannya pada Hinata.

Napas yang memburu pertanda akan kehabisan oksigen ia mememukul dada laki – laki Iblis ini namun kedua tangannya dicekal kuat oleh tangan kiri di belakangnya. Sasuke melepas ciumannya menghasilkan benang saliva yang terputus saat Hinata menunduk mengambil napas sebanyak – banyaknya.

"Kau payah juga dalam ciuman." Ejek Sasuke.

"Ka..hauu.. haah.. sialan. Haaah.. Lepaskan aku maka kita selesaikan pertarungan kita. Barulah akan tahu siapa hah..yang payah disini."Balas Hinata sengit dengan napas tak beraturan.

"Kau sombong sekali Hyuuga Hinata. Jangankan kau bisa mengalahkanku, berciuman saja kau sudah kepayahan. Aa.. apa karna kau dalam wujud manusiamu kau terlihat payah seperti ini ya.." tanya Sasuke sarkatis. Ia menyeringai lantasi tangannya menarik kalung berlambang tetes air ungu di leher Hinata paksa membuat Hinata terbelalak dan melihat Sasuke yang memainkan liontin kalungnya ditangan yang tak memegangi tangan Hinata.

"Kau… apa yang kau lakukan?" Tanya Hinata was – was.

"Hm. Kau ingin kalung ini? Lupakan." Bersama dengan kalimat dingin Itu Sasuke menghancurkan liontin kalung Hinata dalam sedikit gerakan Ibu jari dan telunjuknya membuat Hinata menatap Horor pada liontinnya yang telah menjadi titik – titik cahaya yang perlahan menghilang.

"Kauu…apa maumu sialan?"teriak Hinata benci. Bagus sekarang Hinata akan tertahan di tubuh manusianya sampai ia bisa membuat liontin baru untuk mengeluarkan roh sinigaminya.

"Hm, nampaknya kau harus ku ajari beretika pada tuanmu Hinata."Ucap Sasuke dingin.

"Aku tid…akh!" Hinata terkesiap saat Sasuke tiba – tiba mengigit lehernya hingga ia bisa merasakan runcingnya taring sang Iblis menembus kulit lehernya.

Hinata berusaha melepaskan diri dari kungkungan Sasuke mengindahkan perasaan aneh yang bergejolak ditubuhnya. Tapi ini bukan rasa sakit, ini..

"Ughh…"Hinata melenguh, sadar akan hal itu ia segera menggigit bibirnya berusaha tuk tak mengeluarkan suara anehnya lagi dan Sasuke menyadarinya.

"Aku tahu apa yang kau rasakan Hinata, dan aku ingi kau merasakam nya lebih dari ini. Karna ku rasa aku juga menyukai rasa darahmu." Sasuke menyeringai lantas menggigit leher Hinata lagi.

Sasuke membawa Hinata pada pangkuannya. Lantas memeluknya erat. Tangannya bergerak untuk menyentuh tubuh Hinata membuat sang empu mengerang tertahan. Hinata mengadah saat Sasuke membenamkan wajahnya dibelahan dada Hinata, tangannya dengan kasar menurunkan baju kemeja Hinata hingga sebatas pertengahan dadanya namun cukup mengekspose lehen dan pundak Hinata yang masih terlihat putih bersih.

"Tenanglah Hinata, aku hanya menandaimu."bisik Sasuke ditelinga Hinata. Ia akan mebaringkan tubuh Hinata andaikan sesuatu tak mengganggunya.

Kriiiiiing! Kriiiiing!

Bel pertanda istirahat berbunyi sontak membuat Hinata tersadar tapi tubuhnya seakan kehilangan energinya dan hanya bisa terkulai lemas dipelukan sang Uchiha saat gigitan dilehernya terlepas.

"Nampaknya ini pertama kali kau merasakan yang namanya bergairah. Hm?"Ucapnya sarkatis. Ia lantas menggendong Hinata ala Bridal style. Ia lantas berbalik mendapati teman lamanya yang menatapnya tajam dan ia tak suka jika ada yang yang mengintimidasinya seperti ini dan jangan salahkan dirinya jika ia balas dengan melakukan hal yang sama pada sang empu. Karna terus terang ia sangat benci laki – laki itu.

"Lepaskan gadis itu sekarang juga Uchiha."perintahnya dingin. Iris ungunya menatap benci pada Sasuke yang menggendong Hinata dengan begitu posesive dan ia tak suka akan pemandangan itu.

"Hm."

"Kau…"

"Aku hanya akan membawanya untuk 'mengobatinya'."Ucap Sasuke datar.

"Aku tahu apa maksud dari kata 'mengobati' yang kau maksudkan dan aku tak akan membiarkan hal itu terjadi."Desisnya tajam.

"…"

Sasuke tak suka pertengkaran ini berlarut – larut. ia benci bukan main pada lelaki berambut orange yang berperching banyak diwajahnya ini.

"kau akan melepaskannya atau tidak Sasuke."Desisnya lagi. Kali ini ia melangkah mendekati Sasuke diikuti beberapa batu yang melayang mengikutinya.

"Kh. kau tak melupakan ini adalah sekolahankan, Pein?"

"….."

Pein tak membalas pekataan Sasuke. Tapi tangannya terarah menggerakan batu kerikil yang ada di sekitarnya. Dan Sasuke cukup pintar untuk mengerti maksud dari ini semua dan jika menjadikan Hinata sebagai alasan untuk mencegahnya adalah hal yang sia – sia karna Ia tahu Hinata bukanlah sesuatu yang akan dipedulikannya. Sama seperti kejadian beberapa abad lalu dimana ia ingin menyelamatkan temannya yang sedang sekarat saat peperangan antara Sinigami dan Iblis dulu tapi dengan santainya pein mengatakan bahwa itu adalah beban lantas dengan sekali gerakan tangannya temannya tewas dan lenyap dalam pandangannya. Dari situlah ia tak suka bahkan ia benci akan sosok Pein.

"Apa yang kau pedulikan dari gadis ini?" Tanya Sasuke menatap dingin pada Pein dan Sasuke mengubah persepsinya saat tiba – tiba Pein menghentikan langkahnya dan otomatis kerikil yang sedari tadi bergerak mengelilinginya pun berhenti.

"Bukan urusanmu." Dan jangan harap Sasuke mengabaikan jawaban ambigu Pein ini.

"Lalu pergilah dari hadapanku." Perintah Sasuke dingin disertai auranya yang kelam. Ia tak suka jika ada seseorang yang juga menyukai apa yang sudah ia klaim menjadi miliknya. Awan pun yang semula cerah kini berganti mendung tak lama angin bertiup kencang.

Pein bukanlah orang yang gentar akan kemarahan sang Iblis Uchiha hingga mengakibatkan perubahan cuaca yang terlalu ganjil.

"Ku bilang, 'MENYINGKIRLAH DARI HADAPANKU'." Geramnya marah, seketika iris pupil hitamnya bergerak membentuk suriken dengan 6 sudut runcing yang saling membentuk dan tak lupa irisnya yang sewarna darah. Sudah habislah kesabarannya. Dia benar – benar muak dengan keadaanya ini. Jangan salahkan ia jika tempat ini menjadi tempat pelampiasannya.

.

.

Tobe Countinued

.

.

.

.

Oke… minna.. maap yaa Aku masih punya banyak hutang FF. tapi tenang aja yang FF lain nya pasti akan aku lanjutin. #ga ada yang nanya.#pundung

cuma otaknya Hyu lagi bermasalah nihh.

Kemarin aku udah mulai ngetik buat kelanjutan FFku yang pertama, eh.. tahunya malah nyantol ada ide kayak gini.

Kalo dibiarin sayang juga sich.. nah pada akhirnya.. jadilaaah.. FF gaje kayak gini lagi deech….

.

.

Ini Kubuat jadi 3 Chapter abis. Tadinya mau ku buat jadi 1 Chapter aja

karna kepanjangan jadi ku pecah jadi 3 Chapter dech..

.

Mungkin aku akan mengupdatenya seminggu sekali ( kalo ga ada halangan ).

.

.

.

Ada yang mau ngasih saran buat endinya mau gimana?. Yaah.. walaupun udah aku rencanain mau gimana ending ceritanya..hehe..yah buat tambahan ide #plak

.

.

Hmm..aku tahu para reader pasti ada uneg – unegnya tentang FF ini.

Jadi silahkan kotak reviewku tersedia buat ngeluarin uneg – inegnya dan minta saran dan kritiknya juga

Tapi..

Hyu minta buat jangan dengan kata –kata kasar yaa.. apalagi ngeflame pairing.

Hyu bakalan nangis Gaje..huhu#Plak#gadayangpeduli*sedihnya..

Oke hentikan cuap – cuap author yang GAJE…

.

.

So...See You Next Chap

.

.

Please….Review…

"…Semua ku tampung.."