Muth: Yay! fic pertama kita!
Rina: Tak tulis dulu chapter 2 ya...
Muth: oi, kami mohon maaf apabila pemilihan tokohnya kurang tepat. maklum, kami pendatang baru *sujud*
Eliza: Eh, sudah chapter pertama, ya?
Rina: iya *acungkan jempol tangan dan kaki* (lha?)
Eliza: kok nggak ngasih tahu? curang!
Muth dan Rina: Males ah. udah cepetan baca aja sana. Eliza, Roderich, siap-siap take 1... ACTION!
Muth: eh, kita lupa warning ama disclaimernya! Rina, cepet katakan!
WARNING: OOC, OOT, DST yang biasa ditulis di fanfic, AusHun, Hetero pair, pengguna baru jadi sangat maaf kalo jelek.
DISCLAIMER: APH milik Hidekazu Himaruya, Rapunzel: A Tangled Tale milik entah saya lupa (tolong yang tahu, kasih tahu lewat ripiu ya...) animanga, dst yang kesebut milik pengarangnya masing-masing.
Rapunzel, A Tangled Tale: Hetalia Version
Pada suatu hari…
Ah, intronya kurang bagus. Tak ganti ya…
Pada jaman dahulu kala
Ada sebuah kerajaan yang namanya… kerajaan Apaajabolehyangpentingok. Kerajaan itu dipimpin oleh Raja Badrol dan Ratu Kartika (WTH?). Kerajaan itu sangat makmur dan rakyatnya bahagia.
Pada suatu hari, Ratu yang sedang hamil tua sakit parah. semua obat dan dokter sudah dicoba, tapi tidak berhasil. Seluruh prajurit dikerahkan untuk mencari obat bagi ratu.
Di sebuah hutan yang ada di dekat istana, ada seorang perempuan yang tinggal sendiri, makan sendiri, minum sendiri, tidur sendiri (ah! ini membuang waktu). Dia tinggal di sebuah menara yang tingginya 100 meter. Dia menyimpan sebatang pohon kopi ajaib di tepi hutan. Tapi suatu hari, ia lupa menyembunyikan pohon kopi ajaibnya yang sedang panen. Pohon tersebut ditemukan oleh seorang prajurit dan bijinya dijadikan sebagai obat untuk sang ratu.
Well, gua lupa ngasih tau nama wanita itu. Bagi orang yang mau tau, silahkan pergi ke gua milik si buta dari gua hantu (?), karena anda akan menemukan daftar tokoh Hetalia.
Bagi yang mau pergi ke gua itu, berarti orang gila. Saya akan beritahu kok para readers yang baik, imut, cantik buat yang cewek dan ganteng buat yang cowok (halah…!). Nama wanita itu adalah *sfx: jengjeng* Natalia. Natalia merasa marah karena pohon, maksud saya biji kopinya diambil. Ia ingin balas dendam pada raja dan ratu.
Di istana, biji kopi langsung diolah menjadi kopi (ajaib) oleh Vargas bersaudara. Setelah ratu meminum kopi cappuccino (keren…..) tersebut, ia langsung sembuh dan anaknya langsung lahir (?). magicnya, anaknya tidak prematur sama sekali (ya iyalah, wong udah 9 bulan).
Anak itu dinamai Rapunzel, tapi dipanggil Elizaveta (aneh? emang). Warna rambutnya mirip dengan cappuccino (jadi pengen… *author ngiler*).
Rambut Rapunzel, eh Elizaveta, dibiarkan panjang sekali, karena kata ibunya, kalau panjang lebih bagus (gw juga bilang begitu sih… *disodok centong*)
Suatu malam yang gelap gurita, eh gulita karena sedang terjadi gerhana bulan, Natalia menyelinap ke kamar raja dan ratu untuk menculik Eliza (kalau Elizaveta kepanjangan) dan membawanya ke menara.
Berdetik-detik, menit-menit, jam-jam, hari-hari, mingu-minggu, bulan-bulan, tahun-tahun, berlalu. Eliza tumbuh menjadi seorang anak yang cantik, baik, dst dan untuk dst silahkan baca Dasa Dharma Pramuka kecuali bagian musyawarahnya. Keseharian Eliza dimulai dari jam 4 pagi saat belum ada ayam yang berkokok (mungkin gilbird sudah *dipatok gilbird*), dia sudah langsung cabut ke bawah untuk mandi. Setelah ia selesai mandi, ia naik lagi ke menara dan langsung menyapu lantai, merapikan tempat tidur, mencuci baju miliknya dan milik Ibu Natalia, dan segera menyelesaikannya sebelum jam 6. Saat jam 6 tiba, biasanya ia meneruskan membuat bajunya, memoles wajan keramat miliknya dan latihan karate bersama Ibu Natalia.
Eliza sangat berbakat dalam karate. Dia pernah menjatuhkan Ibu Natalia 1 kali. Ibu Natalia mengajari Eliza karate adalah agar ia bisa melawan orang jahat yang mungkin saja datang ke menara tersebut.
"Ibu, ayo latihan karate lagi bu!" ajak Eliza. "Sebentar lagi ya nak, ibu mau siap-siap dulu buan jualan nanti. Kamu sabar dulu, nanti kalo kamu sabar, ibu bakal ajarin kamu jurus rahasia turun-temurun ibu deh!" jawab Ibu Natalia.
Setelah beberapa saat, latihan pun dimulai (readers, saya skip ya latihannya, soalnya males deskripsinya sih. Nggak pa-pa kan?). setelah latihan selesai… "Nak, ibu pergi dulu ya, mau cari sayuran buat dijual." kata Ibu Natalia. "Ya, bu!" jawab Eliza.
Well, inilah awal pertemuannya dengan orang yang akan mengubah hidupnya selamanya~~~ (dinyanyikan dengan nada lagu Laskar Pelangi dari Nidji)
Sementaea itu disisi lain hutan…
Ada 3 orang sedang berkudadi tengah hutan. Yang satu mengenakan pakaian yang rapi, berkacamata, dan bertampang seperti seorang tuan muda, sedang menunggangi kudanya sambilmenulis bukunya. Well dialah pangerannya. Seperti yang kalian tau (khusus yang tau hetalia aja) orang itu bernama Roderich Edelstein (author udah daftarin dia jadi pangerannya *disodok seruling*). Dia ditemani oleh 2 orang pengawalnya yang (kurang) setia bernama Alfred dan Arthur. Alfred selalu makan hamburger dimanapun dan kapanpun, sementara Arthur selalu berkata 'Bloody Git' dimanapun dan kapanpun.
Mereka berjalan-jalan di huytan untuk, ya… jalan-jalan saja karena pangeran sedang terkena penyakit bernama 'Sindrom Bosan Kronis' yang menyebabkan sang pangeran selalu berkata bosan dimanapun dan kapanpun.
Mereka terus berkuda sampai mendekati sebuah jurang. Alfred dan Arthur mengerem kuda mereka tapi sang pangeran lupa mengerem kudanya. Alhasil, sang pangeran terperosok (baca: jungkir balik) masuk ke dalam jurang.
"Woi! Tolongin dong!" teriak pangeran meminta tolong pada kedua pengawalnya itu yang (sama sekali tidak) setia. "Ya –munch- kami –munch- akan –munch- mencari –munch- bantuan!"teriak Alfred sambil makan hamburger 'triple delicious' yang ia beli sebelum jalan-jalan dengan satu kali gigit (ckckck… hebat,hebat. Mulutmu itu gedenya seberapa sih?). "Bloody Git! Di saat seperti ini, kau masih saja makan hamburger!" kata Arthur frustasi. Pada saat itu juga, Arthur brepikir 'Kamu (Alfred) dan pangeran itu sebenarnya kalau ditinjau dari satu sisi itu… kalian sama. Kau selalu makan hamburger dimanapun dan kapanpun sementara si pangeran itu selalu bermain musik dimanapun dan kapanpun'.
Lalu, para pengawal memutuskan untuk meninggalkan pangeran di bawah jurang yang mencak-mencak sendiri sambil marah-marah dan menyumpahi mereka, serta berjanji untuk memainkan lagu Fantaisie-Impromptu Chopin tujuh hari tujuh malam untuk mereka berdua jika bertemu lagi nanti.
Setelah capek mencak-mencak sendiri, pangeran berkata, "Hhh… aku bosan. Main piano ah~" ia pun mengeluarkan kotak kecil berlabel 'PP' (bukan pulang-pergi ya…) well… 'PP' disini berarti 'Portable Piano'. Lalu ia melemparnya agak jauh, kayak melempar granat. Anehnya, meledak menjadi piano complit dengan tempat duduknya (lha?).
"Main lagu apa ya?" tanyanya pada dirinya sendiri. "Hmmm… Chopin, Brahms, Strauss, Mozart, Beethoven, Tchaikovsky, hah… semua sudah kumainkan!" katanya sambil membongkar kotak lain yang berisi banyak kertas.
"Ah… coba yang ini saja!" katanya sambil melihat buku lagu populer. Setelah itu, ia meletakkan buku itu ditempatnya dan berkata, "Rasanya sudah kumainkan 30 kali deh. Udahlah, yang penting main." Lalu ia mulai memainkan intronya.
Eliza yang kebetulan lewat langsung bingung + terpana. Bingung karena bisa-bisanya ada orang rapi dan necis begitu di hutan seperti ini. Terpana karena permainannya bagus dan ia… tampan juga.
Roderich (bagusnya author yang cantik ini (halah!) panggilnya Roderich atau pangeran ya? Roderich aja deh… *dilempar piano*) yang melihat Eliza langsung menghentikan permainannya (napa? Suka ya sama Eliza? Cie… suit…suit!) dan mengajak Eliza. "Kau bisa main?" tanya Roderich. "Sedikit sih…" jawab Eliza. Roderich pun memberikan kotak berlabel 'PG'. PG itu adalah singkatan dari 'Portable Guitar'. Eliza yang bingung, langsung menekan tombol yang ada di kotak itu dan secara tiba-tiba kotak itu berubah menjadi gitar. Jadinya merekapun berduet lagu yang sudah dipilih Roderich tadi. Eliza memainkan gitar sementara Roderich memainkan piano kesayangannya itu
"I shot for the sky… I'm stuck on the ground…"
Para nation-tan yang mendengarnya langsung mengikuti arah suara itu. Begitu juga Author dan Asisten Author. Begitu mereka melihat bahwa Elizaveta dan Roderich yang nyanyi, mereka bersembunyi dibalik semak-semak yang ada di sekitar situ karena mereka tidak mau kemesraan (ampuun..) antara Roderich dan Elizaveta terganggu.
Well… lirik lagu itu adalah lagu 'Down' dari Jason Walker.
bagi yang belum tahu. Note:
Kartika: Fem!Nesia
Badrol (ga kreatif): Male!Malaysia
Rina: Gimana? OOC? OOT? gaje? apapun itu yang penting jelek? sekali lagi kami minta maaaaaaaffff... *sujud-sujud gaje*
Muth: k'm' m'nt' m''f at's k'OOC'n d'n k'ab'l'n c'r't' 'n' (Sweden Mode:ON)
Rina: ? (gak ngerti)
