Ini cerita pertama dari kumpulan cerita pendek para member Fairy Tail.
Untuk cerita pertama, pairing Natsu D. & Lucy H.
Selamat membaca, minna! :D
.
.
.
Chapter 1
.
.
.
"True love doesn't end happily, because true love doesn't have an ending."
(Natsu D. & Lucy H.)
Lucy Heartfilia terlihat begitu depresi dengan kertas-kertas yang berserakan di sekelilingnya. Kepalanya sedang buntu, tidak ada ide yang muncul dari otaknya. Lucy menahan kepalanya dengan kedua tangan di atas meja. Ia memejamkan matanya, berharap datang sebuah ide brilian untuk novelnya itu. Ketika ia sedang berusaha berpikir...
"LUCEEEEE!" seorang lelaki berteriak keras dan masuk ke kamar Lucy melalui jendela.
"SUDAH AKU BILANG MASUKLAH LEWAT PINTUUUUUU!" Lucy yang begitu depresi, kesal, marah, meneriaki lelaki berambut pink dengan sangar. Ia seperti singa betina yang dibangunkan dari hibernasinya dan sepertinya sepasang tanduk sudah mencuat dari kepalanya.
"Go... Gomen..." ucap lelaki berambut pink dan kucing terbang bewarna biru itu bersamaan dengan wajah ketakutan.
Lucy mencoba meredam emosinya dan kembali fokus pada selembar kertas di hadapannya. Ia menghela nafas dan tatapannya begitu serius. Ya, dia harus menyelesaikan novelnya itu.
"Kau sibuk, Luce?"
"Lucyyyy, kamarmu sangat berantakan~"
"Kalian tidak bisa lihat aku sedang sibuk apa?!" Lucy kembali mengamuk.
Kucing bewarna biru itu sontak terbang menjauhi Lucy dan menempelkan punggungnya pada tembok kamar Lucy dengan ekpresi wajah ketakutan. Lucy Heartfilia kalau sedang marah seperti ini terlihat seribu kali lebih menakutkan daripada Erza Scarlet.
"Kau ini kenapa sih, Luce?" tanya lelaki berambut pink itu terduduk di sebelah Lucy.
"Aku... Hanya sedang buntu," ucap Lucy pelan. Ia menaruh kepalanya di atas meja dan menatap datar nakamanya itu.
"Tentang novelmu?" tanya lelaki itu dan Lucy hanya mengangguk lemas. Lelaki berambut pink itu terlihat seperti sedang berpikir. Ia mengelus-elus dagunya dengan tatapan serius.
"Oke, Luce. Cerita apa yang sedang kau buat?" tanya lelaki itu tiba-tiba.
Lucy terdiam sesaat, "Aku hanya bingung dengan akhir ceritanya."
"Kau tidak membuat cerita tentang kita?" Pipi lelaki itu tiba-tiba memerah, begitu juga Lucy.
Lucy lalu terduduk tegak dengan jantung yang berdebar dua kali lebih cepat.
"Ma-maksutmu?" tanya Lucy gagap.
"Kalau kau tidak ada ide, kau bisa menceritakan kisah cinta kita," ucap Natsu lembut. Lelaki itu menyengir lebar ke arah Lucy.
Lucy yang menatap Natsu hanya speechless dan mencoba menahan jantungnya agar tidak loncat keluar dari rongga dadanya. Apakah Natsu serius?
"Tapi tunggu dulu," ucap Natsu tiba-tiba.
"Apa?"
"Kalau kau menuliskan kisah cinta kita, aku tidak ingin kisah kita berakhir bahagia," jawab Natsu serius.
"A-apa?!"
Hati Lucy yang mulanya seakan menari-nari tiada henti kini berubah 180 derajat. Dadanya mendadak sesak dan susah bernafas. Perutnya mual dan tidak karuan. Jantungnya serasa tertusuk pedang tertajam Erza Scarlet. Lelaki ini... Tidak ingin berakhir bahagia dengannya? Itu artinya... Ada kemungkinan suatu saat nanti... Mereka... Berpisah? Tidak. Ia tidak ingin berpisah dari Natsu. Tidak akan pernah.
"Luce? Kau menangis?" tanya Natsu polos.
Lucy merasakan setetes air mata jatuh membasahi pipinya. Ia, tidak menangis! Lucy meraba pipinya dan beberapa air mata pun akhirnya keluar dari iris coklatnya.
"A-Aku tau. Kita... Mungkin tidak berakhir bahagia..." ucap Lucy sendu dan mengalihkan pandangannya.
Tangan lelaki itu menyentuh dagunya dan mengarahkan kepala Lucy hingga kedua mata mereka bertemu dan saling menatap dalam. Lelaki itu tersenyum. Manis. Apa artinya ini semua? Natsu...
"Aku tidak ingin kisah cintaku denganmu berakhir bahagia, karena aku tau, cinta sejati itu tidak akan pernah berakhir."
Natsu Dragneel tersenyum begitu manis dan mengecup bibir kekasihnya dengan lembut. Beberapa saat, mereka ingin waktu berhenti berputar, untuk saat ini. Bagi Natsu, Lucy adalah segalanya. Ia tidak mungkin berpisah dari gadis yang sangat ia cintai itu.
Mereka berdua berpelukan dan senyuman cinta itu tidak hilang.
"I love you, Luce..."
"I love you more, Natsu."
