"Tau gak?" tanya Felix random, tiba-tiba pula.

Jisung melirik Felix, Jae juga ikut melirik.

"Apa?" tanya Jisung ogah-ogahan.

Felix mencondongkan badannya. Jae dan Jisung juga reflek mengikuti. Brian tak peduli, masih asik dengan omurice nya. Chris masih asik dengan mobile legend, tetapi telinganya terbuka lebar.

Felix berbisik. "Katanya, orang yang mirip itu jodoh."

Jae reflek geplak kepalanya Felix. "Yeee bocah, kirain apaan."

Chris tertawa melihat Felix meratapi nasib kepala yang sepertinya rusak sebelah akibat Jae. "Makanya jangan ngomong sembarangan," ujar Chris diiringi tawa.

"Sembarangan apanya!" sungut Felix, "Itu yang kudengar dari kakek buyutku!"

Jisung merotasi kedua matanya. Kemudian menepuk bahu Felix dramatis. "Kamu sama Changbin mirip? Putusin aja kalo gak mirip."

"Heh!"

Brian tertawa dan menatap Jisung datar. "Jomblo diem aja."

"Emangnya Kak Brian taken apa?!"

"Diem deh ya bocah."

"Yang kakak bilang bocah itu siapa sih?!"

"Kamu lah. Masa si Jae."

"Aku bocah terus kakak itu om? Om Brian?"

Chris buru-buru menengahi sebelum Brian dan Jisung lempar melempar piring ibu kantin.

"Stop!"

"Haduh, jodoh kali lo berdua ya?" Jae menunjuk Brian dan Jisung bergantian.

"GAK!"

"Idih kompakan gitu," gumam Chris, diangguki Felix. "Tapi Kak Bri sama Jisung emang mirip, jodoh kali ya?"

"Idih ogah jodoh sama bocah kayak dia," ujar Brian, kemudian bergidik.

Jisung melotot. "Yang mau jodoh sama om om emang siapa sih?!"

Brian mendengus, lalu menyimpan handsfree nya ke dalam saku ransel. "Cabut gue."

"Heh kutil anoa, mau kemana lo?" tanya Jae.

"Kumpulin tugas ke Pak Kumis."

"Gitu kek dari tadi. Bikin nambah dosa aja disini," sindir Jisung.

Chris menghela nafas. "Udah deh udah."

Brian mengangguk. "Emang ni bocah banyak banget bacotnya."

"Udaaaaahhhhhhhhh," sahut Felix.

Jisung melotot saat Brian hendak melemparnya dengan kerupuk sisa milik Chris.

"Yok dah Bri, gue mau sekalian ke prodi," ujar Jae sambil berdiri. "Duluan, gengs."

"Itu temennya buang ke tempat sampah aja Kak Jae! Gak guna!" teriak Jisung ketika dua seniornya itu berada di ambang pintu kantin, kemudian mehrong saat Brian dan Jae menoleh.

"Awas ya lo, Han Jisung!" balas Brian sambil mengacungkan bogemnya pada Jisung.

"Jis."

"Hng?" Jisung melirik Chris. "Apaan?"

Chris menghela nafas. "Lo sama Kak Brian kenapa gak pernah akur sih?"

"Ya abis dia ngeselin sih."

"Gitu-gitu dia senior loh," sahut Felix.

Jisung berdecak. "Kak Chris sama Felix kenapa sih?"

"Apanya yang kenapa, Jis?"

"Tau ah." Jisung tiba-tiba berdiri. "Balik duluan."

"Loh gak ada kelas?" tanya Felix heran.

"Kelas pagi doang. Dah ah mau pulang, bye."

Felix masih mengernyit saat Jisung sudah tidak lagi berada di kantin, mengundang pertanyaan dari Chris.

"Kenapa?"

Felix menoleh. "Jisung bilang ada kelas pagi aja."

"Terus?"

"Kelas pagi udah selesai dari jam 10." Felix melirik arlojinya. "Sekarang jam setengah tiga."

"Ya terus kenapa? Bisa aja si Jisung emang malas pulang ke rumah," sanggah Chris sambil menyedot milkshakenya.

Felix mencondongkan badannya, kemudian berbisik. "Jisung itu anti lama lama di kampus."

"Hah?"

.

.

.