Disclaimer :

Demi neptunus naruto bukan punya saya, punya masashi sensei. sasuke punya saya *dibantai masashi sensei dan sakura*

.

TOLONG DI BACA APAPUN DI BAWAH INI, KEBIASAAN BEBERAPA READER MALAS BACA DAN BERAKHIR DENGAN ME-REVIEW HAL YANG TIDAK PERLU KARENA SUDAH TERCANTUM DI BAWAH INI.

.

Warning :

OOC, TYPO tingkat akut, AU, OOT, EYD berantakan, flame tidak diijinkan. DI LARANG MENG-COPY TANPA SEIJIN AUTHOR SASUKE FANS APALAGI NYOLONG!

.

Catatan :

Fic ini terinspirasi dari berbagai komik yang author baca, dan masih berusaha mencoba membuat fic bergendre komedi lagi, sangat berharap bisa membuatnya.

.

Peringatan...!

Fic ini hanyalah cerita fiksi belaka yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan seseorang, sedikit mengambil sudut pandang dan selebihnya di karang-karang oleh author, tidak menyinggung suku, ras, agama dan apapun, hanya merupakan fic untuk menghibur semata, author pun tidak akan mengambil keuntungan apapun selain kepuasan membaca dari reader.

.

Enjoy for read

.

But

.

Don't like Don't Read

.

.

~ Change ~

[ Prolog ]

.

.

.

Perjodohan, lagi-lagi kisah klise, hanya itu-itu saja yang terus terjadi, perjodohan karena kerja sama antara kedua orang tua pihak pria dan pihak wanita, katanya agar perusahaannya makin berkembang dan menjadi keuntungan pribadi masing-masing, atau perjodohan karena sejak belum lahir saja sudah di jodohkan, ini sedikit keterlaluan, hey! Kalian seenaknya menentukan jodoh seseorang! Atau perjodohan karena untuk membayar utang-piutang, apa itu juga termasuk? Mungkin itu perjodohan yang menyedihkan, karena utang sampai harus rela di jodohkan. Kali ini perjodohan apa lagi yang akan terjadi? Perjodohan balas budi? Itu pun sering terjadi, bagaimana jika perjodohan karena di paksa? Yaa... itu juga selalu terjadi.

Meskipun kisah ini sangat membosankan karena menggunakan alur yang klise, aku akan tetap menceritakannya. Perjodohan ini terjadi karena, karena keinginan kedua orang tua kami, lebih tepatnya karena terpaksa kedua orang kami setuju saja, benar-benar kisah klise, namun tidak ada yang akan bersikap baik setelah acara pernikahan selesai, aku yakin ada hal aneh yang terjadi pada pernikahan ini.

"Ha! Yang benar saja! Aku bahkan tidak sudi di sentuh olehmu!" Ucapku.

"Kau, menjauh 200 meter dariku." Ucapnya dengan tatapan tajam, dia sampai menyemprot sesuatu seperti semprotan pembersih ruangan.

"Uhuk! Uhuk! Apa yang kau semprotkan! Kau pikir aku nyamuk!" Ucapku, marah, dia bahkan dengan sengaja menyemprot ke arahku.

"Agar ada yang sadar jika dia hanya akan mengotori ruangan ini." Ejeknya. Aku yakin dia sedang mengejekku.

"Ah! Cukup! Aku keluar!" Kesalku.

Aku tahu ini kamar pengantin, tapi aku tidak akan tidur dengannya, tidak akan! Seumur hidupku pun, aku harus punya kamar sendiri nantinya, pria menyebalkan yang tidak perlu di urus, tenanglah...~ tenanglah...~

"Nona, anda mau kemana? Di sana kamar pengantinnya." Ucap seorang pelayan padaku.

"Tidak, aku tidak akan ke sana, beri aku kamar kosong, meskipun itu kamar pelayan sekalipun." Ucapku.

"Ta-tapi-"

"-Cepatlah, aku sudah lelah dan butuh tidur." Tegasku agar pelayan itu tidak plin-plan dan malah memikirkan opsi lain.

Pelayan itu buru-buru mengajakku ke sebuah kamar tamu, ini lebih baik.

"Jangan katakan apapun pada ibu dan ayah mertua, dengarkan perintahku." Ucapku dan menatap tajam pada pelayan itu, dia mendengarkan ucapanku.

Mengangguk pelan dan pelayan itu pamit setelah mengucapkan 'selamat beristirahat' padaku. Akhirnya aku punya ketenangan untukku sendiri, entah bagaimana nantinya kami akan tinggal serumah dan bersikap sebagai suami-istri, iiiuuh...~ aku bahkan jijik menganggapnya suamiku, tidak akan!

.

.

.

.

.

[ Flashback : sebelum pernikahan di lakukan ]

Hari ini adalah acara malam tahun baru yang di adakan oleh sebuah perusahaan besar, satu hotel mewah ini di sewa, aku bukan orang miskin-miskin amat, hanya saja ini sebuah kehormatan karena mendapat undangan khusus, aku pun tidak tahu apa sebenarnya hubungan kedua orang tuaku dengan pasangan suami-istri yang super tajir ini.

Aku hanya mengingat berbicara sedikit dengan mereka, pasangan suami-istri ini sangat kaya, wajah mereka pun tampan dan cantik, anak-anak mereka pasti akan cantik atau tampan juga, melirik ke arah orang tuaku, untung saja aku tidak mendapat DNA kulit sawo matang dari ayah, tapi rambut softpink ini cukup mencolok.

Kedua orang tuaku memperkenalkanku pada suami-istri tajir ini, sedikit aneh dengan sikap mereka yang seakan sangat senaaaaaaang sekali bertemu denganku. Kenapa? Aku hanya gadis berumur 26 tahun yang sukses menjadi dokter, apa ada hal yang spesial lagi? Ayahku dan ibuku hanya seorang arkeologi, mereka jadi sering membawaku jalan-jalan keluar kota saat masih kecil dan mendapat tugas untuk mencari situs-situ peninggalan, bukan hanya jalan-jalan biasa, mereka juga bekerja dan aku jadi terbiasa jika melihat benda-benda kuno nan unik.

Dari pembicaraan mereka hanya tentang pekerjaan masing-masing, aku harus tahu apa pekerjaan dari keluarga Uchiha ini, pamit pada mereka sejenak dan melihat ponselku, ayah dan ibu tidak mengatakan padaku siapa mereka, dia hanya mengatakan jika mereka adalah keluarga Uchiha.

Mencari informasi tentang keluarga Uchiha ini, segera menutup mulutku, aku sangat ingin berteriak. GILAAAA! Mereka keluarga yang memiliki kekayaan tujuh-turunan, aku ingin berkata kasar, tapi dimana sopan satunku, ini sebuah pesta besar, mewah, dan berkelas, jaga sikapmu Haruno Sakura.

Ehem, singkat kata, mereka memang tajir, ada beberapa informasi tentang saham dan perusahaan mereka, mereka bahkan punya perusahaan di berbagai kota besar, Suna, Iwa, Kiri, Oto, dan hampir seluruh dunia rasanya, saham mereka pun cukup tinggi dari beberapa saham lainnya, penghasilan perbulan mereka sampai membuat air liurku ingin menetes, menghitung jumlah angka nolnya, ini di hitung ratusan juta kan? Aku tidak salah hitung? Kembali ingin berkata kasar, tapi harus di tahan, uang sebanyak itu mau di apakan lagi? Tapi tidak ada informasi tentang hidup loyal mereka, meskipun kaya-raya, mereka tetap hidup normal, aku tidak yakin, pasti mereka sudah membayar media untuk tidak perlu membahas kehidupan mewah mereka.

Segera kembali ke kedua orang tuaku, mereka memintaku kembali, seorang pelayan membawa minum, aku harus hati-hati minum, aku seorang dokter dan harus menjaga kesehatan.

"Ini jus jeruk untukmu." Ucap wanita bermarga Uchiha itu, dia bahkan sudah sangat baik mengambilkan minum untukku, bagaimana dia tahu jika aku menghindari alkohol? "Ada apa? Kau tidak suka jus jeruk?" Tanyanya, aku hanya mematung dan tidak mengambil minuman yang di tawarkannya.

"Ma-maaf, aku minta maaf." Ucapku segera, aku harus tahu diri, aku sedang berhadapan dengan orang-orang yang sedikit saja membuat masalah, ancamannya mungkin membuatku di usir dari kota ini, yaa itu hanya pemikiranku saja, apa sih yang tidak bisa di lakukan oleh orang tajir. "Terima kasih banyak." Ucap sesopan mungkin, sangat sopan. Mengambil minuman itu dan meminumnya.

Sejak tadi aku tidak melihat anak-anak pasangan suami-istri ini, dalam data pribadi mereka, umur mereka sudah setara dengan kedua orang tuaku, anak mereka mungkin sudah sebesarku tapi anak-anak mereka tidak begitu di eksploitasikan.

"Aku harap kau suka dengan jus yang di impor langsung itu." Ucap wanita Uchiha itu dan aku hampir menyemburkan minumanku, hanya jus saja harus di impor, apa jus ini bisa membeli sebuah mobil? Mungkin saja, tertawa miris dalam hati, jangan konyol Sakura, ini hanya jus, hanya jus!

"Aku sangat suka." Ucapku, sampai meneguk habis, sial! Dimana sopan santunku! Tapi mereka tetap ramah meskipun sikapku sedikit buruk. Melirik ke arah kedua orang tuaku, aku akan minta maaf dengan mereka karena sikapku tidak begitu baik di hadapan pasangan Uchiha ini.

Eh? Tubuhku jadi lemas, aku merasa lelah, padahal tidak bekerja terlalu keras hari ini.

"Sakura, kau baik-baik saja?" Tanya wanita Uchiha itu dan terlihat khawatir.

"Ada apa Sakura?" Tanya ibuku.

"Ha-hanya sedikit lelah." Ucapku.

"Istirahat saja di salah satu kamar hotel disini." Saran wanita Uchiha itu.

"Maaf, aku benar-benar merepotkan." Ucapku, aku tidak bisa merasa malu lagi, aku benar-benar lelah dan jika saja tidak segera pergi aku yakin akan tumbang di lantai.

Menatap kedua orang tua, mereka memintaku untuk segera mengikuti nyonya Uchiha ini, mereka tidak segan pada mereka, aku curiga jika mereka memang memiliki hubungan dekat dengan keluarga Uchiha ini tapi tak pernah menceritakannya padaku.

"Istirahatlah dan jika kedua orang tuamu akan pulang, aku akan membangunkanmu." Ucapnya, dia benar-benar wanita yang sangat ramah, sosok nyonya Uchiha yang tidak terlihat glamour.

"Terima kasih nyonya." Ucapku.

"Jangan panggil aku seperti itu, panggil aku bibi." Ucapnya, sekali lagi aku menyingkirkan pemikiran jika orang kaya itu akan sangat sombong, tapi sangat berbeda dengan nyonya Uchiha ini.

"Baik, bibi Mikoto." Ucapku, aku sudah tahu namanya. Uchiha Mikoto, istri dari paman Uchiha Fugaku, itu adalah nama suaminya, pria yang sudah berumur tapi wajahnya tetap saja tampan.

"Aku senang mendengarnya." Ucapnya dan beranjak keluar dari kamar hotel ini, aku sudah sangat lelah, berbaring di kasur yang terasa sangat empuk, namanya juga hotel berbintang dan mewah, bahkan kasurnya sangat-sangat nyaman, aku bisa tidur sejenak dan bibi Mikoto akan datang kembali jika kedua orang tua akan pulang.

Mereka baik dan ramah, orang kaya yang memiliki sisi bagaikan malaikat, aku senang mengenal pasangan Uchiha itu.

.

.

.

.

Segera membuka mataku, aku tertidur! Gila! Jam berapa sekarang! Kenapa kedua orang tuaku tidak datang membangunkanku dan pulang!

Eh?

Menatap ke samping, seorang pria tertidur nyenyak, selimut hanya menutupi bagian bawahnya saja dan aku bisa melihat jelas otot perut dan kulit putih itu, tunggu! Apa dia tidak memakai apapun, aku penasaran tapi tidak ingin di cap wanita mesum, hanya melihat saja kan, dia mungkin saja pakai celana.

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHH...!

Pakaianku juga dimana!

Pria itu terbangun dan menatapku, berikutnya.

"Aaaaaaaa...!" Teriakan yang sama kerasnya dan sama nyaringnya dengan teriakanku tadi. "Siapa kau!" Marahnya.

"Apa! Seharusnya aku bertanya siapa kau!" Ucapku, aku pun marah padanya.

"Kau wanita gila! Beraninya tidur di atas ranjangku!"

"Kau yang pria gila! Ini kamarku!" Ucapku, kesal, seenaknya saja mengatakanku gila.

Pria itu menarik selimut dan membuat tubuh bagian atasku hampir terlihat.

"Apa yang kau lakukan!" Ucapku, menarik selimut dan berakhir dengan saling terik-menarik selimut, aku terus menarik dan mendorongnya.

Bught!
pria itu terjatuh.

"Aaaaaaaa!" Teriakku lagi, aku sampai harus melihat 'miliknya' untuk kedua kalinya. "Pakai pakaianmu!" Teriakku dan terus menutup mata.

"Sial!"

Aku bisa mendengarnya mengumpat dan mungkin saja dia berjalan untuk mencari sesuatu untuk menutupi 'benda'nya itu. Ya ampun, hari ini aku sangat sial, kedua orang tuaku tidak datang dan aku bahkan tidur seranjang dengan pria aneh yang sangat menyebalkan, sudah pagi dan sekarang jam berapa?

"Aku harap kau punya jawaban yang bagus untuk masalah ini." Ucapnya, dia sudah datang dengan lilitan handuk di bawah tubuhnya.

"Apa maksudmu! Kau yang harus menjawab pertanyaanku! Kenapa kau berada di kamarku?" Ucapku, kesal.

Dia terdiam, kenapa? Dia pasti pria gila yang seenaknya saja masuk ke kamar orang.

"Aku tidak masuk sembarangan kamar jika aku tidak memiliki kuncinya." Ucapnya dan menatap tajam padaku, itu jawaban masuk akal, tapi hotel ini sudah di sewa dan pasti seluruh kamar akan kosong, dari sekian banyak kamar, kenapa harus memilih kamar ini?

"Aku tidak peduli kau punya kunci atau tidak, yang jelas hari ini kau harus menjelaskan segalanya." Ucapku, turun dari ranjang, membalut seluruh tubuhku dengan selimut, melirik sekitar tetap saja tidak bisa menemukan pakaianku.

Tatapan pemuda itu mengarah pada ranjang putih yang sudah kami tiduri bersama, bukan seperti itu! Aku jadi ikut-ikutan melihat ke arah ranjang, ada apa di sana? Terkejut, ada noda darah di sana, menatap ke arahnya, pria itu malah menatap bagian bawahnya.

"Gila! Jangan pikir jika kau yang berdarah. Bodoh!" Ucapku.

"Aku tidak melakukan apapun!" Ucapnya dan kesal.

"Lalu jelaskan noda darah itu! Tidak mungkin milikmu yang berdarah!" Ucap.

"Tidak mungkin kau yang berdarah juga!" Protesnya.

"Kau seorang pria dewasa bagaimana tidak tahu hal semacam itu? Kau yang melakukannya! Mana mungkin aku yang menusukmu!" Protesku balik.

Eh? Apa yang baru saja aku katakan?

Melilit baik-baik selimut itu di tubuhku, menghampiri pemuda itu dan aku rasa harus memberinya pelajaran.

"Kau harus tanggung jawab." Ucapku dan menjambak rambut model anehnya.

"Arrghh! Dasar wanita gila! Kau yang menyerangku!" Marahnya dan malah mencekik leherku.

Aku tidak akan kalah, menggigit lengannya dengan keras, tangan itu terlepas dari leherku dan aku bisa memukul kepalanya.

"Tanggung jawab!" Ucapku dan terus memukulnya.

"Aku tidak akan tanggung jawab! Aku merasa tidak melakukanya" Ucapnya, dia bersikeras jika akulah yang menyerangnya, enak saja, apa dia pikir aku wanita penggoda? Aku bahkan belum pernah menyentuh pria mana pun seumur hidupku.

"Kau yang melakukannya! Dasar pria gilaa!" Teriakku marah.

Braaak!

Pintu tiba-tiba terbuka dan beberapa orang berpakaian serba hitam datang menghalangi kami, mereka menahanku dan pria aneh di hadapanku.

"lepaskan biarkan aku memukulnya!" Ucapku, aku benar-benar kesal.

"Tenanglah nona."

"Apa yang kalian lakukan! Lepaskan aku! Aku tuan kalian!" Ucap pria itu dan juga terlihat kesal.

"Tuan harap tenang."

Kami saling teriak dan terus mencoba melepaskan diri, jika jarak kami sudah dekat, aku akan sigap menghajar wajahnya dan dia tidak peduli dengan menarik rambutku kasar.

"Kalian tenanglah."

Suara ini?

Melihat ke arah pintu, bibi Mikoto!

"Bibi Mikoto, ada pria aneh yang masuk ke kamarku dan melakukan hal aneh." Ucapku, aku sedang mengaduh dan berharap nyonya Uchiha ini bisa membantuku.

"Ibu, jangan dengarkan dia, semalam aku tidak melakukan apapun dan aku rasa tidak ada siapapun di kamar ini sebelum aku masuk, aku yakin wanita gila ini yang seenaknya saja mencari masalah." Ucapnya, dia pun mengaduh pada bibi Mikoto dan membela diri.

Ibu? Ja-jangan pria ini adalah anak dari bibi Mikoto? Mampus kau Sakura, hari ini kau akan di suruh pindah ke planet mars.

"Kalian tenang dulu." Ucap bibi Mikoto. "Sasuke apa kau tidak salah kamar?" Tanyanya pada pria yang bernama Sasuke ini.

.

.

TBC

.

.


Fic yang muncul ketika jenuh melanda. *nambah lagi satu*

fic baru, author kembali berusaha membuat gendre humor, meskipun setiap akhirnya selalu gagal total, beberapa fic gendre humor jadinya serius, *sedih*, padahal selera humor author receh aja, wkwkwkw sedikit saja udah tertawa sampai sakit perut, tapi untuk kisah gendre humor cukup sulit di buat, *hiks*

tolong katakan ini lucu atau tidak?

.

.

see you next chapter.