.

Naruto © Masashi Kishimoto

Ghost Wife

.

.

.

'Sakit'

Seorang wanita muda bersurai merah muda tengah menangis di tepi danau. Dirinya terpaku duduk memeluk kedua tungkai kaki mungilnya, darahnya berdesir hebat bukan karena ia sedang jatuh cinta, melainkan sakit hati. Ya, dia menangis karena melihat sang kekasih, Akasuna Sasori tengah bercumbu mesra bersama sahabatnya sendiri di depan sebuah toko dasi yang dikunjunginya, 1 jam yang lalu.

Awalnya, Sakura akan membeli sebuah dasi berwarna merah maroon-senada dengan rambut Sasori- sebagai hadiah untuk hari jadi mereka, namun ia terhenyak saat tidak sengaja kedua bola matanya mendapati bahwa kekasih dan sahabatnya, Uzuki Tayuya bercumbu mesra -layaknya sepasang kekasih- di toko yang ia kunjungi lalu pergi entah kemana. Sakit, itulah yang dirasakannya sekarang. Hatinya seakan diris menggunakan pisau tak kasat mata, ia merasa dikhianati. Bulir bulir air mata jatuh membasahi kedua belah pipinya yang sudah memerah, rambut panjangnya berantakan, t-shirt kuning gading yang di kenakannya tampak kusam, begitu juga dengan wajahnya. Ia kesal, marah, kecewa, sakit hati.

Apa arti hubungan 3 tahun yang sudah di habiskannya dengan pria itu? Apa salahnya sehingga ia tega menduakan dirinya? Dan kenapa harus Tayuya? Kenapa harus Tayuya yang menusuk dirinya dari belakang? Cuman Tayuya sahabat yang ia punya, cuman Tayuya tempat keluh kesahnya, cuman Tayuya-teman masa kecilnya- tempat ia mengadu dan menumpahkan pikirannya yang sedang galau karena ulah sang kekasih. Dan demi apapun! Ia sangat menyayangi Tayuya, menganggap wanita bersurai merah tua itu sebagai kakaknya sendiri. Tapi kenapa? Kenapa disaat ia mengira semuanya akan baik baik saja, disaat ia mulai bangkit berdiri tegar setelah kematian kedua orangtuanya, disaat ia berusaha keras menyesuaikan diri terhadap kerasnya dunia, dua orang yang -menurutnya- paling berharga, satu satunya yang ia punya malah dengan tega menusuk dirinya? Kenapa?! Apa salahnya?! Padahal ia tidak pernah bermain dengan laki-laki lain, bahkan sekedar melirik saja ia tidak pernah, dan apa balasan yang didapatnya?

'Drrt drrt' suara getar ponsel di saku celana birunya bergetar. Sakura tersentak lalu mengambil ponselnya dan menatapnya nanar.

'Sasori-kun is calling'

Deg!

Hatinya kembali berdenyut sakit, hanya dengan melihat nama sang-mantan?- kekasih di layar ponselnya. Lagi, air mata mulai berlinang di kedua emeraldnya, rasa sakit, rasa kesal, marah, kecewa itu masih ada dan bercampur aduk seakan ingin menghancurkan hati dan pikirannya.

"Sakura, kau dimana? Ada sesuatu yang ingin kubicarakan dengan mu, tapi sepertinya kau sedang sibuk? Aku hanya ingin bilang kita cukup sampai disini saja, terimakasih untuk kebersamaan kita berdua dan maaf, sebenarnya aku bermain di belakangmu. Aku mencintaimu sebagai adik, aku tak bisa memandangmu lebih dari itu. Jaga dirimu Sakura, aku akan selalu mendoakan kebahagianmu"

'Tes Tes Tes'

Sakura menangis hebat dalam diam-lagi-, air mata berlomba jatuh dari kedua matanya yang sudah membengkak membasahi layar datar ponsel hitam yang digengamnya. Sakura mencengkram erat ponsel di telapak tangannya, menengelamkan kepala merah mudanya di antara kedua kakinya -lagi-. Tubuh mungilnya bergetar hebat, hatinya –sangat- sakit saat melihat pesan dari sang kekasih yang sangat di kasihinya, memutuskannya secara sepihak.

"Kau dimana Sakura? Aku mengkhawatirkanmu bodoh! Cepat pulang!" Sakura menggeram rendah saat membaca pesan yang disampaikan oleh –mantan?- sahabatnya mungkin, entahlah ia juga tidak tahu tentang perasaaannya. Ia menatap datar panggilan tak terjawab yang sebagian besar dari Tayuya dan satu dari Akasuna Sasori. Ia sangat kecewa pada Tayuya tapi ia tetap akan berusaha mempercayai sang sahabat, karena Tayuya sahabatnya,kakaknya, segalanya baginya. Maka, jika memang memungkinkan ia akan mulai melupakan Sasori dan merelakannya dengan Tayuya, apapun akan dilakukannya demi kedua orang yang berharga menurutnya.

Dengan kedua matanya yang memerah karena menangis, Sakura menatap nanar danau yang terpampang di depan matanya. Ia baru akan beranjak dari duduknya kalau saja ia tidak melihat seorang anak kecil berambut hitam legam tengah tenggelam tepat di sisi kanan danau. Kedua iris emeraldnya melotot, ia melihat ke kanan dan ke kiri kemudian mendapati kedua orang dewasa -yang kemungkinan besar orangtua dari sang anak- tengah asik saling menyuapi satu sama lain. Ia bergegas menyelamatkan sang anak, tidak sempat jika ia harus menghampiri kedua orang dewasa yang dilihatnya tadi karena –sedikit- jauhnya jarak diantara mereka.

Sakura sudah sampai ketempat dimana anak berambut hitam itu tenggelam, ia melingkarkan sebelah tangannya di pinggang anak kecil itu lalu segera berenang membawanya ketepi danau, namun matanya melebar tak percaya saat melihat anak kecil berambut hitam itu mulai berenang santai dan bergerak menuju tepi danau seolah ia memang pandai berenang. Yang benar saja! Apa anak itu pura pura tenggelam tadi? Ia tak habis pikir tentang tingkah laku anak zaman sekarang, ia berniat untuk menghampiri kedua orang dewasa yang dilihatnya tadi lalu meminta agar lebih waspada dalam menjaga dan mendidik anaknya kalau saja kakinya tidak keram. Sakura mulai panik dan berusaha untuk tidak tenggelam, ia melihat sang anak berlalu tanpa melihat kebelakang-ke arah dirinya- sedikit pun. Kemudian ia menoleh ke arah dua orang dewasa yang dilihatnya tadi tengah sibuk menyusun barang piknik mereka dan bergegas memberi handuk pada anak kecil berambut hitam tadi lalu bergegas pergi. Tak ada satu orang pun yang melihat Sakura tenggelam. Tubuh Sakura mulai melemah, pandangannya menggelap dan ia kehilangan kesadarannya.

.

.

.

"Uhuk"

Sakura terbatuk lalu mengeluarkan air yang sebelumnya diminumnya. Ia duduk dan mulai mengernyit mencari sosok yang menyelamatkan hidupnya, ia menatap sekelilingnya dan mendapati sepasang mata hitam yang tengah menatapnya datar, lalu- "Kau tak apa?"

'Deg!'

Sakura terpaku ketika sepasang tangan besar pria pemilik mata hitam di depannya kini menangkup kedua belah pipinya. Iris kelam itu menatapnya datar, namun Sakura tahu pria asing di depannya mengkhawatirkannya. Ia tersenyum ramah lalu menganggukkan kepalanya pelan. "Aku baik baik saja, berkat dirimu, terimakasih" gumamnya.

Sakura baru saja akan berdiri sebelum pria asing di depannya melakukan sesuatu yang tak pernah ia duga sebelumnya. Tubuhnya membeku ketika ia mendapati dirinya tengah dikecup mesra oleh pria asing yang bahkan ia tak tahu namanya. Pria beriris kelam itu mengecup dahinya lembut, lama dan penuh kasih sayang. Dan anehnya, Sakura menutup kedua matanya, menikmati kecupan lembut dari pria asing di depannya. Ia merasa sangat mengenal kecupan ini, mengenal sentuhan tangan pria ini di kedua belah pipinya dan merindukan pria ini. Segala beban dan amarah yang dipikulnya karena pengkhianatan sang kekasih dan sahabatnya tadi sudah lenyap entah kemana. Ia merasa perasaannya tenang di dekat pria asing ini, ia tidak mengerti dan tak mau mengerti. Biarlah, biarkan seperti ini sebentar saja, batinnya.

Pria asing itu menyudahi kecupan di dahi Sakura kemudian kedua tangannya turun meremas kedua bahu gadis yang berada di depannya. Ia menatap lembut iris hijau teduh gadis itu, lalu- "Kau kembali, aku menemukanmu"

Sakura menatap bingung kedua iris kelam di hadapannya, detik kemudian ia menggigil lalu melihat sekelilingnya dan menyadari bahwa malam sudah tiba. Sudah berapa lama ia pingsan? Ia bangkit berdiri menatap mata kelam pria asing yang menyelamatkannya. "Aku tak mengenalmu tuan, kurasa kau salah orang. Aku bahkan tak tahu namamu" jawab Sakura seraya tetap berusaha menampilkan senyum terbaiknya. Ia kedinginan karena baju yang dikenakannya telah basah, matanya membengkak karena habis menangisi hidupnya dan ia juga kelaparan. Ia tak memakan apapun sejak tadi pagi.

"Aku pergi dulu tuan, dan err.. sekali lagi terimakasih telah menyelamatkanku" Sakura membungkukkan tubuhnya dalam lalu beranjak pergi kalau saja pria asing itu tak menahan lengannya, menarik pinggangnya dan menyatukan dahinya dengan dahi pria asing itu.

"Aku, Uchiha Sasuke dan kau Uchiha Sakura, kau istriku" Sasuke menatap datar kedua iris emerald didepannya. Ia melingkarkan kedua lengannya di pinggang sang Istri, gadis- ah tidak wanitanya.

Sakura terkejut, jantungnya berdegup kencang. Wajahnya bersemu merah, ia merasakan tubuhnya terhimpit rapat pada tubuh Sasuke-pria asing yang baru dikenalnya- tak ada jarak diantara mereka. "Aku belum menikah Uchiha dan aku tak mengenalmu, lepaskan aku!" Sakura menggeliat gelisah, tangannya mendorong pelan dada Sasuke yang tak bergeming. Darahnya berdesir, wajahnya memerah dan jarak ini tak bagus untuk jantungnya, ia harus pergi dari dekapan pria ini, harus. Namun, Sasuke malah mengeratkan pelukannya dipinggang Sakura. Ia tak berniat sedikit pun untuk menciptakan jarak diantara mereka.

"Ini adalah bukti bahwa kau milikku Sakura" Jantung Sakura seakan ingin keluar dari tenggorokannya. Matanya melotot tak percaya saat melihat jari manisnya dilingkari sebuah cincin berwarna putih berhiaskan lambang kipas berwarna putih dan merah. Sejak kapan cincin itu ada melingkar di jarinya? Apa yang terjadi? Siapa pria asing ini? Ia merasa merindukan pria ini, merasa nyaman dipelukannya dan merasa senang dengan sentuhannya. Tapi kenapa? Kenapa ia merasa nyaman? Kenapa ia merasa rindu? Ia tak tahu, ia tak mengerti. Ia menggelengkan kepalanya kuat, lalu menepuk keras kedua pipinya.

"Ini bukan mimpi Sakura, kau istriku, milikku." Sedetik kemudian Sakura sadar, bahwa hidupnya tak akan sama seperti dulu. Hidupnya yang menonton sudah berakhir ketika ia membalas pangutan lembut yang berasal dari Uchiha Sasuke, pria asing yang baru ditemuinya dan mengaku sebagai suaminya.

.

.

.

.

.

Tbc

Note :

Oke saya sangat tau ini pasaran-mungkin?- baru ketemu langsung jadi suami istri*nyengir

tapi mau gimana lagi, tangan saya sudah gatal mau buat beginian, ini karya pertama saya, mohon bantuan dan bimbingannya*bungkuk bungkuk

awalnya saya menggunakan karakter ino sebagai sahabat sakura, tapii saya membutuhkan karakter sekali pakai dan tadaa jadila tayuya dan sasori*curcol

judulnya terinspirasi dari komik digital yang berjudul sama, tapi tentu saja ceritanya akan berbeda(ada yang tau?) walaupun belum saya buat, tapi secara kasar jalan ceritanya sudah ada dalam benak saya*nyegir

jadi bagaimana? cerita gak jelas ini dilanjut atau tidak? silahkan tinggalkan jejak dan pendapat kalian di kolong ripiu*puppyeyes

see ya!