Naruto belongs to Masashi Kishimoto
Warning : OOC, EYD ngacleng entah kemana, miss typo(s) dan sederet kesalahan lain
.
.
Gaara mengamati dompet kulit berwarna coklat muda di tangannya. Menurut pelajaran PKn, tentu saja dia harus mengembalikan dompet itu pada pemiliknya. Tapi karena tuntutan profesi, ia justru membuka dompet itu untuk mengambil lembaran-lembaran uang di dalamnya; tentu saja setelah memastikan bahwa tidak ada yang mengikuti. Isinya tidak begitu banyak, tapi cukup untuk membeli sebotol bordeaux.
Namanya Sabaku no Gaara, semua orang memanggilnya Gaara. Masyarakat mengenalinya sebagai siswa SMA yang kerja sambilan di sebuah bar murahan di pinggir kota Suna. Hanya sedikit yang mengenalinya sebagai pencuri handal. Bukan prestasi yang pantas dibanggakan memang. Tapi seandainya dunia kriminal punya medali, ia pantas mendapatkannya untuk beberapa aksi gemilangnya. Termasuk aksi pencurian chip berharga milik departemen pertahanan Konoha; tempatnya tinggal saat ini.
"Baru pulang?" sapa Naruto.
"Yo'i" jawab Gaara singkat, "Huh! Capek banget!"
"Abis main-main ama cewek ya?" tanya Kiba.
"Nggak kan tau, aku lagi nggak punya duit," balas Gaara sedikit meremas rambutnya gemes.
"Kakuzu-sama pengen black diamond tuh. Aku rasa sih, kau yang paling kompeten di bidang ini," tambah Naruto.
"Serius?" tanya Gaara.
Kakuzu bukanlah nama baru buat para kriminal rendahan seperti mereka. Beberapa kali bandit tua itu memintanya melakukan pekerjaan seperti itu.
Naruto mengangguk, " Dan malam ini kalung itu akan dipamerkan di salah satu rumah mode yang ada di Oto. Yang menjadi modelnya Hyuuga Hinata."
Gaara mengangguk paham. Otaknya menyusun strategi ampuh buat nyolong tu permata. Kayaknya sih nggak bakal ada kesulitan berarti. Gaara membuka pintu minibarnya. Lho? Kemana larinya pizza yang tadi siang ia beli? Sejak kapan pizza punya kaki dan jalan-jalan sendiri?
"Mana pizzaku ya?" gumamnya.
"Itu punyamu? Gomen, aku yang ngabisin. Laper berat sih. Mau beli sendiri males keluarnya," tukas Kiba dengan wajah tanpa dosa. Alesan aja males, males keluar duit lebih tepatnya.
Maunya sih Gaara mencekik leher Kiba, tapi berhubung dia nggak dapet vaksinasi buat mencegah efek jurus puppy eyes yang di copy paste Kiba dari Akamaru; anjing peliharaannya jadilah Gaara merelakannya. Setengah hati sih sebenarnya. Bagaimanapun juga, Gaara belinya pakai duit, bukan daun.
Daripada kesalnya berlarut-larut dan bikin mukanya sekusut baju yang setahun nggak disetrika, Gaara memilih untuk berhadapan sama layar komputer purba di depannya. Nggak apa-apa deh purba tampilannya, yang penting fungsinya. Thank's for Naruto yang bisa banget meng-up grade benda yang seharusnya udah ada di tong sampah ini.
Gaara menggerakkan jemarinya, mencari blue print yang ia inginkan. Bukan hal yang sulit, karena Gaara sudah terbiasa melakukannya. Tak seberapa lama, Gaara ber-smirk ria. Blue print sudah ditangannya. Tinggal melaksanakannya. Tak lupa Gaara men-search nama modelnya; Hinata Hyuuga.
Hinata cantik dan kelihatanya dia juga lemah lembut. Seingat Gaara, dia adalah adik sepupu Hyuuga Neji; dokter tampan atau lebih tepatnya err... cantik yang menikah dengan Tenten, putri pemilik dojo judo yang terbesar di Konoha.
Dan disinilah Gaara sekarang. Membaur dengan para undangan yang berbalut jas mahal keluaran Giorgio Armani ataupun gaun dan aksesoris mewah keluaran Luis Vuiton. Stage maha megah berada di tengah ballroom hotel. Jangan tanya darimana Gaara mendapatkan kartu undangan dan jas mahal itu. Untuk apa dia menyimpan pistol di sakunya kalau tidak dimanfaatkan?
Gaara berharap ada banyak champagne disini sehingga dia bisa minum gratis. Yeah, segelas sparkling wine di musim dingin tentu akan sangat berguna untuk menghangatkan tubuh. Gaara mengabaikan ocehan duo MC berpakaian hijau ketat dengan semangat masa muda yang menggelora. Entah apa yang dibicarakan duo MC itu. Yang jelas bukan sedang membicarakan harga sembako yang bikin ibu-ibu screaming berat.
Yang Gaara tahu, Hinata muncul dengan dress warna hitam yang bisa banget menampilkan aura bintangnya. Senyum mengembang menghiasi paras cantiknya. Gaara terpana sesaat, berasa lagi menghisap ganja deh! Entah darimana, dimata Gaara sekarang Hinata tampak di –background-i bunga setaman.
Gaara merasa tertarik pada dunia yang terasa asing baginya. Jantungnya seolah habis dipaksa maraton. Gaara justru tertarik memperhatikan wajah Hinata daripada black diamond yang menggantung di lehernya. Kami-sama, she is really beautifull at all! Demi Dewa Neptunus, Gaara belom pernah cengo begini cuma gara-gara lihat cewek!
STOP! YOU'RE STEAL MY HEART… MY HEART…
Entah ringtone handphone siapa yang bunyinya norak banget itu. Lagian bisa-bisanya tu musik ada di Oto. Apa iya, dangdut udah duluan go international?
"Maaf, Pak. Bisa minggir sedikit?" tanya seorang fotografer. Yeah, anggap saja versi sopan dari LOE NGEHALANGIN KAMERANYA, BAKA!
"Gomen," cetus Gaara bergeser, bikin tu fotografer lega banget. Setidaknya objek fotonya kali ini bukan lagi cowok yang dengan berat hati ia sebut ganteng tapi cengo berat waktu ngliat penampilan Hinata.
"Ehm," Gaara mengumpulkan kembali harga dirinya yang sempt berloncatan nggak jelas. Ia kembali fokus pada buruannya setelah tersihir kata-kata ' Your face is changing my heart'. Hohoho… sepertinya lagi Indonesia lagi berjaya jadi Gaara.
Hinata kembali ke back stage. Oke! Ini saatnya. Gaara ikut menyelinap. Ia memakai topeng peraknya. What for? Biar keren aja gitu. Biar mirip sama idolanya; pahlawan bertopeng. Walaupun pada akhirnya dia jadi pencuri bertopeng. Nggak apa-apa deh, yang penting sama-sama bertopeng.
"Halo Hyuuga-san. Aku datang untuk mencuri," kata Gaara. Bukannya takut, Hinata malah mengerutkan alis. Ini yang bikin Gaara tambah gemes. Nyureng aja ni cewek tetep cantik!
Body guard Hinata mengambil tindakan. Mereka mendekati Gaara dan bersiap mau menghajarnya.
Dan tentunya dua body guard Hinata itulah yang harus merasakan mantapnya pukulan Gaara. Setidaknya Gaara udah bikin bangga kakek buyutnya yang dulu berprofesi jadi algojo dengan membuat keduanya tepar. Hinata jadi takut. Ia mundur dengan teratur, tapi sayang stiletto setinggi 7 inchi itu menghalanginya bergerak cepat. Bersyukurlah wahai lelaki, karena kalian tidak perlu menyiksa diri dengan high heels setebal dosa.
Dan berhubung dewi fortuna sedang cuti menemaninya, jadilah Hinata tersandung semut yang lewat diatas kabel. Ups! Ia mau jatuh, tapi untungnya ada sepasang lengn kekar yang menopangnya. Sejenak mereka bertatapan. Benar-benar sejenak kok, nggak sampai 5 detik karena Gaara langsung menarik Hinata mendekat untuk merasakan tekstur bibir Hinata.
What the hell? Mereka ciuman? Jawabannya, YA! Jangan salahkan mamalia yang sedang terjajah feromon dan menepis semua logika. Yeah! Hinata merespon ciuman 'kacau' Gaara.
"Arigatou," Gaara melepas bibir Hinata dan mengecupnya sekali lagi sebagai dessert. Ia tersenyum dan meninggalkan Hinata dengan melompat dari jendela di lantai 28 ini bersama terdiam sambil meraba bibirnya.
'That's a great kiss' innernya.
'Nggak! Itu payah' bantahnya dalam hati.
'Great… Suck… Great… Suck… Great… eh? Hinata meraba lehernya. Kalungnya…
.
.
.
"What a lucky boy you are," komen Kiba sambil melipat koran dengan headline HINATA KISSED BY A STRANGER GUY. Gaara senyum-senyum nggak jelas sambil melepas seragam SMA-nya. Sepanjang hari ini ia melihat koran, tabloid dan TV menayangkan berita itu. Gaara mengakui, itu memang ciuman yang dalam. Frenc Kiss. Dan dia merasa beruntung bisa mencuri bibir Hinata.
Gaara membenahi rompi bartendernya sebelum masuk bar counter, menggantikan Deidara yang eksis di shift sebelumnya. Hari ini Kakuzu berjanji akan menemuinya. Sambil menunggu kakek tua nan bau tau tanah itu, Gaara berkutat dengan minuman yang dipesan para tamu. Para pria umumnya menyukai minuman yang straight atau on the rock, sedangkan wanita lebih memilih cocktail yang meski beralkohol tapi tetap lembut dan manis.
Gaara menjuggling sesaat botol chival reagal yang dipesan tamunya sebelum menuangkan cairan berwarna kecoklatan ke dalam gelas high ball berisi ice cube. Gelas itu diraih cepat oleh seorang pria berambut hitam dan memakai kacamata mengenalinya sebagai Aburame Shino; mahasiswa International College yang sering dilanda frustasi dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya.
"Berikan aku tequilla sunrise," seorang wanita berambut panjang mendekati bar.
Awalnya Gaara tidak terlalu memperhatikannya. Ia lebih fokus membuat minuman yang di pesan wanita itu. Tapi ia sedikit tersentak saat mendengar sapaan Shino pada wanita berambut indigo itu.
"Anou, kau Hinata Hyuuga kan? Model terkenal itu? Kudengar hubunganmu dengan tunanganmu sedang memburuk, ya?"
"Kurasa itu bukan hal yang penting untuk kau ketahui," balas Hinata sedikit jutek.
My God! Apa Hinata adalah konduktor bunyi yang sangat baik sampai-sampai rasanya Gaara bisa mendengar debaran jantungnya saat ini. Apa sih yang dimiliki cewek ini sampai-sampai Gaara jadi begini? Come on, Gaara. Hinata itu cuma cewek kok, bukan hantu. Jadi tolong bersikaplah sedikit tenang.
"Privacy, Aburame-san," kata Gaara mencoba bersikap tenang. Ia meletakkan tequilla sunrise yang dipesan Hinata di hadapan wanita itu.
"Arigatou," kata Hinata.
Shino terlihat tidak ambil pusing. Ia memilih turun ke dance floor bersama beberapa orang yang punya hobby sama dengannya dalam hal menikmati malam.
Hinata menatap Gaara dalam-dalam. Membuat pria berambut merah itu sedikit gugup. Gaara berusaha menutupinya dengan pura-pura membereskan meja bar.
"Kudengar disini ada bartender yang bisa dijadikan teman curhat. Apa kau mengenalnya?" tanya Hinata.
Gaara mengangkat wajahnya. Ia seolah menemukan celah untuk mengajak anita itu bicara.
"Setiap bartender pasti terbiasa mendengar curhatan dari pelanggannya. Jadi kalau Anda memang mau bercerita, ceritakan saja."
Hinata mengambil jeda sesaat sambil menikmati tequilla sunrisenya.
"Hubunganku dengan tunanganku memburuk. Memang itu salahku. Karena aku berciuman dengan seorang pria yang bahkan tak kukenal," ucap Hinata.
Deg! Sengatan listrik bertegangan tinggi seolah menyambar jantung Gaara. Hinata pasti sedang membicarakan dirinya. Karena itu, Gaara berniat memancingnya.
"Pria yang tidak Anda kenal? Bagaimana bisa?"
"Dia seorang pencuri yang mengenakan topeng," kata Hinata, "Tidak tahu bagaimana awalnya. Dia mendatangiku, mengambil black diamond yang kukenakan dan... menciumku. Kau tahu, saat dia menciumku rasanya ada sesuatu yang berbeda. Ada sesuatu dimatanya yang begitu memikatku. Itulah yang membuatku merasa sangat bersalah pada tunanganku."
"Apa kau menyukainya?" tanya Gaara setengah berharap. Ia nyaris melompat gembira mendengat cerita Hinata barusan.
"Entahlah. Yang pasti aku jadi merasa sedikit err... murahan," kata Hinata sebelum meminum lagi tequillanya.
Gaara bersmirk ria. Tidak apa-apa jika Hinata masih bingung dengan perasaannya. Mungkin perlu waktu untuk merebutnya dari pria Uchiha yang menjadi tunangannya sekarang. Hinata sedikit heran melihat reaksi Gaara. Karena itu, ia memberanikan diri bertanya.
"Gomen, apa ada yang salah dari ceritaku tadi?"
"Err... tidak. Saya hanya teringat kisah salah satu pelanggan saya yang kurang lebih sama seperti itu; jatuh cinta pada pria bertopeng," kata Gaara asal. Aslinya dia cuma minjem scene dari film Zorro pas Antonio Banderas ketemu Catherine Zeta-Jones.
"Lalu, apa yang terjadi pada mereka?" Hinata terlihat antusias mendengarnya.
"Awalnya mereka tidak mau mengakui bahwa mereka saling tertarik, tapi pada akhirnya mereka mau mengakuinya. Mereka menikah dan sekarang sudah memiliki seorang anak," kata Gaara masih mengikuti alur Alejandro-Elena.
Hinata mengangguk-angguk paham, "Pasti pelangganmu itu tidak punya tunangan yang posesif, ya? Itachi-kun, tunanganku sedikit posesif. Tapi mau bagaimana lagi, nyatanya aku memang mencintainya."
Hati Gaara mendadak lecet-lecet mendengarnya. Ia iri melihat cara Hinata berfikir tentang Itachi. Mungkinkah dia bisa merebutnya dari Itachi? Rasanya peluangnya kecil.
Lagipula, kenapa harus wanita ini yang mencuri hatinya. Demi Tuhan, Gaara adalah seorang pencuri, tapi kenapa dia tidak bisa mempertahankan hatinya agar tidak dicuri wanita Hyuuga ini. Seorang pencuri yang tak akan pernah tersentuh pasal pencurian manapun. Karena dia; Hinata Hyuuga adalah pencuri hatinya.
.
.
.
TBC
.
Haduh, multichap yang lain belum beres udah bikin yang baru lagi. Tapi bikin fic ini kok rasanya mengkhianati ItaHina ya? Entahlah, nanti endingnya mau saya bikin gimana. Tadinya mau saya bikin one shoot aja, tapi kayaknya ntar malah ditabokin gara-gara gantung gini.
Moga ada yang masih berminat mereview
