Her Pearl Necklace
Oneshoot
By Yuya Matsumoto
Desclaimer: Sungmin is always MINE… forever
Cast: Sungmin (Genderswitch)
Summary: Sungmin memiliki sebuah kalung mutiara yang benar-benar ia sayangi. Ia tidak pernah mau melepas kalung itu sedetik pun. Sampai suatu ketika sang Appa meminta kalung itu. Apakah Sungmin rela memberikan kalung itu untuk sang Appa?
.
.
\(^w^)/~ Happy Reading ~\(^0^)9
.
.
Hari ini eomma mengajakku pergi ke mall. Aku sangat senang berbelanja bersama eomma. Eomma-ku, Leeteuk, sangatlah baik hati. Ia selalu membelikan apapun yang aku inginkan, makanya aku senang ikut dengan eomma. Saat aku dan eomma akan kembali pulang, aku melihat sebuah stand yang menjual pernak-pernik. Tak ayal aku langsung mendekati stand itu, sambil menarik eomma-ku yang kesulitan dengan barang belanjaannya.
Sebuah kalung mutiara bersinar dengan indahnya seakan memanggilku untuk memilikinya. Aku menatap eomma-ku, memberikan bunny eyes termanis milikku. Aku berharap eomma mengerti dan mau membelikan kalung itu untukku. Eomma hanya menanggapiku dengan senyuman menawannya.
"Eomma, Minnie mau itu! Kalung itu, eomma!", pintaku dengan manja. Aku menarik-narik baju eomma agar ia terenyuh dengan rengekanku.
Lagi-lagi eomma tersenyum. Ia menundukkan badannya, mengelus rambutku dengan lembut. "Baiklah, Minnie-chagi! Eomma akan membelikan kalung yang sangat mahal itu tapi dengan syarat", ujar eomma menggantung.
"Apa syaratnya, eomma? Minnie pasti akan melakukannya!", tanyaku sambil berjingkrak-jingkrak senang. Eomma akan membelikan kalung indah itu. Aigoo!
"Sesampainya di rumah, eomma akan memberikan daftar pekerjaan yang harus kamu lakukan sebagai ganti kalung mahal itu. Selain itu, uang yang akan diberikan halmoni saat kamu ulang tahun pun harus kamu berikan kepada eomma. Bagaimana? Setuju?", jelas eomma dengan persyaratannya yang begitu banyak. Sudahlah yang penting kalung itu jadi milikku.
"Setuju!", jawabku penuh semangat. Eomma menjabat tanganku, tanda bahwa perjanjian kami disepakati.
Eomma membayar kalung itu sesuai harga yang tertera, yaitu 312 won atau setara dengan Rp 25.000. Sang penjual memberikan senyuman kepadaku saat ia membungkus kalung mutiara itu di dalam kotak yang sangat indah. Aku benar-benar bahagia hari ini.
Sesampainya di rumah, Appa dan Halmoni menyambut kedatangan kami. Aku segera memberitahu Appa bahwa aku dibelikan kalung mutiara yang sangat cantik oleh eomma. Setelah melakukan semua pekerjaan yang ditugaskan oleh eomma dan memberikan uang pemberian halmoni, eomma memberikan kalung mutiara itu kepadaku. Appa dan halmoni hanya tertawa melihat tingkahku yang menggemaskan—menurut mereka.
.
At ELF Kindergarten
.
"Chingudeul, Minnie punya kalung yang sangat indah", pamerku kepada teman-teman sekelasku. Semua teman mengelilingiku. Mereka melihat kalung mutiara yang kupakai dengan tatapan takjub.
"Ne. Cantik cekali, Minnie. Cepelti kamu!", puji Donghae kepadaku dengan suara cadelnya.
"Wah! Hyukkie boleh pinjam kan Minnie-ah?", tanya Eunhyuk, teman yeoja yang pintar sekali menari di kelasku.
Aku mengerucutkan bibirku, menggenggam kalung mutiara yang melingkar di leherku dengan erat. "Shirreo! Ini milikku! Tidak ada yang boleh menyentuhnya!", teriakku tak terima.
"BELICIK! Dacal keyinci bawey! (baca: Berisik! Dasar kelinci bawel!)", teriak seorang bocah bernama Cho Kyuhyun. Ia selalu membanggakan dirinya sendiri dan sok kaya walau memang dia teman sekelasku yang paling kaya.
"Bilang saja kamu sirik! Kalung ini mahal sekali! Pasti eomma dan appa-mu tidak mampu membelinya", balasku kesal. Dasar Kyu menyebalkan!
Kyuhyun memegang kalung mutiara di leherku dengan penuh selidik. "Ini balang mulahan. Paycu! Dacar yeoja bodoh (baca: Ini barang murahan. Palsu! Dasar yeoja bodoh)", ucapnya dengan nada sarkastik.
Hatiku tertohok mendengar ucapannya. Sakit sekali. Bisa-bisanya ia menghina barang berhargaku. "Dasar namja cadel menyebalkan! Aku benci Kyu!", teriakku sambil berlari keluar kelas. Airmata yang aku bendung sedaritadi sudah tak bisa kutahan lagi. Ia mengalir membasahi pipiku.
.
\(*o*)/~ YuyaLoveSungmin ~\(^0^)9
.
Sejak hari itu aku selalu memakai kalung mutiaraku dimana pun dan kapan pun. Aku tak pernah melepasnya bahkan saat aku sekolah, bermain, ataupun saat aku tidur, kecuali saat aku mandi. "Nanti lehermu menjadi merah", kata Eomma memperingatiku. Aku tidak menghiraukan kata-kata Kyuhyun beberapa hari yang lalu. Ia memang selalu menjahiliku. Aku tahu ia pasti iri padaku makanya ia berbicara sekasar itu padaku.
Seperti biasanya, Appa-ku—Kangin—membacakan cerita sebelum aku tidur. Appa-ku sangatlah baik dan pengertian. I love my daddy.
"Sang pangeran dan putri hidup berbahagia selamanya", ujar Appa mengakhiri kisah Swan Princess yang ia bacakan.
"Aku suka sekali cerita ini, Appa! Happily ever after!", ucapku sok inggris karena setiap film kartun yang sering aku tonton pasti ada kata-kata itu. Hehe…
"Aegya Appa pintar sekali sih. Keren nih! Appa saja tidak bisa bahasa inggris", kata Appa merendah.
"Hahahaha… Ampun appa! Geli! Hahahaha", tawaku tak tertahan karena Appa menggelitik pinggangku.
Chu~
Appa mencium pipiku. "Minnie sayang nggak sama Appa?", tanya Appa membuatku kaget.
Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, berusaha mencerna pertanyaan Appa. Aku memeluk tubuh Appa yang sangat kenyal itu. "Minnie sayaaaaaaang sekali sama Appa! Muuaach!", jawabku sambil membalas kecupan di pipi Appa.
Appa tersenyum dengan sangat tampan. "Kalau kau memang mencintai appa, berikanlah kalung mutiaramu pada appa"
"Ya… Appa, jangan kalung ini. Appa boleh ambil mainanku yang lain. Appa boleh ambil YuHae, bonekaku yang tercantik. Appa juga boleh ambil buku-buku cerita kesukaanku tapi jangan ayah ambil kalungku", pintaku sambil memegang kalung mutiaraku dengan protektif.
"Ne, aegya! Gwenchana. Tidurlah", ucap Appa, lalu mencium keningku. Appa menyelimutiku. Appa mematikan lampu kamar, lalu keluar kamarku. "Selamat malam anakku, semoga mimpi indah", ucapnya sebelum menutup pintu.
"Hoam! Malam, Appa! Annyeong", balasku sebelum memasuki dunia mimpiku.
.
Seminggu kemudian
.
"Minnie, apakah kamu sayang appa?", tanya Appa setelah membacakan buku cerita padaku.
"Pasti, Appa. Appa kan tahu aku sangat mencintaimu"
"Kalau begitu, boleh appa minta kalungmu?", tanya Appa dengan tatapan penuh harapnya.
"Yaa, jangan kalungku. Appa ambil Wonnie, kuda-kudaanku saja. Appa masih ingat kan? Itu mainan favoritku. Rambutnya panjang dan lembut. Appa bisa memainkan rambutnya, mengepangnya dan sebagainya. Ambillah, asal appa jangan minta kalungku", usulku kepada Appa.
"Sudahlah nak, lupakanlah", kata Appa dengan tatapan sedih.
Sebenarnya ada apa dengan Appa? Kenapa ia selalu meminta kalung ini?
.
At ELF Kindergarten
.
"Menurut kalian kenapa appa-ku selalu meminta kalungku ini?", tanyaku kepada dua orang sahabatku ini.
"Mm… Mollayo. Hyukkie bingung. Nyelah deh, Min!", jawab Hyukkie masih asyik memakan pisang miliknya.
"Donghae lasa appa min cuka cama kalung itu. Makanya appa min minta deh. Kan min cayang cama appa min, kenapa nggak dikacih aja?", tanya Donghae dengan wajah seriusnya.
"Tapi ini kan kalung kesukaan minnie. Aku nggak mau", tolakku tak sependapat.
"Belalti Minnie keyinci nggak cayang cama appa-nya (Baca: berarti Minnie kelinci nggak sayang sama appa-nya). Pembohong!". Suatu suara menginterupsi diskusiku dengan kedua sahabatku.
"Aniyo. Minnie sayang banget sama Appa. Kyu nggak ngerti, nggak usah ngomong!", kesalku karena lagi-lagi Kyu mengganggu.
"Bohong! Maca hanya kayena cebuah kayung, Minnie nggak mau belkolban untuk appa. Kayau appa-nya minnie yang diambiy Tuhan, minnie tetap mau kayung itu? (baca: Bohong! Masa hanya karena sebuah kalung, Minnie nggak mau berkorban untuk appa. Kalau appa-nya minnie yang diambil Tuhan, Minnie tetap mau kalung itu?)", jelas Kyu membuatku shock.
"ANDWAAAAE! KYU JAHAT! KYU NGGAK BOLEH NGOMONG GITU! Hiks!", teriakku frustasi. Tuhan nggak mungkin mengambil appa dariku. Nggak boleh!
.
At Minnie's Room
Night
.
Aku mendengarkan Appa yang sedang membacakan cerita kepadaku. Sesekali aku melihat ia terbatuk dan suaranya terdengar parau. Apa benar kata-kata Kyu tadi pagi ya? Aku duduk dengan resah di samping Appa. Aku tidak mau Tuhan mengambil Appa-ku. Aku akan memberikan apa pun agar Appa tetap di sampingku.
"Sang penyihir menghilang untuk selamanya, uhuk, sehingga pangeran dan putri hidup bahagia di istana mereka hingga kakek-nenek. Tamat", ucap Appa sambil menutup buku ceritaku. Ia terbatuk-batuk pelan.
Aku melepas kalung mutiara kesayanganku dengan tangan gemetar. Bibirku rasanya kelu. Aku menarik kemeja Appa pelan, meminta perhatiannya lebih. "Appa, ambillah. Ini untuk Appa", ucapku sambil memandang kalung itu dengan berat hati.
Appa tertegun. Ia memberikan senyuman menawannya, menerima kalung mutiara itu dari tanganku. Aku menunduk lesu, harus merelakan kalung kesayanganku.
"Gomawo, chagiya! Ini sebagai hadiah untukmu", ujar Appa memberikan satu kotak beludru biru yang baru ia ambil dari kantungnya.
"Apa ini, appa?", tanyaku penasaran.
"Bukalah!"
Aku membuka kotak itu dengan perasaan takut bercampur penasaran. Mataku terbelalak saat aku melihat sebuah kalung mutiara yang jauh lebih bagus dan indah dari kalungku sebelumnya. Aku segera menutup kotak itu, lalu mengembalikannya kepada Appa.
"Tidak, Appa! Aku tidak mau. Aku hanya ingin Appa selalu di sampingku. Aku menyayangi appa. Aku tidak mau Appa ditukar oleh apapun di dunia ini", tolakku sambil memeluk Appa dengan erat. Tanpa kusadari airmataku sudah mengalir dengan deras.
Appa melepas pelukanku, menghapus jejak-jejak airmata di pipiku. "Waeyo, baby-min? Apa Appa salah?"
"Ani. Aku hanya tidak mau Tuhan mengambil Appa, lalu menggantinya dengan kalung atau benda apapun", isakku.
"HAHAHAHAHA! Kau lucu sekali", tawa Appa menggelegar. Appa mencubit pipiku gemas. "Appa hanya sedikit flu, bukan penyakit parah, aegya! Appa akan selalu ada bersama aegya dan eomma!"
"Jeongmal?", tanyaku tak percaya.
Appa mengangguk mantap. "Nah, sebagai hadiah karena Minnie sudah mau memberikan kalung mutiara kesayangan Minnie, Appa memberikan kalung mutiara yang asli untuk Minnie", jelas Appa sambil memakaikan kalung mutiara indah itu.
Aku memandangi kalung mutiara pemberian Appa. Benar-benar cantik dan jauuuh lebih mewah daripada kalung mutiaraku. Aku mencium pipi Appa-ku. "Kamsahamnida, Appa!"
Tanpa Sungmin ketahui, Appa-nya telah menyimpan seuntai kalung mutiara yang asli, sangat indah dan sangat mahal untuk anak yang dikasihinya. Ia menunggu dan menunggu agar anaknya mau melepaskan kalung mutiara plastiknya yang murah, sehingga ia dapat memberikan kepadanya kalung mutiara yang asli.
.
('^0^)/..::The End::..\(T.T")
.
~~Begitu pula dengan Tuhan. Seringkali Ia menunggu lama sekali agar kita mau menyerahkan segala milik kita yang palsu dan menukarnya dengan sesuatu yang sangat berharga. Jadi jangan pernah lelah menunggu keindahan yang akan diberikan Tuhan kepada kita. Pertanyaannya, sudahkah kita merelakan semua milik kita?~~
.
.
..::Cuap2 Author::.
Oneshoot 1447 kata. Hehe… Adakah yang mengerti maksudnya? Maaf ya kalau FF ini benar-benar Abal dan Jelek banget. Aku berharap pesan yang ingin Yuya sampaikan mengena ke readers semua.
BAGI YANG GALAU SS4. Ga usah galau ya,,, baca pesan FFnya~ hhe... Semoga kebahagiaan kita diganti menjadi lebih BESAR lagi... Yang nonton SS4, CHUKKAE~ Jiwa kami bersama kalian
Gomawo udah mau baca. Tinggalkan JEJAK ya~
_YLS_
Nb: Jangan lupa add FBku: LEE YEOMIN HA. Disana ada beberapa FF lagi~ Soalnya aku nggak tahu sampai kapan aku akan berada di FFN terus... hhe~
