Prolog
Namaku Kim Hye Jin. Aku hanya seorang gadis High School biasa sebelum beberapa hal-hal dramatis terjadi dalam hidupku. Agak berlebihan memang menggunakan kata 'dramatis' dalam hidup ini. Oh ayolah, aku bukanlah gadis yang menyenangi dirinya sedang berperan menjadi tokoh utama dalam suatu drama atau cerita cerita picisan yang mengharuskan aku berakting layaknya akulah pusat dunia.
Sata kata yang dapat menggambarkan hidupku, flat. Tapi itu semua berubah ketika kakak beserta adikku meninggal dalam kecelakaan pesawat. Mereka hendak menghabiskan libur akhir tahun mereka di Paris, tetapi sayang pesawat yang ditumpangi mereka terhantam badai besar sehingga menyebabkan pesawat mereka oleng dan terjatuh ke dalam laut. Aku shock, orangtuaku apalagi. Akan tetapi tidak ada yang dapat kami lakukan. Beberapa hari kemudian kami mendapat kabar bahwa jasad kakak beserta adikku telah ditemukan. Hal itu menghancurkan angan-angan ibuku bahwa mereka selamat, beliau depresi. Sehingga beberapa bulan kemudian ibuku menyusul mereka dikarenakan depresi berat tersebut. Tidak, ibuku tidak bunuh diri sudah kubilang bukan bahwa beliau depresi? Ibuku menangis setiap malam sejak kecelakaan pesawat kakak beserta adikku hingga akhir hidupnya. Sehingga di pagi hari beliau meninggal aku menemukannya sedang tertidur seperti biasanya, akan tetapi dia tidak bangun lagi untuk selamanya.
Tinggalah aku beserta ayahku yang menduda. Setelah beberapa minggu hari berkabung ibuku, ayah memutuskan untuk menikahi Bibi Lee. Ia adalah pengurus rumah yang baru saja bekerja pada ibu selama dua tahun. Ayah beralasan bahwa Bibi Lee bisa mengurusku dengan baik. Tapi hal tersebut ku tolak, ayah sesungguhnya tidak tahu bagaimana sifat asli bibi Lee dikarenakan intensitas ayah dirumah sendiri bisa dihitung jari perbulannya. Bibi Lee sangat penjilat dan beberapa sifat buruknya lagi yang aku benci.
Aku berhasil. Ayah membatalkan pernikahannya dengan bibi Lee, aku yakin bibi Lee pasti sangat kecewa bahwa ia tidak akan menjadi nyonya rumah. Tapi aku tidak peduli, sesungguhnya aku bisa hidup tanpa ibu baru. Menurutku, aku sudah cukup dewasa untuk mengurusi diriku sendiri. Tetapi ayah sangat kolot. Ia berkata aku masih terlalu kecil untuk hidup tanpa seorang ibu.
Sore hari ketika aku baru saja pulang sekolah, ayah memperkenalkanku dengan seorang wanita. Ia berkata ialah calon ibuku. Jung Soo Yeon Dia adalah seorang janda dengan dua orang anak kembarnya, mempunyai beberapa butik ternama dikawasan Myeongdong dan beberapa di distrik elit lainnya. Ayah bilang Soo Yeon adalah teman semasa High Schoolnya.
Kali ini aku tidak mengiyakan atau menolak rencana ayah.
Apa yang harus aku lakukan?
