Palpitate
Author: KeepBeef
Cast: Kris, Chen, Luhan, Sehun, Kai, Baekhyun, Chanyeol.
Pair: rahasia
Rating: T
Genre: terserah. . .
Disclaimer: EXO bukan punya saya, tapi kalo boleh juga ga' apa apa *diciumKris*maunya. Tapi ceritanya punya sayah
Don't be plagiator. DON'T LIKE DON'T READ.
Normal POV
"5 detik disisi kirimu, hyung." Tukas sehun cepat. Matanya tak berpaling dari tiga buah layar computer yang masing-masing menampilkan data berbeda. Ia sekarang tengah memandu kris dan luhan yang sedang menjalankan tugas lewat earphone penghubung. Tepat lima detik setelah itu, mobil yang dikendarai kris dan luhan berkelok tajam kearah kiri.
"sehun, ada yang mengejar?" ujar luhan santai pada sehun melalui earphone, tangannya sibuk membolak balikkan kubus rubik dan matanya tidak berpaling dari benda kotak itu.
"tidak ada, wae?" jawab sehun diseberang.
"lalu untuk apa si dduijjang kaku ini mengemudi dengan amburadul?" orang yang dimaksud luhan langsung mendelik, terdengar tawa dari seberang earphone dan pelaku pelecehan tetap focus dengan benda yang kris bilang terkutuk itu.
"dasar! Aku bukan mengemudi dengan amburadul, aku hanya waspada jika ada yang mengikuti kita." Kris bergumam memberi dirinya alibi.
Luhan memang yang paling sering diantara mereka membully pria 'handsome blonde' itu, karena memang hanya dia yang berani, mengingat kris berumur beberapa bulan dibawahnya. Beberapa saat kemudian, sampailah mereka berdua didepan sebuah rumah megah. Ya, rumah mereka. Rumah milik keluarga besar PRIDE yang sekarang dihuni oleh empat orang namja muda penerus keluarga, yaitu kris yang sekarang menjabat sebagai pemimpin mereka serta pengemudi terbaik walaupun dia yang paling suka atau sering cemas. Luhan namja tampan dan kurus penakluk kris, pintar dan pemberani. Sehun sang monitor, tugasnya mengawasi setiap pelaksanaan tugas melalui layar komputernya. Dan chen, pria paling jenius penyusun strategi.
Pasti semua pada heran, ada apa dengan mereka? Kelompok mereka diberi nama PrideArt, mereka menerima perintah dari orang yang membayar mereka dan melakukan tugas mereka. PrideArt, pembunuh bayaran, dan pencuri ulung. Apapun bisa mereka lakukan.
Kris dan luhan berjalan santai menuju rumah mereka. Rubik luhan sudah sedari tadi ia selesaikan dan sekarang benda itu ia lambung-lambungkan ke udara. Kris yang melihatnya hanya mendengus. 'bagaimana orang setua dia masih childish seperti itu' batinnya.
"mwo?" sentak luhan. Kris terkejut ia gelagapan, karena ketahuan sedang mendongkol dalam hati.
"ani…" Balasnya tenang, selalu mencoba tenang didepan luhan, kakak sepupunya.
Kris mendorong pintu utama rumah itu pelan, membuat jalan untuknya dan tentunya luhan yang terhormat. Luhan memang paling tua diantara mereka, walaupun kris mempunyai leadership yang kuat, ia tak tahan harus berlama-lama beradu mulut dengan luhan. Oldest power.
Mereka memasuki rumah megah itu. Tak ada yang berbeda disini, perabotan mengkilat, guci langka nan bersinar serta lampu gantung raksasa di plavon rumah bercatkan warna krem serta coklat muda itu.
Mereka berdua tetap berjalan menuju rumah bagian dalam. Rumah ini memiliki banyak koridor-koridor panjang yang masing-masing berakhir ditempat berbeda. Keduanya masih diam, berjalan dengan pikiran masing-masing disebuah lorong yang berakhir pada sebuah lift. Disamping lift tidak ada tombol apapun melainkan sebuah alat pemindai retina terpasang tepat disebelah kanan lift. Kris berdiri tegap dan mengarahkan mata onyx nya kearah benda itu. Sejurus kemudian, seperangkat cahaya hijau memindai mata kris berulang kali.
"selamat datang Tn. Kris!" ucap alat itu dengan suara perempuan khas program computer. Terbukalah pintu lift, luhan masuk terlebih dahulu, ia tersenyum melihat kris yang mengerjapkan matanya berulang kali karena dampak dari cahaya pemindai terlalu menyilaukan.
"damn it! Kenapa sehun tidak bisa membuat cahaya sialan itu tidak semenyilaukan ini. Kepalaku jadi pusing." Umpat kris kesal dan mengusap matanya.
"itu sebabnya aku selalu menyuruhmu." Jawab luhan.
Alat pemindai retina menyimpan empat macam retina yang akan diterima dan itu punya mereka masing-masing. Dan luhan selalu menyuruh kris melakukannya. Kalian sudah tau alasannya.
"hyung, ingat siapa ketua disini." Kris bertukas tegap, memberi sedikit tatapan mengancam.
"kris, kau masih memanggilku dengan sebutan hyung. Itu artinya kau masih harus menghormatiku." Balas luhan lugas dan membuat kris tak berkutik. Selalu seperti itu.
Pintu lift terbuka, menampakkan ruangan penuh cahaya monitor dan alat-alat tekno lainnya. Seseorang sedang duduk didepan salah satu monitor. Sehun.
Kris dan luhan berjalan memisah, kris kedalam tabung sanitizer dan luhan ketempat sehun yang sedang bercakap-cakap dengan sesuatu.
"noona, hebat sekali. Mengagumkan!" katanya menatap takjub sebuah monitor. Luhan yang heran langsung menghampiri sepupu paling muda dari mereka itu.
"apa yang mengagumkan, sehun?" Tanya luhan dan mengambil tempat duduk disebelah sehun dengan menarik sebuah kursi. Mendengar namanya disebut, sehun menoleh dan spontan meneriaki luhan.
"ya! Luhan hyung! Kau belum masuk kedalam 'ill eatres' dan sekarang kau duduk didekatku dengan pakaian penuh virus itu." Luhan hanya mengurut dada mendengar teriakan sumbang sehun.
"aku lelah sehun ah." Balas luhan menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Seketika itu juga, sehun mendorong-dorong bahu luhan untuk menyingkir.
"ya! Hyung! Pergilah kedalam ill eaters. Hanya 30 detik dan kau akan terbebas dari penyakit mematikan." Tambah sehun berlebihan.
Kris yang baru saja keluar dari tabung sanitizer yang diberi nama ill eaters oleh sehun pun hanya memutar bola mata bosan.
"hyung, sebaiknya kau ikuti saja apa kata magnae monster itu, kalian bising sekali." Ucap kris yang telah membuka pakaian serba hitam untuk tugasnya dan menggantinya.
Luhan pun berdiri dengan malas, ia tatap sehun dan kris bergantian.
" kenapa kalian menyebalkan sekali?" ujar luhan. Dan berjalan penuh umpatan menuju tabung sanitizer.
Di sebuah ruangan bernuansa tenang, terlihatlah seorang pemuda sedang duduk damai di hadapan sebuah dua monitor, dia bukan sehun.
Tok..tok..tok..
Pemuda itu mengangkat wajahnya dan menatap daun pintu berwarna coklat di seberang ruangan.
" masuk!" ujarnya. Seketika, pintu itupun tampak dibuka dari luar.
"chen." Ucap kris,sang tamu.
"ada apa hyung?" balas chen dengan suara rendahnya. Ia menatap kris yang menempatkan diri duduk dikasurnya.
"mr. vladislav sudah mengontak kita lagi?" Tanya kris. Wajahnya serius, menggambarkan kepribadian seorang pemimpin.
"ah ne… dia akan menjemput barangnya ditempat biasa." Balas chen dengan sedikit tersenyum. Bayangan tabungannya dipenuhi dengan angka nol yang banyak. Sangat menggiurkan, pikirnya.
"oh baiklah. Dan… apa kita masih ada tugas?" Tanya kris lagi.
"untuk sekarang tidak ada, hyung. Mungkin kita bias liburan musim panas." Canda chen. Matanya menyipit saat ia sedang tertawa.
"huuffftt. Kau tahu, aku rindu saat dimana aku bisa liburan." Tukas kris lemah. Matanya mendadak sayu dan tubuhnya merendah dalam posisi duduknya.
"hei hyung. Kalau yang lain mendengarmu seperti itu, kau akan dalam masalah besar." Tegur chen. Ia hanya tidak mau melihat hyung yng ia hormati itu seperti kehilangan semangat seperti sekarang.
"apa aku tidak boleh terlihat lemah?" Tanya kris, tatapannya masih sayu dan … memilukan.
Iya, kris hanya menunjukkan sikap lemahnya pada chen, bukan pada luhan ataupun sehun. Entah mengapa kris merasa sangat percaya pada sepupunya yang lebih muda darinya ini. Lebih dari siapapun.
"tidak…" jawab chen. Ia memperbaiki letak kacamata bacanya. "kau pemimpin kami. Jika kau lemah, lalu kami bisa disebut apa? Pecundang?"
Kris tersenyum, dengan perkataan memotivasi yang terdengar sedikit kasar itu, ia kembali tersenyum.
"tentu saja, aku pemimpin kalian. Bahkan aku pemimpin dari luhan hyung yang sangat cerewet itu." Cibir kris. Mengenang luhan dengan berbagai bully an khasnya yang hanya ia peruntukkan untuk kris.
"aku baru saja mendapat telpon. Kita akan melakukan misi. Kali ini misi tingkat A." ujar chen diruang makan. Keempat saudara sepupu itu tengah menikmati makan malam sampai chen mengutarakan berita yang baru saja ia lontarkan.
"tingkat A?" Tanya kris. Chen mengangguk.
"kita akan menyamar, disebuah universitas. Untuk meneliti sesuatu." Jelas chen lagi.
"sesuatu?" Tanya sehun, ia telah berhenti mengunyah sejak chen mulai berbicara dengan nada yang aneh.
"ya, dan kali ini kau akan turun kelapangan, sehun." Tambah chen.
"benarkah?" kali ini luhan yang bersuara. Menggantikan sehun yang tengah menganga. Terkejut. Baru kali ini ia akan diturunkan langsung kelapangan, dan ingat, misi ini tingkat A. misi yang memiliki resiko paling tinggi. Paling berbahaya.
"dan aku ikut?" kata sehun ragu. Masih terbersit dibenaknya bahwa chen hanya bergurau, mengingat ia tak pernah melakukan praktek dilapangan. Chen mengerutkan alis.
"wae?" ujarnya.
"ani, tapi aku hanya… aku tidak pernah turun kelapangan langsung. Keahlianku hanya memantau tugas yang kalian lakukan dilayar monitor ku. Dan hyung menyuruhku untuk ikut serta dalam misi tingkat A?" sehun menunduk dalam.
Chen tersenyum, menenangkan hati siapa saja yang sempat melihatnya.
"tentu saja, aku tau kau hanya bisa membuat 'noona' mu itu berbicara dan terakhir bernyanyi. Namun kau akan sangat berguna di misi kali ini sehun, sama seperti semua misi, kau berguna. Kita semua berguna." Tukas chen mantap. Sehun dan luhan tersenyum penuh arti, merasakan sesuatu yang ada disudut hati mereka perlahan terisi, sedangkan kris, ia merasa iri pada chen.
'kenapa dia selalu bisa berkata seperti itu. Berkata seperti kakek.' Batin kris. Namun ia juga ikut tersenyum dan mengalungkan lengannya pada bahu sehun yang duduk disebelahnya.
"iya, kita semua berguna, tanpa salah satu dari kita. Yang lainnya tak berarti apa-apa kan?" ucapnya dengan senyum merekah. Mereka tertawa bersamaan. Kris kembali membatin. 'hei hei, aku bisa berbicara seperti kakek.'
"lalu chen? Apa sesuatu yang akan kita teliti itu?" kata luhan, ia kembali menyesap sup dari sendoknya, pandangannya ia mantapkan pada gerak gerik chen.
"sesuatu yang sering kita dengar, namun hanya terasa seperti dongeng saja." Jawab chen santai sambil meneruput jus jeruknya.
"ayolah hyung, aku penasaran." Rengek sehun manja. Chen terkekeh dan seketika tatapannya berubah datar.
"makhluk immortal."
To be apa ea?
Hai hai readers…..#lambailambaigaje.
Aku kembali dengan epep baru, sebenernya sih kagak baru, cuman baru di post.
Hehehehe
Otte?
Gimana?
Seru gak?
Mamen gak?
#kepo
Hahahaha
Mian deh.
Aku udah berusaha semaksimal mungkin, dan kalau masih jelek ea maklumin aja, kita masih belajar ding.
Dan kalau ada yang masih kagak ngerti ama certanya, bisa Tanya ke author kok, dikolom ripiu atau bisa PM author langsung. Insyaallah bakal diballes. Huhuhuhuhu
Ea udah
Terimakasih/maaf
Thanks/sorry
Gomawo/mianhe
Xiexie/dui bu xi
Arigatou/gomen
Dan apalah sejenisnya buat yang udah baca dan menghargai karya abal aku ini.
Last but not least
Will you?
