Title : I Don't Know WHY?
Author : Bananamint a.k.a drez a.k.a Andre
Rate : M/ NC 21
Genre : Yaoi, BL, Romance
Cast : YUNJAE
Warning yaaa.. Ini bahasanya NC bangett.. Jadi buat yang tidak suka dengan NC yang terlalu, mending jangan baca..
-Jaejoong's pov-
Sudah 2 tahun kita berteman, kupikir ini semua lebih dari teman.. Ku harap kau mengerti apa yang kurasakan.. Debar jantung yang cepat ketika berdekatan denganmu, selalu kurasakan.. Tetapi mungkin hanya akulah yang merasakan ini semua.. Apakah aku dapat memilikimu sepenuhnya?
-author's pov-
"Aahh Yunn.. Stop, jangan aahhh.. An.. dwae.."Desah Jaejoong disela-sela kenikmatan yang ia rasakan.
"Eemmm.. Wae Jae? Apakah kau tidak menyukainya?" Yunho yang tengah mengulum penis Jaejoong berhenti sesaat. Dan memandang lurus ke mata Jaejoong.
"Bukan begitu Yun.. Ta-tapi.. Akhhh.."Kalimat Jaejoong belum sempat selesai namun Yunho sudah melumat kembali penis Jaejoong yang sudah sangat tegang itu.
"Yun.. .. Jang.. an.." Jaejoong terus mendesah, sedangkan Yunho kembali mengulum penis Jaejong dengan napsu. Yunho menjilat penis Jaejoong dari pelir sampai ke kepala penisnya. Kemudian Yunho mengulumnya lagi, kadang Yunho mengulum kepala penis Jaejoong yang sudah memerah itu sambil mengocok batang penis Jaejoong. Kegiatan itu dilakukan secara berulang-ulang oleh Yunho.
" Yuunn.. I'm close.. .." Erangan Jaejoong menjadi semakin cepat dan terdengar lebih sensual. Yunho yang mendengar erangan Jaejoong seperti itu menjadi semakin liar. Sambil mengulum penis Jaejoong, Yunho pun sedikit menusuk-nusukan jarinya ke lubang pantat Jaejoong.
"Aaaaaaahhhhhhh!" Jeritan Jaejoong menandakan ia klimaks dan ditandai juga dengan sperma Jaejoong yang menyembur di mulut Yunho.
" Mian Yunnie.." Jaejoong merasa malu dan sangat tidak nyaman karena mengeluarkan spermanya di dalam mulut Yunho.
"Tak apa Boojae.." Yunho telah menelan sperma yang Jaejoong keluarkan dimulutnya.
"Kau tak perlu mene-.. Emmm.." Sebelum jaejoong menyelesaikan kalimatnya Yunho sudah terlanjur mencium Jaejoong dengan ganas.
"Emmm.. Emmm.." Sekarang yang terdengar hanyalah suara nafas liar Jaejoong dan Yunho yang sedang berciuman. Yunho menciumi Jaejoong sambil memainkan puting Jaejoong.
Yunho menciumi setiap senti dari tubuh Jaejoong, ia paling suka mencium di bagian leher dan sekitar puting karena disitulah bagian tersensitif dari Jaejoong selain di bagian penis dan lubang pantatnya. Apalagi ketika Yunho tengah memberikan kissmark, pasti Jaejoong mendesah lebih dasyat.
Jaejoong yang sudah tidak tahan dengan rangsangan Yunho langsung mendorong badan Yunho ke kasur dan Jaejoong segera menduduki badan Yunho. Sekarang posisi Jaejoong di atas dan Yunho dibawah, Jaejoong gantian menciumi setiap inci dari tubuh Yunho, dimana otot-otot tubuh Yunho terpampang jelas di depan matanya. Ia merasa takjub sekaligus kagum melihat sosok badan yang begitu maskulin, di tambah lagi dengan warna kulit kecoklatan yang membuat Jaejoong semakin bergairah.
"Yunnie, do me." Dengan sedikit mendesah, Jaejoong mengangkat badannya sedikit agar Yunho dapat memasukan penisnya dengan sempurna.
Yunho yang sudah tidak sabar juga segera mengarahkan penisnya ke lubang pantat Jaejoong.
"Hoshhh.. Hoshh.." Jaejoong yang terbangun dari mimpinya berusaha menstabilkan nafasnya. Keringat bercucuran dari wajah putihnya itu, ia menarik nafas dan menyeka keringat yang menetes dari pelipis hingga pipi denga punggung tangannya.
"Haduh.. Lagi-lagi itu yang ku mimpikan! Aku ini normal! Masi suka perempuan! Tapi mengapa Yunho yang selalu ku mimpikan?" Jaejoong berusaha untuk menanamkan sugesti ke dirinya bahwa ia adalah laki-laki normal.
Ini sudah sering Jaejoong gumamkan beberapa bulan terakhir ini sebab ia merasakan hal yang aneh. Kadang Jaejoong merasa kalau ia tidak normal. Karena belakangan ini merasa aneh dengan orientasi seksualnya. Yeah dia mempunyai ketertarikan dengan sesama jenis, namun bukan terhadap semua pria. Melainkan kepada satu-satunya teman laki-laki terbaik yang pernah ia miliki di kampus yaitu Jung Yunho.
Jaejoong dan Yunho berkenalan sudah hampir 2 tahun 3 bulan sejak masuk perguruan tinggi. Selama tahun pertama yang Jaejoong rasakan terhadap Yunho tidak lain tidak bukan hanyalah sebagai layaknya sahabat karib. Mereka suka jalan bersama, belajar bersama. Hampir hari-hari yang Jaejoong habiskan dikampus adalah bersama Yunho.
-flashback-
Pertemuan pertama mereka adalah pada saat hari pertama masuk kampus. Jaejoong yang belum mempunyai teman di kampus tersebut hanyalah dapat diam dan mendengarkan materi-materi yang diberikan oleh dosen sambil lalu karena pelajaran di semester 1 rata-rata sudah dipelajari ketika di bangku SMA dulu. Alhasil yang ia lakukan dalam kelas itu hanya diam di tempat sambil menatap buku nya yang tak kosong lagi sebab tangannya bekerja mencoret-coret kertas file-nya. Tak ayal hasil kebosanannya selama pelajaran yang berlangsung selama 2 jam-an itu menghasilkan beberapa lembar kertas kosong berisikan corat coretan abstrak yang mungkin bagi ia sendiri tak di mengertinya.
Bunyi bel panjang tanda selesai pelajaran membosankan itu berbunyi. Dosen pun keluar ruangan di ikuti beberapa mahasiswa dan mahasiswi. Jaejoong merobek kertas file yang ia coret-coret itu dan menggumpalkan kertas-kertas hasil coretannya menjadi satu sehingga berbentuk lingkaran dan melempar kertas itu secara sembarang saja.
Jaejoong berpikir kelas itu sudahlah kosong sebab ia tak mendengar celotehan gadis-gadis yang menurutnya sangat berisik itu. Sampai sebuah suara teriakan seorang membuat ia membatu.
"What the fuck! Siapa yang melempar kertas sembarangan seperti ini?!" Teriak seseorang di belakang Jaejoong. Jaejoong yang terdiam membatu, menengok kebelakang dengan kaku.
"Mian.. Ku pikir kelas sudah kosong.. Hehhehe." Jaejoong yang berbalik meminta maaf sambil tersenyum dan tangannya terangkat sebelah seperti seorang yang tengah melambaikan tangan.
Orang itu begitu melihat Jaejoong tidak jadi marah dan mendekatinya dan mendekatkan bibir nya dan berbisik di telinga Jae Joong.
Sedetik ia merasakan geli ketika nafas pria itu mengendus, namun ditahannya ketika pria itu mengeluarkan bisikan halus.
"Ya.. Kalau jadi perempuan jangan berperilaku berantakan seperti itu.."
Setelah selesai berbisik seperti itu lelaki itu menjauh dan bermaksud beranjak dari kelas.
Setelah Jae Joong dapat mencerna dan menyadari apa maksud bisikan itu tengah mengatakan bahwa ia adalah yeoja, Jae Joong berdiri dari duduknya. Amarah menghampirinya. Bagaimanapun ia adalah seorang pria tulen. Bukan seorang perempuan seperti yang di katakan barus saja oeh pria tak di kenalnya itu.
"Naega? Yeoja?! Yak!"
"Uweyoo?"Laki-laki yang merasa di teriakin dengan penuh amarah itu menoleh lagi ketika mendengar suara teriakan jaejoong yang ditujukan kepadanya.
"Yak! Apa kau gila?! Yeoja? Siapa yang kau bilang Yeoja?!"Jaejoong memang kesal sekali kalau dirinya di bilang perempuan. Kejadian ini bukan hanya sekali, melainkan sudah kerap kali terjadi sedari ia duduk di bangku SD. Walaupun sudah sering terjadi dimana Jae Joong di anggap perempuan, tetap saja ia ingin menghajar dan memarahi orang itu.
"Am I wrong?"Laki-laki itu nampak kebingungan dan menelengkan kepalanya sedikit. Mencari kesalahan yang ia perbuat. Namun sepanjang ia melihat wajah itu, tetap saja terlihat sangat cantik.
"Yak! Kau bilang aku yeoja? Apa kau sudah buta?! Lihat jelas-jelas! Aku ini namja! Pria tulen!"Jaejoong menepuk-nepukan dadanya agar membuktikan bahwa ia seorang pria, bukan wanita yang mempunyai buah dada.
"Jinjja?!"Laki-laki itu nampak tak percaya dan segera mendekati Jaejoong untuk melihat lebih jelas dan membuktikan sendiri bahwa Jaejoong adalah laki-laki dengan memegang dada Jaejoong. Jaejoong yang di perlakukan seperti itu hanya bisa shock dan terdiam. Sebegitukah orang ini tak percaya bahwa ia bukanlah Yeoja namun seorang namja?
"Wahh.. Jeongmalyoo.. Masa ada namja seperti ini."Laki-laki itu nampak kagum terhadap paras Jaejoong dengan tetap memegang dada Jae Joong dengan kelima tangan besar itu. Jaejoong yang tersadar dengan tangan pria itu masih memegang dada bidangnya langsung mendorong laki-laki itu.
"Yak! Apakah kau sudah gila!" Badan pria itu telalu besar dan kokoh sehingga membuat ia terdorong mundur yang merupakan efek dari badan kokok pria itu
"Wee? Aku hanya membuktikan bahwa kau benar-benar namja."Laki-laki itu hanya bersikap enteng setelah kelakuannya yang tidak senonoh menurut jaejoong. Gaya selengehan laki-laki yang membut ia jengah.
"Hah?! Hanya membuktikan?! Buat apa kau memegang-megang dadaku?!"Tanya jaejoong yang kepalang emosi.
"Kenapa kau harus marah-marah seperti ini, kita kan sama-sama laki-laki."Laki-laki itu masih membingungkan hal yang diperdebatkan oleh jaejoong.
"Aaaa! mollaa! Aku malas berdebat dengan orang yang tak peka. Pokonya maaf karena telah tidak sengaja melemparmu dengan kertas. Dan sekarang kau harus minta maaf padaku karena kau telah mengatakanku seorang yeoja!"Jaejoong masih tidak menyerah sampai laki-laki itu meminta maaf padanya. Lelaki itu memutar bola mata. Toh ia merasa salah juga telah mengatakan bahwa pria ini adalah yeoja. Siapa pun pasti marah bila gender nya di ragukan seperti itu.
"Nee.. Arraseoo.. Mianhe.."
"Good.. Then goodbye.."Jaejoong yang sudah puas mendapatkan permintaan maaf laki-laki itu langsung pergi meninggalkannya. Namun entah kenapa melihat punggung Jae Joong, ia ingin berkenalan. Walau bagaimanapun, Jae Joong satu kelas dan jurusan dengannya. Apalagi perkuliahan sangat berbeda ketika masih zaman SMA dimana setiap murid memperkenalkan diri satu persatu. Disaat dosen belum datang, lelaki itu memang sudah berkenalan denga teman yang duduk di sisi kiri dan kanan nya namun belum dengan pria yang duduk dua bangku didepannya.
"Yak! Bagaimana kalau kita berkenalan, lagipula kita akan sekelas untuk 1 semester kedepan. Tidak ada salahnya kan kita berteman?"Laki-laki itu menahan dengan menarik tangan Jaejoong dan mengajaknya berkenalan.
"Heemmm.. Boleh juga, lagipula aku juga belum ada teman di sini. Perkenalkan namaku Kim Jaejoong."Jaejoong merasa berkenalan dengan laki-laki itu bukan ide buruk, karena ia memang bosan di kelas sendiri tanpa teman.
"Namaku Jung Yunho, senang berkenalan denganmu."
Sejak itu Jaejoong berteman dengan Yunho. Mereka bagai simbiosis mutualisme. Jaejoong pintar dalam pelajaran dan yunho selalu mengalami kesulitan dalam belajar. Yunho pandai bersosialisasi sedangkan Jaejoong sulit untuk bersosialisasi. Jadi yunho membutuhkan jaejoong untuk mengajarinya dan Jaejoong membutuhkan yunho untuk mencari informasi kelas, ruang kelas pengganti, dan hal-hal lain di perguruan tingginya itu.
-end flashback-
"Ahh! Mengapa sulit sekali mencoba untuk tidur. Mimpi itu benar-benar merusak mood tidurku."Jaejoong yang merasa kesal karena hal-hal itu terus berputar di kepalanya memutuskan untuk beranjak dari tempat tidurnya dan kekamar mandi untuk bersiap-siap walau waktu baru menunjukan pukul 5:30 sedangkan ia baru ada kelas jam 8:00.
Suasana pagi itu suram untuknya. Pertama adalah karena ia sudah terbangun di pagi hari karena mimpi yang aneh itu dan kedua matahari hari ini sangatlah terik dan membuat orang keringatan luar biasa. Muka jaejoong yang telah kusut makin di buat kusut oleh terik matahari.
Akhirnya Jaejoong memutuskan untuk duduk di taman kampus. Ia mulai memikirkan sejak kejadian pertama kali ia memimpikan hal itu. Kejadian ini memang tidak setiap malam, tetapi cukup mengganggu pikiran jaejoong. Tanpa di sadari ia melamun di taman kampus sambil menikmati angin yang bertiup.
Yunho yang melihat jaejoong sedang melamun seperti itu langsung mempunyai ide untuk mengerjainya.
"Hei!"Yunho bersuara agak kencang sembari menepuk pundak jaejoong. Jaejoong yang sedang melamun langsung tesentak kaget.
"Yak! Shit ...Dam it!Apakah kau menginginkan ku untuk mati muda Jung Yunho?!"Jaejoong yang merasa kaget tanpa sadar mengeluarkan sumpah serapahnya, tangan mengagngkat dan memukul kepala pria itu, sambil tangan sebelahnya mengelus-elus dada. Jantung berdetak cepat sekali akibat kejahilan teman kuliah nya ini.
"Lagian jae, apasih yang kau lamunkan di pagi hari yang indah ini?"Yunho pun memegang kepala yang di jitak oleh Jae Joong. Tidak sakit, sebab pukulan itu tidak keras. Yunho lebih merasa senang sebab rencananya sukses besar untuk mengagetkan Jaejoong.
"Mmmm.. Annii.."Jaejoong yang ditanya seperti itu langsung terbayang mimpinya semalam, dan pipinya memerah.
"Yak! Boojae! Kau melamun jorok ya?"Tebakan yunho tepat mengenai sasaran. Memang ia tengah melamunkan hal itu tadi namun dengan cepat di sanggahnya perkataan Yunho itu.
"Yak! Mana mungkin! Memangnya aku seperti kau!"Jaejoong yang merasa mukanya semakin panas segera membelakangi Yunho. Seakan tengah menyembunyikan kegalauan hatinya.
"Yaaaa.. Sudahlahh.. Kau akui saja. Lihat muka dan kuping mu sudah merah seperti itu dan kau masih mau berbohong?"Yunho menjahili jaejoong semakin menjadi-jadi.
"Aa! Mollaa.."Jaejoong yang merasa dirinya semakin terpojok segera berdiri dan beranjak meninggalkan Yunho.
"Jong-ie mau kemana kau? Jangan tinggalkan akuu.. Yak! Tunggu aku! Hahahhaha."Yunho yang melihat jaejoong pergi meninggalkannya segera berdiri dan mengikutinya dari belakang sambil tertawa.
-Di dalam kelas-
"Jae, apa kau mengerti yang diajarkan dosen ini?"Tanya Yunho yang berada di sebelah bangku Jaejoong.
"Jelas aku mengerti. Memang aku sepertimu.. Bwee.."Jaejoong menjawab dengan ketus sambil menjulurkan lidah nya
"Ahahahah.. Ketus sekali kau jae, bagaimana kalau nanti sore aku datang ke rumah mu untuk belajar bahan yang ini? Ya? Ya?"
Yunho selalu minta diajari oleh Jaejoong. Hal ini bukan menunjukan Yunho bodoh, tetapi hanya karena malas belajar dan malas mendengarkan apa yang di ajarkan dosen di kampus. Dia lebih menyukai diajarkan oleh Jae Joong. Menurut Yunho, apa yang tengah diterangkan oleh dosen di depan kelas sungguh membingungkan nya, sangat berbeda bila Jae Joong yang tengah mengajarkan pelajaran itu. Dan artinya ia harus menuju apartemen Jae Joong malam ini.
"Apakah kau pikir aku mau mengajarkan laki-laki mesum seperti kau?"Jaejoong hanya menjawab singkat sambil melanjutkan catatannya. Bagi Jae Joong, mencatat sekarang lebih penting ketimbang mengobrol. Pelajaran sekarang memang pernah di dapat dalam SMU dahulu, namun sekarang lebih di perdalam. Dalam Teori maupun wawasannya, sungguh sangat berbeda. Mau tak mau ia tak seperti awal perkuliahan dimana yang di lakukan hanya mencorat-coret file buku.
"Ayolah jae.. Nasibku ada di tanganmu. Hehehe."Rayu Yunho sambil senyum-senyum.
"Kau pikir aku tuhan yang selalu menentukan nasibmu?"Jawab Jaejoong dengan nada sinis.
"Ting tong ting tong~"Bunyi bel menunjukan perlajaran sesi ini sudah selesai, dan orang-orang sudah beranjak keluar kelas dan hanya tersisa Jaejoong dan Yunho.
"Yaa.. Jae, apasih yang kau marahkan? Daritadi kau sinis sekali denganku?"Tanya Yunho sambil menyolek-nyolek lengan Jaejoong.
"Aku? Sinis? Baru tau aku ini orangnya sinis?"Jawab Jaejoong masih dengan nada sinisnya.
"Yaa boojaee.. Sudahlah.. Jangan marah lagi oke? Kalau tidak akan ku kelitiki kau sampai kau memaafkanku."Yunho tanpa memberikan Jaejoong persiapan langsung mengelitiki Jaejoong. Membuat pria cantik itu tergelak dan hanya bisa menggeliat saja.
"Huahahahah.. Yah! Yah! Hentikan! Ahahahahhaha.."Tawa Jaejoong menggelegar dikelas yang sudah sepi itu. Dan Yunho masi melanjutkan aksinya itu.
"Makanya maafkan aku ya?"Yunho stop mengelitiki Jaejoong sesaat.
"Hahaha.. Iya iya.. Lagian dari tadi aku hanya bercanda.. Hahahah."Efek kelitikan Yunho masih belum hilang sepenuhnya sehingga Jaejoong berbicara sambil tertawa.
"Dasar kau Kim Jaejoong! Kalau begitu lebih baik kau ketawa sampai matiii!"Yunho yang merasa ditipu kembali mengelitiki Jaejoong.
"Hahaha.. Mian-miann.. Hahaha.. Stop yunnie!"Jaejoong yang dikelitiki terus oleh Yunho memutuskan untuk lari dan meninggalkan Yunho di kelas daripada terus-terusan tertawa.
"Yah! Boojae! Jangan lari kau!"Yunho yang melihat Jaejoong kabur darinya langsung mengejarnya meninggalkan kelas.
._.
"Haaahh.. Haaahh.. Sudahlah Yun aku capek.."Jaejoong yang kelelahan akibat di kejar-kejar Yunho dari kelas hingga taman kampus segera duduk di bangku untuk mengambil nafas.
"Hosh.. Hosh.. Ini karena ulahmu.. Hosh hosh.."Yunho ikutan duduk di samping Jaejoong dan segera mengambil nafas yang cukup.
"Wae? Naega? Darimana coba?"Jaejoong yang tidak mau kalah langsung berkelit dari tuduhan Yunho.
"Dasar boojae.."Merasa tidak akan menang apabila adu bicara dengan Jaejoong, Yunho menyerah sambil mengacak-acak rambut Jaejoong.
"Yah! Sudah berapa kali ku katakan! Jangan mengacak-acak rambutku!"Jaejoong yang kesal segera memaki Yunho lagi sambil membereskan rambutnya.
"Hahahah.."Tawa Yunho sambil menyalakan sebatang rokok dan menyesapnya.
"Ckckck.. Lihat saja, sampai kapan kau akan menjadi orang bodoh yang selalu membakar uangnya menjadi asap dan abu."Jaejoong kembali memaki Yunho apabila ia tertangkap sedang merokok oleh Jaejoong. Sebenarnya kebiasaan marahnya terhadap perokok bukan hanya kepada Yunho, melainkan kepada semua orang terdekat Jaejoong atau orang yang di anggap berarti olehnya.
"Ini untuk menghilangkan stress Jae.. Hehehe."Selalu stress yang dijadikan alasan oleh Yunho. Apakah tak ada alasan lain untuk itu? Semua selalu mengatakan hal sama bila tengah menyesap batang rokok bernikotin itu. Meski berskala rendah saja, bila di sesap setiap waktu tentu saja akan berpengaruh merusak orran tubuh terpenting. Jantung!
"Tak usah alasan. Kau selalu mengatakan stress apabila tertangkap sedang merokok olehku." Jaejoong hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya saja. Berbagai cara telah dilakukan agar kebiasaan sahabatnya terlepas dari rokok tapi semua hanya sia-sia saja.
"Hahaha.. Tau saja kau."Yunho tertawa kembali sambil menyesap rokoknya lagi.
"Yasudahlah.. Lebih baik aku jauh-jauh darimu, sebelum aku mati muda."Jae Joong mengibas-ibaskan tangannya seperti tengah mengusir bau asap rokok yang sampai ke depan wajahnya. Setelah menyelesaikan kalimat itu, Jaejoong berdiri beranjak pergi meninggalkan Yunho.
"Yah! Mau kemana kau?"Tanya Yunho
"Biasaa.. Kerja sambilan.. Annyong."Jaejoong berjalan sambil melambaikan tangannya ke arah Yunho dan pria itu tersenyum sambil tangan yang tengah memega rokok di lambaikan kepada Jae Joong
"Jangan lupa nanti malam seperti biasa aku akan datang kerumahmu!"Yunho berbicara sedikit berteriak karena sekarang Jaejoong sudah agak jauh. Dan setelah mengatakan itu ia hanya melihat Jaejoong membalikkan badannya dan menjulurkan lidahnya, setelah itu ia lari tunggang langgang. Yunho yang melihat kelakuan Jaejoong seperti itu hanya dapat tersenyum kembali.
._.
._.
Dari luar sebuah toko cake yang berkaca transparan, terlihatlah laki-laki cantik berambut coklat sedang mengutak-atik kalkulatornya dan berkali-kali ia mengacak-acak rambut. Terlihat laki-laki itu sangat serius dengan penghitungan dan pengeluarannya tiba-tiba managernya mengagetkannya,
"Yah! Kim Jaejoong! Kalau kau mengacak-acak terus rambutmu seperti itu, pembeli pun akan takut sebelum masuk ke toko ini."Manager Jaejoong membentaknya karena dari tadi ia melihat Jaejoong sedang mengacak-acak rambutnya terus-menerus. Walau toko cake itu dalam keadaan kosong tapi bila melihat tampang seram dari penjual, apakah toko ini akan di datangi pengunjung?
"Maaf pak, saya sedang menghitung pengeluaran bulanan saya."Jaejoong meminta maaf sambil membereskan rambutnya kembali sambil menunduk 90 derajat ke arah manajernya itu.
"Memang kau sedang kesulitan keuangan? Kalau kau mau, aku bisa memberikan pinjaman uang kepadamu."
Manager Jaejoong yang satu ini memang lah baik padanya. Saat ini Jaejoong sudah berkerja di toko cake ini hampir 2 tahun. Jaejoong bukan berkerja karena kesulitan keuangan, melainkan ia ingin membeli barang-barang yang ia beli atas usahanya sendiri. Kebaikan managernya ini, maka membuat ia pun betah untuk kerja disana, sekalian menambah-nambah uang saku. Sekarangpun Jaejoong tinggal sendirian disebuah apartemen kecil, walau setengah dari pembayaran bulanan ia menggunakan uang dari orang tuanya.
"Ah, tidak pak.. Hanya saja saya punya target yang tidak tercapai. Hehehe.."Tawa Jaejoong sambil mengaruk-garuk kepalanya yang tak gatal sambil tertawa cengengesan.
"Ku pikir kau sedang kesulitan keuangan atau sedang dikejar-kejar lintah darat. Baiklah, kalau begitu. Jaga toko dengan baik!"Perintah managernya sebelum masuk kedalam ruangannya.
"Siap bos!"
Akhirnya Jaejoong memutuskan untuk mengerjakan tugas dan sambil mempelajari lagi catatan-catatan yang diberikan dosen tadi pagi. Apabila toko Cake tengah sepi ia memang mempelajari pelajarannya. Belum setengah jam Jaejoong belajar, ada pelanggan masuk. Tak menghitung waktu lama toko cake ini mulai ramai dengan disadari waktu sudah menunjukan 7 malam. Itu artinya shift Jaejoong sudah selesai dan akan digantikan oleh orang lain. Jaejoong menukar bajunya lagi dan berpamitan untuk pulang oleh si manager toko. Jaejoong berjalan pelan disekitar pasar malam sambil melihat-lihat makanan apa yang dapat ia bawa untuk makan malamnya dirumah. Begitu ketika Jaejoong memutuskan untuk membeli sup ikan, tiba-tiba ada seseorang yang menutup matanya dengan tangan.
"Sniff.. Sniff.."Jaejoong mencium aroma yang tidak asing bagi hidungnya, dan itu adalah aroma Yunho. Menurut Jaejoong, orang itu mempunyai aromanya masing-masing dan Jaejoong merupakan orang yang dapat membedakan aroma orang-orang yang dikenalnya. Tanpa aling-aling langsung saja Jaejoong menginjak kaki orang tesebut.
"Aah! Sakit jae."Orang tersebut tepat seperti perkiraan Jaejoong. Kini Yunho tengah melompat-lompat sambil meringis karena kesakitan.
"Aww, maaf yun. Ku kira kau penjahat, atau para maniak-maniak yang berkeliaran."Jaejoong berlagak seakan ia tidak tau kalau itu Yunho.
"Yahh! Mana ada maniak setampan diriku!"Dengan percaya dirinya Yunho membanggakan dirinya.
"Mwooo? Tampan? Hahahah.. Jangan terlalu percaya diri."Karena merasa lucu Jaejoong tertawa sambil menempeleng kepala Yunho dan berjalan pergi meninggalkan Yunho.
"Yahh! Berani-beraninya kau ini. Mau kemana kau Jae?"Tanpa pikir panjang Yunho langsung mengikuti kemana Jaejoong pergi.
"Pulang laaaahhh.."Jaejoong menjawab tanpa melihat ke arah Yunho.
._.
"Untuk apa kau mengikutiku sampai rumahku!"Jaejoong langsung bertanya frontal ketika ia melihat Yunho mengikutinya sampai di depan pintu losmennya.
"Hehehe.. Uweyoo? Apa aku tak bole mampir? Lagian sudah biasakan aku main kesini?"Jawab Yunho sambil terkekeh.
"Maaf ya, hari ini saya tidak menerima TA-MU!"Pintu losmen di tutup Jaejoong dengan terburu-buru dalam usaha agar Yunho tidak dapat masuk kedalam losmennya.
"Eitss.."Yunho dengan sigap segera mengganjal pintu Jaejoong dengan kakinya.
"Yah! Apa yang kau lakukan. Disini tidak menerima seorang perokok!"Tanpa aling-aling Jaejoong menginjak kaki Yunho.
"Ah!"Yunho yang terinjak kakinya langsung menarik kakinya.
"Pulanglah kauu!"Teriak Jaejoong dari dalam apartemen kecil nya itu.
"Yah! Boojae, kaki-ku berdarah."Yunho berteriak sambil menggedor-gedorkan pintu apartemen Jae joong. Kaki yang di injak Jae Joong masih ia pegang.
"Jeongmalyo?"Merasa bersalah Jaejoong langsung membuka kembali pintunya. Tapi begitu ia membuka pintunya Yunho langsung beranjak masuk ke dalam apartemen dan mengatakan Jaejoong bodoh. Jaejoong yang merasa di tipu seperti itu diam sesaat dan kemudian emosinya meledak-ledak. Ia pikir kakinya Yunho benar-benar bedarah.
"Yah! Jung Yunho! Hari ini adalah malam terakhirmu melihat bulan!"Sambil menutup pintu Jaejoong meregangkan otot-ototnya.
"Hahahaha.. mian-mian."Yunho hanya dapat tertawa melihat tingkah Jaejoong yang seperti itu, karena tingkah Jaejoong yang seperti itu sudah sering kali dilihatnya. Dan dalam sesaat tangan Jaejoong sudah ada di leher Yunho, sesuai prediksinya.
"Mati kau Jung Yunho!"Teriak Jaejoong sambil mencekik leher Yunho, dan bisa di bilang cekikan ini hanyalah sebuah becandaan yang sering dilakukan Jaejoong dan Yunho.
"Aaaa.. I die."Kata Yunho sambil belagak seperti orang mati.
"Aha? Jeongmal? Kau benar-benar mati hah?!"Jaejoong meyakinkan sambil menampar-nampar pipi Yunho.
"AH! Gak jadi mati! Bwee!"Yunho yang merasa kesakitan langsung bangun dari pura-puranya dan menjulurkan lidahnya.
"Hahahah.. Lagian untuk apa sih kau kesini? Ujian gak, ada peer juga gak."Tanya Jaejoong sambil melepas cekikannya.
"Aku bosan di rumah jae, kau tau sendiri di rumah ku tidak ada orang."Jawab Yunho santai sambil merebahkan badannya di ranjang Jaejoong.
'Ah benar juga' pikir jaejoong dalam batinnya. Yunho termasuk anak yang berkecukupan. Ayahnya seorang bisnisman sedangkan ibunya seorang pengacara, dan ia anak tunggal. Tiap hari hanya ialah seorang diri dirumah. Oleh karena itu semenjak kecil Yunho sering sekali keluar hingga malam, ketika sudah malam hari sekali baru ia pulang kerumahnya untuk tidur. Hal ini Jaejoong ketahui karena Yunho sendiri lah yang menceritakan sendiri padanya.
"Hoooo.. Memang kalau disini kau tidak bosan?"Sambil menyalakan TV Jaejoong duduk di samping Yunho.
"Tidak dong, kan ada kau."Setelah menjawab itu Yunho langsung menyekap Jaejoong dan menindih Jaejoong dengan badan Yunho.
"Yah! AH! AH! Jung Yunho kau benar-benar cari mati ya!"Jaejoong yang dalam posisi tertindih seperti itu berusaha untuk mendorong Yunho menjauhinya
"Hahahaha.. Damai ya damai.. Hahahah.."Sambil tertawa Yunho melepaskan Jaejoong dari tindihannya.
"Damai darimana? Setelah kau menipuku dan lalu menindihku?! Hari ini kau akan melihat api neraka Jung Yunho!"Setelah menyelesaikan kalimatnya Jaejoong langsung menyerang Yunho dengan menduduki perut Yunho sambil mengetok-getok kepala Yunho.
"Yah Yah Yah! Tidak ada sopan santunnya mengetok-getok kepala orang seperti itu! Aaa!"Yunho tidak melakukan perlawanan dan hanya menutup-nutupi kepalanya saja agar tidak terkena getokan Jaejoong.
"Hahaha.. Makanya, jangan pernah main-main dengan Kim Jaejoong!" Mengerjai Yunho memang sangat mengasikan untuk Jaejoong, karena seperti apapun Jaejoong mengerjai Yunho tak sekalipun Yunho kasar padanya, itulah yang menyebabkan Jaejoong suka berteman dengan Yunho. Ketika sedang mengetok kepala yunho, ia jadi teringat mimpinya ketika mereka sedang melakukan seks. Seketika itu juga Jaejoong jadi terdiam dan seketika itu juga muka Jaejoong memerah, Yunho yang mendapat kesempatan untuk kabur dari ketokan Jaejoong itu langsung memanfaatkan kesempatan itu sebaik mungkin. Ia langsung membalikan keadaan, Jaejoong yang dalam keadaan tidak siap melawan perlawanan Yunho begitu gampang di goyahkan oleh Yunho. Dan sekarang posisi Yunho di atas dan Jaejoong di bawah. Yunho yang merasa menang langsung tertawa puas, sedangkan Jaejoong yang masi kaget hanya dapat diam kemudian melemparkan bantal ke muka Yunho.
"Yah! Mengapa kau melemparku dengan bantal."Yunho yang sedang enak-enak tertawa langsung berhenti ketika dilempar bantal oleh Jaejoong.
"Buat apa kau menindih ku? Cepat singkirkan tubuhmu sekarang."perintah Jaejoong tanpa menjawab pertanyaan Yunho. Setelah Yunho membebaskan Jaejoong dari tindihannya, Jaejoong tanpa berkata sepatah kata pun langsung meninggalkan Yunho ke kamar mandi.
-Yunho's pov-
Yah ada apa dengannya, tadi tiba-tiba ia terdiam sendiri lalu mukanya memerah sekarang ia ke kamar mandi tanpa sepatah katapun. Apa ada kesalahan yang kuperbuat?
-Jaejoong's pov-
Omo! Hampir saja jantung ini keluar! Ini sungguh gila! Aku normal! Kim Jae Joong pria normal!
-author's pov-
Setelah Jaejoong keluar dari kamar mandi, ternyata Yunho sudah tertidur begitu saja di kasur Jaejoong, ini memang sudah biasa. Jaejoong kembali menggeleng-gelengkan kepalanya agar sadar dari lamunan-lamunan anehnya. Dan ia pun segera mematikan lampu dan menggeser Yunho sedikit, kemudian ia pun memejamkan mata untuk tidur.
"Emmm.."
Tidak terdengar suara apapun dari ruangan gelap itu, yang terdengar hanyalah suara ciuman memburu sepasang kekasih. Di ruangan itu tidak terdapat satu penerangan, hanya adalah kaca dan lampu dari luar yang menerangi mereka. Salah satu pasangan dengan rambut pirang itu berada pangkuan pria dengan rambut berwarna hitam itu. Mereka saling melumat bibir masing-masing. Si pria berambut hitam itu tengah asik berciuman sambil memainkan puting pria yang diatas pangkuannya. Kadang-kadang pula terdengar desahan dari si pria pirang itu. Kedua insan itu terlihat begitu sangat saling melengkapi. Sesekali si pria berambut hitam itu menghisap puting pria yang berada di atas pangkuannya.
"Yunho ah~ i can't stand it anymore."Jaejoong sudah sangat terangsang, karena daritadi hanya Yunho lah yang melakukan service kepada Jaejoong, sekarang Jaejoong turun dari pangkuan Yunho. Ia kembali melumat bibir Yunho, tetapi sebelum Yunho membalas ciuman itu Jaejoong menghentikan ciuman itu dan malah menciumi setiap inci tubuh Yunho dari atas. Menciumi leher Yunho, dadanya, putihnya, pusarnya dan sekarang yang berada di depan matanya adalah sebuah gundukan besar yang masih tertutup di balik celana jeans yang dikenakan Yunho. Jaejoong kini menjilati gundukan besar itu walaupun masi dibalik celana.
"Aahh~~"Yunho mendesah tak karuan akibat di berikan service serperti itu oleh Jaejoong. Jaejoong yang mendengar desahan Yunho seperti itu semakin meneruskan aksinya itu, perlahan Jaejoong mulai membuka resleting celana jeans Yunho sambil menggesek-gesekan pipinya di selangkangan Yunho.
Yunho yang mendapatkan perlakuan seperti itu dari Jaejoong semakin mendesah tak karuan. Jaejoong membuka resleting celana itu kemudian melepaskan celana jeans itu, sehingga kini hanya tertinggak celana dalam yang menutupi penis Yunho, tetapi sebelum dibukapun penis Yunho yang sudah menegang sudah terlihat jelas di celana dalamnya.
Begitu tegang, begitu ingin dibelai dan dihisap. Jaejoong tanpa ragu-ragu langsung melumat penis Yunho walau masi tertutup oleh celana dalamnya. Jaejoong menjilati penis Yunho dari luar hingga celana dalam Yunho agak basah akibat air liur Jaejoong dan juga basah karena pre-cum yang keluar dari penis Yunho.
"Jaejoong-ah~ can't we just make love already? I'm about to come."Yunho segera melepaskan baju Jaejoong agak sedikit brutal, Yunho pun melepaskan celana dalamnya yang merupakan satu-satunya pakaian yang tertinggal di tubuhnya. Yunho mengangkat Jaejoong ke pangkuannya, Jaejoong membantu dengan sedikit melemaskan otot-otot disekitar pantat agar Yunho dapat memasukan penisnya dengan mudah.
"Hosh, hosh" Lagi-lagi Jaejoong memimpikan hal-hal yang tidak pantas, terlebih lagi mimpinya adalah dengan seorang pria yang tidak lain tidak bukan adalah teman terdekatnya sendiri, Jaejoong yang sudah terbangun dari tidurnya itu langsung melihat jamnya yang berada disamping ranjang. Dan saat itu jam baru menunjukan jam 5 pagi. Ia melihat kearah jendela dan cahaya matahari masi terlihat redup diluar sana. Kini Jaejoong mengalihkan pandangannya lagi ke orang yang berada di sebelahnya.
-Jaejoong's pov-
Dasar kau Jung Yunho, kau dapat tidur telelap seperti itu sedangkan diriku ini sedang tak karuan memikirkan dirimu. Mengapa harus dirimu? Apakah memang kau sebegitu menarik persis di mimpi ku?
-Author's pov-
Jaejoong yang sudah terbangun sudah tak dapat lagi melanjutkan tidurnya, selain itu ia kini terlalu tegang karena pria yang berada di mimpinya kini sedang tertidur pulas di sebelahnya.
Kini pikiran Jaejoong sungguh di penuhi hal-hal aneh, ia sudah tak dapat berpikir secara normal, berkali-kali ia berusaha untuk menyadarkan dirinya sendiri kalau itu hanyalah mimpi, tetapi mimpi itu terus meliputi Jaejoong.
Jaejoong menjadi penasaran sekali, apakah memang berhubungan dengan seorang lelaki benar-benar dapat senikmat seperti dalam mimpinya. Berkali-kali ia melihat Yunho yang tengah tidur terlelap disampingnya.
'Apa aku mengetes diriku sendiri?' batin Jaejoong dalam hati.
Jaejoong yang merasa perlu melakukan tes atas dirinya memutuskan untuk mencium Yunho, ia nampak begitu ragu berkali-kali ia menenggok ke arah Yunho. Akhirnya ia benar-benar memutuskan untuk mencium Yunho.
Dengan mengumpulkan segenap keberanian, ia mengarahkan bibirnya perlahan demi perlahan ke bibir Yunho, hingga akhirnya bibir mereka saling bertempelan.
Begitu Jaejoong menempelkan bibirnya di bibir Yunho, tiba-tiba mata Yunho terbuka. Jaejoong yang kaget langsung melepaskan ciuman itu dan segera bangun dari kasurnya dan segera melarikan diri ke toilet.
Beberapa menit sebelumnya..
'Pagi sekali bangunnya anak ini' Pikir Yunho ketika mendapati Jaejoong yang berada di sebelahnya sudah terbangun. Yunho tidak peduli dengan Jaejoong yang sudah terbangun, kemudian ia berusaha untuk melanjutkan sesi tidurnya lagi, tapi ia menangkap perilaku aneh Jaejoong, Jaejoong berkali-kali memandanginya. Belum lagi dengan wajahnya yang merah seperti kepiting rebus. Yunho sangat aneh melihat tingkah temannya ini. Yunho yang penasaran jadi memperhatikan Jaejoong tanpa sepengatahuan Jaejoong. Sampai akhirnya ia melihat Jaejoong semakin lama semakin mendekatkan bibirnya.
'Yah! Apa yang sedang dipikir kan laki-laki bodoh ini.' Yunho masi saja berpura-pura tidur walaupun sebenarnya ia sedikit panik dengan kelakuan Jaejoong. Hingga akhirnya bibir mereka saling bersentuhan. Karena begitu syok dan kaget, Yunho lupa ia harus tetap berakting tidur langsung membuka kedua matanya. Matanya dan mata Jaejoong saling beradu pandang sesaat hingga Jaejoong bangun dan melarikan diri ketoilet. Kini di situ hanya tertinggal Yunho yang mematung.
.
.
.
.
.
-TBC-
