Welcome


.

.

Forever

by

GemmaElectra

Disclaimer :

Harry Potter © J.K. Rowling & The Twilight Saga © Stephenie Meyer

Warning :

Typo? OOC? Gaje? "Sorry"

.

.

.


Happy reading xoxo


Hermione sedang memandang pantulan dirinya di depan cermin. Sebuah tangan kekar melingkar di pinggangnya.

"Hai" Draco mencium pipi istrinya tersebut.

"Hai" Hermione terus memandangi pantulan dirinya dan sekali-sekali dia mengerutkan dahinya.

"Apa yang sedang kau pikirkan? Apa ada yang salah?" Draco tetap memeluk istrinya tersebut dari belakang, dan melihat pantulan dirinya dan Hermione di cermin.

"Mmm.. tidak, hanya saja.. bukankah aku terlihat berbeda?"

"Mm.. sepertinya tidak ada, hanya saja.." Draco menggantungkan kata-katanya.

"Hanya saja…? Hanya saja apa Draco?"

"Kau sekarang terlihat lebih gemuk, hahaha"

"Tidak lucu ferret!" Hermione memukul lengan suaminya tersebut.

"Auuuu kau menyakitiku beaver" Draco melepaskan pelukannya, ia mengusap lengannya yang dipukul oleh Hermione dan berpura-pura meringis.

"Tapi…"

"Tapi apa?" Draco menyenderkan dirinya di meja rias.

"Sepertinya.."

"Sepertinya..? Merlin! Hermione kau jangan menggantungkan kata-katamu seperti itu"

"Draco… bau apa ini?" Hermione mengenduskan indra penciumnya itu dan memegang perutnya.

"Bau? Hell Mione, ini wangi Perfume ku" Draco menaruh kembali botol perfumenya yag baru saja ia pakai.

Hermione tiba-tiba saja berlari ke dalam kamar mandi mereka, Draco berlari mengejarnya. Hermione memuntahkan semua isi perutnya di closet, Draco memijat leher istrinya tersebut. Setelah selesai mengeluarkan semua isi perutnya yang berisi makan siangnya, Hermione mendudukan dirinya di atas closet.

"Hai kau tidak apa-apa?" Draco berjongkok di depan Hermione dan menggengam tangan istrinya tersebut.

"Mmm, iya aku tidak apa-apa. Draco.."

"Apa Mione?"

"Sepertinya.. sepertinya aku hamil"

"Hamil? Benarkah?" Draco tersenyum lebar.

"Iya, aku.. aku baru teringat sepertinya bulan kemarin aku tidak menstruasi. Dan bulan ini juga sepertinya periode ku telat"

Tanpa ba-bi-bu-be-bo Draco langsung memeluk istrinya tersebut.

"Kita harus langsung memeriksakannya, Hermione..?" Draco memeluk Hermione sangat erat dan senyum yang tertera di wajah tampannya itu tidak pernah lepas .

"Ya?"

"Apa kau tau?"

"Apa?"

"Kau tau, aku sangat sangat sangat bahagia saat ini" bisik Draco dan mencium bibir istrinya tersebut.


8 Bulan kemudian..

Hermione mengerucutkan bibirnya, terkadang ia menarik nafasnya panjang lalu membuangnya. Ia terus melakukan itu, sepertinya itu kebiasaan barunya akhir-akhir ini.

"Hai Mione" Ginny menggandeng James kecil yang baru berusia dua tahun, lalu mendudukan dirinya dan James di sebelah Hermione.

"Hai Ginn, hai James, apa kau merindukanku?" Hermione menggendong james dan mendudukannya di pangkuannya.

James mengangguk-anggukan kepalanya, dan memegang perut Hermione dan mendekatkan telingannya ke perut Hermione. Dan Hermione hanya tertawa kecil.

"Hati-hati Mione, kau sedang hamil tua" Ginny melihat Hermione khawatir.

"Tenang saja Ginn"

"Mrs. Potter dan Mr. Potter Jr. mau minum atau makanan apa? Linky akan mengambilkannya" Peri rumah keluarga Malfoy tersebut menundukan kepalanya ramah.

"Apa saja boleh, dan Linky aku mita susu untuk James boleh? Terima kasih"

"Tentu saja boleh Mrs. Potter, dengan senang hati Mrs."

PLOOP dengan sekejap Linky langsung menghilang.

"Jadi ada apa kau memanggil ku ke sini Mione?"

PLOOP Linky kembali dengan sebuah nampan berisi makanan ringan dan minuman untuk Ginny dan James.

"Ada yang bisa Linky bantu lagi Mrs. Potter?"

"Tidak ada, terima kasih"

" Dengan senang hati Linky membantu Mrs."

Linky pun hilang dalam sekejap.

"Hufftt"

"Mione? James! Hati-hati" Ginny selalu dibuat ingin meledak oleh James, bagaimana tidak walau umurnya baru dua tahun dia sudah nakal dan jahil dan anaknya itu sangat hiperaktif. Lihat saja dia baru saja lompat dari pangkuan Hermione dan berlari untuk mengambil makanan yang baru saja di bawakan peri rumah Malfoy Manor ini.

"Maaf soal James"

"Tidak apa-apa Ginn"

"Jadi ada apa kau memanggil kau ke sini?"

"Hufft, aku.. aku sangat kesal pada Malfoy Ginn"

"Kau sekarang juga seorang Malfoy Mione" koreksi Ginny.

"Aaahh intinya aku sangat kesal pada ferret itu, bayangkan saja Ginn aku sedang hamil 9 bulan dia malah meninggalkanku sendiri di Manor. Dia malah mementingkan menghadiri acara salah satu koleganya di Amerika. Merlin! Bahkan kita saat ini berada di dua benua yang berbeda. Nanti kalau tiba-tiba aku ingin melahirkan bagaimana? Aku di manor ini hanya sendiri Ginn dan hanya ada peri rumah. Apa.. apa ia tidak memperdulikan aku? Dia bahkan tidak tau kapan akan kembali ke Inggris. Dia hanya berjanji akan kembali sebelum aku melahirkan atau pas saat aku akan melahirkan. Bagaimana kalau ia tidak datang sebelum maupun saat aku melahirkan. Ahhhhh aku benci kau ferret"

"Sudah selesai?" Tanya Ginny datar.

"Ginn?!"

"Hufft, tenang Mione. Dia pasti akan kembali saat kau akan melahirkan nanti_"

"Tapi bag_"

"Jangan memotong ucapanku, dengar aku percaya Malfoy akan kembali sebelum kau akan melahirkan. Aku saja percaya, masa kau tidak yang sebagai istrinya. Kau sedang hamil Mione, kau tidak boleh sampai stress. Saat ini kita sama-sama sedang hamil ingat? Kau sudah akan melahirkan sedangkan aku masih tiga bulan lagi. Dan aku lebih berpengalaman dari pada kau, aku sudah pernah melahirkan sebelumnya. Kau tidak boleh sampai stress Mione, itu tidak baik untuk dirimu dan bayimu. Dan masalah Malfoy tenang dia pasti akan kembali, percaya padaku"

"Maaf.."

"Bagaiman kalau kita berjalan-jalan di dunia muggle, berbelanja keperluan bayimu. Aku juga ingin membelikan beberapa mainan muggle pada James dan anakku yang sedang berada di perutku saat ini. Bagaimana? Biar kau tidak stress memikirkan ferret mu itu?"

"Mmm, baiklah tapi sebelum berbelanja aku mau makan dahulu"

"Merlin Mione kau belum makan?"

"Belum, semenjak.. semenjak kemarin hehehe"

"Mione! Astaga kau sudah gila?! Sudah-sudah ayo kita segera ke restoran muggle sekarang, dan kau Mione aku akan menceramahimu nanti setelah kita makan" Ginny memakai mantelnya, dan memakaikan mantel James.

Hermione hanya mendengus, tapi ia bersyukur mempunyai sahabat seperti Ginny.


"DRAACCCOOOOO"

"Hai, aku di sini, aku di sini. Ayo Mione aku yakin kau pasti bisa"

"Dari mana saja kaauuuu?"

"Merlin! Mione saat ini kau sedang melahirkan, kita bicarakan nanti saja. Kau ini"

"Dasar ferrreeeetttttt"

"Ayo Mione kau pasti bisa" Draco hanya mendengus, bagaimana bisa Hermione ingin membicarakan kepergiannya saat dirinya sedang bertarung nyawa saat ini.

Suara tangisan pun menggelegar dalam ruangan tersebut, suara tangisan bayi yang baru saja datang ke dalam dunia ini.

"Selamat Mr. Malfoy anakmu laki-laki dan dia sangat sehat, aku akan membesihkannya dahulu"

"Mione, kau berhasil, kau berhasil" Draco mencium puncak kepala Hermione dan turun mencium bibir Istrinya tersebut.

Hermione hanya tersenyum lemah.

"Jadi dari mana saja kau?"

"Merlin! Baiklah aku mendatangi acara sebuah pernikahan saudara jauh Malfoy di Amerika, seperti yang aku katakana padamu. Maaf aku berbohong, kalau aku bilang acara keluarga jauh Malfoy, pasti kau akan memaksa untuk ikut. Aku sudah menjelaskan kepada mereka dan mereka mengerti. Aku ingin sekali mengajakmu tetapi kau tau sendiri kau sedang hamil dan tak mungkin untuk ber apparate dan kau juga tidak mungkin naik pesawat. Itu tidak baik untukmu dan anak kita, dan mengapa aku sampai beberapa hari di sana karena aku dan keluargaku ingin bekerja sama membuka perusahaan di sana. Jadi maafkan aku beberapa hari kemarin aku meninggalkanmu sendiri…"

"Yang penting kau sudah menempati janjimu saat ini" Hermione mencium bibir Draco sehingga Draco menggantungkan kata-katanya.

"Permisi, Mr. dan Mrs. Malfoy. Ini anak kalian" Seorang healer menggendong seorang bayi, dan memberikannya kepada Hermione.

"Hai" Hermione mengambil bayi tersebut dari tangan healer dan menggendongnya.

"Hai, tampan. It's your daddy. Jadi siapa nama jagoan tampan kita ini?" Draco mengelus pipi bayi tersebut.

"Scorpius Hyperion Malfoy, bagaimana?"

"Ya tentu saja karena aku yang memberi usulan atas nama Scorpius dan kau Hyperion. Jadi aku sangat menyukainya"

"Kau ingin mencoba menggendongnya?"

"Sure" Draco mengambil Scorpius dari gendongan Hermione.

"Welcome to the world Scorpius, World meet Scorpius" Draco mencium pipi anakanya tersebut.

Hermione hanya tersenyum lemah

"Mion bagai_ Mione, Mione!" Draco mengguncangkan bahu istrinya tersebut dan ia masih tetap menggendong Scorpius.

"Tolong! Siapa saja Tolong!" Draco berteriak kelaur dari ruangan kamar istrinya melahirkan tersebut.

Sebanyak tiga Healer datang menyamperi Draco.

"Ada apa sir?"

"Tolong, tolong istri saya"

Ketiga healer tersebut segera masuk dan memeriksa Hermione, salah satu healer tersebut mengambil alih Scorpius dari dekapan Draco dan menaruhnya di box bayi.

"Maaf Mr. Malfoy, Mrs. Malfoy sudah meninggal"

"Apa?!"

"Dia kehilangan banyak darah saat melahirkan tadi.."

"Saya akan beri berapapun! Kalian tau kan saya siapa? Saya seorang Malfoy! Jadi tolong selamtkan istri saya!" Draco berteriak menahan rasa amarahnya dan rasa sedihnya. Suara tangis Scorpius menggelegar dalam ruangan tersebut.

"Ma.. maafkan kami sir" ketiga healer tersebut memandang ngeri Draco.

"Mione, ku mohon bangun. Mione, kau dengar Scorpius menangis? Dia membutuhkanmu Mione, cepat sekarang bangun Mione, Mione…"

"Malfoy?" Harry, Ron, Ginny, dan Luna masuk ke ruangan tersebut.

"Apa yang terjadi? Mione?" Ginny mendekati Hermione.

Draco hanya terduduk lemas.

"Malfoy! Katakan!" Harry berteriak dan membuat Scorpius tambah menangis keras. Ginny segera mendekati box bayi dan menggendong Scorpius untuk menenangkannya.

Draco hanya menggeleng, dan masih menggengam tangan Hermione. Semuanya yang berada di dalam ruangan tersebut terkejut dan Ginny dan Luna mulai menangis. Sedangkan Harry dan Ron hanya terduduk lemas di lantai.

"Mione, ku mohon bangun! Kau lihat ini, anakmu ia tidak mau berhenti menangis. Jadi Mione aku mohon kau bangun sekarang, kau ibunya dia pasti akan berhenti menangis. Mione.." Ginny terisak memandang sahabatnya tersebut dia mengalihkan pandangannya dari Hermione ke Scorpius yang saat ini berada di dalam dekapannya dan tidak mau berhenti menangis.

"Potter? Apa kau memiliki batu itu?" Draco melirik Harry.

"Batu? Kau gila Malfoy tentu saja aku sudah tidak mempunyai dan itu terlarang" Harry menatap tajam Draco.

"Time turner? Apa ada yang mempunyai itu?"

"Tentu saja kita tidak mempunyainya Hermione yang terakhir memilikinya dan ia sudah mengembalikannya kepada Prof. McGonagall. Dan.. untuk apa kau menanyai itu pertama batu itu sekarang time turner… jangan.. jangan bilang kau.." Harry kaget bukan main.

"Ya aku ingin menghidupkan Hermione kembali dengan batu itu, tapi batu itu sudah tidak ada. Time turner aku akan kembali ke masa lalu supaya Hermione tidak pernah hamil"

"Kau gila?!" sekarang Ron mulai mengangkat suaranya.

*BRUK*

"Kau sudah gila Malfoy! kau ingin anakmu ini tidak pernah ada di dunia ini, ha?" Ginny mendekati Draco dan memukulnya.

"Ya aku sudah gila, aku sudah gila! Setidaknya aku dan Hermione bisa menundanya. Dan anakku tentu saja aku menginginkannya di dunia ini, hehhh" Draco tetap menggengam tangan Hermione berharap istrinya tersebut bangun.

"Ron?" Luna menggengam tangan suaminya.

"Kami pulang duluan, besok kami akan datang ke acara pemakaman. Aku akan memberitahukan kabar ini kepada keluargaku, Harry?" Ron berdiri, sebenarnya ia tidak mau pulang. Karena Luna juga sedang hamil delapan bulan dan ia tidak mau mengambil resiko apapun.

"Ginn? Malfoy kami juga akan pulang James pasti sedang mencariku dan Ginny saat ini. Mione.. semoga ada keajaiban dan kau bangun, kami menyayangimu" Harry mendekat ke ranjang Hermione dan mencium pipinya.

"Malfoy! Jangan melakukan hal gila, apalagi kepada anakmu! Jika kau melakukannya kau akan berhadapan langsung kepadaku" Ginny mendelik ke Draco.

Mereka semua mendekat ke Hermione dan menciumnya dan mengucapkan selamat tinggal mereka pun ber apparate ke rumah mereka.

Draco hanya menunduk, Draco berjalan ke box bayi Scorpius. Draco melihat Scorpius lekat-lekat, Draco tersenyum melihat jagoan kecilnya teresbut. Saat ini dia sedang tertidur lelap, tenang dan merasa terlihat sangat nyaman. Scorpius benar-benar cetak biru dirinya kulit yang putih pucat, rambut pirang platinanya, dan ia sangat tampan. Tiba-tiba Scorpius membuka matanya dan melihatkan bola matanya yang besar dan berbinar, Draco semakin tersenyum melihatnya Scorpius memiliki warna mata seperti dirinya. Draco mengelus pipi Scorpius, Scorpius tersenyum. Bayi ini belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi kepada ibunya. Draco meneteskan air matanya.

"Scor, dad akan menjagamu. Mom pasti…. Edward!"

Draco langsung berapparate ke Brazil, yaitu ke pulau Isle Esme tempat dimana Edward berbulan madu bersama Bella.

Saat ini di Brazil masih siang hari, Draco segera masuk ke sebuah flat dan mencari-cari keberadaan penghuninya.

"Draco?" Edward menengok kaget, saat ini ia dan Bella sedang bermain catur dan dikagetkan oleh pintu yang dibuka secara kasar.

"Edward, aku butuh bantuanmu" Draco mengatur nafasnya.

To Be Conntinue..


Hai reader^^

Read dan jangan lupa meninggalkan Review please, terima kasih^^

Maaf ya kalau banyak kesalahan dengan ff ini atau kalian ngga suka, atau ceritanya ngga jelas atau bagaimana. Dan judulnya, aku sebenarnya sangat bingung mau kasih judul apa. Aku mohon maafkan diriku ini :)

Oh iya, sebentar lagi ulang tahunnya Tom tanggal 22 september nanti yang ke 28, udah lumaya tua ya. Hehehe tapi tetap ganteng dan cool :D Love you Tom xoxoxo hehehehe