Main cast : Park Chanyeol, Byun Baekhyun
Other cast : Member EXO, dan yang lain
GS untuk uke
Cerita ini ada karena terinspirasi lagu milik Hivi- Siapkah kau tuk jatuh cinta lagi
Tapi, cerita didalam nya murni dari pemikiranku
jadi
Jangan dicopas ya^^ jangan diplagiasi juga^^
Selamat membaca dan mereview^^
.
.
.
Dalam tatap mata yang tersirat arti dalam yang kau curahkan. Menggali relung hangat yang selama ini tersimpan rapi dalam kalbu. Sadarkah engkau bahwa kau telah membuatku melakukan hal gila? Sadarkah kau karena tatap matamu itu mampu membuat degup jantung ku bertalu tak menentu? Sadarkah kau karena tingkah manismu itu membuat ku seakan ku memiliki harapan padamu? Ku tau aku begitu bodoh. Ku tau aku begitu naïf saat kau melakukan hal manis padaku. Tetapi, salahkah aku jika rasa ini tumbuh tanpa ku pahami, rasa ini tumbuh tanpa ku pinta?
Telah berulangkali ku tekankan pada pikirku bahwa kau bukan untukku. Telah berulang kali ku coba untuk melupakan mu, tetapi semakin ingin ku melupakanmu maka semakin besar rasa rindu yang dengan tak sopan semakin merasuk menjerat perasaan ku. Ingin ku berteriak menolak saat kau bersikap baik padaku. Ingin ku menjauh dari jangkauanmu. Tetapi apa daya aku tak mampu melakukannya.
Sungguh, mengapa aku begitu bodoh? Mengapa aku begitu buta bahwa kau tak mungkin menjadi milikku? Kau telah memilikinya. Ya. Kau telah memiliki seorang kekasih yang selama ini kau cintai dan sayangi. Tetapi apadaya aku tak dapat berbuat apa-apa ketika hati ini bertalu-talu bak genderang perang ketika interaksi kecil kau ciptakan dalam kehidupan sempit ku. Katakan saja jika aku terlalu berharap akan dirimu. Dan itu adalah sebuah kenyataan. Kenyataan yang semakin ku telan bulat-bulat bahwa aku semakin menginginkanmu. Kau sungguh-sungguh menyebalkan asal kau tau, apalagi jika kau,-
"L." dengungan suara rendah menyapa gendang telinga kananku
Bolehkan aku mengumpat saat ini? sungguh, mengapa dia muncul ketika pikiran ku penuh sesak dengan nama, wajah, aroma, dan semua tentang dia? Sungguh menyebalkan bukan?!
Ku denguskan napasku dengan kasar, tanpa menoleh ke arahnya, ku berkata, "Jangan memanggilku L, Chanyeol. Seingatku selama tujuh belas tahun ini nama dan margaku tak berubah sama sekali." Sungguh, berhentilah berdetak tak stabil seperti ini jantung. Sungguh aku tak ingin mati muda!
Ku dengar derik kayu bergesek dengan keramik dingin yang ku jajaki saat ini. Tanpa menoleh pun aku tau dia mendudukkan tubuh tingginya tepat disamping ku, "Mengapa aku tak boleh memanggilmu L, Baek? Sudah ku katakana bukan jika "L" adalah panggilan sayang dariku untukmu."
Sialan! Park Chanyeol sialan!
Aku tertawa sarkatik menjawab ucapannya, "Ya. Ya. Ya apa katamu lah." Ku menoleh kearahnya sebentar dan mengibaskan tangan kanan ku tepat di depan wajahnya. Aku tak ingin lebih gila lebih dari ini. Park Chanyeol sialan. Jantung sialan. Dosen sialan! Mengapa juga dosen sialan itu tak masuk ke kelas? Arghhh!
"Jadi? Kau mengijinkan ku memanggilmu "L" bukan?"
"Tidak."
"Lho? Bukankah kau mengatakan jika terserah padaku?"
Aku menggeram rendah. Sungguh aku ingin menjambak rambut hitamnya yang sialnya jika ku acak-acak rambut itu, maka dia akan terlihat semakin sex- tidak, maksudku semakin tam- tidak, maksudku semakin hot. Arrggghhh sialan!
"Astaga Park Chanyeol. Sebenarnya otakmu itu kau taruh mana? Kau tinggal dirumah, atau telah kau makan habis, hah? Mengapa kau idiot sekali? Apa kau tak tau konsekuensi jika kau terus terusan memanggilku L? Apa kau tak takut jika orang-orang akan salah, hmmmpppttt hmppttt."
Bibirku terkunci. Mata ku membelalak. Jemari Chanyeol mencubit gemas bibir atas dan bibir bawahku "Sssstt, L. Suara cemprengmu itu membuat telingaku berdengung."
Sungguh Park damn Chan damn Yeol.
"Bukankah aku telah mengatakan padamu berulang kali bahwa aku tak mendengarkan apa kata orang?" Aku mendengus kasar mendengar pertanyaan nya. Playboy sekali ucapannya. Menyebalkan
"Oiya aku lupa, kau bukan manusia." Ucapku tanpa menghiraukan putaran malas bola matanya, "Ayolah, L. aku serius."
"Kau pikir aku sedang bercanda, Chan sialan Yeol?"
Jantungku semakin bertalu dengan cepat, paru-paruku seakan sesak saat kedua matamu menatap intens kedua mataku. Tanpa kusadari aliran darah yang seharusnya mengalir ke seluruh tubuh saat ini malah semakin banyak mengalir di pipiku, hingga membuat kedua pipiku merona parah.
"Ekhem" dehaman keras yang kau buat mampu menyadarkan ku untuk segera berpaling dari tatapan intens yang tak ku mengerti arti dari tatapan mu itu.
"Sepertinya aku mengerti mengapa kau tak mau ku panggil L."
"Apa?" spontan ku bertanya, hal itu sontak membuat ku mengigit bibir bawahku. Ku melihat kau tersenyum tipis. Ku kerjapkan mataku berulangkali saat wajah tampan mu semakin mendekat ke wajahku
ASTAGA, JANTUNGKU!
"Kau malu ya, terlihat jelas saat aku memanggil mu L, wajahmu semakin memerah dan semakin menggemaskan. Kau terlihat sangat i,-"
Pletak
Ku jitak keras kepala nya. Sungguh menyebalkan. Mengapa dia berpura-pura tolol seperti itu? Argh what the hell! Astaga sialan.
"Awwwhh..ssshhh. sakit, L"
Ku beranjak berdiri dari tempat dudukku untuk meninggalkan monas berjalan itu, tapi sebelum itu, "Menyebalkan! Kau memiliki kekasih dan kau masih ingin memberikan ku panggilan sayang? Dan bahkan kita baru beberapa bulan berkenalan sebagai mahasiswa baru? Kau idiot! Park Chan fucking Yeol!" umpat ku
Ku tapakkan kakiku dalam langkah tergesa tanpa memedulikan teriakan monas berjalan itu.
Astaga! Jika terus menerus seperti ini, aku akan keriput sebelum waktunya! Ahh, mengapa dia harus memiliki kekasih? Mengapa dia harus setampan itu? Mengapa hatiku harus berdebar karenanya? Mengapa aku harus merasakan kupu-kupu bertebangan di perutku saat berinteraksi dengannya? Oh God.
Ku gelung rambut hitam kecoklatan ku dengan bentuk cepol. Sungguh berlama-lama dengannya membuat suhu tubuh dan sekitarku naik secara dratis. Gila!
"YA! BAEKHYUN" teriakan kuat menggema di sepanjang lorong yang saat ini ku tapaki. Teriakan itu tak berat malah sebaliknya, suara itu terdengar cempreng. Ku gerakkan kepalaku ke kanan kiri, ke depan dan belakang untuk mencari sumber teriakan yang menggemparkan itu.
Ku melotot lebar ketika sadar bahwa yang memanggilku adalah perempuan mungil nan cantik berbadan ramping dengan rambut hitam legam yang dikepang samping dengan pakaian kasual yang melekat indah di tubuh indahnya itu. "Kyungsoo-yaa~" aku sedikit berlari ke arahnya. Segera ku terjang tubuh ramping sahabat SMA ku itu.
"Aku merindukanmu." Tanpa sadar aku merengek ketika berpelukan bersamanya. "Aku lebih merindukanmu, Babybaek."
Ku lepaskan pelukan erat ku, "Aku ingin bercerita banyak hal kepadamu. Tetapi karena aku tau kau semakin popular di kalangan kakak tingkat karena kesexyan, kecantikan, dan keimutan yang kau miliki. Dan juga kendala bahwa kita berbeda jurusan yang mana kau mengambil jurusan memasak dan aku jurusan music. Maka secara harfiah kita tak akan ketemu."
Aku menatap Kyungsoo yang terdiam dengan mulut sedikit terbuka dengan mata bulat yang mengerjap berulangkali. "Kyungsoo-ya. kau kesurupan?"
"Astaga, Baek? Sejak kapan kau menjadi secerewet ini? dan ucapanmu tak ada titik koma sama sekali! Astaga."
Aku hanya tersenyum malu, "Haish, abaikan. Intinya aku ingin bercerita tentang banyak hal padamu. Dan sekarang ayo ikut aku." Ucapku yang dengan santai menggandeng lengan kiri Kyungsoo tanpa beban. Aku mendengar Kyungsoo menggerutu. Tapi masa bodoh, aku merindukan sahabat ku yang satu ini dan aku ingin bercerita banyak. Untung saja saat ini hingga sore nanti jam kuliah ku kosong.
Dalam perjalanan menuju kantin, banyak sekali lirikan mata mengarah kepada kami. Tidak, maksudku mengarah kearah Kyungsoo. Oh ayolah, siapa lelaki yang tak tertarik dengan Kyungsoo, heh? Bahkan jika aku lelaki, maka sudah kujadikan pacar dia. Tapi sayang nya aku perempuan dan aku menyukai Park Chan fucking Yeol itu
"Lihatlah, Kyung. Semua mata memandangmu." Godaku sambil menaik turunkan alisku
Pukulan telak mengenai lengan kananku, spontan aku meringis, "Kau lupa jika aku memiliki kekasih Babybaek?" ucapnya sambil memutar matanya jengah
Aku mengerjab perlahan mendengarkan pertanyaan. Tiba-tiba sosok lelaki berkulit coklat dengan tampang diatas rata-rata terlewat jelas dipikiran ku. Dengan cepat mulutku membola, "Ohhh, maaf. Aku melupakan kekasih hitam mu itu, Kyungsoo."
Plak
Lagi-lagi pukulan telak mengenai lengan kanan ku, "Aish, tak usah memukulku." Rengekku sebal
"Kau menyebalkan Baek. Kekasihku tak hitam. Kulitnya sexy. Kau tak ingat jika dulu banyak yang mengantri untuk menjadi kekasih atau bahkan selingkuhannya, heh?" Tanya Kyungsoo panjang lebar
"Ya. ya. ya. aku mengingatnya, mengingat saat kau menangis sejadi-jadinya karena kau salah paham bahwa Jongin berselingkuh dengan teman satu kelasnya. Padahal Jongin sedang menolak mereka bahkan menyanjungmu di depan mereka hingga aku mual mendengar sanjungannya." Ucapku tak kalah lebar
Kyungsoo mengedikkan bahunya, "Nah tuh tau." Mendengar itu, aku hanya berdecak sebal. Sejujurnya aku iri dengan Kyungsoo. Iri karena betapa beruntungnya perjalanan cintanya. Meskipun terkadang aku merasa bersyukur tidak menjalin hubungan khusus dengan lelaki. Tetapi ingat itu hanya "terkadang"
"Oh iya, Baek. Kemarin aku bertemu dengan Kak Luhan. Dia titip salam untukmu."
"Wah, aku merindukan Kak Luhan omong-omong. Sejak dia menginjak semester tiga, dia semakin tenggelam dalam kesibukannya. Aku belum pernah bertemu dengannya akhir-akhir ini." Kyungsoo tersenyum mendengar ucapanku, "Untung saja aku sudah bertemu dengannya."
Aku mendelik tak suka kearah Kyungso, "Kau mencoba untuk pamer kepadaku, Kyung? Menyebalkan sekali." Gerutu ku
Kyungsoo terkikik, dan dia menyebalkan. Mengapa semua orang hari ini sangat menyebalkan sekali? Tadi Chanyeol. Dan sekarang Kyungsoo? Astaga, dan mengapa ada nama Chanyeol lagi?
Belum sempat aku berkutat kembali dengan pikiran absurb ku, suara Kyungsoo menginstrupsiku, "Kak Luhan juga titip pesan untuk mu, Baek."
"Apa itu?" dalam sekejap rasa ingin tau ku muncul hingga ubun-ubun.
Kyungsoo menatap ku lekat, "Benarkah kau ingin mendengarnya?" aku mengangguk akan hal itu. Meskipun, well aku merasakan firasat tak enak setelah ini
"Uhm, baiklah." Kyungsoo berdeham kecil untuk membasahi tenggorokannya yang tiba-tiba mongering. Aku curiga, pesan seperti apa yang dititipkan Kak Luhan kepada Kyungsoo hingga Kyungsoo harus berdeham? "Kata Kak Luhan.."
Aku tetap menunggu ucapan menggantung Kyungsoo, "…. Cepatlah mencari pasangan Baek. Karena diantara kita bertiga hanya kau yang masih sendiri. Uhm." Kyungsoo tersenyum setengah hati, "Kak Luhan sudah resmi dengan Sehun dan katanya akan melakukan pertunangan saat Sehun sudah menginjak semester lima."
Aku kehilangan kata-kata. Otakku tiba-tiba blank mendengar ucapan Kyungsoo.
"… Baek? Are you okay?" Kyungsoo mengibaskan tangannya berulang kali di depan wajahku, "Hei. Kau tak terkena stroke tiba-tiba karena kau sendiri yang tak memiliki pasangan diantara kita kan?"
Entah kekuataan dari mana hingga perkataan Kyungsoo mampu menyadarkan ku, "YA! Mengapa kalian sangat menyebalkan? YA! apa-apaan itu, mengapa Kak Luhan tidak bercerita kepadaku kalau dia sudah menjadi kekasih lelaki tanpa ekspresi tapi idiot itu, heh? YA! mengapa kalian tega sekali kepadaku!" semburku
"Maka dari itu, cepatlah mencari kekasih. Aku takut jika kau akan menjadi perawan tua, Baek."
Mendengar celetukkan Kyungsoo, "YA! KAU,-" belum selesai aku berteriak, yungsoo melangkah menjauh dariku dengan berlari, "MENYEBALKAN!" mau tak mau aku berlari menyusul Kyungsoo.
Kami berlari saling kejar hingga kantin kampus fakultas. Mau tak mau kami menghentikan kejar-kejaran kami dan mencari tempat duduk dan memesan makanan untuk di santap sambil berbincang. Tanpa perlu lama, kami telah membawa berbagai macam makanan kesukaan kami di nampan kami masing masing. Tanpa babibu, kami menempati tempat duduk yang kami incar sejak pertama menginjak kanti ini tadi.
Beberapa saat, kami dalam keadaan hening, karena kami lebih mementingkan memasukkan makanan yang kami pesan ke dalam perut kami yang telah berdemo meminta asupan energy.
"Baek…"
"Hm."
Kyungsoo menumpukan kepalanya di kedua tangannya yang ia sangga diatas meja. "Bukankah kau ingin bercertita banyak hal kepadaku?"
Aku berhenti mengunyah mendengar pertanyaan Kyungsoo, "Well, sepertinya iya." Ucapku
"Apa itu?"
Aku mencondongkan badanku kearahnya, "Janji kau tak akan heboh, berteriak, marah, atau hal semacamnya?" mendengar perjanjian yang ku ajukan, salah satu alis milik Kyungsoo terangkat, "Tergantung apa yang kau ceritakan juga."
Aku kembali duduk dengan posisi normal ku, "Ya sudah aku tak akan mengatakannya padamu."
"hei, sejak kapan kau bermain rahasia-rahasiaan denganku, heh?" Tanya Kyungsoo tak terima. "Terserah, kau tak mau berjanji. Yasudah, aku juga tak ingin bercerita banyak." Timpal ku sekenanya
"Well, baiklah-baiklah aku berjanji tidak akan heboh, berteriak, marah atau yang lainnya. Byun Baekhyun, sahabat ku tersayang." Ucap Kyungsoo
Aku meneguk ludahku dengan susah payah. Entah mengapa mengangkat topic yang akan ku ceritakan ini begitu membuat ku haus dan lidahku kelu seketika. Dengan spontan ku ambil botol yang ku pesan tadi untuk ku minum.
"Well, kau tau Park Chanyeol?"
Kyungsoo memiringkan kepalanya ke kiri dengan imut. "Park Chanyeol, sepupu Sehun, mahasiswa baru yang langsung menjadi pemain inti tim basket jurusan music, menjadi trending topic di majalah dinding kampus, dan menjadi pangeran kampus yang setiap saat diidolakan para gadis-gadis dari tingkat senior hingga angkatan kita itu?"
Mendengar pertanyaan itu aku melongo sesaat, bukan karena aku tak tau informasi tentang kepopuleran nya yang melejit hingga seluruh mahasiswa universitas mengetahui Tetapi karena kenyataan bahwa seorang Park Chanyeol adalah sepupu Sehun. Lelaki berparas tampan yang bertampang cool dengan berjuta misteri tetapi sayang otaknya sedikit bergeser dan idiot secara bersamaan karena telah merebut Kak Luhan dan mengataiku pendek. Dan jangan lupakan jika Oh Se sialan hun itu sangat jahil, "Uhm, sepertinya nama Park Chanyeol hanya satu. Dan kurasa aku tak tau jika Park Chanyeol adalah sepupu Oh sialan Sehun." Ucapku ragu
"Lupakan tentang dia sepupu Sehun." Kyungsoo berhenti sejenak, "Lalu ada apa dengan Park Chanyeol?" Tanya Kyungsoo penasaran
"Kau tau jika Park Chanyeol itu uhm memiliki seorang kekasih?"
Salah satu alis Kyungsoo lagi-lagi terangkat, "Pertanyaan apa itu, nona Byun?" Kyungsoo menatap ku heran, "Tentu saja aku mengetahui Park Chanyeol memiliki kekasih. Bahkan aku mengetahui siapa kekasih Park Chanyeol itu."
"Kurasa pertanyaan terpenting yang akan kau sampaikan bukan itu, Baek." Tambah Kyungsoo.
Sialan, Kyungsoo berlaku selayaknya paranormal. Aku meneguk ludahku kasar. "Sejujurnya aku uhm… apa kau tau hubungan Park Chanyeol itu dengan kekasihnya bagaimana?"
Kyungsoo memicing curiga kearah, "Mengapa kau bertanya akan hal itu?"
Dalam beberapa detik aku tak menjawab pertanyaan Kyungsoo, "Hanya ingin mengetahui saja." Elakku. Aku tau jawabanku tak dapat membohongi kepekaan Kyungsoo. Ia menatapku tajam. Gila. Siapapun yang dilihat mata bulat itu dengan tatapan tajam akan merinding dan memalingkan muka bukan? Tentu saja. Lihatlah mata itu seakan akan keluar dari rongga matanya. Astaga mengerikan sekali.
Kyungsoo masih menatap ku dengan tajam. Aku tau dia mencoba mencari kebenaran di kedua mata ku ini. tak perlu waktu lama hingga teriakan heboh menguar dari mulut Kyungsoo, "Astaga, BabyBaek. Jangan-jangan… oh astaga." Aku mendelik untuk memperingatkan suara yang Kyungsoo buat
"Ups, maaf. Kelepasan" secara tiba-tiba, tubuh Kyungsoo condong mendekat ke arahku, "Katakan kepadaku sejujurnya, BabyBaek." Aku meneguk ludah ku susah payah, "Kau menyukai Park Chanyeol itu kan?"
"M-menurutmu?" sialan menagapa aku tergagap!
Kyungsoo menghempaskan bokongnya kasar, "Astaga, BabyBaek. Mengapa kau menyukai seseorang yang telah memiliki kekasih, heh? Padahal sebenarnya banyak yang menginginkan mu untuk menjadi kekasihnya."
Ku tatap lekat wajah Kyungsoo, "Kau tau, bahwa selama ini aku membungkus hatiku kuat-kuat bukan? Kau dan Kak Luhan juga tau aku sama sekali tak tertarik menjalin hubungan khusus dengan lelaki kan? Bukan berarti aku menyukai perempuan, hell no. Aku masih normal dengan hal itu." Kyungsoo menghembuskan nafasnya kasar, "Sejujurnya, aku tak memungkiri pesona yang dimiliki Park Chanyeol, Baek. Dan aku juga tak bisa mengelak jika charisma yang dipancarkan Park Chanyeol dapat menarik semua wanita. Tetapi, aku khawatir akan dirimu, Baek. Apalagi Park Chanyeol dan kekasihnya itu menjalin kasih sejak mereka duduk di awal SMA."
Aku menunduk mendengarkan ucapan Kyungsoo, "Itulah yang ku pikirkan selama ini, Kyung. Aku tersiksa akan perasaan ini. aku ingin melupakan perasaan ini. aku ingin menghilangkan sosoknya dari pikiran ku. Aku ingin menjauhinya. Tetapi apa yang bisa ku lakukan jika tanpa sadar tubuhku merespon untuk mendekat kearahnya? Hati ku semakin gencar menguasai logika ku hingga aku tak bisa berpikir jernih lagi, Kyung."
"Bagaimana jika kau ku kenalkan dengan sepupu kakak tingkat ku? Sepupu kak Yixing juga tinggi seperti Park Chanyeol, parasnya juga tak kalah tampan dengan Chanyeol. Suara yang dimilikinya juga rendah dan sexy. Dia sendiri dan tak memiliki ikatan dengan siapapun."
Mendengar promosi yang dilakukan Kyungsoo, aku menggelengkan kepala, "Aku,-"
"Jangan katakan jika kau tak berminat. Kau tak mungkin menjadi perusak hubungan Park Chanyeol dan kekasihnya itu kan? Kau harus memahami Baek. Kecuali jika tiba-tiba besok atau dalam jangka waktu satu minggu ini Park Chanyeol berubah status menjadi single, maka aku sangat ikhlas dan rela jika kau menjadi kekasih Park Chanyeol." Potong Kyungsoo.
Ku hembuskan napasku kasar. Hatiku kecilku memberontak resah. Satu sisi aku mencintai Chanyeol, satu sisi aku tak ingin menjadi perusak hubungan orang. Astaga mengapa aku terlibat dengan dilema rumit seperti ini?
"Lalu? Aku harus bagaimana, Kyung?" ucapku lirih
"Ku kenalkan Kak Yifan. Kau pasti dapat menyukainya dan melupakan Park Chanyeol, Baek." Ungkap Kyungsoo
Ku merasakan jika saran yang kau berikan tidak akan berjalan mulus dan bahkan tidak akan pernah terlaksana, Kyung.
"Kau yakin jika Kak Yifan itu tak memiliki hubungan dengan siapapun?" Tanyaku curiga
Kyungsoo menatapku ragu, "Aku sangat ya,-"
"Heii, apa kau tau. Mahasiswa pindahan yang bernama Yifan itu?"
"Ya. aku tau, mahasiswa jurusan manajemen itu bukan?"
"Sungguh tahun ini banyak sekali lelaki tampan di kampus kita. Park Chanyeol, Wu Yifan, Oh Sehun, Kim jongin."
"Kim Joomyeon, dan Kim Jongdae"
"Berkah sekali hidup kita kali ini."
"Benar. Tapi sayang mereka telah memiliki kekasih. Ya tak heran juga jika lelaki setampan mereka memiliki kekasih."
"HHhhh, kita hanya dapat mengandai-andai menjadi kekasih mereka."
"Kau benar"
Ucapan Kyungsoo terpotong dengan tak elit saat suara-suara sekelompok perempuan membicarakan tentang lelaki yang menjadi trending topic di kampus. Termasuk Kim Jongin, kekasihnya.
"See? Kak Yifan telah memiliki kekasih."
Kyungsoo menggeleng, "Itu hanya gossip, Baek. Besok aku akan memberitahu mu lebih lanjut kabar tentang Kak Yifan agar kau tak terjerat lebih dalam dengan pesona Park Chanyeol."
Aku lebih dari sekedar terjerat, Kyung asal kau tau. Aku telah melebur di dalam pesonanya menjadi satu dalam setiap pesona yang ia pancarkan hingga aku tak mungkin akan dapat melepaskan diri dari pesonanya.
"Terserah apa yang kau lakukan sudah." Timpal ku
Pembicaraan panjang mengalir begitu cepat hingga tak terasa hari mulai sore, bahkan matahari sudah berjalan kearah barat. Dengan enggan aku dan Kyungsoo berpisah untuk melanjutkan jam kuliah kami.
Dengan langkah berat ku langkahkan kakiku menuju kelas. Tanpa menghiraukan tatapan kanan kiri yang ku rasakan, aku tetap melangkah dengan menunduk. Sungguh, aku seperti orang yang depresi akut. Dan sejujurnya itu adalah sebuah kenyataan saat ini. Aku menghela napas dengan kasar, ku harap dengan melakukan itu, beban pikiran ku mulai berkurang.
Sungguh, aku tak menginginkan lelaki yang lain selain Cha fucking Yeol itu. Tetapi aku sadar jika dia telah terikat dalam hubungan yang telah lama ia jalin.
"Seharusnya jika berjalan itu melihat ke depan, L. bukan melihat ke kaki."
Dengan spontan ku angkat kepalaku untuk melihat lelaki tampan yang telah berhenti dengan jarak dua langkah di depan ku. Senyum tipis terpatri diwajah tampan nya, peluh keringat mengucur perlahan dari dahinya yang sedikit terekspos karena rambut nya tak tertata rapi.
"Chan." Ucapku lirih
"Mengapa wajahmu kusut begitu, L. ada masalah apa?"
Ingin sekali ku berteriak bahwa dialah penyebab aku menjadi seperti ini. Astaga, apa semua lelaki tak memiliki kepekaan? Apa semua lelaki pura-pura bego akan keadaan yang dialami perempuan? Apa semua lelaki pura-pura tak mengetahui bahwa ialah yang menjadi tersangka utama yang menyebabkan perempuan menjadi gila seperti ini?
"Tak ada masalah apa-apa. Aku hanya kelelahan. Dan melihat tinggi badanmu yang seperti monas itu semakin membuatku lelah karena aku harus mendongakkan kepalaku untuk menatap wajahmu." Ucapku
Dia terkekeh mendengar alasan ku. Tanpa babibu, dia menarik tangan kanan ku untuk berjalan sejajar disamping kirinya, "Kau tau, L."
"Tidak."
"Aku belum mengatakan apa-apa, mungil." Ucapnya malas
"Ya sudah lanjutkan saja kau mau mengatakan apa." Sungguh, anggap saja aku munafik. Aku tau ucapanku sangat ketus, tapi itulah senjata terakhir yang ku punya untuk membentengi gejolak hati yang semakin menggelora tanpa terkendali ini.
"Tadi Jiyeon kemari."
Deg
Sakit. Inilah yang ku takutkan. Aku membenci situasi dimana kau menceritakan kekasihmu itu dengan wajah yang berbinar dan senang. Haruskah aku mencari alasan untuk tak mendengarkan ocehan mu kali ini?
"Jiyeon? Kekasih mu itu?" aku menatap sekilas ke arahnya untuk menunjukkan responku akan ceritanya, "Lalu, ada apa?"
"Tidak ada. Dia hanya membicarakan hal penting dan menitipkan salam untukmu." Aku membulatkan mata sipit ku, "Uh-oh, ya. aku terima salamnya."
Suasana semakin aneh, tak biasanya Chanyeol akan banyak diam seperti ini. aku juga heran mengapa aku tak menemukan topic pembicaraan yang mana biasanya akan mengalir lancar jika aku bersama dengan Chanyeol. Seakan suasana kali ini menegaskan agar kami diam dan tenggelam dalam pikiran kami masing-masing. Untuk merenungkan dan memahami apa yang sebenarnya membuat kami terbungkam seperti ini.
Denting waktu semakin nyaring kala suasana kelas semakin meredup, tak sedikit siswa tertidur di atas bangku yang mereka tempati. Sebenarnya ini wajar, karena tak terasa waktu telah menunjukkan hampir pukul sembilan malam.
Ding….donggg…ding… dongg…
Dentang jam dinding telah berbunyi nyaring menandakan waktu kuliah telah selesai. Dengan spontan seluruh mahasiswa serempak berhambur keluar untuk segera pulang dan beristirahat di rumah
"Ini sudah malam, ayo aku antar pulang."
Mendengar suara bass yang mengalun di samping kanan telingaku, "Tak usah, apartemen ku tak jauh dari sini. Tinggal jalan beberapa menit sudah sampai." Tolak ku halus
Tanpa aba-aba, dia menarik tangan kanan ku untuk mengikuti langkahnya, sebelum itu dia berucap, "Keras kepala sekali."
Astaga, cukup melakukan hal seperti ini kepadaku. Bagaimana jika aku semakin menyukai mu? Bagaimana jika aku semakin menginginkanmu? Astaga.
Dalam perjalanan mengantarkan ku pulang, Chanyeol telah menjadi sosok dirinya yang penuh dengan topic pembicaraan, lelucon dan senyum idiot tetapi mampu membuat rona merah tercetak jelas di wajahku.
Tanpa terasa waktu terus bergulir dengan cepat. Dalam hati ku merutuk betapa cepat jarak kampus dengan apartemenku hingga tak terasa aku akan berpisah lagi dengannya. Oh astaga, mengapa aku seperti maniak saja? Sungguh memalukan.
"Cepat istirahat, L." Ucap Chanyeol dengan mengusak lembut kepalaku. Bibir ku kelu untuk menanggapi ucapannya hingga aku hanya mampu untuk menganggukkan kepala untuk merespon kalimat yang ia lontarkan
"Baiklah, Selamat malam, L. Mimpi indah, oke?"
"Selamat malam, Chan. Hati-hati."
Degup jantung bertalu-talu tak menentu, seakan kakiku tak mampu melangkah hanya untuk memasuki apartemen. Astaga, begitu besarkah efek yang ditimbulkan oleh seorang Park Chanyeol?
Dalam gelap malam, pikiran ku melayang dalam dekap sunyi yang tercipta. Ketaknyamanan yang ku rasakan mampu membuat kedua mataku terjaga. Sungguh sangat menyebalkan. Apakah begitu rumitkah mencintai seseorang yang memiliki kekasih? Sebegini sengsaranya menikmati getaran halus yang ditimbulkan saat bersamanya?
Aku menyadari jika aku tak mampu untuk melangkah menjauh dari sisinya.
Entahlah, aku tak yakin jika rencana yang telah disusun oleh Kyungsoo akan berjalan sesuai kehendaknya. Well, that's imposibble that Yifan doesn't have a girlfriend.
Ting
One new message
From : PCYeol
To : BBHyun
Apakah kau sudah tidur, L?
00.15 A.M
Aku terkesiap saat membuka pesan masuk, dengan spontan jari jemari ku menari di layar handphone ku, dan bibir ku tertarik keatas.
From : BBHyun
To : PCYeol
Belum, ada apa Chan? O.O
00.15 A.M
Ting
Cepat sekali dia membalasnya
One new message
From : PCYeol
To : BBHyun
Besok aku jemput pukul 06.00 A.M ya
00.16 A.M
…
From : BBHyun
To : PCYeol
Tidak usah. Besok juga bertemu di kampus bukan? Dan juga arah apartemenmu tak melewati apartemenku.
00.16 A.M
….
From : PCYeol
To : BBHyun
Aku tak menerima sebuah penolakan, L. aku tak keberatan soal itu.
00.16 A.M
….
From : BBHyun
To : PCYeol
Memaksa sekali-
Aku bukan kekasih mu, omong-omong. Mengapa pakai acara jemput segala? Jangan-jangan kau menginginkan aku untuk menjadi kekasihmu? :p
00.17 A.M
…..
From : PCYeol
To : BBHyun
Tepat sekali.
Itu yang ku inginkan
00.17 A.M
….. membaca pesan itu, aku hanya mampu mengerjabkan mataku, entah mengapa tiba-tiba otakku blank dan aku tak tau harus membalas apa. Dan aku sangat yakin jika pipiku saat ini telah merah dengan sempurna
From : BBHyun
To : PCYeol
0.0 Gila-
Playboy sekali -_-
Aku tak mau menjadi yang kedua omong-omong. :p
00.17 A.M
….
From : PCYeol
To : BBHyun
Kau akan menjadi yang pertama, L
00.18 A.M
Chanyeol sialaaannnnnnnnn!
Aku hanya mampu menutup wajah merah ku dengan kedua telapak tanganku.
From : BBHyun
To : PCYeol
BULLSHIT!
Dasar playboy! Sudah memiliki kekasih masih saja menggombali orang lain-
00.18 A.M
…
From : PCYeol
To : BBHyun
Aku tidak playboy.
Lalu jika aku tak memiliki kekasih aku boleh menggombalimu?
00.19 A.M
…
From : BBHyun
To : PCYeol
Kau kerasukan setan apa sebenarnya, Chan? Atau setelah kau mengantarkanku, kau terjeduk sesuatu hingga otakmu bergeser?
00.19 A.M
…
From : PCYeol
To : BBHyun
:p
Aku tau kau sedang merona saat ini, L.
Aku baik-baik saja. Tak ada setan yang berani merasuki ku. Dan aku bersungguh-sungguh dengan ucapanku.
00.20 A.M
…..
From : PCYeol
To : BBHyun
Dan juga hanya hasutan cintamu lah yang mampu merasuki dan mengusikku, L. ^^
00.20 A.M
….. What the hell. Haruskah aku mengumpat atau haruskah aku berteriak berbunga-bunga?
Aishhhhhh.
From : BBHyun
To : PCYeol
Park Chanyeol, kejiwaanmu mungkin harus diperiksakan-_-
00.20 A.M
….
From : BBHyun
To : PCYeol
Well, apakah kau ada masalah dengan kekasihmu, Chan? Cerita saja. Mungkin aku bisa membantu.
00.21 A.M
…..
From : PCYeol
To : BBHyun
Tidak ada masalah, L. mengapa kau bertanya seperti itu?
00.21 A.M
…..
From : BBHyun
To : PCYeol
Otak gilamu akan semakin gila jika kau terbebani sesuatu, Chan. Dan sialnya entah mengapa aku tau akan hal itu tanpa ku inginkan
00.22 A.M
…..
From : PCYeol
To : BBHyun
Benarkah?
Haha, berarti kita jodoh.
00.22 A.M
….. Aamiin
From : BBHyun
To : PCYeol
Siapa juga yang mau berjodoh dengan orang sepertimu, heh?
00.22 A.M
….
From : PCYeol
To : BBHyun
Tentu saja banyak, L. apakah perlu ku buatkan list tentang siapa saja yang ingin jadi jodohku, hm?
00.23 A.M
…..
From : BBHyun
To : PCYeol
:p :p :p :p
Lalalalalalaaaaa~
Dasar tuan sok populer
00.23 A.M
…
From : PCYeol
To : BBHyun
Hahahahahaa, senjata makan tuan, hm?
Oiya ingat, L. besok aku jemput pukul 06.00. tak ada penolakan, tak ada bantahan
Selamat malam, L {[]}
00.23 A.M
Ahh, emot peluk. Emot peluk. Chanyeol memberi emot peluk. Astaga, mengapa dia membuat salah paham begini? Astaga Park Chanyeol sialannnnnn
From : BBHyun
To : PCYeol
Emotmu merusak mata-
Selamat malam juga, Chan ^^
00.30 A.M
Degup jantung yang semakin menggila, mampu membuatku semakin gelisah dalam tidur malam ini. tanpa sadar, kedua mataku menatap jam dinding untuk menghitung tinggal berapa jam lagi Chanyeol akan menjemputku. Setiap detik berlalu, denting jam seakan menghantui ku untuk terus menerus menatapnya.
