Author: Athiya064/Kyung064
Title:
Piece of Mind
Cast:
Lee Taeyong, Jung Jaehyun , Mark Lee Minhyung, Lee Donghyuck(Haechan)
Other Cast: NCT, SM, YG, JYP artists & other.
Genre:
Angst, romance, NCT life!AU
Warning: M!Preg

Language: Indonesian.
Desclaimer: I do not own the characters.
Contacts:
athiya064 on line/twitter/ig

. . .

Menjadi seorang pemilik perusahaan terkenal tentulah impian kebanyakan orang, hanya perlu duduk, memimpin rapat penting, berkelana dari suatu tempat ke tempat lain, menandatangani berkas penting dan pundi-pundi uang akan mengalir ke dalam tabungan.

Bukankah di dunia ini pekerjaan yang paling menguntungkan adalah berbisnis? Hanya perlu keterampilan mengelola modal, kecakapan memimpin, dan mengatur keuangan. Ibaratnya seorang yang menjadi pemilik suatu bisnis adalah perantara, dan orang-orang yang ia pimpin yang akan mengerjakan semuanya.

Begitu pula dengan Jung Jaehyun, umurnya baru memasuki awal dua puluh satu tahun, dimana pria sebayanya masih memikirkan tentang kuliah atau bahkan bersenang-senang tapi Jaehyun sudah duduk di balik kursi direktur utama perusahaannya. Jabatan tertinggi sebagai pemilik perusahaan masih milik ayahnya, namun kini ayahnya sedikit demi sedikit menyuruh Jaehyun belajar menjadi pemimpin yang sesungguhnya.

Ah, ayahnya Jung Joonmyeon yang mewarisi sebuah agensi hiburan terbesar di Korea Selatan untuknya, JJentertainment yang sekarang sudah tidak hanya bergerak di bidang hiburan saja tapi merambah di bidang lain seperti rumah makan, pusat perbelanjaan, resort dan hotel, belum lagi dengan kantor di negara Jepang dan China.

Hampir setiap hari pemuda Korea mendaftar untuk bisa menjadi trainee di JJ, karena tentu saja, bahkan seorang ibu-ibu umur lima puluh tahun masih saja kebanjiran jadwal syuting ketika menghafalkan naskah drama saja ia sudah kesusahan, karena ia berasal dari JJ, maka orang-orang tidak akan meragukannya. JJ seakan memiliki standar sendiri yang didewakan orang-orang seperti bakat—tentu saja—, yang juga ditunjang oleh wajah rupawan, kemampuan tak terduga lain, ditambah oleh promosi yang besar-besaran yang akan menjamin artis di dalamnya akan populer dalam waktu singkat.

Jaehyun sendiri menganggap dirinya sedang memainkan boneka, ia hanya perlu mengayunkan talinya dan boneka di bawahnya akan bergerak sesuai arah yang ia tuju. Semudah itu, ia akan mendapatkan semua hal yang ia inginkan jika ia meminta, memecat siapapun yang tak ia sukai, ataupun mendatangkan dan mempekerjakan siapapun yang ia sukai.

Termasuk salah satu artis terbarunya..

Tim pencari bakat JJ menemukannya di jalan, sudah biasa sebenarnya, JJ merekrut orang melalui banyak jalur, ada jalur orang terdekat, jalur audisi, jalur perlombaan, dan yang paling aneh tentunya perekrutan di jalan. Biasanya yang dipilih di jalan itu orang yang memang sudah dibuntuti sejak jauh hari karena berbakat, atau yang dibuntuti karena wajah rupawannya. Jangan ragukan JJ, mereka punya alat untuk mengukur bagaimana bentuk wajah seseorang dalam sepuluh tahun yang akan datang, jadi mereka pasti akan mendapatkan bibit unggul.

Tapi yang kali ini sepertinya tim pencari bakat JJ sedang kejatuhan double keuntungan, yang kali ini.. berbakat sekaligus rupawan. Wajah yang tak mungkin setiap hari akan kau temui, wajah yang seharusnya hanya merupakan khayalan, tapi menjadi nyata. Dan dibalik wajahnya itu tersimpan sejuta bakat terpendam.

Dengan berbinar Jaehyun menyuruh timnya menyelidiki kehidupan 'orang temuannya' itu dan sesegera mungkin membawanya ke perusahaan. Dan beberapa hari kemudian, orang tersebut resmi menginjakkan kakinya di JJ, ingat, Jaehyun selalu mendapatkan apa yang ia mau bukan?

Namun tentu saja, dibalik kesempurnaan selalu ada luka buruk yang mengikuti. Situs agensi sempat down beberapa saat akibat berita akan didebutkannya sosok rupawan bernama asli Lee Taeyong tersebut, kabar secara simpang siur datang dan mengungkapkan betapa buruk sifat Taeyong, bahwa lelaki itu merupakan anak bermasalah, penipu, kriminal, dan lain sebagainya.

Anehnya, tak seperti sebelum-sebelumnya ketika JJ memiliki artis yang bermasalah, kali ini JJ melindunginya, melindungi Taeyong. Bukan, ini bukan semata karena bakat ataupun wajah rupawan lelaki itu, ini karena tim penyelidik JJ yang sudah bekerja dari jauh hari telah mengorek info sedalam-dalamnya mengenai Taeyong. Benar jika Taeyong merupakan anak yang sedikit nakal di masa lampau, namun mengenai kriminal itu tidak benar. Mana mungkin di negara Korea yang taat pada hukum seorang kriminal yang bukan anak pejabat atau anak orang kaya akan dilindungi? Pasti ia sudah dijebloskan ke penjara dari jauh hari.

Itulah yang membuat Jaehyun mempertahankan Taeyong, wajah datar yang seolah-olah selalu berekspresi sinis itu hanya diam ketika ia dihadapkan dengan Jaehyun. Sepertinya pemuda itu pasrah karirnya akan berakhir bahkan sebelum ia debut. Tidak sadar bahwa bos tempat ia bekerja itu punya pemikiran lain terhadapnya.

Taeyong tahu harinya akan datang juga, ia benar-benar bertemu dengan pemimpin perusahaannya. Ia yang baru saja menyelesaikan latihan menari dan hanya sempat mengusap wajah dengan handuk kecil diperintahkan untuk menemui Jaehyun di ruangannya, dan dia tidak sadar bahwa bosnya itu ternyata sebaya—bahkan lebih muda darinya.

"Duduklah," suaranya berat, namun sedikit lembut. Dengan kaku Taeyong duduk berhadapan dengan Jaehyun sambil menunduk.

Berita-berita itu sudah menyebar dimana-mana, menyebabkan ia menjadi trend di berbagai situs, kebencian, olokan, hinaan, Taeyong sudah kebal dengan semua itu. "Kau tahu bukan mengapa aku memanggilmu kesini?" meski secara umur Taeyong lebih tua darinya, tapi saat ini posisi Jaehyun adalah sebagai bos, jadi ia berbicara dengan sedikit santai, sementara lawan bicaranya tampak sedikit menciut.

Pemutusan kontrak pasti akan datang padanya, pikir Taeyong.

"Mengapa kau diam saja Taeyong? Apa kau takut?" lelah bersikap datar dan menyembunyikan perasaan kalutnya, Taeyong mengangguk, sungguh, ia bahkan tidak tahu mengapa rumor yang hampir delapan puluh persen lebih itu salah jadi menyerangnya begini?

Suasana hening sejenak, Jaehyun menegakkan duduknya kembali, "Jangan khawatir, aku tidak akan melepasmu Taeyong, kau berhak untuk debut. Dan aku tentu tidak akan mempertahankanmu bila terbukti salah, bila aku mengambil langkah demikian, maka aku tahu kau tidak melakukan semua hal yang mereka tuduhkan."

Pemuda itu mendongak, mata bulat indah mempesonanya menatap Jaehyun dengan ragu. "T—Tapi seonsaengnim.." Jaehyun mengerutkan alisnya, "Kau tidak perlu memanggilku begitu, cukup Jaehyun saja. Aku tidak setua ayahku untuk dipanggil begitu,"

"Jaehyun-ssi.."

"Terserah," Jaehyun jengkel, sepertinya Taeyong itu tipe-tipe orang yang kelewat taat pada aturan. Dia pastilah anak baik-baik karena trainee lain tampaknya cukup mudah berbaur dengannya. Lihat saja Doyoung, Taeil, Hansol, bahkan yang berasal dari luar negeri seperti Winwin dan Yuta. "Kau masih bisa melanjutkan latihanmu disini sampai aku menentukan tanggal debutmu, jadi jangan khawatir dan fokus saja pada latihanmu, masalah itu serahkan pada perusahaan saja."

Untuk sesaat Taeyong akhirnya bisa bernafas lega, "Namun Taeyong, kau perlu melakukan beberapa hal. Yang paling utama adalah minta maaf, kau tahu sendiri bagaimana netizen bertindak. Meski kau tak sepenuhnya salah, mereka pasti takkan mudah percaya begitu saja, kita tidak bisa membuat imagemu menjadi tak bersalah karena mereka pasti mengira semua hanya manipulasi, biarkan mereka sadar dengan sendirinya. Memang sepertinya tidak adil menyuruhmu minta maaf—"

"Saya akan melakukannya, Jaehyun-ssi. Apapun itu saya juga bersalah.. tidak akan mudah bagi mereka untuk menyukai saya, dan saya berterima kasih atas kesempatan kedua untuk tetap berada di JJ, saya berjanji akan berusaha lebih keras lagi."

Jaehyun cukup terkesima atas keteguhan hati dan kesungguhan yang dimiliki Taeyong, rasanya jarang ada orang yang sudah dihempaskan ke posisi terbawah hidupnya masih punya semangat yang membara seperti ini. Dan apapula itu? Berusaha lebih baik? Dia bahkan sudah sangat baik saat ini, berusaha lebih baik yang bagaimana lagi?

Tiba-tiba, Jaehyun ingat dengan sebuah proyek film layar lebar yang ditawarkan seorang penulis naskah ternama didampingi produser handal yang sempat ia tunda. Masalahnya, film itu membutuhkan aktor utama seorang mafia yang masih muda namun memiliki ekspresi tak terbaca dan karakter lembut yang berbeda seratus delapan puluh derajat dengan pekerjaannya sebagai mafia. Jaehyun memutuskan menundanya karena ia tidak yakin ia punya kandidat yang cocok untuk peran tersebut.

Bawahannya sudah mengusulkan nama-nama idol maupun aktor yang berpotensi memainkan tersebut namun Jaehyun selalu menolaknya, Chanyeol terlalu ramah untuk dijadikan peran mafia—meskipun sebenarnya dia bisa— tapi selain terlalu ramah Chanyeol juga sedang syuting drama yang waktunya jelas lebih lama Jaehyun tidak ingin mempekerjakan seseorang diluar batas kemampuannya, sementara Sehun dia lebih pantas untuk peran oppa tampan dalam drama, begitu pula dengan Kim Jongin yang sepertinya lebih pantas beradegan sedih mengharu biru daripada jadi mafia.

Apakah mungkin.. Taeyong adalah sosok yang pantas? Karena lihat ekspresi datarnya, mata mengintimidasinya, gayanya yang irit berbicara, tapi ternyata pemuda itu punya sisi lembut dalam dirinya.

Mungkin.. ia bisa mendiskusikan hal tersebut dengan Taeyong lebih dalam nanti.

. . .

Satu tahun lebih beberapa bulan—hampir genap menuju dua tahun sudah berlalu semenjak debutnya Taeyong secara resmi, perlahan-lahan meski masih banyak kecaman yang datang padanya ternyata publik mulai mengakui bakat Taeyong. Anak itu punya seribu talenta yang belum terasah dengan benar di balik badan kecilnya.

Jaehyun bisa saja mengirimnya ke berbagai acara untuk promosi, karena demi Tuhan apa sih yang dia tidak bisa? Menari adalah hidupnya maka itu yang utama, kemudian rap dia bahkan punya potensi untuk pergi ke Show Me the Money namun Jaehyun tidak akan pernah mengizinkan artisnya pergi ke acara sampah penuh kontroversi seperti itu, menulis lirik juga tidak perlu diragukan lagi ia memainkan kata-katanya dengan baik bahkan selalu punya arti terpendam yang sangat bagus, dan ia juga bisa memproduseri album mereka—NCT adalah nama grup dimana Taeyong debut— dan bahkan ia menjalankan kepercayaan sebagai leader dengan baik.

Benar-benar sebuah jackpot.

Belum lagi kemampuan memasaknya, harusnya ia bisa mengirim ke acara sekelas master chef khusus idol yang sedang melejit sekarang. Dan ia juga sedang dalam masa promosi film bertajuk Mafia yang dibicarakan Jaehyun tempo hari. Awalnya Taeyong tentu menolak, ia merasa tidak percaya diri dan tidak enak dengan trainee maupun senior lain. Ia hanya orang baru tapi sudah dipercayakan banyak hal, itu seperti memakan porsi temannya yang lain. Tapi Jaehyun tentu dengan segala kekuasaannya mampu menyakinkan Taeyong untuk menerima tawaran film itu.

Dari sanalah berawal mereka menjadi sedikit lebih dekat, Jaehyun bahkan sebenarnya mempersilahkan Taeyong memanggilnya dengan nama saja dan ia juga ingin memanggil Taeyong dengan sebutan lebih akrab seperti 'hyung' atau 'Taeyongie' atau yang lain. Namun sepertinya Taeyong bersikeras menjunjung tinggil kesopanan jadi mereka seperti sekedar teman bertukar pikiran saja.

Beruntung JJ memberikan kelas akting pada traineenya selama masa pelatihan, dan tentu saja seorang dengan bakat berlimpah seperti Taeyong pasti mampu melakukannya dengan baik. Aktingnya sebagai mafia dinilai sangat cocok, faktor wajah tentunya yang paling mendukung. Dan sifat misteriusnya, seolah tersimpan seribu rahasia di baliknya, iya rahasia itu adalah bakat dan sifat-sifat baik Taeyong yang tentu berbeda dengan tuduhan orang-orang.

Dan suksesnya akting Taeyong sebagai mafia membuahkan hasil berupa banyak tawaran film maupun drama yang datang untuknya, dan Jaehyun tentunya yang menentukan sendiri film atau drama apa yang kiranya cocok untuk artisnya tersebut.

Belum genap dua tahun debut Taeyong sudah terlibat dalam 5 proyek, film Mafia sebagai debutnya, satu film komedi sebagai peran pendukung, satu drama anak sekolah sebagai peran pendukung, drama fantasi sebagai peran pendukung, dan satu webdrama sebagai koki muda dengan ia sebagai pemeran utamanya.

Jaehyun menikmatinya—menikmati ketenaran Taeyong, ia rasa ia benar-benar berhasil mempromosikan artisnya itu dan merubah pandangan publik mengenai artisnya. Tentu saja semakin tenar Taeyong maka akan semakin sukses pula agensinya. Tapi tenang saja, Jaehyun adalah pemimpin yang adil, ia mengirim Hansol ke acara dance, Taeil dan Doyoung ke acara menyanyi seperti king of masked singer dan immortal songs, Yuta ke acara olahraga dan variety shows, serta Winwin ke beberapa variety shows lainnya, ia juga memasukkan Kun member baru yang berbakat dengan jumlah penggemar membludak di negara asalnya China. Untuk artis yang terdahulu jangan ditanya, ia juga memberi waktu mereka promosi seperti yang seharusnya, jadi ia tak terlihat terlalu membuat Taeyong mencolok.

Rasanya seolah memiliki sebuah boneka puppet, Jaehyun yang menentukan genre film apa saja yang bisa diterima Taeyong. Dan meskipun Taeyong sudah menerima macam-macam genre, Jaehyun tetap tidak akan pernah mengizinkan pemuda itu melakukan adegan dewasa. Ya, meskipun Taeyong sendiri sebenarnya kan sudah cukup umur, tapi tidak—rasanya aneh sekali. Adegan ciuman boleh, namun adegan dewasa adalah pantangan besar. Ia benar-benar turun tangan sendiri, padahal biasanya ia hanya menentukan apakah ia setuju atau tidak pada sebuah proyek, bagian penjadwalan dan bagian lain yang akan mengaturnya. Entahlah, Jaehyun juga tidak tahu alasannya.

Mungkin karena Taeyong spesial? Atau karena pemuda itu butuh perlindungan karena rumor buruknya? Atau mungkin keduanya?

. . .

Taeyong duduk menyendiri di sudut ruang latihan, lampunya gelap karena sengaja ia matikan. Ia bisa saja mengunci ruang latihan dari dalam karena ia sudah menulis di buku peminjaman ruang latihan, tapi dia tidak melakukannya. Peluh masih menetes akibat tubuh yang terlalu ia paksakan untuk menari dan menari tanpa ingat berapa jam yang telah ia habiskan.

Di depannya sebuah kain pel lengkap dengan ember berisi air kotor dengan aroma apel tergeletak begitu saja. Sebuah kebiasaan yang aneh namun entah mengapa selalu berhasil mengusir kepenatan yang menyesaknya.

Bila orang lain memilih berjalan-jalan, liburan, bersantai di rumah sebagai healing time mereka, maka healing time ala Taeyong adalah seperti ini—latihan berjam-jam, menari, dan membersihkan ruang latihan. Karakter sekaligus phobia kuman miliknya tentu saja membuatnya selalu senang untuk bersih-bersih. Sekaligus meringankan tugas tukang bersih-bersih di perusahaan juga bukan?

Tapi kali ini, Taeyong merasa semuanya belum cukup. Ruang latihan sudah bersih, begitupula dengan dirinya yang hampir tidak memiliki tenaga lagi. Tapi hatinya masih sesak, ia masih merasa penat menyelimutinya. Dan ia tidak bisa menahan diri untuk tidak menangis, sambil memeluk lututnya sendiri.

Tidak banyak yang tahu bahwa Taeyong jauh lebih rapuh dari beberapa orang, figur wajahnya membuat orang-orang salah menilai. Mereka tak sadar Taeyong sudah kenyang dengan segala perkataan buruk, tapi meski sudah terlalu terbiasa rasanya juga selalu sama seperti pertama kali ketika mendengar cacian-cacian itu, seolah ada beberapa pedang yang menusuknya secara bersamaan tepat di jantungnya.

Ia juga merasa tertekan, merasa tidak pantas dengan apa yang ia terima sekarang. Ia rasa promosi untuknya terlalu berlebih dimana teman-temannya yang bahkan belum bisa debut sangat menginginkan hal tersebut, tapi Taeyong yang harusnya hanya memiliki posisi sebagai penari malah dapat yang berkali lipat. Apalagi jabatan sebagai seorang leader, seolah-olah beban sebesar gunung ditimpakan ke kedua bahu kecilnya. Astaga. Tapi memang siapa dia bisa menolak perintah atasannya?

Jadi Taeyong akan duduk sambil menangis sepanjang malam, sambil mengutuk dirinya sendiri karena mengambil kesempatan orang lain, menggumamkan ratusan kata maaf yang selama ini hanya tertahan di dalam benaknya.

Waktu menunjukkan pukul satu dini hari, biasanya ia takut gelap dan takut hantu, namun kali ini biarlah semuanya terjadi. Ia benar-benar butuh waktu untuk menenangkan diri.

Ya.. semuanya sempurna sampai pintu ruang latihan itu terbuka dan seseorang—eh dua orang masuk dan menyalakan lampunya. Taeyong berjengit sedikit karena cahaya lampu yang menyilaukan dan ia berjanji lain kali ia akan mengunci pintunya sebelum ia latihan.

"Tuhkan apa kataku dia disini, tokki!" seseorang akhirnya bersuara dengan bahasa Korea yang meski masih sarat dengan logat Osaka tapi lancar dan mudah dimengerti, Taeyong duduk di sudut yang paling pojok tertutup oleh speaker besar, ya seandainya kakinya tidak mengintip sedikit tentu tidak ada yang menyadari keberadaannya.

"Hei Nakamoto! Lepas sepatumu, kau tidak lihat ruangan ini sangat-sangat bersih apa? Masa kau mengotorinya dengan sepatu penuh lumpur milikmu itu?" kali ini yang memiliki suara lebih cempreng menyusul.

Taeyong buru-buru menghapus lelehan air mata di wajahnya dengan lengan bajunya, ia mengatur ekspresinya sebaik mungkin. "Taeyong, mengapa kau tidak kembali ke dorm? Besok kan libur tidak ada jadwal," Yuta lebih dulu duduk di hadapannya, Taeyong menimang apa ia harus jujur? Tapi ia sudah terlanjur tertangkap basah. "Iya hyung, kami menyusul hyung karena kami mau jalan-jalan malam ke sungai Han, bagaimana? Terdengar menarik bukan?" bahkan Doyoung yang sering bercanda dengannya kini sedang tersenyum manis.

"A—ah, kalian pergi duluan saja, aku masih ingin berlatih." Bohong, Taeyong bahkan rasanya tidak punya energi cukup untuk sekedar menari selama satu menit. Yuta mendengus kasar, ciri khasnya sebagai lelaki yang katanya jantan. "Enak saja, yang lain sudah menunggu di bawah. Ayooo kapan lagi kita keluar dengan bebas tanpa jadwal padat semenjak kita debut Tae?"

Dan Taeyong tidak bisa berkata tidak ketika dua teman satu grupnya itu menariknya keluar, lagipula ia tidak punya tenaga cukup untuk melawan mereka.

Benar saja diluar Hansol, Taeil, dan Winwin sudah menunggu, sementara Kun—member baru mereka—absen hari ini karena ada pemotretan di China. Mereka memutuskan naik bis malam sampai daerah sungai Han dan berjalan kaki mengitari sungai itu. Merasa tak ada manager yang menemani dan mengatur jadwal diet mereka, mereka pergi ke sebuah convenience store yang buka 24 jam. Sudah jam 2 dini hari, tentu saja sepi dan tak banyak yang mengenali mereka.

Keenamnya duduk di bangku taman yang letaknya agak tertutup, untung sedang musim panas, dinginnya malam tidak terlalu menyengat jadi mereka hanya perlu memakai kaos tipis dilengkapi sebuah jaket untuk penyamaran. "Tae, akhir-akhir ini, kami lihat kau menjauh dari kami. Ada apa?" Taeil, sebagai member paling tua dan merasa bertanggung jawab memilih buka suara pertama kali.

Taeyong yang menyeruput ramennya hampir tersedak kuah ramen, "A—Apa maksudmu hyung?" tanyanya takut-takut. Hansol, yang duduk di sebelahnya memiringkan badan, "Taeyong kita bukan teman dalam hitungan hari, tapi tahun. Kau boleh jadi leader, tapi aku dan Taeil lebih tua daripada dirimu. Kau terus-menerus menutup diri Tae, apa kau tidak percaya pada kami?"

Taeyong menggeleng kuat, "Bukan begitu aku hanya—"

"Ingin tampil kuat di hadapan yang lain? Atau ingin menjadi sempurna? Kau itu sudah sempurna Tae, dan jangan sok kuat. Kalau lantai ruang latihan bersih ditambah mata sembabmu maka kau pasti punya waktu yang buruk, jangan mengelak!" Yuta menambahi ucapan hyung-hyungnya.

Dan akhirnya, untuk pertama kali Taeyong menyuarakan pikirannya. Mencoba terbuka, meski masih banyak pula yang ia simpan untuk dirinya sendiri. Ia meminta teman-temannya tak membuka masa lalunya lebih jauh, ia terlalu malu pada dirinya sendiri. Ia menyuarakan kata maaf yang tertahan, maaf karena punya masa lalu buruk dan membuat debut NCT sedikit kacau, maaf karena merebut posisi teman-temannya, maaf karena debut main film dan promosi lebih banyak, maaf karena tidak bisa jadi pemimpin grup yang baik, dan maaf-maaf lainnya.

Dan untuk pertama kali pula, Taeyong menangis di depan teman-temannya. Menangis untuk kesekian kalinya hari ini, menangis sampai kepalanya pening dan matanya lebih berat lagi. Tapi setelah itu, rasanya lega, jadi Taeyong tidak menyesal.

"Omong kosong macam apa itu?! Hyung, kami tahu rumor tentangmu itu tidak benar, jangan meminta maaf lagi. Dan kau tidak mengacaukan NCT, astaga, jadi apa kami tanpamu? Aku tidak tahu dibalik sifatmu yang kadang-kadang menyebalkan karena selalu mengerjaiku kau itu tidak percaya diri sekali. Justru kau dan segala bakatmu menyelamatkan kami hyung, karena lagumu kami bisa bernyanyi di panggung, karena lirikmu penggemar tersentuh, karena koreomu kami punya tarian yang bagus untuk ditampilkan, dan karena filmmu kami dikenal." Omel Doyoung yang diakhiri dengan kata-kata manis.

"Lagipula.. mungkin bos punya alasan sendiri mengapa ia banyak mempromosikanmu, tapi lihat? Kami juga punya porsi sendiri dan aktivitas lain. Kalau tidak juga aku tidak akan menobatkan diriku jadi artis tersibuk karena aku sering sekali jadi MC dan pergi ke acara menyanyi, benar kan?" tambah Doyoung lagi, dihadiahi pukulan di belakang kepala oleh Taeil karena melantur kemana-mana.

Winwin, maknae mereka yang sedari tadi diam juga menatapnya. "Hyung adalah orang baik, makanya hyung dapat hasil yang baik pula." Ia masih terbata-bata dengan bahasa Koreanya, anak polos yang seperti adik sendiri bagi Taeyong itu memang selalu mengikutinya kemana-mana karena Winwin merasa Taeyong begitu perhatian dan membuatnya nyaman di antara yang lain.

Taeil mengangguk, "Itu dia maksudku Tae, kau tidak merampas jatah orang lain. Kami harusnya berterima kasih padamu, dan jangan pernah berfikir yang tidak-tidak. Kami mendukungmu, selalu. Jangan menyembunyikan dirimu lagi oke?"

Dan Taeyong tidak bisa untuk tidak mengangguk. "Mungkin bos tertarik padamu Tae mengingat banyaknya waktu kau dipanggil keruangannya." Canda Yuta, membuat Taeyong mendelik. "Enak saja! Aku hanya bicara hal-hal mengenai pekerjaan dengannya bukannya—"

"Duh! Habiskan makanan kalian baru berbicara lagi," kali ini Hansol yang mulai kesal, kemudian mereka tertawa bersama-sama. Sepertinya Taeyong menemukan metode healing time yang baru.

Ternyata, memang inilah keuntungan punya teman dekat yang akan menghabiskan waktunya bersama-sama dengan kita, berbagi atap, berbagi kisah. Bisa jadi mereka bahkan mungkin sama istimewanya dengan keluarga kandung yang mereka tinggalkan di rumah untuk mengejar mimpi.

. . .

Desisan daging yang bertemu dengan pemanggang disambut sorak-sorak bahagia tujuh pemuda yang baru saja memenangkan first win mereka untuk promosi kali ini, Taeil member paling tua yang bertanggung jawab dengan daging itu tampak santai saja membolak-balik dagingnya.

Mereka dapat hadiah dari perusahaan untuk menghabiskan makan malam mewah dengan menu jutaan Won di restauran BBQ terkemuka di Seoul. Selama menggunakan uang perusahaan mereka tidak akan protes sih, mau habis dua ekor sapi juga tidak masalah.

Kun yang baru aktif di Korea lagi menceritakan pengalamannya bekerja sama dengan senior mereka Yixing yang juga merupakan istri dari pemilik JJ alias Jung Joonmyeon. Ternyata senior Zhang sama baiknya seperti di layar kaca. Bibit unggul yang menghasilkan keturunan yang unggul pula, Jung Jaehyun.

Sementara Kun masih bercerita sesekali disertai kalimat-kalimat mandarin yang hanya dimengerti Winwin, Doyoung menyenggol-nyenggol lengan Taeyong. Sepertinya pemimpin grupnya itu terlalu fokus dengan cemilan cokelat di tangannya—Taeyong tidak makan malam yang berat seperti nasi, dia lebih suka kue cokelat—. "Hyung, ponselmu bergetar terus daritadi." Tunjuk Doyoung dengan sumpitnya.

Benar saja, Iphone model terbarunya itu menandakan panggilan masuk, Taeyong mengenali nama kontak tersebut dengan baik. Sesegera mungkin ia menjauh dari tempat makan dan mengangkat telepon di ruangan yang lebih tertutup, ia memilih dekat kamar mandi. "Yeobboseyyo sajangnim?" sapanya sopan.

"Dimana kau Taeyong?" suara Jaehyun terdengar aneh di balik panggilan, musik menggema terlalu keras. "Saya ada di rumah makan bersama member lain, apa ada yang bisa saya bantu?"

Aneh, biasanya Jaehyun tidak menghubunginya semalam ini. Maksudnya ini sudah pukul sepuluh malam, memang sih semenjak debut jam sepuluh malam itu masih terlalu awal untuk dikatakan larut malam, tapi tetap saja. "Bisakah kau menemuiku di Exodus? Kukirimkan alamatnya sekarang,"

Dengan bingung Taeyong membiarkan Jaehyun mematikan panggilannya lebih awal, tapi sebuah tanda tanya besar tetap terbayang di pikirannya. Ada apa coba? Sebuah pop up notifikasi muncul, berupa alamat yang dimaksud oleh Jaehyun. Taeyong membuka peta digital dan menyadari tempat apa Exodus itu, itu adalah sebuah klub malam, klub malam eksklusif yang sebenarnya masih ada keterkaitan hubungan usaha dengan JJ. Pantas saja Jaehyun mengiriminya sebuah kode, mungkin Taeyong membutuhkan kode itu untuk masuk kesana.

Tapi.. untuk apa Jaehyun memintanya bertemu di sebuah klub malam?

TBC

Delete/Lanjut?

Sebenarnya ini prolog part yang dibagi jadi dua part karena lebih dari 20 halaman astaga aku mabok:( emm maaf untuk ff ff lain aku sedang bingung melanjutkannya, pokoknya harus Markhyuck yang rollercoaster jadi dulu baru aku lanjutin yang lain. Tapi.. ini menghantuiku, pokoknya ini M!Preg dan sapa hayo yang hamil(?) wkwk. Nantikan kelanjutan kisahnya XD prolog kedua insyaallah aku post senin/selasa, tungguin ya^^ dan sepertinya ff ini selesai dalam lima chapter.

Soooo Review?^^