"Aku ingin pergi, aku sudah bosan disini."ujar anak bermata emerald -Hanazono Karin-.

"Hei kau mau kemana?"Tanya anak berambut blonde –Kujyou Kazusa-

"Mau kemana lagi kalau bukan ke bumi," jawab Karin.

"Tapi kau itu malaikat! Lagi pula kau itu malaikat yang memegang key strength disini' ujar Kazusa sedikit kesal.

"Bodo, emang gue pikirin, pokok nya aku mau ke bumi! Aku mau tinggal disana," bentak Karin.

"Arghh.. terserahlah.. aku akan ikut dengan mu," Ujar Kazusa.

"Baguslah.. jadi di bumi aku tidak sendirian," ujar Karin setelah itu iaberjalan mengambil ramuan berwarna ungu. "Minum ini," pinta Karin kepada Kazusa untuk meminum ramuan berwarna ungu.

"Hei.. ini bukanya ramuan yang buat kita akan menjadi bayi lagi," ujar Kazusa sedikit sewot.

"Iya, aku akan hidup di bumi di mulai dari awal," ujar Karin membuka tutup ramuan itu.

"Tunggu dulu kita akan tinggal di mana?" Tanya Kazusa.

"Kita akan tinggal disini," ujar menunjuk tempat yang di maksud. "Cepat minum," perintah Karin pada Kazusa.

"Eh baik lah.." ujar Kazusa pasrah dan meneguk ramuan itu. Cling !clong! gledarr(?) "Eakk.. eakk(?)" tangis bayi berambut pendek blonde.

"Hah kau imut kalo lagi kecil Kazusa." Karin mengendong bayi Kazusa ke ranjang yang terbuat dari rotan.

"Disini aku tulis namanya Kujyou Kazusa biar kita gak terpisah, dan kamu aku antar ke samping rumah orang tua baruku." Karin terbang dan membawa Kazusa di ranjang turun ke bumi, ia meletakkan Miyon di depan pintu rumah yang bercat kuning itu

. DING!DONG! suara bell yang kari pencet(?). Karin menyembunyikan badan nya di balik pohon apel yang ada di laman mereka. "Ya," sahut orang yang berada di dalam rumah itu dan membukanya.

"Siapa- Ahgg anak siapa ini, ayah kita mendapatkan anak," seru orang itu mengendong Kazusa kedalam rumah nya. Karin tersenyum kecil dan melangkah ke samping rumah yang akan menjadi rumahnya, "Sekarang giliranku, ets aku siapkan keranjang dan kertas nama ku dulu," ujar Karin mempersiakan itu semua.

Setelah itu semua siap Karin mengetok pintu itu dan meminum ramuan nya BLUSH! Karin berubah menjadi bayi yang sangat manis yang sedang tertidur. Cklek! Bunyi suara pintu yang di buka si pemilik rumah. "Hah anak siapa ini," ujar wanita paruh baya seraya mengangkat Karin. Ia melihat ke Kiri dan Kekanan, siapa tau ada orang tuanya. Namun di sana tidak ada siapa-siapa. Raut wajah wanita paruh baya itu berabah menjadi raut senang.

"Papa kita mendapatkan anak," seru wanita paruh baya itu memasuki rumah nya.

16 tahun kemudian…

Disclaimer : Kamichama Karin © Koge donbo

"Hei dengar-dengar di sekolah kita ada anak baru loh, katanya masuk di kelas kita," oceh anak berambut tosca.

"Benarkah ? jangan-jangan Jin Kuga, kemarin aku lihat di majalah Jin pindah sekolah ," seru gadis yang lain. "Bagaimana menurutmu Karin, Kira-kira Jin Kuga atau bukan," Tanya Miyon. "Hm," gumma Karin singkat tak menanggapi pertanyaan temanya itu ia malah membaca buku Novel.

PLTAKK! Sebuah benjolan kecil muncul di kepala Karin . "Hei apa yang kau lakukan Miyon!" protes Karin memegang kepalanya yang di jitak Miyon. Namun Miyon malah menatap Karin ala devilnya.

"Hei ada Jin Kuga," teriak anak berambut coklat sembari melihat dari koridor. Semua anak perempuan kecuali Karin berlari kearah pintu kelas mereka. Tampak Jin yang lagi berjalan di samping sensei Kirio. Semua gadis teriak tak jelas melihat Jin yang berjalan di depan kelas mereka. Sedangkan Karin masih bersama buku novel favoritnya itu.

"Jin-kun," panggil anak perempuan di kelas Karin. Jin membalasnya dengan pesona lamanya membuat para gadis-gadis semakin tergila-gila padanya. Jin di antar sensei Kirio ke samping kelas Karin.

"Yah.. Jin-kun tak di tempatkan di kelas kita," seru gadis2 itu dengan nada kecewa.

Mereka berjalan lunglai kebangkunya masing-masing. Tak lama setelah kehebohan itu sensei memasuki kelas Karin dan membawa anak baru dengan penampilan.. enm a.. anu terlalu CUPU. Memakai kaca mata tebal, baju di masukkan, rambut kuning di belah tengah yah begitulah sekilas cuplikan anak cupu itu.

"Ohayo no kodomo-tachi, hari ini kalian mendapatkan teman baru silahkan perkenalkan namamu," perintah sensei pada anak cupu itu.

"Hajimemashite, watashi ha Kujyou Kazune desu. Yoroshiku onegaishimasu," ujarnya seraya mendadakan(?) tangannya pada teman teman sekelasnya. "Hai Kazune hihihi," sapa balik teman2 barunya terkecuali Karin. "Kazune kau bisa duduk di samping Karin. Karin tolong ankat tangan mu," perintah sensei lagi.

Karin terkejut dan menatap Horor sensei, dengan hati yang terpaksa Karin menunjuk tangannya. Kazune segera berjalan ke bangku yang berada di samping Karin. "Hai.." sapa Kazune dengan gaya cupunya. "Hmm.." Karin menanggapinya dengan senyum terpaksa di bibirnya.

"Baiklah anak-anak mari buka halaman 150," ujar sensei membuka pelajaran. Semua murid-murid membuka Halaman yang di perintahkan sensei.

***SKIP TIME***

"Ah akhirnya istirahat juga," ujar Karin meregangkan otot-ototnya. Karin memasukan buku-buku nya kedalam tas dan mengambil novel yang sempat terjada tadi bacanya, lalu ia berjalan keluar kelasnya sementara anak perempuan yang lain termasuk Miyon berlari kekelas sebelahnya di mana Jin di tempatkan.

Karin POV

"Hah.. ini pohon yang cukup rindang," ujarku melihat pohon di belakang sekolah. Aku duduk di pohon itu dan mulai membuka lembaran-lembaran novel ku tadi. Tak lama setelah aku bersantai di bawah pohon, aku melihat dari sudut mataku 2 anak laki-laki muncul dari belakang sudut sekolah yang tak jauh dari keberadaan ku sekarang.

Perhatian ku kini teralihkan pada mereka berdua. mereka berdua adalah si cupu dan si artis yang di gila-gilakan perempuan 'cehh' kecuali aku. Mereka mengobrol dengan suara pelan namun masih bisa aku dengar.

"Bagaimana? Apakau melihat adanya tanda2 dia," tanya anak cupu atau bisa di sebut Kazune.

"Ah.. entahlah, sedari tadi aku tidak bisa konsentrasi mencari aura gadis itu, kau tau sendiri apa yang terjadi padaku dari tadi," ujar Jin.

Aku penasaran siapa yang mereka cari, gadis? Siapa gadis yang mereka maksud. Aku pun menyembunyikan tubuhku di balik pohon agar bisa lebih jelas menguping (jangan ditiru) percakapan mereka.

"Arg.. Kacamata ini sangat menganggu," eluh Kazune sembari melepaskan kaca matanya. "Stts jangan di buka kaca matamu, sepertinya ada yang menguping kita dari tadi," ujar Jin sepertinya mengetahui keberadaanku. Aku pun segera melayang keatas pohon ketika Jin dan Kazune berjalan kearah pohon yang ku naiki ini.

"Aku yakin sebelum nya ada orang disini," ujar Jin di bawah pohon. Aku diam dan tenang di atas pohon yang kunaiki ini. "Hei ada sebuah novel," ujar Jin mengambil Novel bersampul biru laut itu. "Apa novel? Sini," ujar Kazune merampas novel ditangan Jin. "Aku mengenali Novel ini apa jangan-jangan dia," gumam Kazune namun masih bisa aku dengar.

"Ahg.. sial novelku," rutukku dalam hati.

"Siapa Kazune apa kau tau sesuatu," tanya Jin melihat Kazune. "Ah.. em a anu Jin ke kantin yuk," ucap Kazune tak biasa ia menggunakan logat cupunya, tak seperti tadi ia bebicara seperti orang normal.

"Apa? Ta-" "Ayolah aku sudah lapar," ucap Kazune menarik tangan Jin menjauh dari pohon ini.

"Huft syukurlah mereka pergi." Ujarku lega. CKREK.. BRAKK. "Ahhhh, aduh.'' aku Terjatuh dengan tidak normalnya. "Hei Karin kenapa posisimu seperti itu," ucap Kazusa menjumpaiku. "Ah nanti aku jelaskan sekarang kau bantu aku berdiri," ucap ku meminta tolong.

.

.

.

.

Normal POV

"Hei kenapa kau mengajakku pergi," ujar Jin menarik tangan nya dari Kazune.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya mencurigai sesuatu," ujar Kazune masuh berjalan di depan Jin.

"Kau mencurigai siapa?" Tanya Jin berusaha berjalan menyamai langkah Kazune.

"Di kelasku tadi ada seorang gadis yang ber-aura aneh, auranya berbeda sekali dengan gadis-gadis yang lain." Ujar Kazune menjelaskan pada Jin.

"Yang benar? Jangan-jangan dia.." ucapan Jin terpotong ketika segerombolan gadis-gadis mengejar dia. "HYAA! Kazune nanti kita sambung lagi aku mau lari dulu, Jaa ne," ucap Jin lalu berlari kencang entah kemana ia berlari author tidak tau.

"Huhh dasar Jin," gumma Kazune menggeleng kepala.

.

.

.

"Begitu ceritanya," ujar Karin menjelaskan apa yang terjadi barusan.

"Ia sih, tadi ketika Jin melewati ku auranya terasa aneh," ujar Kazusa manggut-manggut.

"Atau bisa jadi mereka adalah iblis?" ujar Karin menyimpulkan.

"Bisa jadi. Ah ayo kita kekelas," ajak Kazusa merangkul Karin.

*Didalam kelas*

"Ha..hai ini buku mu bukan," bisik Kazune dengan logat anak cupu.

"Eh iya, dimana kau mendapatkan nya," ujar Karin pura-pura tak tahu tempe, terasi, tomat #plak abaikan.

"Aku mendapatkan nya di bawah pohon," ucap nya menyerahkan buku novel pada ku.

"Ohya.. terimakasih," ujar Karin mengambil novel. Setelah itu pandangan mereka berdua mengahadap kearah sensei yang di depanya. Pelajaran pun di mulai.

Skip time

"Sampai jumpa besok anak-anak," ujar sensei sembari meninggalkan kelas.

"Karinn.." sapa Kazusa dari pintu. GLUP! "Perasaan apa ini." Batin Kazusa berkata. "Ayo pergi,"ajak Kazusa menarik Karin ketika aura gelap terasa pada dirinya. "Apa dia yang kau maksud," Tanya Kazusa berjalan di Koridor. "Iya," jawab Karin singkat.

.

.

TBC

Review please *puppyeye*

Yeayy akhirnya selesai juga meskipun sedik gaje tapi takpalah, ide cerita ini besal dari persemedian Ray kemarin. Dan dalam pembuatan judulnya Ray minta tolong pada teman baru Ray, habisnya Ray gak pandai buat judul. Maaf ya kalo Kazune nya jadi cowo cupu. Habisnya kalau Kazune yang cool terlalu mainstream banget XD #plakk yasudah lah semoga readers menyukainya. Kalo ada typo laporkan di kotak di bawah ini..