The Ghost Student

(Meanie)

Pagi yang cerah menyapa kota Seoul. Banyak sekali orang beraktivitas. Jalanan berisi ribuan orang yang akan pergi bekerja, bersekolah, ataupun hanya sekedar berjalan-jalan saja. Mingyu tersenyum melihat pemandangan itu melalui kaca mobilnya yang terbuka. Ia lalu membelokkan mobilnya begitu ia merasa bahwa ia sudah sampai di depan SMA nya. Pledis High School. Siapa yang tidak kenal SMA yang berisi namja tampan nan kaya ini. Hanya namja? Tidak. Disekolah ini juga banyak wanita cantiknya. Dan, pria yang tadi kita bahas adalah salah satu diantara para namja tampan yang bersekolah disini.

Okay, tak kenal maka tak sayang. Jadi, mari kita berkenalan dengan orang ini. namanya adalah Mingyu, bernama lengkap Kim Mingyu sebenarnya. Murid pindahan dari Jepang, 6 bulan yang lalu lebih tepatnya. Ace team basket Pledis High School walau belum genap 1 bulan bergabung. Pewaris utama Kim Corp, perusahaan yang bergerak dibidang furniture dan memiliki cabang dihampir separuh bagian benua Asia. Memiliki tubuh tegap dan wajah rupawan bak model internasional. Sekali menunjukkan senyumannya, para wanita langsung pingsan dan bertekuk lutut dihadapannya. Tergabung dalam member Seventeen, dimana para namja tampan berkumpul. Bisa dibilang, mereka adalah pangerannya Pledis High School.

"Mingyu.." sapa seseorang sambil menepuk pundak Mingyu. Mingyu menoleh dan menemukan teman segengnya sedang tersenyum padanya.

"Oh Seokmin, ada apa?" tanya Mingyu sambil menutup pintu mobilnya. Seokmin masih saja tersenyum, membuat Mingyu menerka-nerka apa yang membuat sahabatnya ini senyum-senyum seperti orang gila di pagi hari.

"Hari ini aku ada ujian Matematika setelah istirahat, bisa kau ajari aku waktu istirahat?" tanya Seokmin. Mingyu memasang pose berpikir sejenak lalu berjalan mendahului Seokmin.

"Ya! Kim Mingyu!" panggil Seokmin sambil setengah berlari mengejar langkah Mingyu yang tidak bisa dibilang pendek itu. Mendengar nada panggilan Seokmin yang tidak bersahabat, Mingyu langsung mempercepat langkahnya.

Sedang asyik-asyiknya berlari, tiba-tiba saja..

BRUKK

"Aww!" Mingyu merintih tatkala menabrak seseorang dibelakangnya. Mingyu berdiri dan membersihkan celananya yang kotor. Ia menunduk dan menemukan seorang namja yang sedang kebingungan mencari sesuatu. Mingyu mengedarkan pandangannya, bermaksud mencari benda yang sedang dicari oleh namja yang barusan ditabraknya. Mingyu tersenyum begitu melihat kacamata bulat tergeletak disamping pot bunga. Pasti namja itu sedang mencari kacamatanya. Mingyu lalu mengambil kacamata itu dan memberikannya.

"Kau mencari ini?" tanyanya. Namja itu mendongak. Mingyu terpaku ditempat, namja ini, entah kenapa Mingyu merasa namja ini.. mempesona..

"Ne, terimakasih.." ucap namja itu smabil menerima kacamata dari Mingyu . Mingyu mengangguk dan tersenyum dengan kikuk. Namja tadi membungkukkan badannya lalu pergi meninggalkan Mingyu. Mingyu lalu membalikkan badannya dan menemukan hampir seluruh mata siswa disana sedang menatapnya dengan pandangan ngeri, termasuk Seokmin.

"Kenapa mereka menatapku seperti itu? Dan.. hey, kau juga menatapku sama dengan mereka, Kuda.." tanya Mingyu setelah ia berada tepat didepan Seokmin. Seokmin menggelengkan kepalanya lalu menarik pundak Mingyu untuk mendekat kearahnya.

"Apa kau tahu namja yang sedang kau ajak bicara tadi?" tanya Seokmin. Mingyu menggelengkan kepalanya. Seokmin makin merinding melihatnya.

"Dia mahasiswa misterius, Mingyu! Dia sunbae kita, namanya Jeon Wonwoo.. murid lain biasa memanggilnya The Ghost Student. Selama ini dia tidak pernah bicara dengan siapapun dan kau tahu, dia hanya berteman dengan satu orang saja.." jelas Seokmin. Mingyu mengerutkan keningnya tidak suka.

"Bagaimana bisa seorang seimut dan semanis Wonwoo bisa kau juluki dengan julukan sekejam itu, Seokmin-ah? Menurutku dia sangat mempesona sekali.." jelas Mingyu. Seokmin menggelengkan kepalanya dan menatap Mingyu dengan tatapan tidak percaya.

_The Ghost Student_

KRINGGG

Bel tanda istirahat berbunyi. Semua murid berhamburan keluar dari kelas mereka. Derap langkah kaki terdengar diseluruh koridor sekolah, bergerak memusat menuju tempat yang mereka sebut kantin. Tempat dimana seluruh siswa dapat mencharge energi mereka untuk pelajaran selanjutnya. Tak terkecuali kedua orang yang masuk kantin secara bersamaan ini. Yup, yang satu adalah visual dari Seventeen yaitu Kim Mingyu dan yang satunya adalah The Ghost Student of Pledis High School, Jeon Wonwoo.

"Hai, Wonwoo sunbae.." sapa Mingyu. Wonwoo yang berjalan menunduk menghentikan langkahnya. Bukan, dia bukannya tidak tau dengan orang yang menyapanya ini. Justru karena dia tahu, makanya dia ingin menghindarinya. Semenjak insiden tadi pagi, namja yang sedang menyapanya sekarang selalu mengikuti kemanapun dia pergi. Sebenarnya pun dia datang ke kantin bersamaan secara sengaja karena Mingyu terus mengikutinya bak penguntit.

Merasa terganggu, Wonwoo pun menundukkan kepalanya dan berjalan begitu saja tanpa membalas sapaan Mingyu. Merasa diacuhkan, Mingyu pun buru-biri mengikuti Wonwoo. Ia menarik tangan Wonwoo, membuat namja kurus itu berbalik menghadapnya.

"Apa yang kau lakukan?" desis Wonwoo. Matanya melirik kearah seluruh penjuru kantin. Semua orang memperhatikannya dan Wonwoo tidak suka menjadi pusat perhatian. Ia mencoba melepaskan cengkraman Mingyu pada lengannya namun nihil, namja itu bahkan mencengkramnya terlalu kuat.

"Lepaskan aku!" desis Wonwoo lagi. Mingyu menggelengkan kepalanya.

"Setidaknya jawab sapaanku, Sunbae.." ucap Mingyu. Wonwoo berhenti dan menatap Mingyu tajam.

"Hai..." Wonwoo berucap singkat sekali. Mingyu tersenyum dan mengacak rambut Wonwoo lalu berlalu dari hadapan Wonwoo. Wonwoo memegang kepalanya dan entah kenapa dia malah tersenyum kecil.

_The Ghost Student_

"Won.."

"Wonwoo..."

"Jeon Wonwoo.."

"Yak! Jeon Wonwoo bangun dari lamunan kotormu itu!" teriak namja mungil disamping Wonwoo. Wonwoo terjingkat kaget dan mendelik kesal pada Jihoon, namja mungil yang merusak acara melamunnya. Wonwoo kembali menarik buku sastranya dan kembali membaca buku setebal 5 cm itu.

"Kau itu kenapa, Wonwoo-ya?" tanya Jihoon. Wonwoo melihat Jihoon sekilas lalu menutup buku tebalnya. Ia melepas kacamata bulatnya. Mereka ada dikamar Jihoon, jadi Wonwoo bebas melepaskan kacamata dan menunjukkan rupa manisnya hanya pada Jihoon.

"Ji, kau masih berpacaran dengan Soonyoung, kan?" tanya Wonwoo. Jihoon menganggukkan kepalanya.

"Uhm, Ji, Soonyoung itu member Seventeen, kan?" tanya Wonwoo lagi dan diangguki oleh Jihoon.

"Uh, kau pastinya kenal Mingyu, kan?" tanya Wonwoo. Jihoon mengangguk lagi.

"Menurutmu bagaimana Mingyu itu?" tanya Wonwoo lagi.

"Mingyu itu baik, dia namja yang murah senyum tapi masih murahan Seokmin. Dia pintar, bertanggung jawab dan yang paling penting adalah dia tampan. Di ju.- tunggu kenapa tiba-tiba kau menanyakan masalah Mingyu? Apa jangan-jangan kau.." Jihoon menunjuk Wonwoo dengan raut wajah yang serius.

"Jangan-jangan apa?" tanya Wonwoo gugup. Jihoon tersenyum penuh kerahasiaan, membuat Wonwoo mendekat kearahnya.

"Jangan-jangan kau menyukainya.. aigoo, uri Wonwoo sudah besar ternyata.." ucap Jihoon sambil mengusap kepala Wonwoo. Wonwoo membulatkan matanya lalu menyingkirkan tangan Jihoon.

"Yak! Sudah aku akan belajar lagi, kau tidurlah, nanti kalau aku sudah selesai belajar aku akan menyusulmu untuk tidur.." ucap Wonwoo. Jihoon mengerucutkan bibirnya lalu menutup buku fisikanya sambil sesekali menghela napas. Wonwoo tersenyum saat melihat namja mungil itu berjalan menuju tempat tidurnya.

KRINGG

Wonwoo menolehkan kepalanya begitu ponsel yang berada disampingnya berbunyi. Nomor tidak dikenal. Wonwoo melirik jam yang berada di layar ponselnya, pukul 10 malam. Wonwoo memutuskan untuk tidak mengangkatnya. Dia lalu melihat Jihoon, namja mungil itu bahkan sudah tertidur sejak setengah jam yang lalu.

KRINGG

Nomor itu menelfon lagi. Siapa yang menelfonnya malam-malam begini? Okay, Wonwoo memang tidak percaya dengan yang namanya hantu, karena dia sendiri dijuluki hantu, jadi kenapa dia takut dengan sesamanya. Tapi, jika begini, Wonwoo jadi takut juga. Setelah berdebat dengan dirinya, akhirnya pada panggilan ketiga Wonwoo mengangkatnya.

"Yeoboseyo?" sapa Wonwoo. hening, tanpa ada jawaban. Wonwoo merinding sendiri.

"Akan kututup jika tidak ada yang ingin kau bicarakan..." ucap Wonwoo lalu menjauhkan ponsel dari telinganya, sebelum sebuah suara menginterupsi kegiatannya.

"Ini Wonwoo sunbae?" tanya suara itu. Wonwoo mematung sejenak, rasanya dia pernah mendengar suara ini. Ini.. ini suara Mingyu, benar ini suara Mingyu. Tapi darimana Mingyu bisa mendapatkan nomornya? Selama ini yang tahu nomornya hanya Jihoon dan...

Soonyoung...

Pasti Mingyu memintanya dari Soon...

"Aku dapat nomormu dari Soonyoung hyung..." ucap Mingyu. Wonwoo menghela napas, sudah diduganya.

"Ada apa menelfon malam-malam? Tidak ada kerjaan?" tanya Wonwoo. Mingyu terkekeh, ada suara gemerisik dan Wonwoo yakin Mingyu sedang dalam posisi tiduran, mengingat ini sudah malam.

"Kau ada waktu luang besok?" tanya Mingyu. Wonwoo melihat kalender milik Jihoon yang berada di samping meja belajarnya.

"Ada." Jawab Wonwoo singkat.

"Mau menemaniku?" tanya Mingyu. Wonwoo membelalakkan matanya. Menemani Mingyu? Yang benar saja, dia akan menjadi bulan-bulanan hiu berkelamin betina nantinya.

"Aku tidak bisa menemanimu. Temanku mengirimiku pesan, katanya besok dia ingin pergi kesuatu tempat dan aku harus menemaninya..." ucap Wonwoo memberikan penjelasan panjang lebar.

KRIK KRIK KRIK

Hening...

Wonwoo melihat layar ponselnya. Masih tersambung dengan Mingyu, tetapi kenapa Mingyu diam saja?

"Gyu , kau masih disana?" tanya Wonwoo.

"Kau memanggilku 'Gyu'? tadi yang bicara panjang lebar kau kan, Sunbae?" tanya Mingyu. Wonwoo mengangguk, namun sedetik kemudian dia sadar jika Mingyu tidak bisa melihatnya.

"Ya, tidak ada yang bicara padamu selain aku, Mingyu, dan ya aku yang memanggilmu tadi.." ucap Wonwoo.

"Kau bisa bicara panjang juga ternyata..." jawab Mingyu. Jujur, Mingyu sendiri masih terkejut saat Wonwoo berkata panjang lebar padanya.

"Kalau begitu besok aku akan ikut kemanapun Sunbae pergi..." ucap Mingyu lalu memutuskan telfon begitu saja. Wonwoo membelalakkan matanya. Ia langsung menuju ranjang Jihoon.

"Jihoon-ah, bangun, ini gawat sekali..." ucap Wonwoo sambil menggoyangkan tubuh mungil sahabatnya. Jihoon mengerang lalu membuka matanya dan menatap Wonwoo sebal. Wonwoo hanya meringis, lalu setelahnya memasang kembali wajah merengeknya.

"Jihoon-ah bantu aku.." rengek Wonwoo. Jihoon menatap sahabatnya sebentar lalu bangun.

"Ada apa?" tanya Jihoon.

"Tadi Mingyu menelfonku dan mengatakan padaku bahwa besok dia ingin mengajakku untuk ikut dia, entah kemana. Kau tahu kan aku tidak suka menjadi pusat perhatian. Dan lagi, para hiu betina itu akan memangsaku besoknya..." ucap Wonwoo. Jihoon terkikik, melupakan rasa kantuknya.

"Tunggu, kau bilang Mingyu menelfonmu? Dia dapat nomormu darimana?" tanya Jihoon. Wonwoo menatap Jihoon datar bercampur kesal serta sebal.

"Bilang kepada kekasih marmut tanpa bulumu untuk jangan memberikan nomor kepada orang lain jika tidak penting, apalagi tanpa se izin pemiliknya.." omel Wonwoo.

"Marmut? Maksudmu Soonyoung?" tanya Jihoon.

"Tentu saja, tuan Kwon Soonyoungmu yang terhormat itu.." ucap Wonwoo. Aura kekesalan masih bertengger di wajah Wonwoo. Jihoon meringis dan meminta maaf pada Wonwoo.

"Jadi kau ingin kabur dari Mingyu, begitu?" tanya Jihoon yang diangguki Wonwoo. jihoon mulai memasang wajah berpikir.

"Kau tahu sendiri kan kalau aku selalu bersama Soonyoung? Dan kau tahu juga kan kalau Soonyoung tidak bisa lepas dari Seventeen?" tanya Jihoon. Wonwoo menghela napas dan menunduk, tahu kemana arah pembicaraan Jihoon.

"Tapi besok aku akan membujuk Soonyoung untuk menjauh dari Seventeen dan membawamu menghindar dari Mingyu, kau tahu kan kalau Soonyoung itu tipe suami takut istri? Jadi dia akan menuruti kemauanku besok..." jelas Jihoon. Wonwoo kembali memasang wajah bahagianya dan memeluk Jihoon.

"Kau memang yang terbaik.." ucapnya.

_The Ghost Student_

"Soonyoungie.." panggil Jihoon manja. Soonyoung yang masih membaca buku mengalihkan pandangannya pada Jihoon yang duduk didepannya. Jihoon menggigit bibirnya.

"Ada apa, Ji?" tanya Soonyoung. Jihoon berpindah duduk disampingnya dan memeluk lengan Soonyoung, tak lupa puppy eyes andalannya ia keluarkan.

"Uhm, bantu aku membawa Wonwoo menjauh dari Mingyu.." ucap Jihoon. Soonyoung menjauhkan tubuhnya.

"Membawa Mingyu menjauh? Caranya?" tanya Soonyoung. Jihoon mendengus.

"Kau alihkan Mingyu, kau tahan dia di Seventeen atau apalah, yang penting dia tidak mengikuti Wonwoo.." ucap Jihoon. Soonyoung mengerutkan keningnya.

"Memang apa salahnya jika Mingyu dengan Wonwoo? kau cemburu?" tanya Soonyoung. Jihoon mendelik lalu memukul lengan kurus Soonyoung.

"Yak! Lihat siapa yang cemburu sekarang.." omel Jihoon. Soonyoung mendelik tidak suka.

"Siapa? Aku? maaf saja, tapi aku bahkan bisa menggaet semua yeoja disini dengan sekali kedipan mata, Tuan Lee yang terhormat.." ucap Soonyoung tidak terima. Jihoon membelalakkan matanya.

"Oh, begitu.. okay, aku a..."

"Hai, Soonyoung hyung.. oh, Jihoon sunbae, annyeonghaseyo.." belum sempat Jihoon menyelesaikan omelannya, Mingyu datang sambil menggandeng seseorang, dan itu adalah..,

"W-wonwoo.." ucap Jihoon tergagap. Wonwoo menatap datar padanya dan Soonyoung bergantian. Jihoon menggigit bibirnya, begitu pula dengan Soonyoung. Wonwoo menghela napas lalu melirik keadaan sekitar, para hiu betina Pledis High School siap menyantapnya.

"Jihoonie, bisa ikut aku ke perpustakaan?" tanya Wonwoo. Jihoon menelan ludahnya lalu mengangguk kaku. Wonwoo masih menatap Jihoon tajam, lalu menunduk dan berjalan menuju perpustakaan. Mingyu menahan lengan Wonwoo, membuat namja bermata tajam itu menoleh kearahnya.

"Aku akan mengikutimu, ingat?" tanya Mingyu, Wonwoo menghela napas lalu melepaskan genggaman tangan Mingyu pada lengannya. Wonwoo berjalan menjauhi Mingyu. Mingyu mengikuti kemana Wonwoo pergi, ia bahkan menahan Jihoon yang akan mengikuti Wonwoo.

"Sunbae.." panggil Mingyu. Wonwoo membalikkan badannya cepat. Namja ini.. kenapa dia sangat keras kepala sekali?

"Kenapa kau disini? Mana Jihoon?" tanya Wonwoo. Mingyu mendekat dan menggandeng tangan Wonwoo, menarik Wonwoo ke perpustakaan. Menarik namja datar itu kearah rak yang paling pojok dan menyudutkan Wonwoo.

"Mingyu apa yang kau lakukan?" protes Wonwoo pelan. Mingyu menyunggingkan senyumannya, ia mendekatkan wajahnya kearah Wonwoo. Mata Wonwoo membola. Tidak, dia harus menjauh dari Mingyu, dia harus melakukan sesuatu.

DUAGHH

"Aww.." rintih Mingyu tertahan ketika lutut Wonwoo menendang selangkangannya. Wonwoo menegakkan tubuhnya dan berjalan cepat meninggalkan Mingyu yang masih sibuk dengan 'masa depannya'. Ia berjalan menuju rak dimana jejeran novel yang dibutuhkannya berada. Wonwoo mengipasi wajahnya, ia yakin bahwa wajahnya sekarang memerah.

"Ugh, sulit sekali... padahal novel itu kelanjutannya.." gerutu Wonwoo sambil melompat-lompat, mencoba mengambil novel kesukaannya.

SRET

Wonwoo membola begitu mengetahui ada tangan yang menjulur mengambil buku dari belakang tubuhnya.

"Nah, Sunbae.." ucap suara dibelakangnya. Itu... Mingyu, Wonwoo langsung membalikkan badannya.

BRUKK

Mata sipit Wonwoo membola –lagi- begitu mengetahui bahwa dibelakangnya masih ada Mingyu. Dan, apa-apaan tadi, wajahnya menabrak dada tegap Mingyu?

BLUSH

Pipi Wonwoo yang tadi sudah merah,s ekarang makin memerah ketika tangan kanannya digenggam Mingyu untuk memberikan bukunya. Kepalanya mendongak dan jantungnya berdeguo kencang saat mengetahui bahwa jarak wajahnya dan wajah Mingyu terlampau dekat.

"Kurasa sedikit lagi aku akan bisa menggapaimu, Sunbae.." bisik Mingyu didepan bibir Wonwoo. Wonwoo menatap mata Mingyu, meminta penjelasan dari lelaki tinggi itu.

"Apa maksudmu?" tanya Wonwoo. Mingyu menjauhkan wajahnya dan tersenyum, lalu mengacak rambut Wonwoo.

"Apa selama ini kurang jelas?" tanya Mingyu. Wonwoo menatap Mingyu masih dengan tatapan tidak mengertinya. Mingyu menghela napas/

"Aku akan mengajakmu pergi makan malam... aku akan menjemputmu dirumah Jihoon hyung.. Dahh.." ucap Mingyu dan berlalu dari Wonwoo. Wonwoo menolehkan pandangannya kearah punggung tegap Mingyu yang perlahan menjauh dari pandanganya. Ia meraba dada sebelah kirinya yang berdegup kencang.

"Apa aku boleh berharap padamu?" ucap Wonwoo lirih.

-TBC-

::: Coretan Author :::

Hai hai hai... author balik lagi setelah menyelesaikan perang shinobi ke-4 #tampolpakesempol

Hehehehe, author bawa lagi Meanie nih...

Kenapa judulnya The Ghost Student? Sebenernya mau dikasih judul 'Mansae' sih biar ada sambungannya sama isi, kan Mingyu berjuang buat dapetin Wonu, cuman author rada ga srek kalo judulnya itu.

Ini ga ada orang ketiganya ya.. jadi, ini ff murni Meanie.. ada sih nanti, cuman nggak sampai lama munculnya.

Jangan lupa like and reviewnya readernim #bow