dangerouSHIRO present :

"Can You Love Me?"

All chara own by SMent

This fanfic using MALExMALE story

So, if you DON'T LIKE that thing…

Make it simple!

DON'T READ my fanfic!

I DON'T NEED FLAMER OR BASHING!

( ¯ _ ¯!)

And if you don't like all pairing in this story,

Just GO AWAY!

XOXOX

cinta itu seperti lingkaran setan.

Lingkaran yang selalu memberikanku rasa sakit.

Siapapun yang berkata kalau cinta itu adalah hal yang indah,

Bagiku itu hanyalah sebuah omong kosong.

Aku pernah mencintai seseorang,

Mencintainya sepenuh hatiku…

Dan,

Cintaku padanya yang sepenuh hati itulah…

Awal dari semua malapetaka.

.

Aku hanyalah seorang pemuda biasa yang tidak mempunyai apa-apa…

Dan karena itu,

Di matamu aku tidak ada harganya.

Aku hanyalah sebuah sampah untukmu kan?

Bahkan mungkin untukmu,

Sampah masih jauh lebih berharga daripada aku…

Ironis?

Ya, sungguh ironis.

Karena aku tak pernah bisa berhenti untuk mencintaimu.

"Kenapa tidak kau katakan padanya kalau kau mencintainya, Wookie?"

Ya,

Kenapa tak ku katakan saja kalau aku mencintainya.

Toh aku sudah mencintainya selama hampir…

Entahlah, aku tidak ingat.

"Aku tidak berani," aku hanya bisa menatap sahabatku Eunhyuk dengan tatapan nanar serta senyuman tipis yang terlihat begitu menyedihkan.

Ya,

Aku tidak berani untuk mengatakan perasaanku padamu.

Jangankan untuk mengatakannya,

Untuk melihatmu pun…

Aku tidak yakin akan sanggup.

"Kau pengecut, Wookie!"

Katakan kalau aku ini memang pengecut, Eunhyuk-ah…

Karena pada kenyataannya aku memang seperti itu.

.

Dan,

inilah kisahku…

.

"Wookie-ah, jangan terburu-buru seperti itu makannya. Pelan-pelan saja," seru seorang yeoja dewasa pada seorang namja manis berpostur tubuh mungil yang tengah memakan sarapan paginya dengan terburu-buru.

"Aku sudah terlambat, Teukie-imo."

Leeteuk—atau biasa dipanggil Teukie— hanya bisa menggeleng pasrah melihat tingkah Ryeowook, "Tapi nanti kau tersedak."

Ryeowook mengangkat sebelah tangannya pada Leeteuk untuk menandakan bahwa dirinya akan baik-baik saja meski ia tengah makan dengan terburu-buru. Toh pada dasarnya Ryeowook sudah terbiasa dengan hal itu, kalau bisa dibilang, ia sudah sangat lihai. Jadi, kekhawatiran Leeteuk kalau Ryeowook akan tersedak, sepertinya sia-sia.

"Imo," Ryeowook menaruh sendok serta mangkuk nasinya yang telah kosong ke atas meja sambil menatap sosok Leeteuk. "Hari ini pun, terima kasih karena sudah repot-repot datang kesini untuk membawakanku sarapan." ucap Ryeowook tulus disertai dengan senyum manisnya.

Leeteuk ikut mengembangkan senyum lembutnya saat mendengar ucapan Ryeowook, "Kau tidak perlu berterima kasih, Wookie. Imo senang bisa membuatkanmu sarapan, meski masakan Imo mungkin tidak terlalu enak."

"Kata siapa masakan Imo tidak enak? Aku suka kok masakan Imo, rasanya juga lezat."

Leeteuk tertawa sambil mengacak-acak surai kecokelatan yang tumbuh di kepala Ryeowook dengan lembut, "Mulutmu manis sekali seperti Kangin-samchon. Dasar namja…" canda Leeteuk, yang mampu membuat Ryeowook tersenyum lebar.

"Baiklah, aku akan berangkat. Sampai nanti Imo," Ryeowook bangkit dari kursinya lalu berpamitan pada Leeteuk.

"Hati-hati di jalan ya. Kalau mau makan siang, datang saja ke tempat Imo."

Ryeowook mengangguk lalu segera berjalan menuju pintu apartemen-nya. Hari ini, seperti biasa, Ryeowook akan berangkat ke sekolah dengan penuh semangat. Namja manis berusia tujuh belas tahun itu memang selalu senang jika harus pergi ke sekolah, berbeda dengan anak-anak lainnya yang berstatus sebagai pelajar, yang biasanya akan bermalas-malasan.

Tapi Ryeowook berbeda, dia sangat menyukai sekolah. Karena di sekolah, dirinya bisa melupakan sejenak tentang fakta bahwa ia hidup sebatang kara, sendirian, tanpa keluarga. Ya, kalian tidak salah membaca. Ryeowook adalah seorang namja yang sudah hidup sebatang kara sejak kecil—atau mungkin sejak ia di lahirkan ke dunia—. Tapi tidak berarti dirinya benar-benar sendirian. Dulu, Ryeowook sempat tinggal disebuah panti asuhan. Namun, karena panti asuhan itu selalu memperlakukannya dengan semena-mena, Ryeowook memilih untuk keluar dari sana dan memulai kehidupan barunya dua tahun yang lalu.

"Ah, aku akan ketinggalan bus!" Ryeowook akhirnya memilih untuk berlari agar cepat sampai ke halte terdekat. Dengan gusar Ryeowook terus memperhatikan jam tangan plastik yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, "Ah! Dia pasti sudah datang! Bagaimana ini, aku pasti tidak akan bisa melihatnya."

Melihatnya?

Ah, kalian tidak salah baca kok. Satu lagi alasan kenapa Ryeowook sangat senang pergi ke sekolah, karena…

"Kyuhyun, semoga kau belum datang. Tunggu aku…"

Ya,

Karena seseorang yang bernama KYUHYUN itulah Ryeowook sangat semangat untuk pergi ke sekolah setiap harinya. Seperti apa dan siapa sebenarnya sosok Kyuhyun itu? Entahlah…mungkin kalian akan mendapatkan jawabannya nanti.

XOXOX

"Kenapa kau menekuk wajahmu seperti itu, Wookie?" Eunhyuk—atau yang bernama lengkap Lee Hyukjae— langsung melontarkan pertanyaan yang sedari tadi mengganggu konsentrasi belajarnya pada sang sahabat, Ryeowook.

"Aku malas membicarakannya," jawab Ryeowook sekenanya karena memang saat ini ia sedang malas membicarakan apapun. Pagi ini mood-nya memang tengah down, karena tadi pagi ia benar-benar datang terlambat ke sekolah. Dan akibatnya dia harus mendapatkan hukuman dari guru piket, ditambah lagi dia juga kehilangan kesempatan untuk melihat─

"Kyuhyun…" Ryeowook bergumam pelan saat dirinya melihat sosok menjulang Kyuhyun tengah berjalan di lorong kelas. Eunhyuk yang mendengar gumaman Ryeowook, langsung mengikuti kemana arah pandangan sang sahabat, dan mengertilah ia kenapa seharian ini Ryeowook terus-terusan menekuk wajahnya.

"Jadi karena si maniak game itu?"

"Hah─?"

"Kenapa tidak kau katakan padanya kalau kau mencintainya, Wookie?" Pertanyaan yang tepat mengenai sasaran. Eunhyuk kini sukses membuat Ryeowook membatu di kursinya. "Kau sudah mencintainya begitu lama, tapi kau tidak mau memberitahu perasaanmu."

"A─aku…"

"Kau selalu mengaguminya dari jauh, mencintainya dalam diam. Apa kau tidak lelah?" tanya Eunhyuk sambil sesekali memeprhatikan ke arah guru yang tengah sibuk menuliskan beberapa soal fisika di white board.

Hening…

Ryeowook tak mampu menjawab semua perkataan sahabatnya, yang terkesan seperti sebuah penekanan. Semua kata-kata Eunhyuk telah menyudutkannya hingga lidahnya kini terasa kelu. "Aku─"

"…"

"Aku tidak berani," Ryeowook menatap Eunhyuk dengan tatapan nanar disertai sebuah senyuman yang terlihat menyedihkan.

Eunhyuk menoleh, mata ber-iris gelap miliknya menatap sosok Ryeowook dengan prihatin, "Kau pengecut Wookie,"

"…"

"Kalau seperti ini, aku tidak yakin kalau 'pangeran penolongmu' itu akan mengingatmu!"

XOXOX

"Kenapa kau melamun Wookie?"

Teriakan dari seorang namja berwajah cantik ditengah dentuman dan hentakan musik yang menggila di dalam sebuah klub malam yang paling terkenal di daerah distrik Nowon, langsung menyadarkan Ryeowook dari alam bawah sadarnya. Dengan sebuah cengiran kaku, Ryeowook menatap ke arah namja cantik tersebut sambil membungkukkan tubuhnya. "Maaf Junsu-hyung, aku sedang banyak pikiran. Tidak akan ku ulangi lagi." balas Ryeowook dengan sebuah teriakan juga.

"Baiklah, cepat kembali bekerja. Kau tidak mau Youngmin-sajangnim memecatmu kan?"

Ryeowook menggeleng, "Baik, Baik."

Namja cantik bernama lengkap Kim Junsu itu langsung tertawa begitu melihat reaksi Ryeowook yang menurutnya sangat lucu. "Kalau begitu, antarkan minuman ini ke ruang VIP ya?" perintah Junsu sembari menyodorkan sebuah nampan yang di atasnya telah di isi oleh gelas dan sebotol Chianti.

Ryeowook menatap jengah ke arah nampan tersebut. "Kenapa?" tanya Junsu yang menyadari raut jengah di wajah manis Ryeowook.

"Hanya bosan, hyung. Sampai saat ini pun aku masih belum bisa menemukan jawaban kenapa orang-orang itu rela menghabiskan uangnya untuk sebotol minuman yang sama sekali tidak memberikan manfaat kepada mereka."

Junsu tersenyum maklum. Dirinya sadar kalau Ryeowook terlalu polos untuk mengerti apa motif sesungguhnya dari para pelanggan mereka yang selalu datang ke tempat mereka. Bagi Junsu, Ryeowook hanyalah seorang anak kecil yang belum mengenal 'dunia'.

"Sudahlah, antarkan saja. Tapi kali ini kau jangan berceramah pada pelanggan kita ya!"

"Eh? Kenapa memangnya?"

"Karena pelanggan yang memesan Chianti ini adalah seorang siswa SMA—sepertinya," kata Junsu.

"…"

"Dan aku tahu, kau paling tidak suka dengan anak sekolahan yang mabuk-mabukan." kata Junsu lagi.

XOXOX

Ingin rasanya Ryeowook tenggelam ke dasar bumi begitu ia masuk ke dalam sebuah ruang VIP, dimana salah seorang pelanggannya sudah memesan Chianti yang saat ini berada di atas nampan—tepatnya di atas tangan Ryeowook—.

"Kenapa diam saja? Kau mau jadi patung selamat datang, hah?" tanya sang pelanggan dengan sarkatisnya begitu ia melihat Ryeowook yang berdiri mematung di ambang pintu.

"M─maaf…" bahkan saat ini Ryeowook ingin sekali mengutuk lidahnya karena kata-kata yang ia keluarkan terdengar aneh.

Sang pelanggan mengibaskan sebelah tangannya, arti bahwa ia tak perduli sama sekali dengan kata maaf yang diucapkan oleh Ryeowook. "Kemari, dan tuangkan Chianti itu!" perintahnya.

"…"

Sang pelanggan menatap Ryeowook dengan tatapan geram, "Kenapa masih diam saja?" serunya dengan nada yang lebih terdengar sebagai bentakan. Ryeowook sedikit terlonjak karena bentakan dari pelanggannya itu, dan mau tak mau akhirnya namja manis itu menyeret kakinya yang terasa berat.

"Kau ini orang baru ya?"

DEG!

Kata-kata itu membuat Ryeowook refleks menatap ke arah mata sang pelanggan. Ada sinar tak percaya ketika dirinya menatap iris berwarna gelap itu. 'Jadi…dia tidak mengenal siapa aku?' batinnya.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?"

Ryeowook diam, dia tak mampu berkata apa-apa.

"Oh, apa kau pelayan plus-plus yang di kirim oleh Youngmin-ahjussi?"

"Aku─aku…"

Pelanggan itu akhirnya bangkit dari sofa panjang tempatnya duduk sedari tadi. Dengan sebuah seringai menyeramkan yang menghias wajahnya, ia berjalan mendekati Ryeowook yang kini mulai ketakutan. "J─jangan," Ryeowook melangkah mundur, kini rasa takut itu semakin menerkam dirinya. "K─kumohon...j─jangan, aku bukan pelayan seperti itu." ucap Ryeowook terbata-bata.

Grep!

"Jangan malu-malu, aku tahu namja macam apa kau ini. Namja yang bekerja di klub malam, heh? Sudah pasti kau ini namja murahan!"

"T─to…mmmpphhh!"

Bibir itu mengunci semua suara yang hendak meluncur dari bibir tipis nan mungil milik Ryeowook. Lumatan dan suara basah akan saliva yang saling membasahi dan merembes keluar, membuat suasana di dalam ruang VIP itu terasa panas. Sejujurnya Ryeowook tidak menginginkan hal seperti ini terjadi. Namun pada akhirnya, semua pertahanannya runtuh seiring dengan kenikmatan yang di dapatnya dari kecupan dan cumbuan pelanggannya itu.

Ryeowook juga sebenarnya tak akan mengijinkan siapapun untuk melakukan hal tak senonoh itu padanya. Namun kali ini berbeda, meski sebagian hati dan tubuhnya terasa terasa sakit, namun otaknya tak mampu menghentikan semuanya. Karena kali ini yang tengah menjamahnya adalah─

"Aaahhhnn…Kyuhyun-sshi!" pekikan nikmat Ryeowook menginterupsi Kyuhyun kegiatan Kyuhyun. Namja tampan bersurai ikal kecokelatan itu menyeringai saat ia melihat friksi kenikmatan yang terlukis di wajah mungil Ryeowook.

"Aku tak menyangka kalau kau tahu namaku," desisnya tepat di telinga Ryeowook yang langsung mengundang desah kegelian dari si empunya telinga. Ryeowook tak mampu berkata apa-apa lagi. Tubuh, otak dan hatinya kini telah mati fungsi. Untuk saat ini saja, Ryeowook tak mau memikirkan tentang penyesalan apa yang akan ia dapat. Untuk saat ini saja, ia ingin menyingkirkan fakta bahwa sosok yang tengah menjamahnya ini tak mengenal siapa dirinya. Untuk kali ini saja, biarkan Ryeowook merasakan itu semua.

"Akan kubuat kau mendesahkan namaku malam ini, Sungmin-hyung…!"

Dan untuk kali ini saja…

Biarkan Ryeowook mengacuhkan rasa sakit itu. Rasa sakit saat Kyuhyun, menyebutkan nama orang lain, di saat dirinya tengah merengut sesuatu yang berharga dari Ryeowook.

'Mungkin aku akan menyesal nantinya. Tapi, untuk kali ini saja…biarkan aku memilikimu untuk saat ini saja. Untuk saat ini saja~'

T B C? or End?

Ok, biarlah saya berguling-guling penuh depresi saat ini.

Lol

Entahlah, sekarang2 ini saya cepet banget tertekan.

Entah karena apa.

Mungkin faktor umur yang udah tua kali ya?

*ngaca, perhatiin keriput yang makin nambah*

Jadi ini fanfic selingan diantara fanfic2 saya yang belum bisa di update saat ini.

*nyengir unyu*

Maaf buat readers yang udah nagih2 buat update-an,

Saya ga bisa kasih sekarang.

Untuk fanfic ini,

Terserah kalian readers…

Mau TBC ato di END sampe sini aja.

FYI, ini fic KyuWook pertama saya.

Maaf kalo OOC parah ya.

Soalnya saya biasa buat ChangKyu. Cuma akhir2 ini saya lagi demen2nya sama KyuWook.

Tau gara-gara apa?

Thanks to "STARS LEAD THE WAY"

Reality show-nya SuJu M pas mereka tinggal di Taiwan untuk promo Perfection.

Karena real-show itu ada banyak KyuWook moment!

*mati*

Buat readers yang KyuWook shipper…

WAJIB, KUDU, HARUSnonton tuh real-show^^

Ok, daripada saya makin banyak omong dan A/N saya bakal penuh akan curhatan tentang KyuWook nantinya…

Lebih baik saya akhiri saja dengan

Mind to leave me some REVIEW?

BUT PLEASE BE POLITE!