TAKE CARE MY BABY

Author: Choi Eunkyo

Cast: Cho Kyuhyun || Lee Sungmin (cewek) || Changmin (Baby) || Lee Donghae || Lee Eunhyuk (cewek) || Leeteuk (cewek) || Kangin || And Another Cast.

Gender: Romance || Humor(?) || Family || Drama.

Rate: T

Disclimer: ||Semua pemeran yang ada di fic ini adalah bukan milik atok Suman, tetapi milik tuhan YME, terkecuali Sungmin yang memang milik sah Author *di rajam*||

|| Fic ini terinspirasi dari film mandarin Jackie Chan yang dia menjaga bayi itu loh, ada yang tau gak judul filmnya apa? *babo-nya kumat ._."* dan terinspirasi dari sinetron DOO BE DOO Tapi jalan ceritanya gak seperti yang ada di film, hanya bayinya aja yang Eunkyo masukki ke fic ini, dan selebihnya murni dari ide Eunkyo sendiri ^^ ||

Warning: OOC || Bahasa 'TIDAK BAKU' || Tidak sesuai dengan EYD || Typo berserakan dimana-mana.

DON'T LIKE…

DON'T READ!

Sumary: || Cho Kyuhyun dan Lee sungmin seorang pelajar SMU, bertemu dengan wanita misterius secara tiba-tiba memberikan seorang bayi cowok berumur delapan bulan untuk di rawat oleh mereka berdua. Apakah mereka sanggup membagi waktu antara sekolah dengan merawat bayi? ||

Happy Reading~~~ ^^/

.

.

.

.

.

"Tolong titipkan anakku…. Aku mohon" Ucap seorang wanita yang sedang menggendong seorang bayi.

"Anda siapa?" Kata seorang pria bingung melihat wanita tersebut yang sesekali dia menggoyangkan pelan badannya ke kanan dan ke kiri saat bayinya bergerak gelisah.

"Tolong jaga dia…" Katanya sambil mengelus sayang kening anaknya.

"Mwo? T-tidak bisa, anda tidak bisa menitipkan bayi ini padaku… lagian aku tidak mengenal anda… anda siapa? Ucap pria itu gugup, ingin sekali dia melihat wajah wanita itu karena dia membelakangi cahaya lampu malam sehingga badan bagian depan menjadi gelap, namun pada saat dia berjalan mendekati wanita itu…

"Ku mohon, jaga dia Kyuhyun… aku percaya, kau pasti bisa merawatnya… dan aku tidak akan lama-lama menitipkannya padamu, aku akan kembali untuk mengambil bayiku, secepatnya" Ucap wanita itu tersenyum lembut yang pastinya pria yang bernama Kyuhyun itu tidak bisa melihat senyum lembutnya, di kecup kening bayinya dan wanita itu langsung pergi setelah dia meletakkan bayinya di bangku taman yang menjadi saksi bisu perbincangan di antara mereka berdua, atau bertiga dengan bayi itu.

"K-kau kenal aku? Ya! Anda tidak bisa seenaknya menaruh bayi di situ… Hey! " Ucap Kyuhyun ketika hendak mengejar wanita misteius itu, namun suara tangis bayi itu menghentikan langkanhnya. Langsung saja dia berjalan mendekati bayi malang tersebut, dengan hati-hati di gendongnya bayi itu.

"Ya tuhan.." Kata Kyuhyun lirih, Di peluknya bayi rapuh itu untuk membagi ke hangatan padanya.

.

.

.

.

.

"Andwae!" Teriak pria jangkung yang terbangun dari tidurnya, " Ah, mimpi itu lagi" Desahnya sambil mengusap-ngusap wajahnya.

Di ambilnya segelas air putih yang sengaja di sediakannya di meja samping tempat tidurnya jika kalau di haus. Pada saat dia minum, terdengar suara ketukkan pintu kamarnya .

"Kyuhyun, bangun! Waktunya sekolah" Ucap suara yang di seberang sana yang dia duga adalah umma-nya.

"Ne, umma" Desahnya malas, terdengar suara langkah kaki menjauh dari kamarnya. Di liriknya jam dinding yang tergantung manis di dinding dekat meja belajarnya.

"06.34, ck" di langkahkan kakinya ke arah kamar mandi yang terletak tak jauh dari tempat tidurnya berada.

Sesampainya dia di kamar mandi, di ambilnya sikat gigi dan di oleskan odol di permukaan bulu sikat gigi. Namun pada saat menggosok gigi, dia teringat kembali mimpi yang sama beberapa minggu ini menghantuinya, mimpi yang di mendatangkan seorang wanita yang memohon untuk menitipkan bayi padanya.

"Ku mohon, jaga dia Kyuhyun… aku percaya, kau pasti bisa merawatnya… dan aku tidak akan lama-lama menitipkannya padamu, aku akan kembali untuk mengambil bayiku, secepatnya"

Dan hari ini pun wanita itu muncul lagi ke dalam mimpinya. Dengan beringas di percepatkan menyikat giginya selepas itu Di tanggalkannya baju luar maupun baju dalamnya di lemparkan asal ke arah bak tempat menampung pakaian kotor. Dan berjalan kearah shower, di putarnya keran air hangat shower. "Ah~" Desahnya.

"Kau kenapa Kyuhyun? Sakit?" Kata pria separuh baya itu heran melihat tingkah putra semata wayangnya melihat makanan dengan pandangan kosong. Tidak di pagi ini, tapi di pagi sebelumnya juga demikian.

"Eum? Aniya" Ucap Kyuhyun yang baru tersadar dari lamunan panjangnya.

"Terus kenapa dari tadi sarapanmu tidak di makan? Malah di ubek-ubek begitu?" Kali ini Mrs. Cho yang bertanya, bingung.

"Gwaenchana appa, umma, aku baik-baik saja… ah! Sepertinya aku harus berangkat sekarang, entar Jung seongnim bisa menghukumku habis-habisan kalau aku telat di mata pelajarannya… Annyeong~" Kata Kyuhyun langsung melesat pergi keluar rumah menuju sekolahnya.

"Dasar anak itu" Desah -appa Kyuhyun, dan langsung melanjutkan membaca koran paginya.

"Sudahlah, yeobo~ nih, minumlah" Ucap setelah menyodorkan segelas kopi.

"Jadi apa kamu sudah bilang padanya kalau kita akan pergi ke Jerman untuk proyek itu, hmm?" Kata Mr. Cho di sambil menyeruput kopi-nya.

"Belum, tapi akan aku bilang sepulang sekolahnya" Kata Mrs. Cho bangkit dari kursinya dan mulai mengambil piring dan gelas kotor ke temapt cuci piring.

"Ya sudah, kalau begitu aku berangkat sekarang… tapi jangan lupa beri tau dia kalau kita akan pergi keluar negri untuk waktu yang lama, Arra?" Kata Mr. Cho mulai beranjak dari kursinya dan langsung memeluk istri tercintanya itu.

"Ne, dan hati-hati di jalan" Kata Mrs. Cho, setelah mendapatkan morning kiss-nya Mr. Cho langsung pergi menuju kantornya.

.

.

.

.

.

DUK…

DUK…

DUK…

BUK!

"Pagi umma, pagi appa" Sapa seorang gadis begitu dia sampai di dapur dengan tergopoh-gopoh menenteng tas ranselnya dan jaket tebalnya hampir saja dia terjatuh karena jaket yang dia bawa ujungnya menyentuh lantai tidak sengaja di pijaknya.

"Hati-hati" Ucap Mr. Lee-appa nya langsung memegang bahu anaknya yang kebetulan berada di belakangnya, dan langsung mengambil jaket si anak membawanya ke meja makan dan di letakkannya di bangku tempat biasa anaknya duduk.

"Gomawo, appa" Kata gadis itu setelah itu mengikuti appa ke meja makan.

"Nih, makanlah" Ucap wanita menyerahkan piring berisi sandwich kesukaan anaknya.

"Gomawo umma" Ucap gadis itu dan mengambil piring yang di berikan umma.

"Apa kau siap di hari pertama sekolah barumu, sungmin?" Kata Mr. Lee kepada Sungmin yang kini menatap appa nya sambil menyunggingkan senyuman terbaiknya.

"Pastinya siap donk appa… uhuk!,uhuk!" Ucap Sungmin sambil menepuk-nepuk dadanya karena tersedak mengakibatkan wajah mulus itu mulai agak kemerahan.

"Aigoo~ pelan-pelan Sungmin" Desah Mrs. Lee berjalan ke arahnya dan dengan sigap memberikan segelas susu kepadanya sambil menepuk pelan punggung Sungmin.

"Ah~ habisnya aku kelaparan… karena tadi malam aku tidak makan, karena makananku di makan sama si ikan tengik itu" Kata Sungmin sambil melanjutkan sarapannya.

"Siapa yang kau bilang ikan tengik, eoh?"

DOENG~

Sungmin membeku seketika begitu dia mendegar suara yang begitu familiar baginya, di tatapnya umma-nya untuk memberikan sinyal minta tolong.

"Hayo~ siapa tadi yang kau sebut ikan tengik? Hmm?" Dapat Sungmin rasakan hembusan nafas di tengkuknya.

Sungmin melirik umma-nya untuk memberikan sinyal minta tolong, sedangkan yang di lirik hanya tersenyum lembut ke arah Sungmin.

"E-enggak siapa-siapa kok, Oppa" Ucap Sungmin takut - takut.

"Oh ya? Tadi kau bilang, 'karena tadi malam aku tidak makan, karena makananku di makan sama si ikan tengik itu'… tadi malam ya? Kan tadi malam yang ada di rumah cuman kita berdua, appa dan umma pergi ke pesta keluarganya , pasti yang kau sebut ikan tengik itu… ini kan?" Katanya panjang lebar, sambil menunjuk hidungnya sendiri dan mimik muka yang sengaja di poloskan.

"Uwaah~ Donghae oppa daebak!"

PLETAK!

"Auw! Sakit, ikan tengik rasakan ini" Ringis Sungmin di pegangnya ke[alanya yang terkena jitakan oppa nya dan dia langsung menjambak rambut Donghae dan memutarnya ke depan dan ke belakang.

"Hey! Aku butuh waktu sejam ngebentuk rambut ini, auw! Lepaskan kelinci dungu, sekarang!" Kata Donghae memegang tangan Sungmin yang nyangkut(?) di rambutnya.

"Hentikan!?" Ucap Kata MR. Lee sedikit berteriak yang sedari tadi diam menonton(?) kedua anaknya yang asik bertengkar, kini mulai habis kesabarannya ketika melihat Donghae ikutan menjambak rambut Sungmin.

Langsung saja Donghae dan Sungmin menghentikan aksi jambak-menjambaknya, Donghae langsung melirik Appa nya. "Ckk!" Desisnya dan langsung pergi ke kursinya.

"Ya ampun~ umur kalian sekarang sudah berapa, eoh? Masih saja bertingkah anak kecil" Kata Mrs. Lee geleng kepala.

"Bukan begitu umma~ tapi si ikan tengik ini nih, capek-capek aku masak ramen dan begitu matang tiba-tiba dia datang dan mengambil ramenku dan bilang 'terima kasih, tau aja oppa-mu ini lagi lapar'…" Kata Sungmin mempoutkan bibir plum-nya.

"Yah, kelinci dungu... sebelum kau masak ramen, kau sudah makan dua mangkuk jajjamyeon dan sepotong ayam goreng. Apa itu masih kurang, eoh? Sedangkan aku saja cuman makan kimbab itu pun di kasih dari tetangga sebelah" Kata Donghae menggigit roti sandwichnya dengan kasar.

"Sudalah Donghae… kau ini, macam tidak tau adikmu saja kalau selera makannya melebihi orang kebanyakkan" Kata Mrs. Lee, di lihatnya Sungmin yang menundukkan kepalanya, malu.

"Ckk" Desis Donghae, di liriknya Sungmin yang berada di sampingnya dengan tatapan 'awas kau' sedangkan Sungmin menantang balik tatapan Donghae 'Apa? Kau kira aku takut, eoh?'.

"Donghae, Sungmin dengar… kita ini baru pindah ke Seoul dan tinggal di perumahan ini, appa tidak mau keluarga Lee menjadi buruk karena kalian bertengkar terus, jadi jagalah sikap kalian" Kata Mr. Lee capek dengan tingkah anaknya yang tidak pernah akur sedari kecil.

"Ne, appa… maaf" Ucap Sungmin merasa bersalah, di sikutnya lengan Donghae bermaksud ikutan berminta maaf.

Seakan Mengerti maksud Sungmin Donghae pun menundukkan kepalanya hormat. "Hmm, maaf appa… dan aku harus pergi ke kampus sekarang, Sungmin bukannya kau harus sekolah?, kajja!" Kata Donghae dan beranjak dari kursinya. Setelah menunduk formal kedua orang tuanya Donghae langsung melesat keluar rumah.

"Appa, umma aku pergi annyeong~… yah, oppa… Tunggu!" Kata Sungmin dengan tergesa-gesa memakai jaketnya setelah mencium pipi umma dan appa nya langsung melesat keluar rumah, menyusul Donghae.

"Hati-hati, ne".

"Uh, dinginnya" Kata Sungmin begitu sampai di teras rumahnya, Karena ini musim dingin jadi banyak orang yang keluar rumah memakai baju tebal. Sehingga dapat di rasakan asap putih keluar dari mulut Sungmin langsung di rapatkan jaket tebalnya

Sungmin langsung mendekati mobil tersebut hendak memasuki mobil Marcedes biru begitu mobil tersebut keluar dari bagasi. Tapi sebelum masuk, tidak sengaja Sungmin melihat seorang pria yang baru keluar dari rumahnya yang tepat di depan rumah Sungmin, dapat Sungmin liat di balik jaketnya yang di kenakannya, dia memakai seragam sekolah yang sepertinya dia satu sekolah dengan Sungmin. Sungmin pun tidak memikirkannya dan langsung masuk ke mobil Donghae.

.

.

.

.

"Sudah sampai… ah, aku gugup" Kata Sungmin begitu sampai di sekolah barunya, di remasnya ujung seragam sekolahnya hingga hampir kusut, kebiasaan itu muncul jika dia gugup atau melakukan kesalahan.

"Sudahlah… cepetan turun dari mobilku, keburu telat aku nya" Ucap Donghae sambil mengibas-ngibas tangannya ke arah Sungmin untuk menyuruhnya keluar dari mobilnya.

Entah kenapa rasa gugupnya hilang entah seketika setelah dia mendengar ucapan donghae tadi, di deatglear nya dan turun dari mobil, dan mobil biru itu langsung melesat pergi.

"Ckk, awas saja kalau aku sudah punya mobil sendiri, tidak akan ku biarkan kau menaikinya bahkan menyentuhnya sekalipun, cih! Dalam mimpimu saja ikan tengik" Ancamnya.

"Ilsan Junior High School, hmm" Gumamnya dan di langkahkannya kakinya memasuki sekolah barunya.

Di sapu pandangannya ke seluruh perkarangan sekolah, gedung sekolah yang mencapai lima tingkat dan banyak penghijauan di sana sini, serta ada air mancur di tengah taman sekolah.

"Ruang kepala sekolah di mana ya?" Gumamnya bingung.

setiap pintu yang di lewatinya terus melihat papan nama yang berada di atas pintu.

"laboratorium"

"Seni rupa"

"Perpustakaan"

"Sastra"

"Gym"

"Toilet pria, mwo?" Serunya kaget.

Karena ke asikan(?) mencari ruang kepala sekolah tanpa sadarnya dia sampai di depan toilet cowok, "Ya ampun~" Desahnya.

Pada saat dia balik badan bermaksud untuk pergi dari situ tiba-tiba…

BRUK!

"Auw, appo~" Ringis Sungmin langsung jatuh terduduk karena secara tidak sengaja dia menabrak seseorang.

"Yah, kau mau ngintip ya" Kata seseorang.

Langsung saja Sungmin mendongak ke atas siapa yang seenak jidat menuduh yang enggak-enggak padanya. "Jaga tuh mulut, lagian siapa yang mengintip? Kata Sungmin dan langsung berdiri dari duduknya.

"Kau berdiri di depan toilet cowok… Kalau tidak mengintip, apa lagi? Kata pria tersebut menyunggingkan senyum khasnya.

"Kau… yah, apa yang kau lihat?"Kata Sungmin takut-takut sambil menyilangkan tangannya ke dadanya, di lihatnya pria yang di hadapannya kini menatapnya seperti daging siap santap melihat lekuk tubuhnya dari atas hingga bawah.

"Kau anak baru?" Ucapnya sambil memiringkan kepalanya.

"I-iya…" Kata Sungmin gugup. "Bisakah kau tidak melihatku seperti itu" Lanjutnya.

"Memang kenapa, hmm?" Katanya di dekatinya Sungmin yang mulai menunjukkan ekspresi was-was.

"M-mau apa kau?" Kata sungmin sambil berjalan mundur hingga tak terasa punggungnya menyentuh dinding, begitu wajah pria itu mulai mendekati wajahnya sontak Sungmin mendorong wajahnya dan kabur dari situ.

"Sialan kau! Dasar mesuuum" Makinya sambil terus berlari meninggalkan pria tersebut yang kini menampakkan aura hitam pekat di atas kepalanya sebagai background dan dapat di lihat siku-siku mulai muncul di jidatnya.

"Mwo? Mesum katanya?... yah, Babo,! Aku tuh cuman mau bilang ada remahan roti di sela bibirmu, kenapa kau bilang mesum… Aish, gadis aneh" Katanya langsung masuk ke toilet.

.

.

.

.

.

"Maaf, di situ tempat dudukku" Ucap seorang gadis berkacamata menegur seorang pria yang sedang asik mendengarkan musik menggunakan headset.

Karena tidak ada tanggapan darinya, gadis itupun menggoyangkan bahu pria tadi. "Maaf, tempat yang kau duduki ini adalah tempatku" Ucapnya setelah ada respon dari si pria yang menoleh ke arahnya.

"Mwo? Kau bilang apa tadi?" Katanya sambil melapaskan headsetnya.

Tarik nafas dan hembuskan pelan-pelan, itulah yang di lakukan si gadis berambut coklat ini menghadapi pria tengil di depannya ini. "Kau menduduki tempatku, bisakah kau pindah dan cari kursi yang lain" Katanya.

"Ne? ah, tidak bisa… karena aku duluan yang duduk di sini, lagian siapa suruh kau datangnya lama, eoh?" Katanya acuh di pakainya kembali headsetnya dan tidak peduli gadis yang di sebelahnya mengoceh tak karuan ke arahnya.

"Aish!" Desahnya dan meninggalkan pria itu menuju kursi berada di belakang si pria tadi.

"Hmm" Pria itu tersenyum meremehkan di bukanya buku komik sambil menunggu dosen barunya datang.

.

.

.

.

.

.

"Pagi anak-anak"

"Pagi seosaengnim"

"Hari ini kita kedatangan murid baru" Kata seosaengnim yang baru tiba di kelas.

"Cewek apa cowok saengnim?" Celetuk salah satu murid di sertai anggukan serempak dari seluruh murid.

Terkecuali seorang pria yang duduk berada paling sudut tampak tidak tertarik di pusingkannya psp, benda hitam itu di atas mejanya dan sesekali dia melihat ke luar jendela memandang langit mendung yang mulai menjatuhkan benda putih a.k.a salju ke permukaan tanah dengan pandangan kosong.

"Masuklah" Ucap seosaengnim memberi aba-aba ke anak baru itu untuk masuk ke dalam kelas.

"Owaah"

"Ternyata perempuan"

"Manisnya~" Dan berbagai komentar lainnya yang terucap seluruh kelas begitu anak baru itu memasukki ruang kelas.

"Nah, perkenalkan nama dan asal sekolahmu" Kata seosaenngnim mempersilahkan dia untuk memperkenalkan diri.

"A-annyeonghaseo… perkenalkan nama saya Lee Sungmin, saya berasal dari Toho High School… salam kenal dan mohon kerjasamanya" Kata Sungmin membungkuk formal.

"Toho High School? Kamu dari jepang ya?" Ucap seorang murid perempuan yang terlihat terkejut.

"Ne" Kata Sungmin tersenyum ramah.

"Itukan sekolah ternama se asia" Lanjut murid tadi, Sungmin pun hanya tersenyum saja mendengarnya bingung mau jawab apa.

"Sudah, sudah… nanti saja berbincang-bincangnya… nah Sungmin-shi, kamu bisa duduk di situ, di depan Ryeowook" Unjuk seosaengnim ke arah Ryeowook, murid yang bertanya tadi.

"Ne.. terima kasih" Kata Sungmin, dan berjalan ke arah yang di tunjuk seosaengnim barunya tadi.

"Kim Ryeowook imnida" Ucapnya sambil mengulurkan tangan.

Sungmin pun tersenyum "Lee Sungmin imnida, salam kenal Ryeowook-shi" Ryeowook pun menggeser sedikit badannya memberi ruang untuk Sungmin duduk.

"Terima kasih" Ucap Sungmin langsung duduk.

"Tidak usah seformal gitu, santai saja… dan panggil saja aku Wooki, oke?" Kata Ryeowook terkekeh melihat teman barunya yang terlihat kaku, Sungmin pun menganggukan kepalanya malu.

"Nanti aku akan mengajakmu keliling sekolah, eotthoke?" Ajak Ryeowook, Sungmin yang mendengarnya langsung mengiyakan ajakannya "Ne, aku mau" Ucap Sungmin tersenyum lembut.

"Yah! Ryeowook-shi, Sungmin-shi… sudah saengnim bilang, nanti saja bincang-bincangnya, sekarang waktunya belajar, mengerti?" Kata seongnim yang mulai kesal dengan meraka berdua berbincang saat dia menjelaskan pelajarannya.

"Ne, maaf seosaengmin" Kata Sungmin dan Ryeowook serempak dan setelah itu mereka mendengarkan penjelasan saengnim mereka.

Tanpa di sadari, seorang pria yang berada di belakang mereka sedang melihat mereka berdua, ah tidak, lebih tepatnya dia memperhatikan anak baru yang berada di depannya kini.

"Sungmin, ya… hmm" Gumamnya sambil memandang punggung Sungmin dari belakang.

.

.

.

.

.

Annyeonghaseyo~

Choi Eunkyo imnida

Ini fict pertamaku, gimana?

Kalau ada kesalahan mohon di maklumi ya *bow*

ini masih prolog.

udahan? apa lanjut?

Review please~

Annyeong~