Minna-san ^^/

Kembali lagi dengan Author kece, Amaya XD

Setelah hiatus sebentar (?), amaya kembali dengan Fic hunter-x hunter. Hehehe…

Amaya masih ga tau ini apa ya genrenya? Tapi yang pasti disini Amaya pake Fem Kurapika. Gomen ne kalau ada yang tak suka Kurapika dijadikan cewek. Kalau ga suka, jangan diabaikan ne? tetep baca. Anggap dia laki *plak

Nah, setelah fic pertama kemarin, pasti tau kan kalau fic amaya itu horror XD, penuh keabsurd-an dan mengandung racun geje. Typo yang tak terdeteksi, dan OOC :D

Hunter x hunter Cuma punya om yoshihiro togashi. Mari doakan agar beliau segera selesai dengan semua hal yang membuatnya hiatus :3

Enjoy it ^^

Chapter 1

Mushrom fault (?)

" Bagaimanapun, kurasa ini salahmu." Kuroro memegang batang hidungnya dengan ibu jari dan telunjuknya. Kurapika setengah mendengus setengah tersenyum menoleh kearah Kuroro.

" Ha! Kalau begitu, jelaskan dimana salahku." Balas Kurapika sarkastik.

" Kau yang menarikku." Kini mata Kurapika memicing.

" Dan kau yang mengeluarkan skill anehmu itu. Jadi, kalau kau bisa membuat kita berada disini sekarang, kenapa kau tidak membuka dimensi itu lagi dan mengembalikan kita ketempat semula?" Oceh Kurapika. Kuroro mengeluarkan bandit secretnya dan melambaikan tangannya kearah Kurapika. Memberi isyarat agar Kurapika mendekat. Kurapika mengangkat alisnya dan berjalan mendekati Kuroro. Kemudian ia mengikuti telunjuk Kuroro yang tengah menunjuk pada lembaran sebelah kanan dibuku yang sedang dipegangnya itu. Sedetik kemudian matanya terbelalak.

" Hhh.. bagus sekali! Benar-benar keahlian yang sangat berguna." Gumam Kurapika sambil melirik Kuroro. Kuroro hanya mengangkat bahunya. Skill yang baru saja digunakannya – saat tengah melawan Kurapika- adalah skill yang ia dapat ( ) dari seorang gadis bernama sheilla. Skill bernama ' transport gate' itu adalah skill yang mampu memindahkan seseorang ke tempat yang berjarak sangat jauh dari tempat asal digunakannya skill itu. Sayangnya, skill itu tidak bisa memindahkan orang yang sama sampai batas waktu yang ditentukan. Dan menurut apa yang dibaca Kurapika tadi, batas waktunya adalah dua purnama.

" Jadi, dimana kita sekarang?" Tanya Kurapika. Matanya melihat sekeliling. Entah kenapa ia merasa pernah berada ditempat ini sebelumnya. Tapi.. kapan?

" Entahlah." Jawab Kuroro. Kurapika berbalik dan menatapnya heran.

" Bukankah kau yang memindahkan? Kenapa kau tak tau tujuannya kalau begitu?" Kuroro meliriknya sekilas, kemudian kembali melihat buku skillnya.

" Aku tidak sempat berfikir tempat yang bagus untuk mengirimmu. Jadi aku hanya memberikan perintah untuk melemparmu ketempat dengan jarak perjalanan satu tahun jika berjalan kaki dari tempat kita tadi."Jawabnya tenang. Kurapika menoleh mendengar penjelasan Kuroro.

" Oh? Harusnya kau bilang saja dasar palung laut jika kau ingin langsung membunuhku." Jawab Kurapika. Entah ia sedang berusaha mengejek Kuroro atau benar-benar memberikan usul, Kuroro tidak bisa menebaknya.

" Terimakasih. Lain kali akan kuingat itu." Jawab Kuroro. Kurapika menoleh dan mendengus kesal. Kemudian Kuroro melihat sekelilingnya dan seperti baru menyadari dimana mereka tersesat. Hamparan padang rumput yang luas disiang hari. Panas namun berangin sepoi.

" Kurasa, kita harus bergerak sekarang." Gumam Kuroro. Kurapika menoleh. Menatap Kuroro dengan tatapan aneh.

" Apa?" Tanya Kuroro.

" Kita?" Kurapika balik bertanya. Kuroro menghela nafas. Mengerti arah pembicaraan ini.

" Ya. Kita. Terlalu berbahaya jika kita berpencar ditempat asing seperti ini." Jawab Kuroro.

" Wah.. aku tak tau kau takut berjalan sendirian. Atau kau mulai mengkhawatirkanku? Tenang saja, memang tidak aman berjalan sendirian ditempat sepi bagi wanita. Sayangnya, aku laki-laki. Kuingatkan itu." Ujar Kurapika.

" Kau tidak tau bagaimana rasanya menapakkan kaki ditempat baru. Tidak semua tempat itu aman."

" Maaf? Kau berkata aku tak punya pengalaman sedikitpun dengan menjelajahi tempat yang belum pernah kukunjungi? Setelah kau membantai habis warga Kuruta? Hah! Kau bercanda!" Kurapika menggeleng-gelengkan kepalanya. Kuroro terdiam mendengarnya. Kurapika mengucapkan itu seolah ia sudah melupakannya. Namun Kuroro tau, Kurapika hanya sedang menahan emosinya sendiri. Tentu saja, dengan sangat susah payah.

" Baiklah, mungkin kau sudah berpengalaman. Tapi, kau tetap pergi bersamaku." Jawab Kuroro sambil kembali mengeluarkan buku skillnya. Kurapika tersenyum sinis. Sama sekali tak menyadari apa yang dilakukan Kuroro.

" Kurasa aku tak butuh izinmu untuk menentukan kemana dan dengan siapa aku harus..-" Seketika Kurapika merasakan perutnya berputar. Pandangannya perlahan mengabur. Detik kemudian, ia hanya bisa melihat warna coklat kusam yang menaungi tubuhnya. Bukan. Lebih tepatnya, membungkus tubuhnya.

" KUROROOO!" Teriak Kurapika.

Kuroro berjalan pelan dan membungkukkan badannya. Diambilnya bungkusan kecil berwarna coklat yang tergeletak tak tenang di tanah. Kuroro bisa mendengar berbagai sumpah serapah dari bungkusan tersebut.

" Hhh… setidaknya dengan begini kau akan menurutiku. Meskipun ini akan sulit." Kuroro meletakkan bungkus kain itu disaku bajunya. Sedang tanagn kanannya terus memegang bandit secretnya dengan keadaan terbuka. Dengan begitu, fun-fun cloth yang tengah membungkus tubuh Kurapika tidak akan menghilang.

((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((

Hutan itu berkabut. Kuroro memicingkan matanya. Kakinya mulai melangkah masuk kedalam hutan tersebut. Kemudian ia mendongak dan mendapati langit sudah mulai menggelap. Ia mendesah pelan. Bagaimanapun, berjalan tak tentu arah bukanlah hal yang menyenangkan. Kuroro memasukkan sebelah tangannya kedalam saku dan mendapati fun-fun clothnya sudah tak berisik.

"Mungkin ia sudah lelah." Kuroro tersenyum kecil mengingat sumpah serapah yang dilontarkan Kurapika padanya. Tepat saat itu, ia merasa kakinya menginjak sesuatu yang lembek. Segera saja kabut didepannya perlahan berganti dengan asap berwarna ungu. Kuroro yang menyadari perubahan suasana segera menutup hidungnya.

" Gas? Beracun? Sial!" Kuroro bergegas melangkahkan kakinya meninggalkan tempatnya. Langkahnya yang lebar bergerak cepat. Tak lagi mempedulikan ranting-ranting yang menggores wajahnya. Dan jelas tak menyadari bungkusan coklat yang melompat keluar dari saku jubahnya.

)))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))

Sungai itu beriak kecil saat arusnya menabrak bebatuan ditengah. Dari pinggir, terlihat ikan-ikan yang berenang hilir mudik. Sesekali mereka melompat rendah untuk menangkap serangga kecil yang berterbangan diatas air. Kuroro mengamati ikan-ikan itu dalam diam. Kemudian ia menyenderkan punggungnya di sebuah batu besar dibelakangnya. Kuroro mengedarkan pandangannya. Menyadari bahwa langit sudah mulai gelap sepenuhnya. Bintang-bintang bertaburan. Memberi cahaya kepada bulan untuk menyalurkannya diatas bumi. Kuroro tersenyum tipis dan memasukkan tangannya ke saku jubahnya. Merasa bahwa inilah waktu yang tepat untuk mengeluarkan Kurapika dari fun-fun clothnya. Namun detik berikutnya, kening Kuroro berkerut samar. Ia meraba bagian kantongnya. Kemudian ia mencoba keberuntungannya disaku baju lainnya. Namun nihil . Tangannya tidak dapat menemukan fun cloth berisi Kurapika. Kuroro mendesah pelan sebelum akhirnya berdiri dan memandang hutan yang gelap.

" Hmm.. dia tidak akan suka ini. kuharap fun-fun cloth tidak dapat ditembus oleh gas beracun itu." Kuroro mulai melompat memasuki hutan. Kegelapan tidak dapat menghalangi pandangannya. Pekerjaannya selama ini bersama Ryodan membuatnya sangat ahli melihat dalam kegelapan. Kuroro menyapukan pandangannya ke semua arah sementara kakinya terus melangkah. Kemudian ia menghentikan langkahnya saat melihat ribuan jamur yang bercahaya. Kuroro sedikit menyipitkan matanya. Tidak bisa. Ia tidak bisa menemukannya. Jamur-jamur itu terlalu menyilaukan matanya. Kuroro berfikir sejenak. Kemudian ia melihat kearah bandit secretnya. Ia membuka-buka halamannya dan menemukan ability yang dicarinya. Kuroro merentangkan tangannya yang lain. Dalam kedipan mata, Kuroro kini sudah memegang sebuah pemantik. Kuroro menekan pemantiknya.

" Noxi Light." Gumamnya. Kemudian cahaya dari jamur itu melayang mendekati Kuroro. Bercampu dengan cahaya pemantik milik Kuroro, kemudian menghilang. Noxi Light adalah kemampuan yang digunakan untuk menyerap cahaya. Setlah cahaya jamur itu menghilang, hutan itu kembali gelap gulita. Kuroro tidak segera melangkahkan kakinya. Ia berdiam diri sejenak untuk membiasakan matanya. Penerangan yang sangat dari jamur tadi benar-benar membuat matanya tak bisa melihat dengan jelas. Beberapa menit kemudian, barulah ia bisa melihat jalan didepannya yang dipenuhi dengan jamur. Kakinya mulai melangkah. Menyusuri jalanan berhiaskan jamur yang terlihat menggemaskan namun tentu saja mematikan! Beberapa langkah kemudian, ia menghentikan perjalanannya. Kuroro membungkuk dan meraih bungkusan kecil yang tergeletak di tanah. Kuroro memasukkannya kedalam kantong dan bergegas keluar dari hutan. Mengeluarkan Kurapika yang terkurung di dalam sana saat masih berada diantara jamur beracun bukanlah pilihan yang tepat. Kuroro bisa membayangkan pemuda itu akan merusak jamur di kakinya dan menyebabkan keduanya terperangkap di dalam gas beracun itu. Kuroro melompat melewati semak belukar. Kemudian, ia mendaratkan kakinya di bebatuan. Kuroro meraih Fun-fun cloth di kantongnya dan segera membukanya. Kuroro sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi kemarahan Kurapika. Fun-fun cloth mulai membesar dan mengeluaran isinya. Kemudian jubbah kecoklatan itupun menghilang. Kuroro bisa melihat sosok pemuda itu didalamnya. Pemuda? Kuroro menyipitkan matanya. Bukan. Itu bukan Kurapika. Sosok itu berambut pirang sama seperti Kurapika. Tapi rambut yang awalnya pendek itu kini berganti dengan rambut sepanjang pinggang yang menjuntai indah dibawah sinar purnama. Jadi, sudah pasti itu bukan Kurapika. Gadis dihadapannya menoleh kearah Kuroro dengan tatapan datar. Sangat datar. Kuroro menunggu. Menunggu apa yang akan dikatakan gadis itu. Namun, bukan kalimat yang didapatnya, Kuroro merasa perutnya dihantam sesuatu yang amat berat. Kemudian ia baru sadar bahwa ia sudah melayang dan mendarat dengan keras diatas bebatuan. Kuroro memejamkan matanya dan segera bangkit. Kuroro melihat gadis itu berdiri menghadap kearahnya. Tangan kanannya menjulur dan sebuah rantai menari-nari bagaikan ular di jari manisnya. Kuroro melebarkan matanya saat otaknya mulai menguak identitas gadis didepannya.

" Kisama…. Kau… memang tidak dapat dipercaya!" Hardik Kurapika. Kuroro mengerjapkan matanya melihat Kurapika. Tapi kali ini, bukan penampilan Kurapika yang membuatnya nampak bingung. Oh, tentu saja bukan! Yang jelas, Kuroro sangat tau bahwa ada yang salah dengan Kurapika didepannya.

TBC

Bagaimana? Ini awal yang horror bukan? ^^

Tetap kasih semangat author yaaaaa lewat Kritik, saran, maupun surat cinta*plak

Jaa semoga menghibur ^^

Jangan lupa: baca, hayati, dan review XD