Siapa sih yang tidak menganggap hari ulangtahun itu menyenangkan? Gadis bersurai pirang dengan iris aquamarine bernama Yamanaka Ino adalah salah satunya. Apalagi kalau besok ulangtahunnya Shikamaru. Masih segar diingatannya tahun lalu ia membuat surprise besar untuk Shikamaru. Semua teman seangkatannya ia undang ke tepi Hutan Nara yang sudah ditatanya khas dekorasi ulangtahun, lengkap dengan balon warna-warni hampir di setiap batang pohon. Dan jerih payah itu berakhir dengan kaburnya Shikamaru, Chouji dan dirinya sendiri ke dalam hutan.
Pagi ini, pukul 6 lebih 5 menit, Ino dan Chouji duduk berhadapan di kantin yang lenggang. Mereka berencana untuk mendiskusikan hadiah apa yang akan mereka -dirinya- berikan untuk Shikamaru. Kalau Chouji sih, sudah menentukan hadiahnya dari seminggu yang lalu. Apalagi kalau bukan 'kripik kentang rasa limited edition'-nya?
"Chou~ berikan aku ide! Aku enggak pingin hadiahku berakhir sia-sia seperti tahun lalu," rengek Ino.
Chouji dengan cueknya berbicara sembari memakan kripik kentangnya, "Kau ingin memberikan yang seperti apa?"
Ino menyentuhkan jari telunjuk dengan ujung dagunya, "Yang enggak ribet, sederhana, berkesan, dan yang terpenting... MURAH!"
"Sederhana?" Ulang Chouji, "Seperti bukan dirimu saja. Lebih mirip seperti...-"
"Seperti siapa? Shikamaru? Khusus untuk sweetseventeen-nya, aku akan memberi barang yang sesuai dengan style miliknya. Enggak salah 'kan?"
Chouji menganggukkan kepalanya, "Umm... Ikat rambut baru gimana?"
Ino menjentikkan jarinya serayaa tersenyum lebar, "Iya juga! Seingaatku ikat rambutnya sudah mengeluarkan bau busuk! Haha, sankyuu Chou~"
Sebelum Shikamaru datang dan memergoki mereka, Chouji dan Ino memutuskan untuk beranjak dari Kantin yang lenggang itu.
Dalam date-nya dengan Shimura Sai tadi siang, Ino menyempatkan diri untuk membeli benang wol berwarna hitam dan hijau lumut beserta jarum rajutnya.
Setelah mandi dan mengganti pakaiannya, Ino mendudukkan tubuhnya di bangku meja belajarnya. Surai blonde panjangnya ia ikat ponytail agar tidak mengganggu. Dan dengan berbekal buku panduan merajut dari sahabat indigonya, Ino memulai aksinya untuk pertama kali dalam sejarahnya.
Ia berencana membuat ikat rambut dengan warna dasar hitam. Di tengahnya terdapat lambang keluarga Nara dengan warna hijau lumut. Ino tahu bahwa hasilnya mungkin tidak akan serapi dan seindah hasil rajutan ibu Shikamaru. Berpedoman pada prinsip 'yang penting sudah berusaha'-nya, Ino memantapkan tekadnya...
Pukul 11 lebih 43 menit, ikat rambut berlebar sekitar 5 cm itu berhasil dibuatnya. Sesuai dugaannya sih, hasilnya sangat berantakan. Namun mengabaikan fakta tersebut, Ino membungkusnya sembari mendumel, "Awas saja kalau Shika bilang jelek!"
Seraya menahan kantuk, Ino membuka e-mail dari ponselnya dan mendapati beberapa e-mail dari kekasihnya. Ia membuka e-mail terakhir dari Sai.
.
Receive at 10.08 p.m.
From Sai-koi
Sdh tdur? Jgan tdur malm2 ({})
.
Have been sended at 11.55 p.m.
To Sai-koi
Sbb, ini mo bobox ko~ nite :*
.
Receive at 11.57 p.m.
From Sai-koii
Nite~ :*
Have been sended at 11.59 p.m.
To Shika
Happi Basude! Wish u all the best n mkin cynx ma q n Chou ya!
.
Ino berbaring di atas tempat tidurnya. Seulas lengkung lebar melekat di wajahnya. Di benaknya terbayang bagaimana lengkung yang sama sepertinya akan didapatinya terukir di wajah Shikamaru.
Beberapa menit kemudian, ia melirik jam beker di atas meja belajarnya. Tertera di sana pukul 0 lebih 4 menit. Namun belum jua didapatinya e-mail balasan dari Shikamaru. Setelah menghela nafasnya, ia kembali berbaring seraya berimajinasi.
4 jam pertama di tanggal 22 September itu dihabiskan Ino dengan membaca novel demi menahan kantuk. Namun tepat pada jam ke-4, ia tertidur dan bangun kesiangan.
Saat ini, di jam kosong, Ino dengan kesal mengambil bungkusan yang tadi malam dibuatnya dan melangkah menuju meja Shikamaru yang belum sepenuhnya tersadar dari alam mimpi.
"Ini buatmu! Otanjoubi omedetou. Terima kasih telah membuatku terlambat hari ini," Ino berbalik tanpa mengucapkan sepatah kata lagi. Menyisakan tanda tanya untuk Shikamaru.
Dilihatnya Ino yang berjalan keluar dari kelas dengan Sai. Wajahnya masih saja ditekuk. Membuatnya semakin penasaran. Dan setelahnya, Shikamaru melirik bungkusan yang berada di atas mejanya.
'Ini milikku?' Seketika itu teringatlah tanggal dan hari apa saat ini.
Dibukanya bingkisan itu. Disana terdapat sebuah 'ikat rambut rajutan' yang sangat tidak rapi dan sepucuk surat.
Shika, otanjoubi omedetou ne? Kali ini atas saran Chouji aku memberimu ikat rambut. Lagipula, aku sudah mencium bau busuk dari ikat rambut lamamu :p
.
with love,
Ino
Shikamaru kemudian mengecek inbox e-mail yang belum sempat dibukanya. Dan e-mail Ino adalah yang pertama sebelum e-mail Temari. Yah, kalau begini pantas saja sahabatnya itu marah. Ino selalu sensitif soal hal berbau ulangtahun. Terlebih ini yang disebut dengan sweetseventeen. Sejak pertama kali mendengar kata tersebut terucap dari bibir kakak sepupunya, Ino sangat menantikan hari itu.
Shikamaru kembali melihat ikat rambut aneh dari Ino. Mana ada ikat rambut dari wol? Wol 'kan tidak elastis... Mana bisa digunakan untuk mengikat rambutnya? Pikir pemuda itu.
Tanpa mengalihkan pandangannya, Shikamaru berpikir. Jika hari ini ulangtahun Shikamaru, sudah pasti esok merupakan ulangtahun Ino. Artinya Ino pasti mengharapkan perlakuan istimewa darinya agar ia dimaafkan. Tahu sendiri 'kan, Ino selalu sensitif dengan hal-hal yang dianggapnya berarti, dan mudah sekali luluh dengan perlakuan istimewa dari semua orang. Hingga akhirnya, Shikamaru menepis pikiran-pikiran itu dan pergi mencari Hinata.
Sore itu dilewati Shikamaru dengan Temari. Mereka mengadakan candlelightdinner di salah satu restaurant terkemuka di Jepang. Dan tentu saja acara itu merupakan usul Temari. Kalian tidak berharap Shikamaru tiba-tiba menjadi romantis bukan?
"Hei, kudengar kau sedang marahan dengan Ino?" Tanya Temari.
Shikamaru tersenyum kecut, "Aku lupa hari ini hari ulangtahunku. Dia enggak tidur semalaman menunggu balasan e-mail dariku."
Temari mengangkay alisnya, "Dia mengucapkan habidei ke kamu tepat tengah malam? Dan, gimana bisa ada orang yang melupakan hari ulangtahunnya sendiri?"
"Begitulah."
"Lalu... Tadi kata Naruto kau mencari Hinata? Naruto sampai mengira kau akan selingkuh dengan Hinata tahu!"
"Hn? Aku meminta Hinata membenahi rajutan Ino. Buatan Ino sangat hancur."
Temari menampakkan wajauh terkejut yang dibuat-buat, "Hontou ni?" Lalu memasang seringai jahil, "Lebih hancur mana dibandingkan dengan wajahmu, S-H-I-K-A-M-A-R-U? Hahaha."
Shikamaru mendengus, "Candaanmu benar-benar enggak lucu, Temari."
Temari hanya mengangkat bahunya, "Sekedar untuk mencairkan suasana, kau tahu?"
"Aku tahu."
"Tahu apa?"
"Kalau kau tak mungkin memiliki selera humor."
"APA KAU BILANG?"
"Hh~ perempuan memang merepotkan..."
"SHIKAMARUUUUU!"
"Ittai, ittai, jangan tarik telingaku di tempat umum!"
"URUSAI!"
"IYA! IYA! AMPUN!"
Yah, setidaknya hari ini tidak berakhir tragis untuk Shikamaru. Masih ada moment bagus yang bisa Shikamaru kenang dari tanggal 22 September ini. Kencannya dengan Temari, tentu saja.
-Shikamaru's BD-end-
A/N: Hai minna! Ren kambek ^^. Fic ini untuk hadiah ultahnya Shika-kun. Otanjoubi omedetou ne... Fic ini twoshot. Lanjutannya bakal Ren publish besok. Ah, Ren mau ngucapin: Otanjoubi Omedetou, Shika-kun! :3
Sumpah, fic ini sebenernya udah kelar dari minggu lalu. Dan Ren publish disela-sela belajar ulangan Ren yang numpuk :')
And the last, mind to review?
